Sambutan Utama. Gubernur Agus D.W. Martowardojo. Pada Seminar Internasional IFSB. Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam

dokumen-dokumen yang mirip
Bismillahi rahmani rahiim,

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

Pidato Sambutan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan pada Seminar IFSB bertema Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islami

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik

Menata dan Memperkuat Perbankan Indonesia, Menyongsong Pemulihan Ekonomi Global

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi

Oleh: Budi Santoso NIM.F BAB I PENDAHULUAN. dan semakin lengkapnya lembaga keuangan syariah di negeri ini, yakni dengan

Bernavigasi melewati Kerentanan

ANALISIS CASH RATIO, LOAN TO DEPOSIT, DAN LOAN TO ASSET RATIO

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/PBI/2014 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MAKROPRUDENSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua

Jakarta, 10 Maret 2011

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan keuangan syariah yang tumbuh dan berkembang pesat dapat menjadi

Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015

PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Jakarta, 5 Desember Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

2016, No tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790); 2

PERTEMUAN TAHUNAN INDUSTRI JASA KEUANGAN MEMACU PERTUMBUHAN Jakarta, 18 Januari 2018

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

2. Kami menyambut baik adanya kegiatan dialog nasional yang mengangkat tema Prediksi Industri Properti ke Depan dan Memperkuat Keberpihakan

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Pada Gerakan Nasional Cinta (GeNTa) Pasar Modal Istora Senayan, Jakarta, 12 Npvember 2014

Sambutan Ketua Umum IBI Seminar e-money sebagai Sarana untuk Mengembangkan Literasi Keuangan 8 Mei 2014, Hotel Four Seasons, Jakarta

Para Direktur Kepatuhan Perbankan dan Pimpinan Perbankan lainnya;

Yang Terhormat : Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Bapak Ir. H Achmad Diran;

Laporan Pengendalian Inflasi Daerah

yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya kita dapat berkumpul pada hari ini dalam acara Pembukaan Pasar Keuangan Rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

Reformasi Struktural Untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.03/2016 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Assalaamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jas

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OJK PADA PENANDATANGANAN MOU ANTARA KEMENAKER, BI, OJK DAN BNP2TKI Jakarta, 16 Februari 2015

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Peresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia

Laporan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Dalam Acara: Peluncuran Global Master Repurchase Agreement Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan yang sifatnya memberi kemudahan dan kepuasan nasabah.

KEYNOTE SPEAKER KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN ASSOCIATION CAMBISTE INTERNATIONALE WORLD CONGRESS

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/9/PBI/2017 TENTANG PENERBITAN DAN TRANSAKSI SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/16/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Sambutan Gubernur Bank Indonesia Karya Kreatif Indonesia Pameran Kerajinan UMKM Binaan Bank Indonesia Jakarta, 26 Agustus 2016

RANCANGAN POJK BANK PERANTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam telah diterima secara luas di

BAB I. Pendahuluan. Bank Syariah menurut Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Closing Remarks. Seminar Pengawasan Bank Indonesia di Bidang Makroprudensial, Moneter dan Sistem Pembayaran

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

BAB I PENDAHULUAN. (Darmawi, 2006). Menurut Bank Indonesia, manajemen risiko merupakan

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA SEMINAR NASIONAL PEMBIAYAAN INVESTASI DI BIDANG INDUSTRI 2015

Selamat Malam dan Salam Sejahtera untuk Kita Semua.

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

-2- Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu untuk mengatur kembali PLJP bagi Bank yang diharapkan dapat memelihara stabilitas sistem keuangan teruta

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

2015, No.74 2 d. bahwa informasi yang diungkapkan kepada masyarakat perlu memperhatikan faktor keseragaman dan kompetisi antar Bank; e. bahwa berdasar

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Perbankan Komersial dan UKM

BELI. Kang Iman cari. Perbankan Tresuri dan Internasional. Tinjauan Bisnis. 01 Ikhtisar Data Keuangan. 03 Profil Perusahaan. 05 Tata Kelola Perusahaan

Islamic Economics and Banking in the 21 st Century

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia jasa konstruksinya. Di Indonesia, jasa konstruksi yang terdiri

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

Keynote Speech Seminar Pengembangan Ekonomi Produktif dalam Rangka Mendukung Program Minapolitan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. suatu jawaban, sekaligus tantangan akan kebutuhan masyarakat dunia terhadap

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

APBN 2013: Mendorong Peningkatan Kualitas Belanja

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.03/2017 TENTANG

LAPORAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN INDONESIA FINTECH FESTIVAL & CONFERENCE

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

Transkripsi:

Sambutan Utama Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Seminar Internasional IFSB Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam Jakarta, 31 Maret 2015 Bismillahirrahmanirrahiim, Yang Terhormat: Tn. Jaseem Ahmed, Sekretaris Jenderal Islamic Financial Services Board; Yang Terhormat: Dr. Muliaman D Hadad, Ketua Dewan Komisaris OJK; Para pembicara; Delegasi dan seluruh peserta yang kami hormati, Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh, Selamat pagi. [Salam] 1. Saya merasa sangat terhormat dapat menyampaikan sambutan utama dalam seminar internasional IFSB ini yang menekankan pada perlunya meningkatkan keuangan inklusif melalui keuangan Islam. Setelah mengamati bahwa memberikan akses keuangan yang lebih besar adalah sangat penting dalam memberikan kesempatan yang sama untuk semua segmen masyarakat dan menjaga pembangunan ekonomi yang lebih terpelihara, saya berbahagia karena keuangan Islam menaruh perhatian besar untuk memiliki jangkauan yang lebih baik dalam memberikan jasa keuangan. Seminar

internasional yang kita hadiri sekarang dapat berfungsi sebagai salah satu upaya untuk mempertimbangkan ide tentang bagaimana keuangan Islam dapat merumuskan perannya melalui produk dan peraturan keuangan yang lebih baik. [Perkembangan industri keuangan Islam terkini] Hadirin yang berbahagia, Bapak/Ibu yang saya hormati, 2. Kita telah menyaksikan bahwa industri keuangan Islam telah berkembang pesat dalam hal sektor ekonomi, jumlah aset, jangkauan fisik, dan produk keuangan yang ditawarkan. Produk-produk keuangan Islam telah digunakan dalam produk retail komersial, perusahaan, dan pemerintah. Produk-produk bank Islam, takaful, dan pasar modal telah digunakan luas dalam berbagai sektor ekonomi termasuk pertanian, manufaktur, keuangan dagang, transportasi, pembangunan infrastruktur, dan yang lainnya. Cabang lembaga keuangan Islam telah dibentuk juga untuk memperkuat kehadiran fisik dalam pasar; selain perkembangan teknologi yang memungkinkan nasabah menikmati produk-produk keuangan Islam yang canggih, seperti perbankan mobile dan e-finance. Industri keuangan Islam global diperkirakan mencapai total aset USD 2 Triliun tahun ini. Industri ini tumbuh sekitar 17,3 persen dengan tingkat pertumbuhan rata-rata. Angka tersebut hampir dua kali menyamai pencapaian industri konvensional. 3. Perkembangan industri jasa keuangan Islam masih didominasi oleh 2 industri besar, yaitu sektor perbankan Islam dan pasar modal Islam dengan kontribusi masing-masing 80 persen dan 15 persen. Minat negara-negara besar non-muslim seperti United Kingdom, Afrika Selatan, dan Luxemburg, untuk menerbitkan Sukuk global adalah hal yang monumental. Total Sukuk yang diterbitkan pada 2014 telah mencapai USD 114,7 Miliar. Di sisi regulasi dan infrastruktur, kita dapat juga melihat sejumlah kemajuan penting. Islamic Financial Services Board terus membuat rujukan regulasi yang

bermanfaat untuk meningkatkan tata kelola industri. Termasuk di dalamnya langkahlangkah kehati-hatian untuk perbankan Islam, takaful (atau asuransi Islam), dan pasar modal Islam. 4. Upaya terbaru yang dilakukan adalah Pedoman tentang Pengelolaan Risiko Likuiditas dan prinsip-prinsip inti pengawasan perbankan Islam. Rujukan regulasi tersebut diharapkan mengefisienkan pengoperasian keuangan Islam secara global dan berfungsi sebagai dasar untuk menilai kekuatan dan efektivitas regulasi dan pengawasan. International Islamic Liquidity Management Corporation juga telah menunjukkan kehadirannya dengan menambah penerbitan sukuknya yang dapat digunakan untuk pengelolaan likuiditas yang lebih efisien untuk bank-bank Islam yang beroperasi secara internasional. Selain sejumlah faktor eksternal yang mengganggu, seperti krisis geopolitik dan goncangan terhadap harga minyak, kita dapat berharap industri ini dapat mempertahankan perkembangannya sampai mencapai perannya yang signifikan sebagai salah satu pendorong utama pembangunan ekonomi global. 5. Kegiatan lintas sektor antara perbankan Islam dan pasar modal dalam hal sukuk yang sesuai dengan Basel III, penerbitan sukuk hijau, dan sukuk sosial juga telah menunjukkan inovasi yang progresif dalam industri ini. Bank-bank sentral juga telah melengkapi diri dengan beberapa inovasi yang memungkinkannya melaksanakan kegiatan moneter dengan menggunakan instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah dan memperkaya industri dengan produk-produk yang lebih sesuai, seperti perjanjian pembelian kembali (repo) yang sesuai dengan syariah. Di level industri, kita juga dapat melihat keterlibatan Islamic Development Bank sebagai salah satu Bank Pembangunan Multilateral yang patut mendapatkan apresiasi. Melalui inisiatifnya, pembentukan lembaga pendukung seperti Islamic Financial Services Board (IFSB), International Islamic Financial Market (IIFM), Accounting and Auditing Organization

for Islamic Financial Instituitons (AAOIFI), dan International Islamic Liquidity Management (IILM) berhasil dilakukan. Kerangka dan Strategi Sepuluh Tahun yang terbaru berupaya mengonsolidasikan seluruh upaya ke dalam program yang telah dibuat dengan baik. [Perkembangan industri keuangan Islam global saat ini] Hadirin yang berbahagia, Bapak/Ibu yang saya hormati, 6. Ekonomi global masih berupaya memperoleh kembali momentumnya untuk pembangunan ekonomi dalam 5 tahun terakhir. Pemulihan ekonomi diliputi oleh ketidakpastian yang dapat terpengaruh dengan mudah oleh kebijakan ekonomi negaranegara maju dan oleh gangguan lainnya. Berkurangnya pelonggaran kuantitatif AS dan goncangan harga minyak internasional menimbulkan kekuatan destabilisasi terhadap kekuatan ekonomi baru yang pada dasarnya ditopang oleh kebijakan moneter yang dirumuskan dengan baik untuk kebutuhan dalam negeri. Pertumbuhan dalam pasar modal juga telah diganggu oleh penurunan harga minyak dan kebijakan bunga rendah di dalam pasar maju. 7. Meskipun industri ini menghadapi ketidakpastian, saya yakin bahwa industri keuangan Islam dapat menjaga laju pertumbuhannya dalam tahun-tahun mendatang. Setidaknya ada lima kekuatan pendorong untuk menjaga pertumbuhan industri termasuk pertumbuhan kekuatan ekonomi baru, transaksi keuangan lintas batas, produk keuangan Islam inovatif, kemajuan regulasi yang didorong oleh standar regulasi yang lebih maju dan komprehensif, serta pertumbuhan penduduk Muslim secara terus menerus. [Mencapai kesinambungan lebih tinggi dalam pembangunan ekonomi dan jangkauan keuangan] Hadirin yang berbahagia, Bapak/Ibu yang saya hormati,

8. Perkembangan keuangan Islam diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai nasabah. Termasuk masyarakat berpenghasilan rendah yang saat ini tidak memiliki akses ke sistem keuangan agar hidup mereka menjadi lebih baik. Menurut beberapa studi, diketahui bahwa ada cukup banyak orang di negara anggota OIC yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Sebagian besar dari mereka tidak dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengubah diri menjadi masyarakat produktif karena tidak adanya aset di tangan mereka serta tidak adanya produk dan jasa keuangan dengan dana rendah. 9. Selain itu, karena tidak adanya sumber daya lain, mereka juga jauh dari program pendidikan dan fasilitas kesehatan yang mendukung yang berpotensi memperkuat kebutuhan dasar untuk memperoleh kualitas modal manusia. Tanpa program penanggulangan kemiskinan yang dirancang dengan baik, kelompok orang tersebut akan terjebak dalam kemiskinan selama waktu yang lama. Dalam beberapa kesempatan, masyarakat berpenghasilan rendah telah dianggap memiliki risiko tinggi dan berbiaya terlalu tinggi untuk diurus karena membutuhkan upaya yang besar untuk mengelola nasabah yang sangat terpencar. Faktanya, jika mekanisme dan prosedur yang baik didukung oleh regulasi yang dibuat dengan baik, industri keuangan mikro juga bisa menjadi sangat menguntungkan. 10. Keuangan Islam dengan aplikasi keuangan berbasis ekuitas dan produk keuangan mikro yang lebih luas dapat memfasilitasi jangkauan yang lebih luas terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah untuk mendorong kegiatan kewirausahaan dan penciptaan nilai. Secara konseptual, akses yang lebih luas terhadap jasa keuangan dapat diberikan oleh lembaga keuangan Islam berbasis komersial seperti bank-bank Islam yang memberikan produk keuangan mikro atau takaful mikro yang diberikan oleh lembaga takaful. Langkah-langkah lain dapat dirumuskan seperti mengintegrasikan sektor komersial

dengan sektor sosial Islam agar dapat menghasilkan jasa keuangan yang dapat dijangkau oleh pelaku wirausaha mikro dan masyarakat berpenghasilan rendah pada umumnya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial melalui berbagai kendaraan seperti optimalisasi dana awqaf, program pemberian zakat inovatif yang berkontribusi terhadap inisiatif penciptaan lapangan kerja dan program penanggulangan kemiskinan. 11. Secara konseptual, praktik keuangan Islam menandai keberpihakannya pada stabilitas keuangan dan pembangunan ekonomi berkualitas yang ditandai dengan penggunaan konsep pembagian risiko, dorongan untuk tidak melakukan utang berlebihan, penekanan pada kegiatan investasi etis, dan preferensi khusus syariah lainnya. Penekanan pada investasi berbasis ekuitas menyoroti pentingnya memperkuat hubungan dasar antara sektor keuangan dan ekonomi riil. 12. Perkembangan sektor keuangan Islam dapat mengurangi ketergantungan berlebihan pada pembiayaan utang dan spekulasi berlebihan. Setelah mengamati krisis ekonomi di masa lalu, jelas bahwa pembiayaan utang dan spekulasi berlebihan berkontribusi signifikan pada kerentanan sistem keuangan. Terkait dengan formulasi preferensi publik, prinsip pelarangan utang berlebihan dapat berfungsi sebagai media pendidikan publik yang dapat menciptakan dampak positif terhadap moderasi permintaan agregat; dan kondisi makroekonomi yang lebih stabil. 13. Penerapan prinsip pembagian risiko dapat memberikan gravitasi lebih tinggi terhadap kemitraan dalam masyarakat daripada menciptakan hubungan pemberi pinjamanpeminjam. Di samping kebutuhan untuk memiliki lingkungan yang mendukung demi mendorong pasar yang lebih simetris, penerapan konsep berbagi dapat menimbulkan potensi untuk memperkuat hubungan antara sektor keuangan dan ekonomi riil yang mendasarkan kontrak keuangan pada penciptaan nilai dan kelayakan usaha. Setelah

transparansi dan tata kelola terbentuk untuk memungkinkan kemitraan yang lebih baik, penciptaan rekayasa keuangan yang berlebihan dapat diminimalkan karena kegiatan keuangan akan berfokus pada nilai tambah intrinsik yang ditawarkan dalam kontrak keuangan. 14. Dari perspektif tata kelola, konsep pembagian risiko memperkuat insentif kepada lembaga keuangan untuk melakukan uji tuntas yang sesuai untuk transaksi keuangan yang memastikan agar laba yang diharapkan bisa sepadan dengan pengambilan risikonya. Didukung dengan sistem informasi dan pelaporan yang sehat, kontrak pembagian risiko membuka peluang bagi pelaku wirausaha dan pemodal untuk memantau dan menghitung nilai instrinsik transaksi keuangan yang tercermin oleh laba yang diharapkan, arus kas, risiko yang terlibat dan faktor lain yang mempengaruhi proyek. Konsep ini mendorong disiplin dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap semua pihak yang berkontrak untuk memastikan keberhasilannya. Kombinasi tata kelola yang baik, transparansi yang lebih tinggi, dan pengelolaan risiko yang dirancang baik akan membentuk hubungan berdasarkan kepercayaan yang penting untuk mewujudkan proses intermediasi yang efisien. 15. Perhatian IFSB terhadap peningkatan peran keuangan mikro dalam industri keuangan Islam layak mendapatkan apresiasi. Lembaga keuangan Islam harus dapat memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi yang mencakup semua segmen dalam masyarakat. Ketersediaan standar untuk kegiatan keuangan mikro penting untuk memastikan kehati-hatian operasional yang dipraktikkan oleh lembaga keuangan Islam saat memberikan fasilitas kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Sejumlah insentif regulasi harus dibuat dalam hal aset tertimbang menurut risiko yang relatif lebih rendah untuk memberikan biaya modal yang lebih rendah saat membantu pelaku wirausaha

mikro. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menemukan angka dan prasyarat optimal saat menerapkan insentif tersebut. [Penutup] 16. Akhirnya, saya mengucapkan selamat berdiskusi dalam seminar penting ini. Saya yakin bahwa dengan didukung oleh akademisi dan pemain bereputasi internasional, kita dapat mencapai hasil signifikan yang bermanfaat untuk mendorong pembangunan di bidang keuangan mikro untuk keuangan Islam. Saya berharap acara ini sukses. Terima kasih. Wassalamu alaykum warahmatullah wabarakatuh.