KERJASAMA PENGEMBANGAN KOLEKSI E-RESOURCES

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Kompetensi & Profesionalisme Tenaga Perpustakaan

PERPUSTAKAAN UNTUK RAKYAT

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan menjadi sarana untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, mengembangkan dan merawat informasi. Menurut The International

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI

KEPEMIMPINAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI PADA ERA TIK

Resources Sharing Perpustakaan melalui konsorsium: manfaat dan tantangan

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA

PUSAT DOKUMENTASI, JARINGAN KERJA, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

PENGEMBANGAN PROFESI PUSTAKAWAN?

Perpustakaan Dalam Era Teknologi Informasi

PERAN PUSTAKAWAN DI ERA INFORMASI

DOKUMENTASI, INFORMASI DAN DEMOKRATISASI

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR,

Menuju Pustakawan Masa Depan : Standar Minimal Teknologi Informasi Oleh : Wahyu Supriyanto

MODEL PERPUSTAKAAN DIGITAL DI INDONESIA: SEBUAH USULAN 1

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi atau

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. khususnya kompetensi pedagogik adalah kesadaran akan melakukan evaluasi diri

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi.

TINJAUAN MATA KULIAH...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

L/O/G/O. Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional Jakarta, Mei 2014 OLEH : ADRIATI

KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMBANGUN KONSORSIUM E-RESOURCES DI PERGURUAN TINGGI. Fppt Wilayah Jawa barat

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SIAPKAH KITA.?

Income Generating Activities di Perpustakaan Perguruan Tinggi 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip. Lib., M.Sc. 2

Peran Perpustakaan di Perguruan Tinggi Belum Optimal: Mengapa? Oleh: Abdul Rahman Saleh

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS JASA LAYANAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

L PENDAHULUAN upaya mengembangkan surnberdaya manusia. Keadaan mendatang tidak akan

Perpustakaan Elektronik: Definisi, Karakteristik dan Penanganannya

STANDAR 4 SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Kejaksaan negeri (biasa disingkat KEJARI) adalah lembaga kejaksaan

dalam Undang Undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan melalui layanan informasi dan bahan bacaan. Manajemen

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

STRATEGI PEMBINAAN MINAT BACA DI PERGURUAN TINGGI OLEH IKHWAN,S.Sos.,M.M (PUSTAKAWAN MADYA UNRAM)

MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

1 Universitas Indonesia

ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI INDONESIA

Persaingan Global Profesi Pustakawan dalam Era MEA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis pada era globalisasi dewasa ini. semakin tidak dapat diprediksikan. Selain itu disertai juga dengan

SISTEM PEMBINAAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DAN PERMASALAHANNYA. Pendahuluan

LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012

1.4 Metodologi Penelitian

Daftar Isi BAB 01 BAB 02 BAB 03 BAB 04

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.

URAIAN JABATAN. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi seluruh kegiatan Direktorat Pemasaran untuk merencanakan strategi Pemasaran sesuai RKAP

BAB 7 PENUTUP. tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini maka dapat diperoleh kesimpulan

Arah Pembangunan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia 1

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Tahun

SUMBERDAYA MANUSIA PUSTAKAWAN: SEBAGAI SALAH SATU JENJANG KARIR 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi

PUSTAKAWAN BERKUALITAS TINGGI: Urgensi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai fountain of Knowledge

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KERJASAMA DAN SISTEM JARINGAN PERPUSTAKAAN UMUM

Pustakawan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menyongsong world class library. Habiba Nur Maulida

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

RKAT PENGEMBANGAN FH UII 2018: OPTIMALISASI INTEGRASI BERBASIS STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PRA RAKORJA TENDIK & DOSEN FH UII 1 & 2 AGUSTUS 2017

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

PERPUSTAKAAN ERA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK, oleh Testiani Makmur, M.A. Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Entrepreneurship Pustakawan Sebuah Passion Mewujudkan Prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DINAMIKA KELOMPOK BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Nama dan Sejarah Perusahaan

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA BINA DESA (MAUBISA)

Sumber Daya Jurnal Tercetak Profesi Pustakawan : Sebuah Survei Bibliografi Oleh : Maryono

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

SELAMAT DATANG INSAN BERPRESTASI UNIVERSITAS UNIVERSITAS GADJAH MADA. Budi Prasetyo Widyobroto

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

PROFESIONALISME PUSTAKAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya buku. Dari kata latin tersebut terbentuklah librarius, tentang buku.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia PEDOMAN PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI TERBAIK TINGKAT NASIONAL TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

Transkripsi:

KERJASAMA PENGEMBANGAN KOLEKSI E-RESOURCES Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional Jakarta, 20 21 Mei, 2014. Blasius Sudarsono Pemerhati Kepustakawanan Kappa Sigma Kappa INDONESIA

KATA KUNCI KOLEKSI KOLEKSI NASIONAL SOURCE RESOURCE E RESOURCE INFORMATION SOURCE INFORMATION RESEOURCES LIBRARY RESOURCES INFORMATION RESOURCE SHARING LIBRARY RESOURCE SHARING. KERJASAMA PEMAKAIAN + KERJASAMA AKUISISI KONSORSIUM?

PENDAHULUAN Keinginan membangun konsorsium e-resources sebenarnya perlu meninjau apa yang pernah dikerjakan pustakawan kita sebelumnya, saat format koleksi perpustakaan masih analog Tinjauan kita tentu harus bermula dari Tahun 1971 saat pertama kali Perpustakaan Khusus membangun Sistem Jaringan Kerjasama Perpustakaan Waktu itu lokomotif yang menarik kereta kepustakawanan Indonesia adalah Perpustakaan Khusus.

KONDISI SAAT ITU meningkatnya kebutuhan informasi ilmiah, terbatasnya koleksi majalah ilmiah mahalnya langganan majalah ilmiah asing, terbatasnya dana langganan majalah kerjasama pemanfaatan koleksi majalah ilmiah secara bersama menjadi SOLUSI. empat sistem jaringan berbasis disiplin keilmuan dibangun

SUASANA LALU Perpustakaan & Kepustakawanan masih menjadi karya pribadi atau institusi dan belum menjadi karya profesi Kompetisi antar pribadi (institusi) menjadi (terlalu) tajam Perpustakaan khusus menjadi lokomotif. Meredupnya jaringan perpustakaan khusus lokomotif adalah perpustakaan perguruan tinggi?

KONSORSIUM 1 berproses mengikuti perkembangan keadaan dua atau lebih perpustakaan yang bersepakat secara formal untuk berkoordinasi, bekerjasama atau berkonsolidasi dalam fungsi tertentu untuk suatu tujuan bersama kelompok perpustakaan yang bersepakat untuk menjadikan sumberdaya mereka menjadi suatu aset yang dapat diakses secara bersama komunitas yang menciptakan atau menghasilkan nilai baru melalui agregasi unit dalam perpustakaan atau antar perpustakaan

KONSORSIUM 2 Penciptaan nilai ini dapat ditingkatkan melalui proses resource sharing, penyediaan produk atau layanan bagi dan oleh perpustakaan anggota konsorsium. Perkembangan makna konsorsium sebenarnya sudah terjadi lama bahkan sebelum perpustakaan memasuki era digital pemaknaan konsorsium perpustakaan mengerucut lebih pada akuisisi bersama atas jurnal ilmiah dalam format digital atau e- resources fokus hanya pada fungsi akuisisi bersama majalah ilmiah ternyata mendegradasi konsep konsorsium perpustakaan yang lebih tinggi

PRA SYARAT fondasi yang kuat bagi sebuah konsorsium jika niat bergabung para calon anggota dipenuhi dengan semangat kerjasama yang benar berdasar kepercayaan (trust). harus diawali dengan kesepakatan dari anggota serta juga kesepakatan akan komitmen yang timbul karena bergabungnya perpustakaan dalam suatu konsorsium karakter konsorsium perpustakaan yang lebih non-profit akan berhadapan dengan karakter pihak yang berorientasi pada profit

PERLU DIINGAT 1 Sudahkah terindentifikasi siapa calon anggota dari konsorsium yang akan dibangun? Semangat kerjasama tentu bukan bermula dari atas ke bawah, namun harus ditumbuhkan dari bawah. Kalaupun inisiatif memang dari atas, tentu dituntut agar pihak atas memulai dengan pendekatan dari bawah. Niat bergabung tentu tidak akan muncul jika calon anggota belum (tidak) melihat dan yakin atas prospek positif dari sebuah konsorsium. Apalagi dengan harus adanya unsur kepercayaan (trust), bukan sesuatu yang mudah untuk dicapai serentak.

PERLU DIINGAT 2 konsorsium harus dibangun oleh beberapa lembaga dahulu yang benar memahami dan menghayati konsep pelayanan sebuah perpustakaan. Membangun konsorsium tentu harus dimulai oleh lembaga yang memiliki karakter pionir. Ini tentu harus bermula dari dua atau tiga lembaga dahulu yang benar mau bekerjasama dengan modal kepercayaan kuat

PERLU DIINGAT 3 Suatu kesepakatan perlu persiapan yang cermat. Harus menyadari semua komitmen yang mungkin timbul Suatu studi mendalam perlu diakukan untuk mengidentifikasi semua komintmen yang mungkin muncul. Rumussan kesepakatan dalam bentuk tertulis harus dibuat. Kesepakatan dan pedoman ini juga harus dirawat dan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi

USULAN 1 Perpusnas memulai dengan membentuk tim tangguh untuk melakukan studi persiapan yang mendalam, termasuk studi keterpakaian dan kondisi sosial-ekonomis sebuah konsorsium. Perpusnas hendaknya mulai melobi calon anggota, meyakinkan calon anggota akan nilai positif dari sebuah konsorsium dan mencari serta menumbuhkan kesepakatan bersama.

USULAN 2 Perpusnas mengupayakan transformasi dari konsep otoritas menjadi konsep pelayanan yang benar dari sebuah perpustakaan. Perpusnas perlu merawat dan mengembangkan konsorsium nantinya sehingga benar mewujudkan gerakan library resource sharing yang lengkap dan tidak hanya melulu sebuah gerakan bersama dalam langganan e-resources.

USULAN 3 Sebenarnya ada semangat yang asli Indonesia yang sudah kita lupakan karena mungkin kita malu karena bukan Bahasa Inggris yaitu semangat gotong-royong. Mau dan beranikah kita memaknai semangat gotong-royong dalam suasana hidup kita yang katanya modern ini?