PERBAIKAN SISTEM PEMBINAAN NARAPIDANA MISKIN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Kasus Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Kotamadya Bandung) MAHYUDI

dokumen-dokumen yang mirip
PERBAIKAN SISTEM PEMBINAAN NARAPIDANA MISKIN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Kasus Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Kotamadya Bandung) MAHYUDI

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT

PENINGKATAN PERAN-EKONOMI PEREMPUAN DALAM MEMENUHI PENDAPATAN KELUARGA MELALUI PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN LOKAL REVITA ARDYANI

PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI. (Studi Kasus di Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi)

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA MIKRO KONVEKSI DI KELURAHAN PURWOHARJO KECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG WALUYO

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BELAJAR USAHA (KBU) DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) GITO YULIANTORO

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH

PEMBERDAYAAN MANTAN NARAPIDANA MELALUI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL PADA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I BANDUNG M. VIRSYAH JAYADILAGA

III. METODE KAJIAN Metode dan Strategi Kajian

MODEL PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENGANGGUR UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN EKONOMI HADI KUSWANTO

Heni Holiah Komisi Pembimbing : Dr. Er. I

UPAYA PENINGKATAN STRATA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TINGKAT RUMAH TANGGA MELALUI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH

KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

ABSTRACT. Keywords: internal and international migration, labor market, Indonesian economy

KETERKAITAN WILAYAH DAN DAMPAK KEBIJAKAN TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN WILAYAH DI INDONESIA. Oleh: VERALIANTA BR SEBAYANG

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING

PERANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BINAAN TERHADAP KINERJA USAHA KECIL DI SUMATERA BARAT ZEDNITA AZRIANI

PENGEMBANGAN PENYALURAN KREDIT MELALUI KOPERASI DENGAN POLA SWAMITRA UNTUK PENINGKATAN EKONOMI DAERAH DAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU R. MOCHTAR.

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI KELAUTAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KASTANA SAPANLI

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA

Kata kunci : (1) Pengembangan masyarakat, (2) Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat.

PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

PERBAIKAN DAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA PIXEL- VALUE DIFFERENCING ( PVD) ROJALI

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR

KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN T A M U R I H

IV. PETA SOSIAL KELURAHAN SUKAMISKIN DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN BANDUNG

TUGAS DAN FUNGSI KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN) DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA TANAH ADAT DI KABUPATEN PASAMAN (SUMATERA BARAT)

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR

KAJIAN REHABILITASI SUMBERDAYA DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR PASCA TSUNAMI DI KECAMATAN PULO ACEH KABUPATEN ACEH BESAR M.

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL

ANALISIS PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU UTARA: PENDEKATAN MULTISEKTORAL MUHAMMAD ZAIS M. SAMIUN

KARAKTERISTIK Fe, NITROGEN, FOSFOR, DAN FITOPLANKTON PADA BEBERAPA TIPE PERAIRAN KOLONG BEKAS GALIAN TIMAH ROBANI JUHAR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN

PEMBERDAYAAN USAHA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN CAMPAKA KECAMATAN ANDIR KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT MUHAMMAD RIDWAN KHOLIS

PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

INTEGRASI PASAR FISIK CRUDE PALM OIL DI INDONESIA, MALAYSIA DAN PASAR BERJANGKA DI ROTTERDAM DIAN HAFIZAH

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO TENRIUGI

Institute for Criminal Justice Reform

DAMPAK INVESTASI TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN: STUDI KOMPARASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING DI JAWA TIMUR

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

MARIA BINUR FRANSISKA MANALU

FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT

KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR

PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL

KAJIAN PROGRAM PENYALURAN KREDIT USAHA KECIL MELALUI PROGRAM KEMITRAAN

PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT MELALUI LEMBAGA MASYARAKAT DESA HUTAN (LMDH) PAMBUDIARTO

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL (UKS) DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN KELUARGA MISKIN

PENINGKATAN PENGELOLAAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN PANGANDARAN DAN WISATA PANTAI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN NELAYAN DEDE HERMAWAN

EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR PADA PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) DAN STRATEGI PENYEMPURNAANNYA

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA

KOMUNIKASI PARTISIPATIF WARGA PADA BENGKULU REGIONAL DEVELOPMENT PROJECT GITA MULYASARI

MODEL PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TABANAN

STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM FERI SURYAWAN

PERENCANAAN BEBERAPA JALUR INTERPRETASI ALAM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TRI SATYATAMA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN DAN POLA TANAM DI LAHAN HUTAN NEGARA DAN LAHAN MILIK INDRA GUMAY FEBRYANO

KINERJA PENGAWAS KAPAL PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA) AHMAD MANSUR

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009

II. PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. para pemimpin penjara. Gagasan dan konsepsi tentang Pemasyarakatan ini

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BAKUL PASAR TRADISIONAL DESA BANTUL MELALUI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERMODALAN YOHANES ARIYANTO

PEMBINAAN MORAL DAN SPIRITUAL PADA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Kabupaten Rembang)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM-PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

SUMIRIN TEGUH HARYONO

PERANAN KELEMBAGAAN DAN TINDAKAN KOMUNIKASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON ETIK SULISTIOWATI NINGSIH

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

IMPLEMENTASI POLA PEMBINAAN NARAPIDANA DI LAPAS KELAS 1 BATU NUSAKAMBANGAN (STUDI KASUS DI LAPAS KELAS 1 BATU NUSAKAMBANGAN)

ANALISIS OPTIMISASI FORMULA DISTRIBUTED QUERY DALAM BASIS DATA RELASIONAL R. SUDRAJAT

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

Institute for Criminal Justice Reform

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

STRATEGI PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA LUAR NEGERI (Studi Kasus di Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur)

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TRANSFORMASI DARI DESA KEMBALI KE NAGARI NURAINI BUDI ASTUTI

SURAT PERNYATAAN. Bogor, Januari Martha Prasetyani

Transkripsi:

130 PERBAIKAN SISTEM PEMBINAAN NARAPIDANA MISKIN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Kasus Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Kotamadya Bandung) MAHYUDI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

140 PERNYATAAN TENTANG TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Perbaikan Sistem Pembinaan Narapidana Miskin di Lembaga Pemasyarakatan (Kasus Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Kotamadya Bandung) adalah karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas ini. Bogor, Agustus 2008 M A H Y U D I NRP. I354060185

141 ABSTRAK MAHYUDI, Perbaikan Sistem Pembinaan Narapidana Miskin di Lembaga Pemasyarakatan (Kasus Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Kotamadya Bandung). Dibimbing oleh NURAINI W. PRASODJO sebagai Ketua, IRAWAN SOEHARTONO sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Pembinaan yang dilaksanakan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), tidak lagi menerapkan sistem kepenjaraan dan penghukuman bagi narapidana atau Warga Binaan Pemasyarakatan. Kegiatan Lembaga Pemasyarakatan telah berubah seiring berkembangnya kemajuan jaman. Sistem pembinaan yang dilakukan mengacu kepada sistem pemasyarakatan, yaitu untuk memulihkan kembali menjadi manusia baru yang lebih mandiri dan dapat diterima kembali dalam masyarakat. Narapidana sebagai individu yang terbelenggu kemerdekaannya, tidak dapat melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama bagi narapidana miskin. Untuk itu, perlu ada upaya dari narapidana dan Lembaga Pemasyarakatan melalui penerapan sistem pembinaan yang dilaksanakan. Permasalahan yang dihadapi narapidana miskin dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, disebabkan sistem pembinaan yang dilaksanakan kurang efektif. Tujuan kajian ini adalah (1) mengetahui sejauhmana sistem pembinaan narapidana miskin dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan dan setelah mereka keluar dari Lapas (2) mengetahui respons narapidana miskin terhadap pembinaan yang dilaksanakan Lembaga Pemasyarakatan dan (3) menyusun strategi pembinaan yang tepat di Lembaga Pemasyarakatan dengan melihat faktor-faktor yang ada, baik faktor penghambat maupun faktor pendukung. Kajian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu pemetaan sosial, evaluasi program dan kajian lapangan dengan fokus kegiatan merancang strategi pembinaan yang tepat guna membantu narapidana miskin dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di Lembaga Pemasyarakatan dan dalam rangka mempersiapkan kemampuan mereka di luar Lapas. Metode kajian yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, studi dokumentasi dan focus group discussion (FGD). FGD dilakukan dengan melibatkan Kepala Lapas, Petugas Lapas, narapidana dan keluarganya, pada saat pertemuan rutin dan kunjungan masal. Penyusunan rancangan strategi dan program dilakukan secara partisipatif dengan tahap-tahap, yaitu membahas masalah yang dihadapi dan menentukan masalah yang menjadi prioritas, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi potensi ekonomi narapidana, serta melakukan penggalian aspirasi dalam rangka penyusunan strategi dan rancangan program pengembangan masyarakat. Hasil kajian digunakan untuk merumuskan program yang tepat dalam pembinaan narapidana miskin, juga untuk menjawab respons narapidana terhadap pembinaan yang dilaksanakan Lembaga Pemasyarakatan selama ini, yang terdiri dari program Kerjasama atau Kemitraan dengan instansi terkait dan melalui pembentukan Lapas berbasis Masyarakat (Lapas Terbuka).

142 ABSTRACT MAHYUDI, The treatment rehabilitation system of the poor prisoner in the Correctional Institution. (Case of Treatment in The Correctional Institution Sukamiskin, Bandung Regency). Advisor Team NURAINI W. PRASODJO, as the Chairman, and IRAWAN SOEHARTONO, as the Member of Advisor Committion. Treatment was conducted in The Correctional Institution, is not again use prisons system or funishment for prisoner. The Correctional Institution activity has been changed along with developing of age progress. The treatment system which is carried out aim at to the correctional system, namely to make recover to be a new person it more acceptable and self-supportingly returned to community. The Prisoner is as an individual whose freedom shacled, cant do anything to fulfill their life need and also for their families who are left, because of that, there is need an effort, either prisoners their selves as well as the correction institution by using treatment system which is carried out. The problem which is faced by the poor prisoner are to fulfill their life need and also rehabilitation treatment system in the.correctional Institution, in order more effective. The purpose of this study is (1) knowing how far the treatment system for the poor prisoner done in the Correctional Institution and after they out from the institution (2) knowing how a respons of the poor prisoner by the treatment done in the Correctional Institution and (3) make design treatment strategy in order more effective in the Correctional Institution by seeing available factors, either resistor factor as well as support factor. There are three stages used in this study, namely social mapping, program evaluation, and field study focused on designing the increasing treatment strategy more effective for helping poor prisoner to fulfiil their life need in the Correctional Institution and for the skill purposed when they out from the Correctional Institution. This study uses a qualitative method and data collection techniques used were participation observations, in-depth interviews, documents, and focus group discussion (FGD) is carriout by in volving the leader, guardian Correctional Institution, prisoners and their families at the time of regularity meeting and public visiting. The program and strategy was designed in a participatory way with several stages : discussing and determining an encountered and prioritized problem, analyzing any factors influencing prisoner economic potency and triggering some aspiration in the effort to design the strategy and program of community development. The research result were used to formulate the program concerning in effective treatment strategy to increase of prisoner economic potency in fulfill the life need, what consists of partnership program with the related institutions and through forming of Community-based correction. Keywords : Treatment system, the correctional institution, partnership and community-based correntions.

143 RINGKASAN Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Lapas merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Departemen Kehakiman). Penghuni Lapas bisa narapidana (napi) atau tahanan. Konsep pemasyarakatan pertama kali digagas oleh Menteri Kehakiman Sahardjo pada tahun 1962, dimana disebutkan bahwa tugas jawatan kepenjaraan bukan hanya melaksanakan hukuman, namun tugas yang jauh lebih berat adalah mengembalikan orang-orang yang dijatuhi pidana ke dalam masyarakat. Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin merupakan institusi pemerintah berada di wilayah Kecamatan Arcamanik Kelurahan Sukamiskin. Jumlah penghuni Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin per Agustus 2007 sebanyak 485 orang, narapidana yang menjalani pembebasan pada bulan Agustus 2007 sebanyak 6 orang, dan pada umumnya berasal dari keluarga kurang mampu atau dari lingkungan keluarga miskin, karena sebagian besar terdiri dari pekerja tidak tetap dan beberapa diantaranya bekerja sebagai buruh serta petani. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, terletak di Jalan AH. Nasution No. 114 Bandung, termasuk dalam wilayah Kelurahan Sukamiskin Bandung. Sarana dan prasarana yang ada di Lapas Sukamiskin, yaitu ; luas tanah 146.355 m², luas bangunan 9.351, 35 m², kapasitas hunian 552 orang, kamar hunian besar 84 ruang (ukuran 3 m x 2,15 m), kamar hunian kecil 467 ruang (ukuran 2,15 m x 1,5 m), ruang bengkel kerja seluas 1.296 m², lahan pertanian di dalam Lapas 100 m², lahan pertanian di luar Lapas 2.800 m², kolam ikan di dalam Lapas 300 m² dan kolam ikan di luar Lapas 500 m². Untuk menjawab permasalahan, tentang bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh Lapas Sukamiskin bagi narapidana, terhadap sistem pembinaan yang dilaksanakan selama narapidana berada di Lembaga Pemasyarakatan, dalam menanggulangi masalah pemenuhan kebutuhan ekonomi narapidana keluarga miskin, meliputi : (1) bagaimana sistem pembinaan narapidana miskin, di Lembaga Pemasyarakatan; (2) bagaimana respons narapidana miskin terhadap pembinaan yang dilaksanakan Lembaga Pemasyarakatan; dan (3) bagaimana strategi pembinaan yang lebih tepat agar narapidana miskin dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik selama di dalam Lapas maupun setelah keluar dari Lapas. Selanjutnya, kajian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui sejauhmana sistem pembinaan narapidana miskin, dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan; (2) mengetahui respons narapidana miskin terhadap pembinaan yang dilaksanakan Lembaga Pemasyarakatan; dan (3) menyusun strategi pembinaan yang lebih tepat di Lembaga Pemasyarakatan, agar narapidana miskin dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik selama di dalam Lapas maupun setelah keluar dari Lapas. Sistem pembinaan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan dilaksanakan melalui tahap-tahap proses pemasyarakatan, meliputi : Tahap Pertama, pembinaan tahap ini disebut pembinaan tahap awal, dimana kegiatan masa pengamatan, penelitian dan pengenalan lingkungan untuk menentukan perencanaan pelaksanaan program pembinaan kepribadian dan kemandirian yang waktunya dimulai pada saat yang bersangkutan berstatus sebagai narapidana sampai dengan 1/3 (sepertiga) dari masa pidananya. Pembinaan tahap ini masih dilakukan dalam Lapas dan pengawasannya maksimum

144 (maksimum security). Tahap Kedua, jika proses pembinaan terhadap narapidana yang bersangkutan telah berlangsung selama-lamanya 1/3 (sepertiga) dari masa pidana yang sebenarnya dan menurut Tim Pengamat Pemasyarakatan sudah dicapai cukup kemajuan, antara lain menunjukkan keinsyafan, perbaikan, disiplin dan patuh pada peraturan tata tertib yang berlaku di Lembaga Pemasyarakatan, maka kepada narapidana yang bersangkutan diberikan kebebasan lebih banyak dan ditempatkan pada Lembaga Pemasyarakatan melalui pengawasan mediumsecurity. Tahap Ketiga, jika proses pembinaan terhadap narapidana telah dijalani ½ (setengah) dari masa pidana yang sebenarnya dan menurut Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) telah dicapai cukup kemajuan-kemajuan, baik secara fisik maupun mental dan juga segi keterampilannya, maka wadah proses pembinaannya diperluas dengan assimilasi yang pelaksanaannya terdiri dari dua bagian, yaitu yang pertama waktunya dimulai sejak berakhirnya tahap awal sampai dengan ½ (setengah) dari masa pidananya. Pada tahap ini pembinaan masih dilaksanakan di dalam Lapas dan pengawasannya sudah memasuki tahap medium security. Tahap ketiga dimulai sejak berakhirnya masa lanjutan pertama sampai dengan 2/3 (dua pertiga) masa pidananya. Dalam tahap lanjutan ini narapidana sudah memasuki tahap assimilasi dan selanjutnya dapat diberikan pembebasan bersyarat atau cuti menjelang bebas dengan pengawasan minimum security. Tahap Keempat, jika proses pembinaan telah menjalani 2/3 (dua pertiga) dari masa pidana yang sebenarnya atau sekurang-kurangnya 9 bulan. Pembinaan ini disebut pembinaan tahap akhir, yaitu kegiatan berupa perencanaan dan pelaksanaan program integrasi yang dimulai sejak berakhirnya tahap lanjutan sampai dengan berakhirnya masa pidana dari narapidana yang bersangkutan. Kerangka pemikiran didalam kajian ini menerangkan, bahwa sistem pembinaan yang dilaksanakan oleh Lembaga Pemasyarakatan sangat dipengaruhi oleh narapidana yang ada di Lapas, berdasarkan karakteristik yang dimilikinya, antara lain, berdasarkan umur, tingkat pendidikan, motivasi dengan dukungan jenis pekerjaan yang sebelumnya digeluti oleh narapidana, kapasitas sarana dan prasarana yang dimiliki Lapas serta perilaku terhadap jenis kejahatan yang membawanya masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan, yang akan mempengaruhi terhadap pembinaan yang.dilaksanakan Lembaga Pemasyarakatan. Pengertian narapidana miskin yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin adalah sebagai berikut : a. Narapidana yang sebelum masuk Lapas, pada umumnya berpenghasilan rendah, pada umumnya banyak yang bekerja pada sektor non formal, seperti ; buruh, tukang ojek, serta pegawai rendahan, yang berpenghasilan dibawah Upah Minimun Regional (UMR), antara 500 ribu rupian sampai dengan 700 ribu rupiah perbulan. b. Sebagian besar narapidana berpendidikan rendah, dari 485 orang narapidana, sebanyak 333 orang berpendidikan rendah (SD dan SMP) atau sebesar 66 %. Respons narapidana terhadap sistem pembinaan yang dilaksanakan selama ini di Lembaga Pemasyarakatan beragam, juga terhadap harapan narapidana terhadap sistem pembinaan selama, secara garis besar belum dapat memenuhi harapan mereka, untuk memudahkan responden dalam kajian, maka dibagi kedalam tipologi responden, terdiri dari :

145 - Tipe 1, yaitu mereka yang menjalani pidana lama dan berminat terhadap bidang pertanian. - Tipe 2, yaitu mereka yang menjalani pidana lama dan berminat terhadap bidang industri dan jasa. - Tipe 3, yaitu mereka yang menjalani pidana tidak lama dan berminat terhadap bidang pertanian dan - Tipe 4, yaitu mereka yang menjalani pidana tidak lama dan berminat terhadap bidang industri dan jasa. Sedangkan respons dari Petugas sebagai Pembina dan pendamping narapidana merasakan masih kurang maksimalnya sistem pembinaan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan, hal in berkenaan dengan tingkat partisipasi dan kepedulian narapidana dalam mengikuti kegiatan pembinaan serta faktor sarana dan prasarana pendukung termasuk dana atau anggaran kegiatan pembinaan serta metode pembinaan yang dilaksanakan, seperti proses kegiatan belajar yang dilaksanakan Untuk itu, perlu adanya sistem pembinaan narapidana miskin yang lebih efektif dan tepat sasaran serta sesuai dengan harapan dan kebutuhan narapidana yang ada di Lapas, juga harapan petugas sebagai pembina dan pendamping narapidana dalam melaksanakan sistem pembinaan, baik itu metode pembinaan kepribadian yang menitikberatkan kepada pembinaan mental, akhlak dan perilaku, juga terhadap metode pembinaan kemandirian yang menitikberatkan kepada pemberian kegiatan bimbingan keterampilan bagi narapidana, juga kurangnya dukungan dan partisipasi dari masyarakat, karena di dalam sistem pembinaan yang dilaksanakan Lapas, tidak terlepas dari tiga hal yang saling bersinergi, yaitu antara narapidana, petugas dan masyarakat. Sebagai upaya perbaikan guna peningkatan sistem pembinaan narapidana miskin di Lapas, strategi dan program yang dapat dilaksanakan yaitu dengan menjalin kemitraan dengan instansi terkait (pemerintah/swasta), agar hasil-hasil produksi yang dihasilkan oleh narapidana dapat ditingkatkan, termasuk dalam hal peningkatan sumber daya manusia narapidana dengan memberikan pendidikan dan pelatihan. Juga dengan menumbuhkan perilaku kewirausahaan bagi narapidana, sehingga apabila kelak mereka keluar dan bebas dari Lapas, dapat menerapkan hasil bimbingan keterampilan kerja yang telah diperolehnya selama di Lapas. Program lain adalah dengan mempercepat program integrasi sosial berupa asimilasi yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakat Terbuka. Pada dasarnya keberhasilan sistem pembinaan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan, tidak lepas dari narapidana itu sendiri, petugas sebagai pembina dan pendamping narapidana dan yang sangat penting adalah adanya dukungan dan partisipasi masyarakat, sehingga apabila nanti narapidana bebas dapat diterima kembali ke dalam lingkungan masyarakat. Dengan demikian mantan narapidana merasa seperti menjadi manusia kembali dan tidak dikucilkan dalam lingkungannya.

147 Hak cipta milik IPB, tahun 2008 Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dan Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

131 PERBAIKAN SISTEM PEMBINAAN NARAPIDANA MISKIN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Kasus Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Kotamadya Bandung) MAHYUDI Tugas Akhir Sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Pengembangan Masyarakat SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

133 Judul Tugas Akhir : Perbaikan Sistem Pembinaan Narapidana Miskin di Lembaga Pemasyarakatan (Kasus Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Kotamadya Bandung) Nama Mahasiswa NRP : MAHYUDI : I354060185 Disetujui, Komisi Pembimbing : Diketahui : Ir. NURAINI W. PRASODJO, MS Ketua Prof. Dr. IRAWAN SOEHARTONO Anggota Mengetahui : Ketua Program Studi Pengembangan Masyarakat Dekan Sekolah Pascasarjana, Dr. Ir. DJUARA P. LUBIS. MS Prof. Dr. Ir. KHAIRIL A. NOTODIPUTRO, MS Tanggal Ujian : 5 MEI 2008 Tanggal Lulus : 9 SEPTEMBER 2008