PENGARUH PENGUASAAN DIKSI TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS GAYA BAHASA METAFORA DALAM WACANA SISWA KELAS XI SMA NEGERI I ANGKOLA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, untuk menjelaskan hubungan antara konsep-konsep atau. Ilmiah Remaja Terhadap Pembentukan Sikap Ilmiah Siswa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGUASAAN RELASI MAKNA DENGAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT KELAS IX SMP NEGERI 3 BARUSJAHE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA N 1

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PERANAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN MAMPANG PRAPATAN 02 PAGI

penelitian eksperimen. Sugiyono (2012:11) menyatakan metode tujuan penelitian yakni untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Sistem Rem Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Sinta Anggun Destyanningrum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian,

Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 2013 ISSN:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

DINA FITMILINA A1A110053

Langkah 1 : Penomoran Langkah 2 : Mengajukan Pertanyaan. Langkah 3 : Berpikir Bersama Langkah 4 : Menjawab METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun oleh : ANISA ANGGO MARTANI A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Seting dalam penelitian ini meliputi: Materi yang diteliti, tempat dan waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Langkah yang penting dalam keseluruhan proses penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (2006), penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan atau dilaksanakan di SMA Negeri 2 Serui, jalan

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

ARTIKEL. Disusun dan diajukan oleh: FERNANDO M N NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat. untuk Diunggah pada Jurnal Online

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hubungan Kemampuan Menggunakan Diksi Dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VII MTs. Al Hidayah Laras

Daenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Jumlah siswa di SMK Manajemen Penerbangan Medan cukup. dengan permasalahan yang diteliti.

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Metode penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

: SAHID PAMBUDI UTOMO A210

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematis siswa melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

KONTRIBUSI MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

III. METODE PENELITITAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April dan Mei Semester genap Tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

Transkripsi:

PENGARUH PENGUASAAN DIKSI TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS GAYA BAHASA METAFORA DALAM WACANA SISWA KELAS XI SMA NEGERI I ANGKOLA BARAT Dra. Nur Afifah, M.Pd Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan ABSTRAK Pengaruh Psenguasaan Diksi terhadap Kemampuan Menganalisis Penggunaan Gaya Bahasa dalam Wacana Narasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Angkola Barat. Masih banyak siswa yang cenderung belum mampu menguasai diksi dengan tepat dan kurang mampu menemukan gaya bahasa metafora yang terdapat dalam wacana narasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penguasaan diksi terhadap kemampuan menganalisis penggunaan gaya bahasa metafora dalam wacana siswa kelas XI SMA Negeri 1 Angkola Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Angkola Barat yang berjumlah 160 siswa. Dari populasi ini diambil sampel secara acak/random sebesar 25% yaitu sebanyak 40 siswa. Untuk menjaring kedua data digunakan instrument tes penguasaan diksi dan kemampuan menganalisis penggunaan gaya metafora dalam wacana narasi. Kedua tes objektif berbentuk pilihan berganda masing-masing sebanyak 25 soal. Untuk mengetahui hubungan kedua variabel Y digunakan rumus koefisien determinasi r 2.. Simpulan dari hasil penelitian mennyatakan bahwa nilai rata-rata penguasaan diksi adalah 72 kriteria Baik (tuntas), kemampuan menganalisis penggunaan bahasa metafora dalam wacana narasi adalah 70,25, sisanya,2% pengaruh dari faktor lain. Rendahnya kemampuan siswa ini boleh jadi disebabkan oleh penggunaan instrument tes yang tidak maksimal dan tidak terpantaunya keseriusan siswa menjawab tes sehingga boleh jadi siswa hanya menduga-duga jawabannya. atau mungkin ada kondisi lain siswa jarang berlatih tentang diksi dan gaya bahasa metafora atau memang tidak ada diajarkan oleh guru. Kata Kunci : Penguasaan diksi, menganalisis gaya bahasa metafora. Dosen UMTS Padangsidimpuan ISSN 2541 3775 Vol.1 N0.1 Juli-Desember 2016 19

PENDAHULUAN Kreativitas belajar dalam pembelajaran tentang berbagai beraneka ragam gaya bahasa perlu ditingkatkan karena merupakan salah satu faktor utama penentu keberhasilan preses belajar mengajar, bahkan kreativitas belajar diksi yaitu belajar memilih pilihan kata agar sesuai dengan kalimat-kalimat yang kita inginkan untuk dapat mengerti maksud dan tujuan dari kalimat tersebut. Dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Rendahnya kreativitas belajar bahasa Indonesia dalam kegiatan belajar akan menyebabkan kondisi proses belajar mengajar tidak kondusif dan tidak efektif sehingga menghambat siswa dalam memahami materi pelajar secara aktif. (Wahab, 2013) menjelaskan bahwa selama ini praktek pembelajaran disemua jenjang pendidikan di indonesia masih cenderung mengagungkan aspek intelektualitas dan lebih mementingkan hasil belajar domain kognitif. Dari hasil wawancara dengan ibu Efrida Situmorang, S.Pd guru bahasa indonesia SMA Negeri 1 Angkola Barat diperoleh bahwa pembelajaran di sekolah ini masih monoton berpusat pada guru. Di samping itu peneliti melaksanakan tes diagnostik untuk mengukur sejauh mana kreativitas belajar bahasa indonesia terhadap pelajar, yang di uji cobakan kepada kelas XI sebanyak 40 orang siswa SMA Negeri 1 Angkola Barat diperoleh siswa yang termasuk kategori cukup sebanyak 4 siswa (10,0%), kategori kurang 19 siswa (47.5%), dan kategori kurang sekali 17 siswa (42,5%). Dengan demikian, yang memiliki persentase terbaik adalah dalam kategori kurang, sehingga kemampuan menganalisis makna gaya bahasa metafora dalam wacana oleh siswa Siswa Kelas XI SMA Negeri I Angkola Barat Tahun Ajaran 2014-2015 cenderung baik. Dari hasil penyebaran angket tentang persepsi siswa ratarata 40% tidak setuju belajar bahasa Indonesia itu menarik dan menyenangkan, sehingga terbukti dengan keaktifan dan keseriusan mereka dalam belajar masih kurang sehingga menyebabkan hasi belajar tidak selalu tercapai. Untuk memperkuat fakta dilapangan peneliti melaksanakan observasi proses belajar mengajar di kelas XI SMA Negeri 1 Angkola Barat terlihat dari sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung, seperti siswa kurang menunjukkan perhatian penuh selama proses pembelajaran. Keadaan ini mengakibatkan hasil belajar bahasa indonesia siswa kurang maksimal, disamping itu dari ulangan harian bahasa indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 1 Angkola Barat siswa hanya memperoleh nilai rata-rata 60 sedangkan kriteria ketuntasan minimal bidang studi bahasa indonesia adalah 75. Menyikapi masalah diatas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan sehingga mampu memotivasi dan meningkatkan kreativitas belajar bahasa indonesia. Guru dalam proses belajar mengajar harus lebih memperhatikan strategi yang digunakan agar mampu memaksimalkan potensi siswa dan kreativitas belajar bahasa Indonesia. Menurut Surakhmad (1997:147), Metode deskriptif membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual, dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengidentifikasikannya, menganalisis dan menginterprestasikannya Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang memecahkan masalah dengan jalan mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikannya, menganalisis serta menginterprestasikannya. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Pengaruh Penguasaan Diksi terhadap Kemampuan Menganalisis Penggunaan Gaya Bahasa Metafora dalam Wacana Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Angkola Barat Tahun Ajaran 2014-2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguasaan diksi siswa dan untuk mengetahui kemampuan menganalisis penggunaan gaya bahasa metafora siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Angkola Barat Tahun Ajaran 2014-2015. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (class Action Research) yang dilakukan di SMA Negeri 1 Angkola Barat, untuk mata pelajaran bahasa indonesia. Sebagai subjek penelitian ini adalah kelas XI SMA Negeri 1 Angkola Barat tahun pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 40 orang. Waktu penelitian ini direncanakan selama 3 bulan. Penentuan waktu ini mengacu pada kelender pendidikan akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. Objek penelitian yang di amati dalam penelitian ini adalah (1) hasil belajar, (2) Kreativitas belajar bahasa indonesia Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut, pada siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Perencanaan dalam penelitian ini meliputi (1) Tim penelitian melakukan analisa kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang disampaikan kepada siswa dengan pendekatan PBL, (2) Membuat ISSN 2541 3775 Vol.1 N0.1 Juli-Desember 2016 20

rencana pembelajaran PBL, (3) Membuat rencana lembar kerja siswa, (4) Membuat instrumen yang digunakan yang digunakan dalam siklus PTK, (5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran siswa. Pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi (1) Menyajikan materi pelajaran, (2) Guru memberikan tes kreativitas, (3) Membuat kesimpulan secara bersama-sama, (4) Melakukan observasi. Pengamatan dalam penelitian ini meliputi (1) Situasi kegiatan belajar mengajar, (2) Keaktifan siswa, (3) Peningkatan kreatif siswa. Refleksi dalam penelitian ini meliputi tim peneliti melaksanakan diskusi untuk mengetahui kekurangan-kekurangan ada siklus pertama untuk diperbaiki pada siklus kedua. Kemudian dilakukan siklus II yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada perencanaan, tim penelitian membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. Pada pelaksanaan, guru melaksanaan pembelajaran PBL berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. Selanjutnya pada pengamatan, tim penelitian (guru dan kolabolator) melakukan pengamatan terhadap aktifitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBL. Dan yang terakhir adalah refleksi, tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa. Jika indikator tercapai penelitian dihentikan dan apabila indikator belum tercapai maka dilanjutkan dengan siklus ketiga. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi tes, observasi aktivitas belajar, dan angket. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah (1) Lembar Tes. Tes digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan berpikir siswa sebagai kreativitas belajar. Tes disusun dalam bentuk pilihan ganda yang mengacu pada kurikulum KTSP untuk SMA Negeri 1 Angkola Barat yang digunakan sebanyak 20 soal, tes ini diberikan ketika pretes dan postes. Untuk menguji test yang baik diperlukan langkah-langkah dalam menyusun data sebagai berikut: (1) Validitas test, untuk mengetahui validitas tes digunakan rumus korelasi product Moment (Arikunto, 2009). (2) Reliabilitas Tes, untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus alpha (Arikunto, 2009). (3) Daya pembeda, untuk menghitung daya pembeda tes digunakan rumus daya pembeda (Arikunto, 2009). (4) Tingkat Kesukaran Tes, untuk menghitung taraf kesukaran tes digunakan rumus tingkat kesukaran tes (Arikunto, 2009). Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik korelasional, sebagaimana yang dikatakan Surakhmad (1997:26), Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauhmana variasi -variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Analisis korelasi yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dua buah variabel untuk kemudian menentukan pengaruh variabel satu dengan variabel lainnya. Data yang dijaring dan sampel/siswa masih berupa angka-angka skor mentah, oleh sebab itu diubah ke dalam nilai berskala 1-100 melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung skor tes. 2. Mengubah skor tes menjadi nilai berskala 0-100 3. Menentukan nilai rata-rata siswa 4. Membandingkan nilai rata-rata siswa berdasarkan standar penilaian yang dinyatakan Arikunto (2003:245) 5. Melakukan uji korelasi. Sebelum pengaruh variabel X terhadap Y dihitung, terlebih dahulu dianalisis hubungan antara variabel X dengan Y menggunakan rumus korelasi r Product Moment dan Pearson yang dikemukakan Arikunto (2006:274) Untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan tersebut dipedomani pendapat Arikunto (2006:276), 6. Menguji hipotesis pada taraf signifikansi 95% dengan kriteria, membandingkan nilai r hitung dengan nilai pada taraf signifikansi 95% dengan db (derajat bebas) n = 40. Hipotesis dinyatakan benar dan diterima apabila r hitung lebih besar dari t tabel (r h > r t ). 7. Menghitung pengaruh variabel X terhadap Y menggunakan analisis determinasi r 2 melalui rumus: D = r 2 x 100% Keterangan: D = Koefisien determinasi r 2 = Kuadrat koefisien korelasi variabel x dengan y dikali 100 HASIL DAN PEMBAHASAN Skor setiap siswa, dihitung berdasarkan jawaban yang benar saja, sedang yang salah tidak mempengaruhi. Arikunto (2003:239) mengatakan, Skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa. Dalam penelitian ini, tes penguasaan diksi sebanyak 25 soal, tiap satu soal tes ISSN 2541 3775 Vol.1 N0.1 Juli-Desember 2016 21

memperoleh skor 1. Uuntuk skor maksimal yang diperolah siswa adalah 25. Jumlah skor dapat dilihat pada tabel berikut: a. Mengubah Skor Menjadi Nilai Arikunto (2006:239) mengatakan, Nilai adalah angka ubahan dan skor, di mana sudah dijadikan satu dengan skor-skor lain serta telah disesuaikan pengaturannya dengan suatu standar tertentu. Berdasarkan hal ini maka skor diubah menjadi nilai berstandar 100. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2003:240), Untuk dapat dicatat sebagai suatu prestasi belajar diwajibkan untuk mengubah skor mentah yang diperoleh langsung dan mengeijakan tes, menjadi skor yang berstandar 100. Berdasarkan uraian di atas, perolehan nilai tes penguasaan diksi dapat dilihat pada tabel berikut: Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 80, terendah 60, dan jumlah nilai 2810. Langkah selanjutnya menentukan nilai rata-rata siswa dengan cara jumlah nilai dibagi dengan jumlah siswa yaitu: Berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata sebesar 72 maka penguasaan diksi siswa kelas Kelas XI SMA Negeri I Angkola Barat berada pada criteria baik. Dengan perolehan nilai rata-rata 79,10 berarti dari 40 orang siswa mampu menjawab tes dengan benar dari 25 item tes sebesar 29,10%, sedangkan sisanya sebesar 20,90% adalah jawaban salah atau tidak dijawab siswa. Berdasarkan nilai rata-rata 80,70,60 maka dikemukakan persentase kriteria penguasaan diksi siswa sebagai berikut: Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang termasuk kategori baik sekali sebanyak 8 siswa, kategori baik 24 siswa, dan kategori cukup 8 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang memiliki persentase terbaik adalah dalam kategori baik, sehingga penguasaan diksi siswa Siswa Kelas XI SMA Negeri I Angkola Barat Tahun Ajaran 2014-2015 cenderung B ( baik ) 1. Deskripsi Data Kemampuan Menganalisis Makna Gaya BahasaMetafora dalam Wacana a. Menghitung Skor Perhitungan skor setiap siswa dilakukan hal yang sama seperti pada tes penguasaan diksi, yaitu dengan cara menghitung jawaban siswa yang benar saja sedangkan yang salah tidak mempengaruhi. Dalam hal ini rentangan skor berada di antara 0-25, sebagaimana tabel berikut: b. Mengubah Skor Menjadi Nilai Untuk menetapkan nilai dilakukan hal yang sama seperti pada penentuan nilai tes penguasaan diksi, sebagaimana tabel di bawah ini: Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 60, terendah 16, dan jumlah nilai 2810. Langkah selanjutnya perhitungan nilai rata-rata sebagai berikut: Berdasarkan hasil penghitungan nilai rata-rata sebesar 70,25 maka kemampuan menganalisis makna gaya bahasa metafora dalam wacana oleh siswa Siswa Kelas XI SMA Negeri I Angkola Barat Tahun Ajaran 2014-2015 berada pada kriteria B (baik). Mengacu pada nilai rata-rata tersebut. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang termasuk kategori cukup sebanyak 4 siswa (10,0%), kategori kurang 19 siswa (47.5%), dan kategori kurang sekali 17 siswa (42,5%). Dengan deniikian, yang memiliki persentase terbaik adalah dalam kategori kurang, sehingga kemampuan menganalisis makna gaya bahasa metafora dalam wacana oleh siswa Siswa Kelas XI SMA Negeri I Angkola Barat Tahun Ajaran 2014-2015 cenderung baik. 2.Analisis Korelasi Variabel X dengan Y Sebelum ditentukan pengaruh variabel X terhadap Y, terlebih dahulu dilakukan uji korelasi. Korelasi adalah hubungan timbal balik; yaitu saling berkaitannya secara relatif dua gejala atau lebih dari dua variabel. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua variabel berhubungan secara signifikan. Apabila keduanya berhubungan, barulah dapat ditentukan pengaruh variabel X terhadap Y. Pada penelitian ini, untuk mencari hubungan atau korelasi antara penguasaan diksi (variabel X) dengan kemampuan menganalisis makna gaya bahasa metafora dalam wacana (variabel Y), digunakan rumus r Product Moment. Penghitungannya dapat dilihat pada tabel berikut: Berdasarkan penghitungan di atas, koefisien korelasi 0,323 dikategorikan hubungan rendah, artinya, penguasaan diksi memiliki hubungan rendah dengan kemampuan menganalisis makna Gaya Bahasa metafora dalam wacana oleh siswa Siswa Kelas XI SMA Negeri I Angkola Barat Tahun Ajaran 2014-2015. Berdasarkan koefisien korelasi ini, signifikansinya akan diuji. Pengujian dilakukan dengan jalan mengonsultasikan harga r hitung dengan harga r tabel Product Moment pada derajat kebebasan (db) = 40 dengan taraf signifikansi 95%. Dengan db = 40 diperoleh harga r tabel pada taraf signifikansi 95% adalah 0,312. Jadi r hitung > r tabel yakni: pada taraf signifikansi 95% 0,323 > 0,312. ISSN 2541 3775 Vol.1 N0.1 Juli-Desember 2016 22

Sesuai dengan kriteria pengujian dengan uji r maka hubungan variabel X dengan Y pada penelitian ini merupakan hubungan yang signifikan, artinya, semakin baik penguasaan diksi, maka semakin baik pula kemampuan siswa menganalisis makna gaya bahasa metafora dalam wacana. Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Teknik yang digunakan dengan membuat suatu analisis statistik, menggunakan uji korelasi Product Moment. Hipotesis diuji pada taraf signifikansi 95%. Dan hasil analisis yang dilakukan, antara kedua variabel mempunyai hubungan yang rendah. Selain penguasaan diksi, masih ada lagi kemungkinan faktor-faktor lain yang membenikan pengaruh terhadap kemampuan siswa menganalisis makna Gaya Bahasa metafora dalam wacana, misalnya peranan guru dalam mengajar, faktor sarana dan prasarana, melakukan latihan yang intensif, dan lain-lain. Hal ini tidak diambil datanya secara kuantitatif, karena dalam penelitian ini hal tersebut tidak diteliti. Dalam upaya meningkatkan penguasaan diksi dan kemampuan siswa menganalisis makna Gaya Bahasa metafora, kebijaksanaan seseorang guru sangat dibutuhkan karena jika pendekatan mengajar digunakan tepat dan sesuai dengan materi ajar, maka siswa merasa senang. Oleh karena itu seorang guru harus jeli untuk memilih cara yang sesuai. Karena setiap siswa itu mempunyai kesenangan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Jadi diharapkan dengan menggunakan pendekatan atau cara yang sesuai diharapkan dapat menumbuhkan minat dan kreativitas siswa untuk belajar diksi dan memahami makna gaya bahasa metafora. Berdasarkan hasil penelitian, nilai ratarata penguasaan diksi adalah 39,10 sedangkan kemampuan menganalisis makna gaya bahasa metafora 40,20. Hal ini menandakan bahwa siswa harus memperbaiki hasil belajarnya, sebab, secara menyeluruh kedua nilai ini belum mencapai target yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pandangan Muslich (2008:76) bahwa, Suatu pembelajaran dikatakan tergolong belajar tuntas apabila nilai hasil belajar siswa > 70. Rendahnya kemampuan siswa ini boleh jadi disebabkan oleh penggunaan instrumen tes yang tidak maksimal dan tidak terpantaunya keseniusan siswa menjawab tes sehingga boleh jadi siswa hanya menduga-duga jawabannya. Atau mungkin pada kondisi lain siswa janang berlatih tentang diksi dan Gaya Bahasa metafora atau memang tidak ada diajarkan oleh guru. Dengan demikian penelitian ini banyak kekurangannya. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka siswa masih membutuhkan bantuan dani sekolah. Guru diharapkan berusaha terus meningkatkan kondisi pembelajaran agar siswa dapat memperoleh nilai rnaksimal yang dipersyaratkan dalam kurikulum. Oleh sebab itu, tidak menutup kemungkinan adanya kelemahan-kelemahan lain yang bersumber dari luar diri siswa, misalnya soal-soal tes yang mungkin terasa asing bagi siswa, atau pertanyaan-pertanyaan tes yang salah, atau sulit. Namun, hasil penelitian ini setidaknya membenikan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Angkola Barat peneliti dapat memberikan kesimpulan dalam penelitian ini, sebagai berikut : (1) Nilai rata-rata penguasaan diksi oleh siswa Siswa Kelas XI SMA Negeri I Angkola Barat 2014-2015 adalah 70,25 kriteria baik (tuntas). (2) Nilai rata-rata kemampuan menganalisis makna gaya bahasa metafora dalam wacana oleh siswa Siswa Kelas XI SMA Negeri I Angkola Barat Tahun Ajaran 2014-2015 adalah 72 kriteria B (baik). (3) Hubungan penguasaan diksi dengan kemampuan menganalisis makna gaya bahasa metafora dalam wacana adalah positif dan signifikan dengan koefisien korelasi 0,323. Artinya, semakin tinggi penguasaan diksi siswa, maka semakin mampu siswa menganalisis gaya bahasa metafora dalam wacana. (4) Besarnya pengaruh yang diberikan penguasaan diksi terhadap kemampuan menganalisis makna gaya bahasa metafora dalam wacana adalah 10,43%, sisanya 89,58% pengaruh dan faktor lain. Dalam penelitian ini adalah (1) Kepada siswa agar lebih meningkatkan cara belajar terutama dalam memahami diksi agar dapat menganalisis gaya bahasa metafora yang terdapat dalam wacana dengan tepat. (2) Diharapkan kepada guru Bahasa Indonesia untuk meningkatkan serta menerapkan metode belajar yang sesuai dalam penyajian pengajaran diksi dan gaya bahasa metafora. (3) Diharapkan pihak sekolah menambah sarana dan prasarana sekolah, khususnya di perpustakaan dengan buku-buku yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia. (4) Berdasarkan hasil penelitian, belum ditemukan nilai rata-rata yang memuaskan dalam menjawab soal tentang diksi dan gaya bahasa metafora, oleh sebab itu diharapkan guru dapat membenikan latihan-latihan tambahan demi perbaikan prestasi belajar siswa. ISSN 2541 3775 Vol.1 N0.1 Juli-Desember 2016 23

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dkk (2009). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT Bumi Askara Depdikbud. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka. Hamdani (2010). Starategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Finoza Lamuddin.2009.Komposisi Bahasa Indonesia.Jakarta: Nusa Indah. Keraf, Gorys.2004.Komposisi.Jakarta: Nusa Indah. Nurgianto.2009.Teori Pengkajian Fiksi. Jogjakarta: Gajah Mada Hamalik, Oemar (2008) Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara Sudjana, Nana.2010.Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja Rosdakarya Sumaryanto.2010.Ensiklopedi Bahasa Indonesia: Jakarta:Aneka Ilmu. Widjono.2005.Bahasa Indonesia.Jakarta:Grasindo Winataputra, Udin S.2000.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:TitamRasita ISSN 2541 3775 Vol.1 N0.1 Juli-Desember 2016 24