BAB I PENDAHULUAN. material organik dan sebagian lain adalah material non-organik. Material-material

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami kondisi geologi daerah penelitian.

BAB IV ANALISIS SAMPEL

INVENTARISASI BATUBARA PEMBORAN DALAM DAERAH SUNGAI SANTAN-BONTANG KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB V SEJARAH GEOLOGI

Bab II Kondisi Umum Daerah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hal 1

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

ANALISA STRUKTUR GEOLOGI DESA BHUANA JAYA BAGIAN TIMUR, KECAMATAN TENGGARONG SEBRANG, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTN TIMUR

BAB II GEOLOGI REGIONAL

PENGANTAR GENESA BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN DAN KUALITAS BATUBARA DI PIT J, DAERAH PINANG, SANGATTA, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Bab III Gas Metana Batubara

PENELITIAN SUMUR GEOLOGI UNTUK TAMBANG DALAM DAN CBM DI DAERAH PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB V SINTESIS GEOLOGI

BAB VI SEJARAH GEOLOGI

BAB IV SEJARAH GEOLOGI

BAB IV SEJARAH GEOLOGI

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tempat terbentuk dan terakumulasinya hidrokarbon, dimulai dari proses

BAB V KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING

BAB I PENDAHULUAN. adalah Cekungan Kutai. Cekungan Kutai dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian barat

BAB II GEOLOGI REGIONAL

INVENTARISASI BITUMEN PADAT DAERAH LOA JANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KOTA SAMARINDA, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Geologi dan Potensi Sumberdaya Batubara, Daerah Dambung Raya, Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan

PAPER GEOLOGI TEKNIK

BAB IV SEJARAH GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Gambar 1.1 Proses Pembentukan Batubara

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. di Kalimantan Timur yang melakukan penambangan dengan sistem penambangan

KARAKTERISTIK CLEAT BATUBARA TERHADAP INTENSITAS STRUKTUR PADA DESA MERAPI TIMUR, KABUPATEN LAHAT DI FORMASI MUARA ENIM, CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak dilakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA Analisis Pengawetan Struktur Jaringan dan Derajat Gelifikasi

ANALISIS KEKAR PADA BATUAN SEDIMEN KLASTIKA FORMASI CINAMBO DI SUNGAI CINAMBO SUMEDANG JAWA BARAT

INVENTARISASI BATUBARA BERSISTIM DI DAERAH SUNGAI SANTAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. lempeng besar (Eurasia, Hindia-Australia, dan Pasifik) menjadikannya memiliki

BAB 1. PENDAHULUAN...

ANALISIS VARIASI KANDUNGAN SULFUR PADA BATUBARA SEAM S DI DAERAH PALARAN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. yang terletak pada bagian utara gawir Pegunungan Selatan (lihat Gambar 1.1).

BAB I PENDAHULUAN. sangat ekonomis yang ada di Indonesia. Luas cekungan tersebut mencapai

BAB II GEOLOGI REGIONAL

PENELITIAN SUMUR GEOLOGI UNTUK TAMBANG DALAM DAN CBM DAERAH SRIJAYA MAKMUR DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MUSI RAWAS, PROVINSI SUMATERA SELATAN SARI

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN GEOLOGI 2.1 GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis tinggi. Supriatna et al., 1995 menyebutkan formasi formasi berumur

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Strain, Stress, dan Diagram Mohr

Salah satu reservoir utama di beberapa lapangan minyak dan gas di. Cekungan Sumatra Selatan berasal dari batuan metamorf, metasedimen, atau beku

Studi Komposisi Mikroskopis Dan Peringkat Batubara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur

PENELITIAN BAHAN GALIAN LAIN/MINERAL IKUTAN DI WILAYAH PERTAMBANGAN DAERAH KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Zona penelitian ini meliputi Cekungan Kalimantan Timur Utara yang dikenal juga

PROSPEKSI BATUBARA DAERAH TABAK, KABUPATEN BARITO SELATAN PROVINSI KALIMATAN TENGAH

BAB I. PENDAHULUAN...1

REKONSTRUKSI LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA PADA FORMASI SAJAU, BERDASARKAN KOMPOSISI MASERAL DI CEKUNGAN BERAU, KALIMANTAN TIMUR

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

SIDANG TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALIVIA DESI ANITA KUSUMA NINGTYAS NRP

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN

PENYELIDIKAN BITUMEN PADAT DAERAH WINDESI DAN SEKITARNYA, KABUPATEN TELUK WONDAMA, PROVINSI PAPUA BARAT

BAB II TINJAUAN UMUM

Stev. Nalendra Jati Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta. Keywords: geology, distribution pattern, continuities, research location

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Foto 3.5 Singkapan BR-8 pada Satuan Batupasir Kuarsa Foto diambil kearah N E. Eko Mujiono

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV MODEL GEOLOGI DAN DISTRIBUSI REKAHAN

BAB IV SEJARAH GEOLOGI

BAB IV HASIL ANALISIS SAMPEL BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB II GEOLOGI REGIONAL

ANALISIS FLYROCK UNTUK MENGURANGI RADIUS AMAN ALAT PADA PELEDAKAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA

BAB II KEADAAN UMUM DAN KONDISI GEOLOGI

BAB IV SEJARAH GEOLOGI

GEOLOGI DAN EKSPLORASI BATUBARA DAERAH ASAM-ASAM, KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Salawati yang terletak di kepala burung dari Pulau Irian Jaya,

Bab II Geologi Regional

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Oleh : Ahmad Helman Hamdani NIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN GEOLOGI

Struktur geologi terutama mempelajari struktur-struktur sekunder yang meliputi kekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Gambar IV.6. Penafsiran penampang seismik komposit yang melintasi daerah penelitan pada arah utara-selatan dan barat-timur melalui Zona Sesar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Batubara merupakan batuan sedimen dengan penyusun dominan berupa material organik dan sebagian lain adalah material non-organik. Material-material penyusun ini mengalami perubahan akibat beberapa proses yang bekerja selama pembentukan batubara berlangsung, terutama material organik yang akan membentuk maseral (Scott, 2002). Maseral yang merupakan unit terkecil penyusun batubara dikelompokkan berdasarkan bentuk, reflektansi, struktur jaringan, dan warna, menjadi 3 kelompok, yaitu: vitrinite, liptinite, dan inertinite. Vitrinite adalah kelompok maseral yang dominan ditemukan secara mikroskopis dalam batubara. Dalam perkembangan ilmu mengenai batubara, sifat optik vitrinite banyak diaplikasikan dalam berbagai metode penelitian. Salah satu keunggulan dari vitrinite adalah memiliki reflektansi, dimana akan meningkat seiring dengan kenaikan berat persen karbon dan derajat kekompakan struktur molekul batubara (Jiang dkk., 2007). Gaya gravitasi karena pembebanan dan gaya kompresi karena deformasi yang tidak sama besar dari berbagai arah menyebabkan reflektansi ini menjadi anisotropi. Anisotropi akibat pengaruh gaya kompresi pada material padat secara umum akan menunjukkan karakteristik yang spesifik, dan pada batubara terekam pada vitrinite. Gaya sendiri merupakan besaran vektor sehingga memiliki arah dan pada batubara terekam pada anisotropi reflektansi vitrinite. 1

2 Penelitian mengenai pengaruh gaya kompresi terhadap reflektansi vitrinite telah banyak dilakukan sejak beberapa dekade lalu dengan lokasi studi kasus yang beragam, diantaranya adalah Stone dan Cook (1979), Levine dan Davis (1989a, 1989b), Langenberg dan Kalkreuth (1991), Ross dan Bustin (1997), dan Jiang dkk. (2007). Sebagian besar studi mengambil lokasi yang merupakan zona sesar atau sabuk lipatan. Peneliti bermaksud menerapkan penelitian dengan tema terkait pada batubara di Indonesia. Daerah Sangata dapat menjadi studi kasus yang menarik, dimana Formasi Balikpapan sebagai sebagai salah satu lapisan pembawa batubara paling prolfik, dari peringkat subbituminous hingga bituminous (Pramudhita dkk., 2009; Moore dan Nas, 2013). Lebih dari itu, terdapat lapisan pembawa batubara di Sangata yang terpotong oleh sesar naik, Sesar Villa. Mempertimbangkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh gaya kompresi yang dominan bekerja pada batubara Formasi Balikpapan berdasarkan properti optik vitrinite. I.2 Lokasi Penelitian Rencana lokasi penelitian secara adiministratif termasuk area Sangata, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Lokasi penelitian merupakan bagian dari wilayah tambang PT Kaltim Prima Coal (Gambar 1.1). Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan utama yaitu area yang berdasarkan geologi regional tersusun dari formasi pembawa batubara dan lapisannya terkena pengaruh struktur geologi, terutama sesar.

3 Gambar 1.1 Lokasi penelitian (kotak merah) di wilayah Sangata, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. (BAKOSURTANAL, 1991) I.3 Rumusan Permasalahan a) Batubara memiliki properti optik dari maseral yang mampu merekam pengaruh gaya kompresi yang bekerja selama pembatubaraan berlangsung. b) Properti optik batubara Formasi Balikpapan di daerah Sangata, yang memiliki peringkat subbituminous hingga bituminous, dapat merekam gaya kompresi akibat pembebanan maupun deformasi Sesar Villa. I.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a) Mengetahui karakteristik optik kelompok maseral vitrinite pada batubara tersesarkan di Sangata, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. b) Mengetahui gaya kompresi yang bekerja di daerah penelitian dan yang memberikan pengaruh dominan pada saat pembatubaraan masih berlangsung berdasarkan karakteristik optik batubara.

4 I.5 Batasan Masalah Cakupan penelitian ini dibatasi pada : a) Objek penelitian hanya mengambil batubara dari singkapan di bagian baratdaya zona Sesar Villa, Sangata, Kutai Timur, Kalimantan Timur. b) Sampel batubara terorientasi diambil pada zona-zona berdasarkan intensitas struktur geologi. c) Properti optik yang diukur untuk mengidentifikasi karakteristik anisotropi adalah dari kelompok maseral vitrinite pada batubara tersesarkan di area studi. I.6 Penelitian Terdahulu Pengaruh gaya deformasi, terutama gaya kompresi, terhadap sifat optik kelompok maseral vitrinite telah banyak diteliti dan dilakukan sejak beberapa dekade lalu dengan lokasi studi kasus yang beragam. Sebagian besar studi mengambil lokasi yang terpengaruh gaya deformasi kuat, baik merupakan area sabuk lipatan maupun sesar. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu terkait metode yang digunakan dalam penelitian ini. a) Stone dan Cook (1979) dengan studi kasus batubara peringkat medium volatile bituminous di Sesar Scarborough dan Flatrock di Cekungan Sydney yang menunjukkan kecenderungan rasio sumbu utama reflektansi (bireflektansi) semakin tinggi pada sampel yang berlokasi semakin dekat dengan bidang sesar. b) Levine dan Davis (1989a, 1989b) mengambil studi kasus anthracite di Sabuk Sesar dan Lipatan Appalachian mengemukakan bahwa bentuk anisotropi

5 dapat ditentukan dari plot rasio reflektansi-reflektansi vitrinite (maksimum, intermediet, minimum) pada diagram Flinn. Bentuk anisotropi tertentu disebabkan oleh gaya yang spesifik. c) Langenberg dan Kalkreuth (1991) yang mengambil sampel bituminous dari seam Jewel di Alberta, Canada. Anisotropi reflektansi vitrinite yang diperoleh, setelah diplotkan pada stereonet, menunjukkan orientasi sumbu reflektansi maksimum yang secara umum paralel dengan arah sumbu lipatan di daerah penelitian. d) Percobaan dengan simulasi gaya kompresi terhadap sampel bituminous dan anthracite dalam skala laboratorium oleh Ross dan Bustin (1997). Hasil penelitian membuktikan bahwa suhu dan regangan tinggi, dianalogikan sebagai deformasi tektonik, mengakibatkan anisotropi meningkat. e) Jiang dkk. (2007) melakukan studi terhadap sampel batubara Henan Utara dan diketahui bahwa anisotropi reflektansi vitrinite membentuk biaxial yang koresponden dengan arah gaya kompresi regional. Penelitian tesis ini dilakukan dengan menargetkan batubara Formasi Balikpapan dari Cekungan Kutai yang berada di daerah Sangata sebagai objek untuk diamati properti optik maseral vitrinitenya. Batubara Formasi Balikpapan di daerah penelitian berumur Miosen memiliki peringkat subbituminous hingga bituminous serta terpotong oleh Sesar Villa.