BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

BIAYA BAHAN. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan peradaban manusia menimbulkan adanya perkembangan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, persaingan global yang tajam banyak

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DUMPTRUCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. ASRICO PUTRA PERDANA BEKASI

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang paling besar dalam harta perusahaan. Persediaan juga memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. yang sering mengalami kemacetan. Awal mula masuknya sepeda ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UKM GRIYA TAS BOGOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

BAB I PENDAHULUAN. juga terkena dampak akibat persaingan tersebut. Agar perusahaan dapat tetap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam perkembangan ekonomi dewasa saat ini dunia usaha tumbuh dengan

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Operasional. Metode EOQ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. maka penulis melakukan studi pustaka yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan seperti kelebihan atau kekurangan persediaan. Jika

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan

Pengelolaan Persediaan

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kursi Lipat dengan Menggunakan Metode Economic Order (Eoq) pada PT. Chitose Tbk Cimahi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di dunia saat ini telah berkembang dengan sangat pesat, dimana

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

BAB I PENDAHULUAN. usahanya serta berupaya mendapatkan keuntungan yang tinggi untuk

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PENGELOLAAN PERSEDIAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA SWALAYAN LANGGENG DI TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk bisa mempertanggungjawabkan kebenaran dari suatu penelitian,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada beberapa tahun belakangan ini semakin banyak perusahaanperusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang lebih ketat demi menjaga kelangsungan operasi perusahaan. Kelangsungan proses produksi didalam suatu perusahaan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : Modal, tekhnologi, persediaan bahan baku, persediaan barang jadi dan tenaga kerja. Persediaan (inventory) sebagai elemen modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar. Persediaan juga merupakan elemen-elemen aktiva lancar yang yang selalu dianggap likuid dibandingkan dengan elemen-elemen aktiva yang lain misalnya, kas, piutang, dan marketable securities, meskipun demikian masalah inventory dianggap sangat penting bagi perusahaan, khususnya dibidang industri dan perdagangan, selain bidang tersebut persediaan juga mempunyai pengaruh pada fungsi bisnis terutama fungsi operasi pemasaran dan keuangan, selain itu persediaan juga merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki peranan penting dalam operasi bisnis dalam pabrik (manufacturing) yaitu persediaan bahan baku, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi dan persediaan suku cadang. Persediaan bahan baku yang cukup dapat mempelancar proses produksi serta barang jadi yang dihasilkan harus dapat menjamin efektifitas kegiatan pemasaran, yaitu memberikan kepuasan kepada pelanggan, karena

apabila barang tidak tersedia maka perusahaan kehilangan kesempatan merebut pasar dan perusahaan tidak dapat mensuplay barang pada tingkat optimal. Dengan adanya investasi dalam persediaan mengakibatkan adanya nilai uang yang terkait dalam bentuk persediaan, sehingga bagi perusahaan adanya biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan, misalnya sewa gudang, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya pengaman. Penanaman persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar penyusutan, besar kemungkinan karena rusak, kualitas menurun, usang, sehingga memperkecil keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dan penanaman persediaan yang terlalu kecil akan menekan keuntungan juga, karena perusahaan tidak dapat bekerja dengan tingkat produktifitas yang optimal, sehingga akan mempertinggi biaya pengelolaan persediaan. Agar kegiatan produksi dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diinginkan dalam jumlah hal yang diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode, maka diperlukan adanya pelaksanaan produksi yang disertai dengan pengendaliaan produksi. Pengendalian ini bertujuan agar barang jadi atau hasil proses produksi dapat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen baik dalam kualitas maupun kuantitas waktu penyerahaan. Sedangkan dari perusahaan itu sendiri juga diperlukan penyesuaian dalam efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai keseimbangan antara hasil produksi dengan faktor-faktor produksi yang tersedia. Ketidaktepatan dalam pengadaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan akan menimbulkan adanya pemborosan yang mengakibatkan kerugian financial. Untuk menjamin kelancaran dan kesinambungan produksi, maka baik perusahaan dagang

maupun manufaktur perlu mengadakan persediaan karena persediaan merupakan unsur modal kerja yang sangat penting dan yang secara kesinambungan akan berputar dalam siklus perputaran modal kerja perusahaan. Agar perusahaan dapat tetap menjamin kelangsungan operasi perusahaannya serta dapat mencapai tujuan untuk memaksimalisasikan nilai perusahaan, maka perlu diadakan suatu tindakan yang terarah dalam mengendalikan persediaan yang ada dalam perusahaan, dalam mencapai hasil usaha yang layak yang berkaitan dengan harga pokok produksi, maka diperlukan pengendalian persediaan sehingga dapat menekan biaya produksi yang akan timbul atau terjadi. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian adalah untuk menekan biaya-biaya operasional seminimal mungkin sehingga akan mengoptimalisasikan kinerja perusahaan. Untuk melaksanakan pengendalian persediaan yang dapat diandalkan dan dipercaya tersebut maka harus diperhatikan berbagai faktor yang terkait dengan persediaan. Penentuan dan pengelompokan biaya-biaya yang terkait dengan persediaan perlu mendapatkan perhatian yang khusus dari pihak manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat. Dibawah ini disajikan tabel dalam permintaan setiap perbulan bahan baku biji kopi untuk membuat kopi di Restoran Burangrang Dusun Bambu :

Tabel 1.1 Kebutuhan Biji Kopi Perbulan BULAN APRIL (2014) MEI (2014) JUNI (2014) JULI (2014) AGUSTUS (2014) SEPTEMBER (2014) OKTOBER (2014) NOVEMBER (2014) DESEMBER (2014) JANUARI (2015) FEBRUARY (2015) MARET (2015) PERMINTAAN 60 KG 56 KG 50 KG 35KG 37 KG 36KG 37 KG 36 KG 37 KG 19 KG 15 KG 26 KG TOTAL 444 KG Sumber : Restoran Burangrang Dusun Bambu Mengingat bahwa masalah persediaan mencakup bidang yang cukup luas dan guna membatasi masalah yang akan diuraikan, maka penulis tertarik untuk membahas tentang pengendalian persediaan bahan baku. Sehubungan dengan hal ini maka penulis memilih judul sebagai berikut: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BIJI KOPI MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI RESTORAN BURANGRANG DUSUN BAMBU

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas maka penulis mengidentifikasikan masalah dengan rumusan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku biji kopi di Dusun Bambu Restoran Burangrang? 2. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku biji kopi di Dusun Bambu Restoran Burangrang dengan menggunakan metode EOQ, melalui indikator Rop, Safety Stock? 1.3 Tujuan Penelitian Maksud utama dalam skripsi ini adalah untuk mendapatkan data-data dan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan skripsi, adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan Dusun Bambu Restoran Burangrang 2. Mempertahankan kelancaran produksi di Dusun Bambu Restoran Burangrang 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang penulis harapkan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Bagi Penulis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dibidang ekonomi dan pengetahuan yang lebih luas dalam implementasi manajemen operasi khususnya mengenai pengendalian persediaan bahan baku.

b. Pengetahuan yang luas tentang penerapan teori yang diperoleh dibangku perkuliahan, khususnya mengenai manajemen operasi. c. Adapun hasil penelitian ini digunakan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan pada perusahaan atau untuk memberi gagasan dan saran bagi perusahaan sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengendalian persediaan bahan baku. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan bagi pihak lain untuk pengembangan ilmu pengetahuan, dan juga penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan bagi para peneliti lain dalam bidang yang sama. 1.5 Kerangka Pemikiran Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting karena persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam aktiva. Persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber-sumber daya, organisasi yang disimpan antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan, sedangkan Pengendalian adalah serangkaian

kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan perusahaan harus di isi dan berapa besar pesanan harus dilakukan. Dalam melaksanakan produksi suatu perusahaan, Diperlukan suatu manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya pengaturan dan pengkoordinasian penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi yang dikenal sebagai manajemen produksi atau manajemen operasional. Berikut ini adalah definisi manajemen operasi dan produksi yang dikemukakan oleh beberapa ahli : Pengertian manajemen operasional menurut Richard L. Daft (2006 : 216) adalah Bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan tekhnik-tekhnik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi. Operasional berasal dari kata operasi yang mempunyai arti menurut Subagyo (2000:1) ialah kegiatan untuk mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa. Manajemen produksi terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan produksi. Terdapat beberapa pengertian manajemen yang pada dasarnya adalah usaha untuk mencapai tujuan yang dilakukan dengan cara mengkoordinasikan kegiatan orang lain melalui perencanaan pengorganisasian perencanaan dan pengawasan, fungsi pokok didalam manajemen adalah keuangan, personalia, pemasaran, dan produksi. Pengertian produksi diartikan sebagai kegiatan menghasilkan barang untuk tujuan memperoleh keuntungan. Pengertian ini terlalu sempit, sebab produksi juga dapat menghasilkan jasa, baik untuk tujuan memperoleh keuntungan atau tidak. Sehingga ada pengertian lain tentang

produksi yaitu penciptaan barang dan jasa. Oleh karena itu, istilah produksi kemudian dikembangkan dengan operasi menurut Prawirosentono (2001), persediaan adalah kekayaan lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan mentah (bahan baku/material), barang setengah jadi dan barang dalam proses. Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan (Gitosudarmo, 2002). Soemarso (1999), mengemukakan pengertian persediaan sebagai barang barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, untuk persediaan bahan baku dengan mempertahankan kelancaran produksi dapat di gunakan suatu metode untuk persediaan bahan baku dalam suatu restoran guna mengetahui kuantitas pesanan yang akan meminimumkan biaya persediaan, metode yang dapat digunakan yaitu metode Economic Order Quantity (EOQ) dengan menggunakan alat bantu Safety Stock (Persediaan pengaman) dan Re Order Point (ROP). Rumus EOQ di kembangkan oleh FW Harris tahun 1915. Kemudian rumus ini diperluas penggunaan nya didalam industri melalui usaha seseorang konsultan bernama wilson. Sehingga rumus ini sering disebut EOQ Wilson, walaupun dikembangkan oleh Harris. EOQ dan variasinya masih digunakan secara luas pada industri dalam manajemen persediaan untuk permintaan bebas. Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan berbagai cara, menurut Hansen dan Mowen (2005:472) Economic Order Quantity akan menentukan jumlah pesanan persediaan yang meminimumkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, Economic Order

Quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen persediaan, model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat meminimalkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan. Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Dalam kegiatan normal Model Economic Order Quantity memiliki beberapa karakteristik antara lain : 1. Jumlah barang yang dipesan pada setiap pemesanan selalu konstan, 2. Permintaan konsumen, biaya pemesanan, biaya transportasi dan waktu antara pemesanan barang sampai barang tersebut dikirim dapat diketahui secara pasti, dan bersifat konstan, 3. Harga per unit barang adalah konstan dan tidak mempengaruhi jumlah barang yang akan dipesan nantinya, dengan asumsi ini maka harga beli menjadi tidak relevan untuk menghitung EOQ, karena ditakutkan pada nantinya harga barang akan ikut dipertimbangkan dalam pemesanan barang, 4. Pada saat pemesanan barang, tidak terjadi kehabisan barang atau back order yang menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, manajemen harus menjaga jumlah pemesanan agar tidak terjadi kehabisan barang, 5. Pada saat penentuan jumlah pemesanan barang kita tidak boleh mempertimbangkan biaya kualitas barang, 6. Biaya penyimpanan per unit pertahun konstan.

Rumus EOQ : Rumus EOQ : R = Kebutuhan barang dalam suatu periode tertentu missal setahun S = biaya pemesanan setiap kali pesan P = harga beli setiap unit barang I = Biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam prosentase dari nilai rata-rata persediaan barang yang disimpan C = Biaya penyimpanan tiap unit barang yang disimpan (dalam rupiah) A. Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point/ROP) Menurut Sofjan Assauri (2004;196), tingkat pemesanan kembali (Reorder point) adalah : Tingkat pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan kembali. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik pemesanan kembali adalah : 1. Penggunaan barang selama tenggang waktu mendapatkan barang (procurement lead time) 2. Besarnya safety stock. Rumus ROP : ROP = (LT x AU ) + SS ROP = Reorder point LT = Lead time

AU = pemakayan rata-rata dalam setaun waktu tertentu SS = safety stock B. Persediaan pengaman (Safety Stock) Pengertian persediaan pengaman (Safety Stock) menurut Rangkuti (2004:10) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock Out). Sedangkan pengertian menurut Sofjan Assauri (2004:186) sama halnya dengan pengertian Freddy Rangkuty yaitu persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock Out). Safety Stock = (Pemakaian Maksimum-Pemakaian Rata-Rata) Lead Time dengan: metode-metode tersebut dapat digunakan dalam suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut memenuhi asumsi-asumsi yang terdapat dalam masing-masing metode. Metode tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu menciptakan suatu pengendalian persediaan yang efisien dalam arti bahwa perusahaan mempunyai tingkat persediaan yang optimal. Dari uraian diatas dapat kita lihat dibahwah ini adalah gambar bagan kerangka pemikiran dari hasil uraian-uraian diatas terlihat pada Gambar 1.1.

Grand Theory Operations Management Midle Theory Quality Control Application Theory Economic Order Quantity Output : Pengendalian persediaan Bahan baku untuk meminimalkan Biaya persediaan minimum Gambar 1.1 Bagan Kerangka pemikiran : Tinjauan dari teori-teori : Umpan balik yang membentuk bagian dari teori