BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat persaingan di dalam dunia bisnis memaksa. perusahaan untuk mempunyai keunggulan kompetitive untuk terus

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2015 tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi


BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang. pihak, baik principal selaku pemegang saham maupun agent selaku

BAB II LANDASAN TEORI. yang diinginkan atas laba yang dilaporkan. yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang spesifik.

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang efisien dapat mendukung perkembangan ekonomi, karena adanya alokasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi

ABSTRAK. Kata Kunci : Perataan laba, Cash Holding, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. rangka menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dan untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan tersebut (Wikipedia). Dalam laporan keuangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menampilkan citra perusahaan yang baik agar bisa menarik minat investor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun eksternal investor, kreditur dan pemerintah (Olivia, 2007

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I : PENDAHULUAN... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Dividen Payout Ratio, Financial Leverage, Profitabilitas, Tipe Industri Dan Perataan Laba.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan yang dilakukan manajer dalam pengelolaan keuangan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menurut PSAK No. 1 (2009 : par 07) laporan keuangan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting untuk pengambilan keputusan adalah laba dalam income statement.

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta

terbaik untukbersaing dengan perusahaan lain. Hal ini dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Laporan keuangan mengandung informasi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Assih dan Gudono, 2000:36). Laporan keuangan juga merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dari suatu perusahaan. Salah satu faktor yang menjadi penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada laporan laba rugi (Saidi dalam Christian, 2011). Manajer

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Teori Agensi adalah hubungan antara pemilik (principal) dan manajer

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi (Harahap, 2011: 70).

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu bangsa diiringi dengan peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. membayar hutang-hutangnya, oportunitas pengembangan investasi yang baru,

BAB I PENDAHULUAN. iklim investasi. Emiten ramai-ramai mengalihkan portofolionya ke saham

BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan perusahaan real estate

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional perusahaan yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1.1 Definisi Earnings Management (manajemen Laba)

BAB I PENDAHULUAN. bank dalam mengelola dana (capability), integritas, dan kredibilitas manajemen

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang membutuhkan dana dapat memenuhinya dengan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan secara optimal agar laju pertumbuhan negara dan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan organisasi terhadap ketentuan dan peraturan perundang - undangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar besarnya. Return tersebut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mereka dalam perusahaan (Sumtaky, 2007 dalam Yashinta, 2013).

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di sini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung dalam perumusan hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan

mengelola perusahaan dan untuk memutar dana dari pemilik, selain itu juga

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory)

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. produksi barang atau jasa. Tujuan dari perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan bagi investor di pasar modal. Salah satu sumber informasi tersebut adalah laporan keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk menunjukkan kinerja manajemen yang diperlukan investor dalam menilai maupun memprediksi kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada (IAI, 2000). Semua isi dari laporan keuangan bermanfaat bagi para pemakai, namun biasanya perhatian lebih banyak ditujukan pada informasi laba. Sering kali perhatian investor yang hanya terpusat pada laba ini membuatnya tidak memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut (Beattie et al. 1994). Kecenderungan untuk memperhatikan laba yang terdapat dalam laporan laba rugi yang ditentukan banyak peneliti. Situasi ini didasari oleh manajemen terutama dari kalangan manajemen yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut, sehingga mendorong timbulnya disfunctional behaviour. Bentuk perilaku yang tidak semestinya yang timbul dalam hubungannya dengan laba adalah praktik perataan laba (income smoothing). Dilandasi hal tersebut, maka mendorong manajer untuk melakukan manajemen laba atau manipulasi atas laba (Assih dan Gudono, 2000). Salah satu bentuk manipulasi laba adalah perataan

laba seperti yang dikatakan oleh Healy (1993) dalam Scott (2000) para manajer memiliki dorongan yang cukup besar untuk melakukan perataan laba yaitu suatu bentuk manipulasi atas laba yang dilakukan manajer untuk mengurangi fluktuasi laba perusahaan, sehingga diharapkan kinerja perusahaan akan terlihat lebih bagus dan investor akan lebih mudah memprediksi laba masa depan. Asimetri informasi yaitu keadaan dimana manajer bertindak sebagai agen, dan pemilik perusahaan sebagai prinsipal. Perbedaan informasi atau asimetri informasi terjadi saat agen atau manajer sebagai pihak yang mengelola manajemen memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan dengan pihak eksternal. Dalam kondisi tersebut, manajer dapat menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi laporan keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya (Salno dan Baridwan, 2000). Sesuai dengan Scott (2000), terdapat dua tujuan manajemen perusahaan untuk melakukan praktik manajemen laba. Pertama, manajemen perusahaan berusaha untuk menambah tingkat transparansi laba dalam mengkomunikasikan hal yang bersifat informasi internal perusahaan, dalam hal ini pengelolaan laba yang dilakukan bersifat efisien, sedangkan yang kedua adalah manajemen perusahaan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri, dalam hal ini pengelolaan laba bersifat oportunistik. Praktik perataan laba merupakan fenomena yang umum terjadi sebagai usaha manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan (Nasir dkk., 2002). Tindakan perataan laba adalah suatu sarana yang dapat digunakan manajemen

untuk mengurangi fluktuasi pelaporan penghasilan dan memanipulasi variabelvariabel akuntansi atau dengan melakukan transaksi-transaksi riil. Tindakan ini menyebabkan pengungkapan informasi mengenai penghasilan laba menjadi menyesatkan, oleh karena itu akan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, khususnya pihak eksternal (Jatiningrum, 2000). Perataan laba (income smoothing) merupakan salah satu pola dari manajemen laba (Cahan, 2008). Tindakan manajemen untuk melakukan perataan laba umumnya didasarkan atas berbagai alasan di antaranya untuk memuaskan kepentingan pemilik perusahaan seperti menaikkan nilai perusahaan sehingga muncul anggapan bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki risiko ketidakpastian yang rendah (Juniarti dan Corolina, 2005), menaikkan harga saham perusahaan (Kirschenheiter dan Melumad, 2002), dan untuk memuaskan kepentingannya sendiri, seperti mendapatkan kompensasi dan mempertahankan posisi jabatan (Juniarti dan Corolina, 2005). Dascher dan Malcolm (1970) membedakan bentuk income smoothing menjadi dua yaitu real smoothing dan artificial smoothing. Real smoothing berkaitan dengan transaksi aktual yang dilakukan atau tidak dilakukan berdasarkan pada pengaruh perataan terhadap laba, sementara artificial smoothing berkaitan dengan prosedur akuntansi yang diterapkan untuk menggeser revenue ataupun expense dari suatu periode ke periode yang lain. Praktik perataan laba merupakan suatu fenomena umum dan banyak terjadi di beberapa negara (Dewi dan Carina, 2008). Praktik perataan laba dapat

menyebabkan pengungkapan laba yang menyesatkan. Apabila pihak eksternal tidak menyadari adanya praktik perataan laba ini maka laba hasil rekayasa tersebut dapat menyebabkan distorsi dalam pengambilan keputusan. Disisi lain yaitu dari pihak manjemen, praktik perataan laba ini juga akan menimbulkan kerugian yaitu harga saham perusahaan yang semula overvalued bisa menjadi undervalued apabila pihak eksternal mengetahui bila informasi yang disajikan manajer tidak benar. Menurut Suwito dan Arleen (2005) perataan laba dapat melalui beberapa dimensi perataan laba, yaitu: (1) perataan laba melalui kajadian atau pengakuan suatu peristiwa, (2) perataan laba melalui alokasi selama satu periode tertentu, (3) perataan laba melalui klasifikasi. Dilakukanya tindakan perataan laba ini biasanya untuk mengurangi pajak, meningkatkan kepercayaan investor yang beranggapan laba yang stabil akan mengurangi kebijakan deviden yang stabil dan menjaga hubungan antara manajer dan pekerja untuk mengurangi gejolak kenaikan laba dalam pelaporan laba yang cukup tajam. Return on asset (ROA) diduga berpengaruh terhadap perataan laba karena jika perusahaan memiliki ROA yang tinggi, menandakan bahwa laba yang diperoleh perusahaan tinggi. Laba yang tinggi maka manajemen dengan mudah dapat mengatur labanya (Assih dkk, 2007 dalam Prabayanti dan Yasa, 2010). Perusahaan yang mempunyai laba yang tinggi akan cenderung melakukan praktik perataan laba karena perusahaan akan menurunkan laba saat memperoleh laba yang tinggi (Prabayanti dan Yasa, 2010). Tingkat laba yang stabil memiliki keuntungan bagi manajemen, yaitu mengamankan posisi jabatan dalam perusahaan karena manajemen terlihat memiliki kinerja yang baik jika dinilai dari kemampuan laba yang dihasilkan. Tingkat laba

yang stabil juga memberikan kayakinan kepada investor atas investasi yang dilakukan karena perusahaan dinilai baik dalam menghasilkan laba. Hal tersebut bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aji dan Mita, 2010 yaitu return on asset tidak berpengaruh terhadap perataan laba karena semakin tinggi tingkat ROA maka perusahaan tersebut akan menjadi sorotan publik, sehingga perusahaan kemungkinan berusaha untuk tidak melakukan perataan laba karena akan membahayakan kredibilitas perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Septoaji (2002), net profit margin mempunyai pengaruh pada perataan laba karena jika net profit margin tinggi maka perusahaan akan mempunyai nilai tambah bagi para investor. Hal yang sama juga ditunjukkan terhadap para calon investor potensial, dimana diharapkan mereka akan tertarik membeli saham perusahaan. Perusahaan akan cenderung melakukan perataan laba agar net profit margin-nya selalu baik. Akan tetapi hasil yang kontradiktif ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sumtaky (2007), net profit margin tidak berpengaruh terhadap perataan laba karena kemungkinan perusahaan menggunakan pendanaan hutang yang cukup besar, sehingga struktur modalnya optimal dan menghasilkan laba yang relatif rendah. Margin laba yang rendah menunjukkan tidak ada masalah dalam operasi perusahaan sehingga perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang tinggi bagi para pemegang saham. Menurut penelitian Aji dan Mita (2010) financial leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER) berpengaruh pada perataan laba. Jika semakin tinggi financial leverage maka perusahaan akan cenderung melakukan praktik perataan laba karena perusahaan berusaha menjaga variabilitas labanya agar terhindar dari perjanjian hutang. Hasil penelitian Prabayanti dan Yasa (2010) menunjukkan

bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap perataan laba karena perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian tersebut memiliki tingkat hutang yang rendah, sehingga dalam membiayai aktivanya perusahaan tidak bergantung pada hutang. Ukuran perusahaan diduga berpengaruh terhadap perataan laba. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiasih (2009) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif pada perataan laba dimana semakin besar perusahaan maka semakin besar pula indikasi adanya praktik perataan laba, karena perusahaan yang lebih besar memiliki political cost yang lebih tinggi sehingga perusahaan besar cenderung melakukan perataan laba untuk menghindari pajak yang terlalu tinggi pada saat perusahaan memperoleh laba tinggi, dan menjaga image perusahaan pada saat laba yang dihasilkan terlalu rendah. Menurut Corolina dan Juniarti (2004) ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aktiva tidak berpengaruh terhadap perataan laba karena perusahaan yang besar tidak selamanya diidentikkan dengan padat modal tetapi bisa jadi padat karya, sehingga total aktiva kurang tepat dalam untuk menjadi tolok ukur size perusahaan. Praktik perataan laba tidak akan terjadi jika laba yang diharapkan tidak terlalu berbeda dengan laba yang sesungguhnya (Prasetio, 2002). Hal ini menunjukkan bahwa laba adalah sesuatu yang paling dipertimbangkan oleh investor untuk mengambil keputusan apakah akan melakukan investasi atau tidak. Oleh karena itu, manajer berusaha memberikan informasi yang akan meningkatkan nilai perusahaan dan kualitas manajemen di mata investor. Berdasarkan penjelasan dari beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perataan laba, penting rasanya terutama bagi investor untuk mengetahui faktor

faktor apa saja yang berpengaruh terhadap tindakan perataan laba sebelum melakukan investasi. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba pada perusahaan publik yang listing pada Bursa Efek Indonesia sejauh ini telah banyak dilakukan, namun hasil penelitian-penelitian tersebut belum konsisten satu sama lain. Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perataan laba oleh perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Budhijono (2006) yang melakukan penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, kelompok usaha, operating leverage, dan winner/loss stock, menyebutkan bahwa profitabilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi manajer untuk melakukan perataan laba. Penelitian yang dilakukan Budhijono (2006) bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dan Soraya (2004) yang melakukan penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, status usaha dan financial leverage terhadap praktik perataan laba pada perusahaan asing dan non asing di Indonesia menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi perataan laba hanyalah financial leverage, sedangkan faktor lain seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, status perusahaan tidak terbukti mempengaruhi tindakan perataan laba di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Herni dan Susanto (2008) yang melakukan penelitian tentang pengaruh struktur kepemilikan publik, praktik pengelolaan perusahaan, jenis industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan risiko keuangan terhadap tindakan perataan laba menyatakan bahwa hanya variabel risiko keuangan yang tidak mempengaruhi perataan laba. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Juniarti dan Carolina (2005) yang meneliti pengaruh antara ukuran perusahaan, profitabilitas dan jenis industri menyatakan bahwa ketiga variabel tersebut tidak mempengaruhi manajer untuk melakukan pertaan laba. Budiasih (2009) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dividend payout ratio dan financial leverage terhadap perataan laba, dan pada akhirnya memberikan kesimpulan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan dividend pay out ratio terbukti berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kustono (2007) mengenai pengaruh ukuran perusahaan, dividend pay out ratio, pertumbuhan perusahaan dan risiko spesifik terhadap perataan laba yang kemudian menyatakan bahwa hanya variabel pertumbuhan perusahaan yang terbukti memiliki pengaruh terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Penelitian yang dilakukan oleh Suwito dan Herawaty (2005) menyatakan bahwa dari semua variabel yaitu jenis usaha, ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan NPM, tidak ada satupun dari variabel tersebut yang berpengaruh terhadap tindakan manajer untuk melakukan perataan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2010) untuk mengetahui pengaruh NPM, ROA, company size, financial leverage, dan DER terhadap perataan laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI, berkesimpulan bahwa NPM, financial leverage dan DER berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Azhari (2010) tentang pengaruh ukuran perusahaan, NPM, OPM, ROA dan financial leverage pada tindakan perataan laba

perusahaan manufaktur sektor industri dasar kimia yang terdaftar di BEI, dengan hasil bahwa variabel NPM dan OPM berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silviana (2010) yang melakukan penelitian tentang tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar kimia yang terdaftar di BEI terkait dengan pengaruh ukuran perusahaan, ROA, financial leverage, NPM, dan DER yang menyatakan bahwa hanya variabel ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Hasil penelitian-penelitian yang disebutkan di atas masih belum menunjukkan hasil yang konsisten satu sama lain, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba. Penelitian ini menguji faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap perataan laba antara lain Return On Assets, Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio dan Ukuran Perusahaan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Return On Assets, Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2010-2013).

1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah ROA (Return on Assets) berpengaruh pada perataan laba? 2) Apakah NPM (Net Profit Margin) berpengaruh pada perataan laba? 3) Apakah DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh pada perataan laba? 4) Apakah Size (Ukuran Perusahaan) berpengaruh pada perataan laba? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang diuraikan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk menguji pengaruh ROA (Return on Assets) pada perataan laba. 2) Untuk menguji pengaruh NPM (Net Profit Margin) pada perataan laba. 3) Untuk menguji pengaruh DER (Debt to Equity Ratio) pada perataan laba. 4) Untuk menguji pengaruh Size (Ukuran Perusahaan) pada perataan laba. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis antara lain sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi terutama berkaitan dengan perataan laba.

2) Kegunaan Praktis a. Manajemen Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam memutuskan apakah perusahaan perlu melakukan praktik perataan laba atau tidak. b. Bagi Investor Bagi para investor dan calon investor yang melakukan investasi di pasar modal dimana hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pembuatan keputusan investasi serta dalam pengelolaan portofolio saham yang dimilikinya. c. Bagi Kreditur Bagi para kreditur hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. d. Akademisi Bagi kalangan akademisi yang melakukan penelitian dengan topik sejenis, diharapkan bahwa penelitian ini dapat memberikan informasi dan referensi tambahan. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang landasan teori dan penelitian terdahulu, serta hipotesis alternatif pemecahan masalah yang akan diuji dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang penjelasan variabel penelitian dan defifnisi operasional, populasi serta penentuan sampel penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, dan analisis data serta pengujian hipotesis. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai hasil uji empiris terhadap data yang dikumpulkan dan pengolahan data yang telah dilakukan, serta deskriptif uji statistik pembuktian hipotesis berdasarkan informasi yang diperoleh. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan difokuskan pada kesimpulan hasil penelitian serta mencoba untuk menarik beberapa implikasi hasil penelitian. Keterbatasan dari penelitian ini akan menjadi satu bagian pembahasan dalam bab ini.