Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI TEKNIK PICK UP CARDS GAME DI SDN KEBONSARI 04 KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMPN 239 JAKARTA. Supriyono SMPN 239 Jakarta

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN KARTU SOAL HIDROKARBON

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

PENERAPAN PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI Ksp

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DENGAN MODEL STAD DI SMKN 1 BAGOR NGANJUK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWAMELALUI STRATEGI TRUE OR FALSE BERBANTUAN MEDIA FLASH

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES BTN IKIP II MAKASSAR

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI MODEL INKUIRI DI MA

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

Hj. Zaenab Guru SMKN 1 Pallangga, kab. Gowa. Abstrak

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

Sudariyanti, Yustina, Nursal Phone:

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING


PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

Herdika Lestiyaningsih 6, Hobri 7, Arika Indah 8

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA FLIP CHART DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Pembelajaran Menggunakan Lembar Kerja Berstruktur Di SMP Negeri 1 Pallangga Gowa

Transkripsi:

14 Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Katolik Rajawali Makassar melalui Pendekatan Inkuiri Berbasis PBI pada Materi Pokok Larutan Penyangga Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic Helena Guru SMA Katolik Rajawali Makassar ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa Kelas XI IPA A SMA Katolik Rajawali Makassar. Dilaksanakan dalam dua siklus dan data diperoleh melalui observasi dan tes hasil belajar. Langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan pembelajaran pendekatan inkuiri berbasis PBI. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi dengan angket dan tes hasil belajar akhir siklus. Diperoleh dari hasil penelitian dan hasil analisis terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II dari meningkatnya interaksi antar siswa yang berpartisipasi aktif dalam kelompoknya. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari 65.63% menjadi 84.38% yang tuntas dari siklus I ke siklus II. Kata kunci: Pendekatan inkuiri berbasis PBI, aktivitas belajar ABSTRACT This study is a class action research that aims to improve students learning activity of class XI IPA SMA Katolik Rajawali Makassar. These was conducted on two cycles and data was obtained by observation and achievement test. The steps are taken accordance inquiry approach based on PBI learning. Data were obtained from questionnaires observation and achievement test final cycle. Results of data analysis of the research the obtained there are increasing student s activity from cycle I to cycle II of increasing interaction between students who participate actively in the group. Student learning outcomes showed an increase of 65.63% to 84.38% which completely from cycle I to cycle II. Keywords: inquiry approach based on PBI, learning activity PENDAHULUAN Pembelajaran IPA yang dikehendaki kurikulum 1994 dan kurikulum 2004, yaitu pembelajaran yang tidak mengabaikan hakikat IPA, yang mencakup produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Siswa dituntut untuk dapat memahami pengetahuan dasar dan mengaplikasikan konsep-konsep dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pengetahuan yang telah dipelajari siswa bermakna dan bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat di sekitarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dalam mengajarkan konsep-konsep kimia menggunakan proses dan sikap ilmiah.

15 Proses ilmiah mencakup pengamatan eksperimen, objektif dan jujur pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Penggunaan proses dan sikap ilmiah, ilmuwan memperoleh penemuan-penemuan berupa fakta, teori, dan fenomena-fenomena yang disebut dengan produk ilmu pengetahuan alam (IPA). Jadi IPA didefinisikan atas tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Ilmu kimia sebagai salah satu mata pelajaran IPA di tinggkat SMA juga menenuhi sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Pembelajaran kimia di SMA Katolik Rajawali diharapkan juga memenuhi komponen ilmiah yaitu sikap, proses, dan produk ilmiah. Berdasarkan pengalaman penulis sebagai pengajar mata pelajaran kimia di SMA Katolik Rajawali komponen ilmiah tersebut belum optimal. Hal ini disebabkan metode pembelajaran yang kurang bervariasi, masih lebih dominan dalam bentuk ceramah yang divariasikan dengan diskusi dan tanya-jawab. Penerapan model-model pembelajaran mutakhir yang tentunya lebih mengedepankan keterlibatan siswa (aktivitas siswa) menjadi tuntutan di sekolah SMA katolik Rajawali. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan proses belajar mengajar kimia. Salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan pendekatan inkuiri pada prinsipnya menekankan bahwa siswa memiliki kebebasan dalam belajar yang sangat menuntut keaktifan siswa dalam belajar dan siswa harus diberikan motivasi untuk memulai proses pembelajaran. Sedangkan guru dapat menempatkan dirinya sebagai pencipta situasi masalah, pemberi respon terhadap proses inkuiri yang ditunjukkan siswa, dan memperluas proses inkuiri siswa dengan mengembangkan tipe informasi yang diperoleh siswa. Penelitian pembelajaran sains dengan pendekatan inkuiri telah dilakukan oleh Sidharta (2005) bahwa model pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep pada setiap kelompok kemampuan siswa, mengembangkan kemampuan berfikir kreatif dengan hasil tertinggi pada aspek membangun konsep diatas pengetahuan yang telah ada pada siswa. Yusuf Sehe (2011) menemukan bahwa pembelajaran dengan model pemecahan masalah dapat meningkatkan penguasaan konsep dan ketrampilan berpikir kritis siswa SMA. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri berbasis pemecahan masalah sangat tepat digunakan untuk mengajarkan materi yang berhubungan dengan eksperimen. Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Langkah-Langkah Pendekatan Inkuiri Berbasis PBI sehingga dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Katolik Rajawali Makassar? METODE PENELITIAN Pelaksanaan siklus 1 1. Tahap perencanaan Menelah Kurikulum untuk dibuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada pokok bahasan larutan penyangga, selanjutnya LKS dibuat sebagai perangkat dalam model pembelajaran dengan pendekatan inkuiri berbasis PBI, disertai soal-soal tes hasil belajar dibuat untuk diberikan pada akhir siklus. Terakhir menyusun

16 kelompok belajar secara heterogen dengan jumlah siswa tiap kelompok 5-6 orang dan menyusun lembar observasi. 2. Tahap pelaksanaan tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri berbasis PBI sebagai berikut; a. Guru menyampaikan indikator pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. b. Guru menjelaskan materi larutan penyangga secara singkat sambil memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya dan mengutarakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri berbasis PBI kepada siswa. c. Guru membagi siswa ke dalam kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang dan membagi LKS. d. Siswa mengerjakan tugas pada LKS dengan melakukan praktikum dan berdiskusi secara berkelompok. e. Setiap kelompok membuat laporan serta mempresentasikan hasil yang diperoleh. f. Guru memberi penegasan terhadap hasil-hasil yang diperoleh siswa, seperti menunjuk siswa yang tercepat mengunjuk jari untuk menjawab pertanyaan/mengerjakan soal di papan tulis dan memberi kesempatan bagi siswa lain untuk menanggapi. Guru mengoreksi jawaban siswa sekaligus memberi penjelasan. g. Guru memberikan pujian bagi kelompok yang mendapat penghargaan. h. Guru memberikan tes akhir siklus. 3. Tahap observasi dan evaluasi Selama pelaksanaan tindakan, peneliti dibantu oleh observer mengisi lembar observasi yang berisi tentang keaktifan siswa. Adapun pelaksanaan evaluasi dilakukan tes hasil belajar siklus I untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa. 4. Tahap refleksi Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis, begitu pula untuk hasil evaluasi. Selain itu, memberikan kesempatan pada siswa untuk membuat refleksi berupa tanggapan tertulis atau saran perbaikan atas pembelajaran dengan pendekatan inkuiri berbasis. Selanjutnya, dibuat rencana perbaikan dan penyempurnaan untuk siklus berikutnya. PELAKSANAAN SIKLUS II Dilaksanakan tindakan siklus II sebagai kelanjutan dan perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus I. 1. Tahap Perencanaan Tahap-tahap perencanaan yang telah dilakukan pada siklus I seperti membuat RPP, LKS sebagai perangkat pembelajaran, soal-soal tes untuk akhir siklus tetap dilanjutkan. Kelompok disusun ulang dengan jumlah siswa tiap kelompok 5-6 orang. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan a. Menyampaikan indikator pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar dengan menggunakan pendekatan inkuiri berbasis PBI. b. Menjelaskan materi larutan penyangga secara singkat sambil memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya. c. Membagi ulang siswa ke dalam kelompok agar kelompok tetap heterogen dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang dan membagi LKS. d. Guru lebih memotivasi siswa untuk aktif bekerja sama dalam

17 mengerjakan tugas pada LKS melalui praktikum dan diskusi secara berkelompok. e. Setiap kelompok membuat laporan. f. Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk melakukan presentase dan menunjuk siswa secara acak untuk memenjawab pertanyaan/mengerjakan soal di papan tulis dan memberi kesempatan bagi siswa lain untuk menanggapi. Guru mengoreksi jawaban siswa sekaligus memberi penjelasan. g. Guru memberikan hadiah bagi kelompok yang mendapat penghargaan berupa buku kumpulan soal kimia. h. Guru memberikan tes akhir siklus. 3. Tahap Observasi/Evaluasi Secara umum, tahap observasi siklus II adalah melanjutkan kembali kegiatan observasi pada siklus I yang dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Selama pelaksanaan tindakan, peneliti dibantu oleh observer mengisi lembar observasi yang berisi tentang keaktifan siswa. Adapun pelaksanaan evaluasi dilakukan tes hasil belajar siklus II untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa. 4. Tahap Refleksi Pada tahap ini, umumnya tetap mengikuti kegiatan seperti yang dilakukan pada siklus I yakni: a. Menilai dan mengamati perkembangan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Menilai dan mengamati perkembangan hasil belajar siswa berupa nilai tes akhir siklus II siswa. Dengan menganalisis refleksi tersebut dan keseluruhan data yang diperoleh selama dua siklus dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas siswa dan ketuntasan kelas dengan pendekatan inkuiri berbasis PBI mengalami peningkatan atau tidak Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari tes hasil belajar dan observasi keaktifan siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif perhitungan persentase. Data hasil belajar kemudian dikategorisasikan berdasarkan nilai ketuntasan belajar yang digunakan di SMA Katolik Rajawali Makassar untuk pelajaran kimia kelas XI materi larutan penyangga yaitu 70. Dan indicator keberhasilan jika terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa HASIL PENELITIAN 1. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai ujian yang diambil setelah proses belajar mengajar melalui penerapan pendekatan inkuiri berbasis PBI pada setiap akhir siklus I dan II. Tes hasil belajar siswa dinyatakan dalam pengkategorian ketuntasan belajar pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Distribusi Hasil Belajar Siklus I Skor Kate-gori Siklus I Siklus II f % f % 0 69 70 100 Tdk Tuntas Tuntas 11 21 34,38 65,63 5 27 15,63 84,38 Jumlah 32-32 - Dari tes hasi belajar yang dilakukan pada siklus I dan II diperoleh hasil yang diperlihatkan pada tabel 1. Distribusi tersebut memperlihatkan bahwa dari 32 orang siswa yang ikut tes hasil belajar siklus I, terdapat 21 orang siswa dengan persentase 65,63% yang tuntas dan 11 orang siswa dengan persentase 34,38% yang tidak tuntas belajar dan pada siklus II terdapat 27 orang siswa dengan persentase 84,38%

18 yang tuntas dan 5 orang siswa dengan persentase 15,63% yang tidak tuntas belajar. 2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data Observasi Mengenai Aktivitas Siswa % No. Komponen yang Diamati siklus Ke- I II 1. Visual Activities a. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru b. Siswa yang membaca buku dan LKS c. Siswa yang memperhatikan penjelasan kelompok yang melakukan presentase 2. Oral Activities a. Siswa yang bertanya saat guru selesai menjelaskan b. Siswa yang menjawab/mengerjakan soal di papan tulis saat diskusi kelas c. Siswa yang aktif berdiskusi 3. Writing Activities a. Siswa yang mengerjakan dengan sungguh-sungguh tugas yang terdapat dalam LKS b. Laporan hasil penelitian yang tepat 4. Mental Activities Siswa yang menanggapi saat diskusi 5. Motor Activities Siswa yang aktif dalam praktikum 6. Siswa yang bekerjasama dalam melakukan praktikum 7. Siswa yang bekerjasama dalam mempresentasikan hasil yang diperoleh 8. Kelompok yang mendapat penghargaan 78.1 43.8 34.4 7.8 15.6 25.0 56.3 66.7 90.6 93.8 62.5 31.3 15.6 65.6 84.4 83.3 12.5 40.6 62.5 81.3 37.5 53.1 37.5 62.5 Aktivitas siswa pada tabel 1 menunjukkan bahwa pada umumnya persentase siswa yang aktif selama proses III V pembelajaran berlangsung berdasarkan aspek yang diamati telah mengalami peningkatan pada siklus II jika dibandingkan dengan aktivitas siswa pada siklus I. Secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Visual activities a. Jumlah siswa yang memperhatikan penjelasan guru meningkat dari 25 orang (78.13%) pada siklus I menjadi 29 orang (90.63%) pada siklus II. b. Jumlah siswa yang membaca buku dan LKS pada siklus I, 14 orang (43.75%) meningkat menjadi 30 orang (93.75%) pada siklus II. c. Jumlah siswa yang memperhatikan penjelasan kelompok yang melakukan presentase pada siklus I, 11 orang (34.38%) meningkat menjadi 20 orang (62.50%). 2) Oral activities a. Jumlah siswa yang bertanya saat guru selesai menjelaskan pada siklus I, 3 orang (7.81%) meningkat menjadi 10 orang (31.25%) pada siklus II. b. Jumlah siswa yang menjawab/mengerjakan soal di papan tulis saat diskusi kelas pada siklus I & siklus II sebanyak 5 orang (15.63%) c. Jumlah siswa yang aktif berdiskusi pada siklus I, 8 orang (25.00%) meningkat menjadi 21 orang (65.63%) pada siklus II. 3) Writing activities a. Jumlah siswa yang mengerjakan tugas yang terdapat dalam LKS pada siklus I, 18 orang (56.25%) meningkat menjadi 27 orang (84.38%) pada siklus II. b. Jumlah kelompok yang membuat laporan hasil penelitian yang tepat pada siklus I, 4 kelompok (66.67%) meningkat menjadi 5 kelompok (83.33%) pada siklus II. 4) Mental activities, yaitu jumlah siswa yang menanggapi saat diskusi pada

19 siklus I, 4 orang(57.14%) meningkat menjadi 13 orang (40.63%) pada siklus II. 5) Motor activities, yaitu jumlah siswa yang aktif saat praktikum pada siklus I, 20 orang (62.50%) meningkat menjadi 26 orang (81.25%) pada siklus II. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri berbasis PBI dengan cara sebagai berikut. a) Menyampaikan indikator pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. b) Menjelaskan materi larutan penyangga secara singkat sambil memberi kesempatan bagi siswa untuk bertanya, kemudian memberi permasalahan tentang larutan penyangga yang ada dalam kehidupan sehari-hari. c) Mengutarakan bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri berbasis PBI kepada siswa. d) Membagi siswa menjadi dalam 7 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang dan membagi tugas dalam bentuk LKS 1 & 2. e) Mengorganisasi siswa untuk menyelesaikan tiap permasalahn yang ada dalam LKS secara berkelompok. f) Membimbing siswa untuk membuat hipotesis dan melakukan pengumpulan data. g) Memberi kesempatan pada tiap perwakilan kelompok untuk melakukan presentase dan memberi kesempatan untuk siswa lain menanggapi. h) Memberi penjelasan akhir tentang hasil temuan siswa dan menunjuk siswa yang ingin menyelesaikan soal di papan tulis. i) Guru memberi pujian bagi kelompok terbaik. j) Guru memberikan tes akhir siklus Refleksi siklus I Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, dirasa perlu untuk melakukan perbaikan pada siklus II sebagai berikut. a) Menyusun ulang kelompok agar kelompok tetap heterogen dan siswa tidak bosan dengan anggota kelompoknya. b) Guru berkeliling saat diskusi kelompok untuk menanyakan/membimbing siswa yang kurang aktif dalam membuat hipotesis, mengerjakan tugas, dan saat praktikum. c) Pada saat diskusi kelas, lebih memotivasi siswa yang berkemampuan sedang untuk mewakili kelompoknya dalam presentase, menyampaikan saran/sanggahan, dan menjawab pertanyaan/mengerjakan soal di papan tulis sehingga kelas tidak hanya didominasi oleh siswa yang pandai. d) Melakukan pengundian untuk kelompok yang akan presentase dan menunjuk perwakilan kelompok namun laporan tetap diperiksa secara menyeluruh untuk mengetahui kelompok terbaik karena keterbatasan waktu. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Berdasarkan refleksi siklus I, dilakukan tindakan siklus II sebagai berikut. a) Menyampaikan indikator pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. b) Menjelaskan materi yang akan dipelajari secara singkat dan hubungannya dengan materi sebelumnya sambil memberi

20 kesempatan bagi siswa untuk bertanya. c) Mengutarakan bahwa pelaksanaan pembelajaran masih menggunakan pendekatan inkuiri berbasis PBI. d) Membagi ulang siswa dalam 6 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang dan membagi tugas dalam bentuk LKS 3 & 4. e) Mengorganisasi siswa untuk menyelesaikan tiap permasalahn yang ada dalam LKS secara berkelompok. f) Mengelilingi tiap kelompok untuk membimbing siswa membuat hipotesis dan melakukan pengumpulan data sambil mengawasi siswa yang tidak aktif. g) Melakukan pengundian kelompok yang akan presentase dan menunjuk perwakilan beberapa kelompok untuk melakukan presentase dan siswa lain untuk menanggapi. h) Memberi penjelasan akhir tentang hasil temuan siswa dan menunjuk siswa untuk menyelesaikan soal di papan tulis. i) Guru memberi pujian dan hadiah bagi kelompok terbaik. j) Guru memberikan tes akhir siklus Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil siklus II, diperoleh peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Meski demikian, perlu dilakukan hal-hal berikut pada siklus selanjutnya atau penelitian selanjutnya, yaitu: a) Menyusun ulang kelompok secara periodik agar setiap siswa mendapat suasana baru dan lebih termotivasi untuk belajar. b) Lebih memotivasi siswa untuk menyelesaikan persoalan secara berurut mulai dari penyusunan masalah, kajian teori, hipotesis, sampai dengan pengunpulan data yang sebaiknya dilakukan dengan bekerja sama dalam kelompok. c) Lebih memprioritaskan siswa yang tidak terbiasa berbicara di depan umum untuk melakukan presentase atau menyampaikan pendapat/ saran/ sanggahan. Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di SMA Katolik Rajawali Makassar, kelas XI IPA A dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang yang terdiri atas 11 laki-laki dan 21 perempuan. Pada dasarnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa, khususnya materi larutan penyangga dengan menggunakan pendekatan inkuiri berbasis PBI. Langkah-langkah perbaikan yang dilakukan pada siklus II yaitu: 1. Menyusun ulang kelompok agar kelompok tetap heterogen dan siswa tidak bosan dengan anggota kelompoknya. 2. Guru berkeliling saat diskusi kelompok untuk menanyakan/membimbing siswa yang kurang aktif dalam membuat hipotesis, mengerjakan tugas, dan saat praktikum. 3. Pada saat diskusi kelas, lebih memotivasi siswa yang berkemampuan sedang untuk mewakili kelompoknya dalam presentase, menyampaikan saran/sanggahan, dan menjawab pertanyaan/mengerjakan soal di papan tulis sehingga kelas tidak hanya didominasi oleh siswa yang pandai. 4. Melakukan pengundian untuk kelompok yang akan presentase dan menunjuk perwakilan kelompok namun laporan tetap diperiksa secara menyeluruh untuk mengetahui kelompok terbaik karena keterbatasan waktu.

21 Hasil observasi yang diperoleh menunjukkan peningkatan aktivitas dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Aktivitas-aktivitas tersebut mengalami peningkatan karena: 1. Pada siklus I umumnya siswa masih terkesan baru dalam pembelajaran kelompok khususnya dengan pendekatan inkuiri berbasis PBI sehingga siswa yang terbiasa bekerja secara individu tetap menyelesaikan tugas seorang diri, dan siswa yang berkemampuan sedang dan rendah lebih cenderung mengharapkan temannya yang pintar. Pada siklus II, tentunya siswa sudah tahu pembelajaran dengan pendekatan inkuiri berbasis PBI yang akan dilakukan dimana lebih mengutamakan kerjasama dalam kelompok untuk penyelesaian suatu masalah. 2. Pada siklus I, ada beberapa kelompok yang ternyata lebih didominasi oleh siswa yang pandai dan aktif dalam berdiskusi, sehingga kelompok yang ternyata beranggotakan siswa yang berkemampuan sedang cenderung malas untuk ikut aktif dalam diskusi. Pada siklus II, dilakukan penyusunan ulang kelompok sehingga terbentuk kelompok heterogen dan siswa kembali termotivasi dengan anggota kelompok yang baru. 3. Dengan melihat hasil yang diperoleh pada siklus I, guru lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif lagi pada siklus II, seperti: a) Meminta siswa untuk bertanya jika tidak mengerti dan mengarahkan/membimbing dengan menunjuk siswa yang kurang aktif untuk mengeluarkan pendapat saat diskusi berlangsung. Dengan demikian, siswa yang tidak mengerti akan bertanya dan terlibat langsung dalam diskusi. b) Meminta siswa untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan tiap persoalan yang diberikan mulai dari prnyusunan masalah, kajian teori, hipotesis, sampai pada pengumpulan data, sehingga suasana kelompok lebih terlihat. c) Lebih memotivasi siswa yang berkemampuan sedang khususnya yang jarang berbicara saat diskusi dengan menunjuk mereka secara bergantian untuk mengerjakan tugas/menjawab pertanyaan. Berdasarkan hasil evaluasi dari 32 siswa, pada siklus I terdapat 21 orang siswa dengan persentase 65,63% yang tuntas dan 11 orang siswa dengan persentase 34,38% yang tidak tuntas belajar dan pada siklus II terdapat 27 orang siswa dengan persentase 84,38% yang tuntas dan 5 orang siswa dengan persentase 15,63% yang tidak tuntas belajar. Peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar tentunya disebabkan oleh aktivitas siswa yang juga meningkat. Meskipun masih ada beberapa aktivitas yang peningkatannya hanya sedikit, namun itu menunjukkan bahwa beberapa siswa sudah mulai beradaptasi dengan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Selain itu, hasil refleksi siswa yang berupa respon siswa menunjukkan bahwa beberapa siswa merasa senang dengan pembelajaran yang dilakukan karena lebih mengutamakan kerjasama dalam kelompok sehingga mereka tidak merasa bersaing. Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri berbasis PBI dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas XI IPA A SMA Katolik Rajawali Makassar.

22 DAFTAR PUSTAKA Sidarta, A., 2005. Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuri Laboratorium Sebagai Wahana pendidikan Sains Siswa SMP. Tesis Program Pascasarja UPI. Bandung Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Tindakan Kelas. Insan Cendekia. Jakarta. Yusuf S. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Berbasis Masalah (Studi Pada Materi Pokok Larutan Penyangga). Tesis PPs UNM. Makassar. Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. UNESA Press. Surabaya Sardiman, A. M. 1997. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Remaja Press. Jakarta. Akhyani, A. 2008. Model Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Berbasis Inkuiri Laboratorium untuk Penguasaan Konsep dan ketrampilan Berfikir Kritis Siswa SMA. Tesis PPs UPI: Tidak diiterbitkan. Hobri. 2009. Metodologi Penelitian Pengembangan (Developmental Research). (online.http://hobri.blog.unej.ac.id/fil es/2009/03/05-analis-data.pdf). Diakses 5 Oktober 2010. Karim, A. 2003. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada Materi Persamaan Kuadrat di Kelas X SMA. Tesis ini diterbitkan. Makassar: PPs UNM.