OVERVIEW : PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT) Oleh Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fak. Pertanian Univ. Brawijaya
Apakah PHT itu itu?? Hakekat PHT PHT merupakan suatu cara pendekatan atau cara berpikir tentang pengelolaan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Management vs Control Management (pengelolaan) Kegiatan jangka panjang yang bertujuan untuk pencegahan kerusakan tanaman yang ditimbulkan oleh OPT. Managemen lebih difokuskan menjaga populasi OPT tetap rendah Control (pengendalian) Kegiatan jangka pendek yang fokusnya lebih kepada mematikan OPT
Elemen Dasar PHT/ Unsur PHT Empat unsur PHT 1. Pengendalian Alamiah memahami faktor-faktor yang mempengaruhi populasi hama 2. AE (Ambang Ekonomi) dan TKE (Tingkat Kerusakan Ekonomi) untuk mengetahui kapan pengendalian dilakukan 3. Monitoring (Teknik Sampling) mengamati secara berkala populasi hama dan musuh alaminya 4. Biologi dan ekologi untuk tanaman, musuh alami, dan hama
Konsep PHT 1. Pemahaman terhadap Agroekosistem 2. Perencanaan terhadap Agroekosistem 3. Pertimbangan Rasio Biaya/Keuntungan dan Keuntungan/Resiko 4. Toleransi terhadap Populasi Hama 5. Mensisakan Populasi Hama 6. Saat Aplikasi (timing of treatment) 7. Dimengerti dan Diterima Masyarakat
Cara Pandang thd OPT? Dalam mengatasi persoalan hama orang cenderung melakukan pendekatan dengan memandang hama (serangga serangga,, gulma dan patogen patogen)) sbg masalah masalah, drpd sbg indikator ketidaksehatan agroekosistem Cara pandang demikian merupakan perilaku yang sangat menyederhanakan dan mendorong pada tindakan tindakan:: penyelesaian masalah hama yang baik adalah dengan membunuh atau mematikan mematikan
Cara Pandang thd OPT? PERMASALAHAN HAMA DAN PENYAKIT Indikator AGROEKOSISTEM TIDAK SEHAT
Filosofi PHT Setiap bagian dalam lingkungan berkaitan erat dengan setiap bagian lainnya lainnya,, termasuk manusia Apa yang terjadi pada satu bagian dari sistem atau lingkungan akan mempengaruhi bagian bagian-bagian lain dari sistem atau lingkungan tersebut
Prinsip PHT Budidaya tanaman sehat, karena merupakan dasar dari pencapaian hasil produksi yang tinggi dan selain itu tanaman akan tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Pelestarian dan pendayagunaan peran musuh alami, karena bekerjanya musuh alami mampu menekan populasi OPT dalam batas keseimbangan yang tidak merugikan. Pemantauan lahan secara rutin, karena populasi OPT dan musuh alaminya akan selalu berubah mengikuti keadaan agroekosistem yang cenderung berubah dan terus berkembang sehingga informasi yang terkumpul tidak terlambat bagi pengambilan keputusan pengendalian. Petani sebagai manager di lahannya, karena pengambilan keputusan dan berhasil tidaknya usaha tani sepenuhnya ada ditangan petani
Operasional PHT Penerapan PHT secara operasional mencakup upaya secara 1. Preemtif/Proaktif (tindakan pencegahan) upaya pengendalian yang didasarkan pada informasi dan pengalaman status OPT waktu sebelumnya. Upaya ini mencakup penentuan pola tanam, penentuan varietas, penentuan waktu tanam, keserentakan tanam, pemupukan, pengairan, jarak tanam, penyiangan, penggunaan antagonis dan budidaya lainnya untuk menciptakan budidaya tanaman sehat. 2. Responsif/Reaktif (tindakan pengendalian) upaya pengendalian yang didasarkan pada informasi status OPT dan faktor yang berpengaruh pada musim yang sedang berlangsung, serta pertimbangan biaya manfaat dari tindakan yang perlu dilakukan. Upaya ini antara lain seperti penggunaan musuh alami, pestisida nabati, pengendalian mekanis, atraktan dan pestisida kimia
Pengendalian Preemtif Responsif Karantina Hayati Kimia (untuk serangga) Genetik Varietas resisten Fisik - mekanik
Pengelolaan OPT FAKTOR KUNCI PENGELOLAAN OPT Menciptakan keragaman hayati baik di dalam tanah maupun di atas permukaan tanah
MANAJEMEN AGROEKOSISTEM Manajemen (pengelolaan) mempunyai fungsi untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengawasi.. Manajemen Agroekosistem perlu dilihat sebagai proses pengaturan kegiatan dalam ekosistem pertanian yang disesuaikan dengan fungsi-fungsi manajemen. Setiap pekerjaan dalam ekosistem pertanian, dilaksanakan dengan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan monitoring atau pengawasan yang tepat dan terarah
The effects of agroecosystem management and associated cultural practices on the biodiversity and natural enemies and the abundance of insect pests
Konsep Agroekosistem Ekosistem pertanian, atau yang disebut agroekosistem, merupakan sistem ekologi yang terdapat di daerah pertanian yang memberikan kesempatan luas untuk terjadinya interaksi jangka panjang diantara organisme dengan lingkungan abiotiknya. Konsep ekosistem menekankan hubungan dan saling ketergantungan yang tetap antara faktorfaktorfaktor biotik dan abiotik di setiap lingkungan
Konsep Agroekosistem Agroekosistem merupakan bentuk dari perubahan ekosistem yang menuju kepada penyederhanaan struktur komunitas (cenderung monokultur) hal ini berakibat seringnya terjadinya ledakan OPT Masalah OPT timbul karena kombinasi faktorfaktor lingkungan yang mendukung pertumbuhan populasi OPT sebagai akibat adanya berbagai perubahan yang terjadi di dalam dan di luar ekosistem
Konsep Agroekosistem Pengetahuan ekologis tentang OPT, lingkungan yang dikelola, dan pengaruh pengendalian OPT terhadap lingkungan, tentunya akan mendukung keberhasilan suatu program pengendalian
TANAMAN FAKTOR LINGKUNGAN FAKTOR BIOTIK TANAH FAKTOR KIMIA TANAH FAKTOR FISIK TANAH
FAKTOR TANAMAN FAKTOR BINATANG FAKTOR BIOTIK SUHU KELEMBABAN LINGKUNGAN FAKTOR CUACA CURAH HUJAN FAKTOR FISIK ANGIN CAHAYA MATAHARI FAKTOR IKLIM FAKTOR BIOTIK TANAH FAKTOR KIMIA TANAH FAKTOR FISIK TANAH TANAH
KONSEP Kehidupan di atas bumi ditopang oleh suatu sistem ekologis bawah tanah yang kompleks, jaring jaring--jaring makanan dalam tanah Melalui ketidak ketidak--tahuan tahuan,, kita telah mengganggu jaring jaring-jaring makanan makanan,, khususnya bertani dan berkebun dengan metoda yang salah Kita dapat mengembalikan kesehatan jaring jaring--jaring makanan melalui perbaikan biologi tanah
DI ATAS PERMUKAAN TANAMAN GULMA AKAR GANGGANG LICHENES BAKTERI HERBIVOR DI PERMUKAAN TANAH BURUNG DI BAWAH PERMUKAAN HAMA DAN PENYAKIT NEMATODA DAN SERANGGA PEMAKAN AKAR JAMUR BAKTERI MUTUALISTIS JAMUR MICORIZA BAKTERI FIKSASI N BAHAN ORGANIK KARNIVOR KARNIVOR TINGKAT TINGGI DEKOMPOSER JAMUR BAKTERI SHREDDERS ORGANISME KONSUMER BERFOTOSINTESIS PRIMER NEMATODA OMNIFOR PEMAKAN JAMUR CENTIPEDES NEMATODA TUNGAU PEMAKAN BAKTERI NEMATODA PROTOZOA CILLATES AMOEBA FLAGELLATA ENCHYTRAELDS KONSUMER SEKUNDER CACING TANAH MILIPEDES NEMATODA PREDATOR TUNGAU PREDATOR KONSUMER TERSIER TIKUS KUMBANG DAN LABA-LABA PREDATOR PADA SERANGGA KONSUMER TINGKAT TINGGI
Interaction of soil and pest management practices used by farmers, some of which may result in synergism leading to healthy and productive crops