PERAN PEMBINA PRAMUKA DALAM MENINGKATAKAN PARTISIPASI PENGGALANG DI LINGKUNGAN GUDEP KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
RENDANYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PROGRAM KEGIATAN PKBM DI DESA SIRNARAJA KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG

Sri Teti Setiawati Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

PENTINGNYA PENYULUHAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TPA AL HIDAYAH KELURAHAN UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang secara merata dan menyeluruh, dengan tujuan

PUPU PUJIAWATI NINGRUM yahoo.co.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) ABSTRAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

Penerapan Disiplin Oleh Lembaga Kursus Menjahit Pondok Busana Modiste Menurut Warga Belajar

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

PERANAN TUTOR DALAM MENINGKATKAN MINAT WARGA BELAJAR PADA KELOMPOK BELAJAR PAKET B

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode tryout atau uji coba sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Ulasan terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan pada Bab IV. akhirnya menghasilkan sejumlah kesimpulan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 230 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menumbuh kembangkan potensi dan bakat manusia, pendidikan dipandang

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.

BAB I PENDAHULUAN. di jalan raya, hilangnya rasa sopan santun, minum-minuman. dengan menggunakan pembelajaran di kelas, penanaman nilai-nilai positif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KARYAWANGI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT CAHYATI NINGSIH NIM.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang masih melaksanakan

Pramuka Sebagai Wadah Pendidikan Berkarakter Bagi Generasi Muda Bangsa ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. 1.1 Latar Belakang Organisasi Dharma Wanita Persatuan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha pendidik untuk memimpin anak didik secara

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM KURSUS BAHASA INGGRIS DI LESSON FOR LIFEBANDUNG. Yunsi Wiranty Arloy. STKIP Siliwangi Bandung

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

Partono 1 Tri Minarni 2

PENGARUH KEGIATAN EKSTRA KURIKULER PRAMUKA TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR IPS SISWA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

ALIF MUHLIS NIM ABSTRAK

PERANAN KOPERASI GURU DAN KARYAWAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA ( Studi Kasus di Koperasi SMA Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Dan Pendidikan Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan

PENGARUH PENGAWASAN KENDARAAN BERMOTOR DI TERMINAL TERHADAP DISIPLIN AWAK DAN PENGUSAHA ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia. Hal ini akan terus berubah seiring dengan perubahan yang

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

LAPORAN RENCANA TINDAK LANJUT KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR P2PNFI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI I STABAT TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya. Maka upaya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

Transkripsi:

PERAN PEMBINA PRAMUKA DALAM MENINGKATAKAN PARTISIPASI PENGGALANG DI LINGKUNGAN GUDEP KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT ENDANG HIDAYAT Email: endanghidayat315@yahoo.com Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi ABSTRAK Perumusan masalah dalam hal ini berjudul Peran Pembina Pramuka Dalam Meningkatkan Partisipasi Penggalang Di Lingkungan Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini ialah : (1). Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan kegiatan pramuka di Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat dan (2). data tentang partisipasi anggota pramuka dalam pelaksanaan kegiatan pramuka. Adapun pertanyaan dalam penelitian ini adalah : (1). Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan pramuka di Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat? (2). Bagaimana partisipasi anggota pramuka di Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat? Kata kunci : Peran Pembina Pramuka PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kepramukaan merupakan pelengkap pendidikan di sekolah dan pendidikan dalam keluarga, dengan demikian kegiatan kepramukaan harus mampu mewadahi dan mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi pada kedua pusat pendidikan tersebut. Pendidikan dalam gerakan pramuka dilaksanakan lewat kepramukaan untuk mencapai tujuannya, yaitu proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakkukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak. disebutkan dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 bahwa : Pendidikan Noformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. 2. Indentifikasi Masalah Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan, maka kiranya dapat diidentifikasikan sebagai berikut : a. Kurangnya pembina yang mengikuti pelatihan pada saat diadakannya kegiatan perencanaan (Musyawarah Kwaran). b. Banyaknya pembina Pramuka yang kurang aktif aktif memberikan sumbang saran dan pemikiran dalam kegiatan perencanaan di lingkungan Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. 3. Perumusan Masalah Dari identifikasi masalah tersebut penulis dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Peran Pembina Pramuka Dalam Meningkatkan Disiplin Anggota Di Lingkungan Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. 4. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang di rencanakan tentu mempunyai tujuan, demikian juga dengan kegiatan yang peulis lakukan.adapun tujuan penilitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan kegiatan Pramuka di Gudep Kecamatan Cieundeuy Kabupaten Bandung. b. Untuk mengungkap data tentang partisipasi anggota Pramuka dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka Anggapan Dasar. 5. Populasi dan Sampel Penelitian Dalam penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah para anggota Pramuka yang berjumlah 100 orang anggota Pramuka di lingkungan Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 orang (di bulatkan). KAJIAN TEORI DAN METODE 1. Pengertian Disiplin Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau

tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.(http//starawaji:wordpress.com) Displin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. (Kwarcab Kab Bandung Barat,2011). 2. Macam Macam Kedisiplinan Menurut (http//starawaji:wordpress.com) bahwa disiplin di bagi menjadi : 1. Disiplin dalam menggunakan waktu, maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik. 2. Disiplin dalam Masyarakat. 3. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 3. Pelaksanaan Kegiatan Kepramukaan di Sekolah a. Pengertian Pramuka Gerakan Pramuka yang nama lengkapnya adalah gerakan pendidikan kepanduan Praja Muda Karana, disingkat dengan Gerakan Pramuka. Pengertian ini tertuang dalam Buku Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga Pramuka bahwa, Gerakan Pendidikan kepramukaan (Kepanduan) Nasional Indonesia, perkumpulan/organisasi yang membantu pemerintah dan masyarakat dibidang pendidikan anak-anak, para remaja, dan pemuda/pemudi di luar lingkungan keluarga dan di luar lingkungan sekolah b. Prinsip Dasar Pramuka Prinsip Dasar Kepramukaan adalah asas yang mendasari kegiatan kepramukaan dalam upaya membina watak peserta didik, dan mempunyai metode yang khas yang membedakan pendidikan kepramukaan dengan pendidikan lainnya. c. Kepramukaan Sebagai Pendidikan Sepanjang Hayat Menurut Kwarcab Kabupaten Bandung Barat Pendidikan dalam Gerakan Pramuka adalah sebagai suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas peserta didik baik sebagai individu maupun anggota masyarakat dengan sasaran menjadikan mereka sebagai manusia mandiri, peduli, bertanggung jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat. 4. Kegiatan Kepramukaan Di Sekolah sebagai Program Ekstrakurikuler Pelaksanaan kegiatan kepramukaan di sekolah merupakan kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan di luar jam pelajaran, di mana peserta didik diantar menuju suatu tujuan, agar menjadi manusia yang berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur dan menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila. 5. Kegiatan Pramuka Sebagai Proses Pendidikan Luar Sekolah 1). Pengertian Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan Luar Sekolah dikatakan juga pendidikan yang bersifat non formal, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di luar sekolah. Hal ini seperti diuraikan Sujana, (2010:21), bahwa Pendidikan non formal ialah kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai belajarnya. 2). Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah Ciri-ciri pendidikan luar sekolah memiliki banyak kesamaan dengan pendidikan persekolahan, seperti yang diuraikan Sujana (dalam Ipik Suganda:20-21) bahwa ciri-ciri pendidikan luar sekolah adalah : (1) Diorganisir (2) Adanya program isi pendidikan (3) Adanya perurutan materi (4) Pengertian Adanya Pramuka creditial (persyaratan ijazah atau sertifikat) (5) Adanya tujuan yang spesifik yang dapat dicapai jangka waktu yang relatif pendek. (6) Bagi peserta didik, tujuan belajar mereka adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan untuk hidup dan bukan mengejar ujian. (7) Sasaran didik tergantung kepada program. 3). Azas Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan luar sekolah dibina dan dikembangkan di atas azas-azas berikut, yaitu azas kebutuhan, azas pendidikan sepanjang hayat dan azas relevansi dengan pembangunan. (Sujana dalam Ipik Suganda, 2007:21, 2010 : 201, 2010:229) 6. Kegiatan Pramuka Ditinjau dari Sistem Pendidikan Luar Sekolah Kegaitan Pramuka dalam proses belajar mengajarnya memiliki komponen, proses dan tujuan

secara sistematik sesuai dengan Pendidikan Luar sekolah. Djudu Sudjana (2006:89-95), memperinci lebih jauh bahwa PLS memiliki komponen, proses dan tujuan: Masukan Lingkungan (environment input), Masukan sarana (instrumental input), Masukan mentah (raw input), Proses pendidikan melalui pembelajaran, Keluaran (output), Masukan lain (other input), Pengaruh (outcome). PROSEDUR PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan obyek umum dalam kegiatan suatu penelitian. Hal sebagaimana Suharsimi Arikunto (1992;6) mengemukakan bahwa "Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian". Berdasarkan pendapat tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah para anggota Pramuka yang berjumlah 497 orang anggota Pramuka di lingkungan Gudep Kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat. Sedangkan yang dimaksud dengan sampel penelitian, seperti dikemukakan oleh Engking Soewarman Hasan (1997;54) bahwa "Populasi dimaksudkan keseluruhan obyek penellitian, mungkin berupa manusia, gejala-gejala, bendabenda, pola sikah tingkah laku dan sebagainya yang menjadi obyek penelitian". Dari pendapat tersebut, sampel yang dijadikan ini seluruh populasi sebanyak 50 orang (sampel acak). 2. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Sebagaimana dikemukakan Engking Soewarman Hasan (1997;44) bahwa yang dimaksud dengan metode penelitian adalah "Cara-cara berpikir dan berbuat bagaimana mencari jalan untuk memecahkan masalah". Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemaparan suatu kejadian secara berurutan (deskrptif) sehingga menjadi suatu gambaran yang jelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Observasi b. Wawancara c. Studi Literatur/Kepustakaan d. Angket 3. Langkah-langkah Pengumpulan Data a. Penyusunan kisi-kisi atau instrumen penelitian b. Membuat Butir Pertanyaan dan Alternatif Jawaban c. Membuat Penunjuk Pengisian d. Uji Coba Angket e. Revisi Angket f. Penggandaan Angket g. Penyebaran Angket 4. Prosedur Pengolahan Data a. Seleksi Data b. Klasifikasi Data c. Tabulasi Data d. Analisis Data HASIL DAN PEMBAHSAN 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Letak Geografis Lokasi Penelitian Kecamatan Cipeundeuy sebagai salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung Barat. Kecamatan ini mempunyai jarak ke Ibu Kota Kabupaten Bandung Barat kurang lebih 30 km, sedang ke Ibu Kota Propivinsi kurang lebih 40 km. Kecamatan Cipeundeuy mempunyai luas wilayahnya 1.592.858 Ha yang merupakan daratan, dengan mempunyai ketinggian 225 m dari permukaan laut serta mempunyai curah hujannya rata-rata pertahun 1900 mm, dimana keadaan suhu berada kepada rata-rata 19-25 derajat celcius. b. Struktur Kepengurusan Struktur Kepengurusan Kepramukaan Kecamatan Cipeundeuy Ketua Kwartir : Camat Cipeundeuy Wakil Ketua : Kepada Cabang Disdik Sekretaris Anggota Mabi : Penilik Dikbud : Koramil, Polsek, Penilik PLS, KUA, Posgiro. 2. Hasil Penelitian Jumlah lulusan mahir dasar Pramuka yang dijadikan responden dalam penelitian ini sebanyak 50 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai identitas responden yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah tingkatan usia dan latar belakang pendidikan. Adapun untuk komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikannya,penulis memilih responden dengan mayoritas sekolah lanjutan tingkat pertama. 3. Pembahasan a. Pengetahuan responden tentang mengetahui adanya kegiatan pramuka jelas bahwa lebih dari setengahnya (71.43%) responden mengatakan mengetahui, karena telah diumumkan jadwalnya, sedangkan sisanya ( 14% ) responden menyatakan mengetahui, karena sebagai anggota, (8%) responden menyatakan sebagian jadwalnya mengetahui dan (8%) yang lainnya menyatakan sama sekali kurang mengetahuinya. b. Tanggapan responden terhadap tujuan diselenggarakannya kegiatan pramuka di

lingkungan kwaran disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya (56%) responden menyatakan bahwa tujuan diselenggarakan kegiatan pramuka tersebut, yaitu memberikan keterampilan kepanduan kepada siswa. Sedangkan yang lainnya (22%) menyatakan membina minat bakat, (24%) responden menyatakan melaksanakan program kerja kwartir ranting dan (8%) responden menyatakan merupakan kegiatan ekstrakurikuler. c. Tanggapan responden waktu pelaksanaan kegiatan pramuka disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya (58%) responden menyatakan 2-3 jam, yang lainnya masingmasing (42%) responden menyatakan 1-2 jam. Dengan demikian bahwa pelaksanaan kegiatan pramuka di Kwartir Ranting Kecamatan Cipeundeuy dilaksanakan antara 2-3 jam. d. Selanjutnya untuk mengetahui pendapat responden tentang apakah waktu yang digunakan memadai disimpulkan bahwa lebih dari setengahnya (64%) responden menyatakan waktu kegiatan cukup memadai sesuai dengan jadwal, yang lainnya masingmasing (22%) responden menyatakan perlu adanya pengurangan dan yang lainnya (14%) menyatakan harus disesuaikan dengan situasi. e. Kemudian dari pada itu, untuk mengetahui pendapat responden tentang materi yang diberikan dalam Kursus Mahir Dasar disimpulkan bahwa kurang dari setengahnya (42%) responden menyatakan sedikit teori banyak praktek, yang lainnya msing-masing (22%) menyatakan sedikit teori dan banyak praktek dan yang lainnya (14%) menyatakan teori saja. f. Tanggapan responden tujuan mengikuti kegiatan pramuka berdasarkan hasil analisis, lebih dari setengahnya responden (64%) menyatakan tujuan mengikuti kegiatan pramuka, yaitu untuk menambah pengetahuan, sedangkan (22%) responden menyatakan mengisi waktu luang, sisanya masing-masing (8%) menyatakan untuk meningkatkan jabatan, dan (6%) responden menyatakan untuk menambah kredit point. g. Dorongan responden mengikuti kegiatan pramuka lebih dari setengahnya (78%) responden menyatakan keinginan sendiri, sedangkan (12%) responden menyatakan dorongan anak didik, sisanya (10%) menyatakan dorongan kepala sekolah. h. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana minat responden terhadap kegiatan sebagai pembina pramuka, diketahui lebih dari setengahnya (58%) responden sangat berminat karena dapat menyalurkan hobi, (42%) responden menyatakan sangat berminat karena sesuai dengan kemampuan. Kemudian apakah responden selalu memperhatikan apabila pelatih sedang menjelaskan materi, seluruhnya (100%) menyatakan selalu memperhatikan (Pengolahan angket no. 18 bagian C). KESIMPULAN Kesimpulan akhir yang penulis kemukakan didasarkan pada pertanyaan penelitian terdahulu sebagai berikut : Pelaksanaan kegiatan pramuka di lingkungan Gudep Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat, telah diketahui anggota pramuka (tabel 1), yaitu berkat adanya upaya pembinaan keterampilan kepanduan kepada siswa (tabel 2). Lamanya kegiatan pramuka dalam setiap pertemuan dilakukan 2-3 jam (tabel 3,4). Materi yang disampaikan dalam kegiatan pramuka berupa teori dan praktek (tabel 5) Upaya yang dilakukan pembina pramuka untuk meningkatkan partisipasi anggota pramuka dalam kegiatan pramuka yaitu ; Memberikan dorongan agar mengikuti kegiatan pramuka untuk menambah pengetahuan khususnya di bidang kepramukaan (tabel 6,7). Meningkatkan minat anggota untuk mengikuti kegiatan (tabel 8). V. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Sosial Politik (1982), Undang-Undang Dasar 1945, Provinsi Jawa Barat ; Bandung. Sudjana D (1992), Pendidikan Luar Sekolah, Nusantara Press : --------- (1991), Seri Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan Sejarah Perkembangan, Filsafat dan Faktor Pendukung, Nusantara Press : --------- (1993), Strategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah, Nusantara Press : Hasan E.S (1997), Metode Penelitian, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, FIP IKIP ; Bandung.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979), Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda : --------- (1995), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka : Hidayat S. (1978), Pembinaan Generasi Muda, Studi Group : Surabaya. Rochimah (1998), Pembinaan Generasi Muda Bagian Integral Pembinaan Bangsa. Bandung : Departemen Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung. TAP MPR NO IV Tahun 1999, Garis-garis Besar Haluan Negara, Pembangunan Nasional,. Kwarnas Gerakan Kabupaten Bandung (1999), Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pramuka :. --------- (1980), Pola Umum Gerakan Pramuka : Mashudi (1980), Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, Kwarnas Gerakan Pramuka :. Sudjana N (1999), Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru : Bandung. Poerwadarminta, W.J.S (1984), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka :. Redaksi Sinar Grafika (1999), Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999-2004 tentang GBHN, Sinar Grafika :. Harahaf R (1999), Gerakan Pramuka Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kwarnas Gerakan Pramuka,. Thojeb S (1973), Pembinaan Generasi Muda Bagian Integral Pembinaan Bangsa, Depdikbud : Hamijoyo S.S (1984), Pengertian Falsafah dan Azas Pendidikan Non Formal, PLS FIP : IKIP Bandung Sastropoetro S (1986), Partisifasi Komunikasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional, Alumni : Bandung. Trisnamansyah S (1986), Pendidikan Kemasyarakatan (Pendidikan Luas Sekolah), Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung. Sukanto S (1985), Kamus Sosiologi, Rajawali :. Surakmad W (1982), Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito : Bandung.