ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KEKUATAN LENTUR STRUKTUR KOMPOSIT BERPENGUAT MENDONG/ EPOKSI BAKALITE EPR 174

ANALISIS PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK ORIENTASI UNIDIRECTIONAL 0 DAN 90 PADA STRUKTUR KOMPOSIT SERAT MENDONG DENGAN MENGGUNAKAN EPOKSI BAKELITE EPR 174

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

PENGARUH ARAH SERAT GELAS DAN BAHAN MATRIKS TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT AIRFOIL PROFILE FAN BLADES

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

Pengaruh Penambahan Prosentase Fraksi Volume Hollow Glass Microsphere Komposit Hibrid Sandwich Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA REKAYASA DAN MANUFAKTUR BAHAN KOMPOSIT HYBRID

KARAKTERISASI KOMPOSIT MATRIK RESIN EPOXY BERPENGUAT SERAT GLASS DAN SERAT PELEPAH SALAK DENGAN PERLAKUAN NaOH 5%

Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida

Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas

LAMPIRAN 1. Perbandingan fraksi volume serat dan matriks 20% : 80% Fraksi volume serat kenaf/ E-glass 70/30 Volume cetakan, V c

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. Mulai

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Sudut Laminasi Dan Perlakuan Permukaaan Stainless Steel Mesh Terhadap Karakteristik Tarik Dan Bending Pada Komposit Hibrida

KAJIAN KOMPREHENSIF PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT NANAS-NANASAN (BROMELIACEAE)

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

BAB 3 PENGUJIAN BAB 3 PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES

BAB III METODE PENELITIAN

Opa Slamet S,Burmawi,Kaidir

SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

Gambar 4.1 Grafik dari hasil pengujian tarik.

Volume 1, Nomor 1 Juni 2008 Jurnal Flywheel, ISSN :

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 167, Malang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil uji tarik serat tunggal.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK LOGAM/NON-LOGAM TERHADAP KEKUATAN DAN PERILAKU RAMBAT RETAK PADA SAMBUNGAN LEM EPOXY

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

KAJIAN PENGARUH TEKNIK PEMBUATAN LUBANG TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT HIBRID SERAT GELAS DAN SERAT KARUNG PLASTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengujian serat tunggal ASTM D

PENGARUH PERENDAMAN (NaOH) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

Djati Hery Setyawan D

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME KOMPOSIT SERAT E- GLASS ±45 POLYESTER 157 BQTN TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN GESER

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR

PENENTUAN FRAKSI FILLER SERBUK ALUMINIUM DALAM PEMBUATAN KOMPOSIT EPOKSI SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF BALING-BALING KINCIR ANGIN TUGAS AKHIR.

Please refer as: Bondan T. Sofyan, 2004, Pembentukan Endapan Nano pada Paduan Al-Cu Berkekuatan Tinggi,Proceeding Eminex 2004, ISBN ,

PERUBAHAN SIFAT MEKANIS KOMPOSIT HYBRID POLYPROPYLENE YANG DIPERKUAT SERAT SABUT KELAPA DAN SERBUK KAYU JATI AKIBAT VARIASI FRAKSI VOLUME

Analisa Sifat-Sifat Serat Alam Sebagai Penguat Komposit Ditinjau Dari Kekuatan Mekanik

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH SAMBUNGAN MEKANIK TIPE BOLTED BONDED TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA KOMPOSIT POLYESTER SERAT BATANG PISANG

STUDI PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN PLAT BAJA St 40 TEBAL 3 mm DENGAN PENGELASAN BUSUR LISTRIK MENGGUNAKAN ARUS 120 A DAN 140 A

BAB V BAHAN KOMPOSIT

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL

PENGARUH KETEBALAN SERAT PELEPAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER-SERAT ALAM

Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Uji Mekanik Komposit Berpenguat Serat Pandan Duri dan Resin Polyester Dengan Variasi Komposisi Metoda Fraksi Berat

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SERAT KARBON ANTARA METODE MANUAL LAY- UP DAN VACUUM INFUSION DENGAN PENGGUNAAN FRAKSI BERAT SERAT 60%

DAFTAR ISI. Grup konversi energi. ii iii. iii. Kata Pengantar Daftar Isi. Makalah KNEP IV Grup Engineering Perhotelan

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

PENGARUH KOMPOSIT SERAT PANDAN SAMAK TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING PADA MATERIAL BODI KENDARAAN

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

BAB IV. (3) Lenght 208 μm (3) Lenght μm. (4) Lenght 196 μm (4) Lenght μm. Gambar 4.1. Foto optik pengukuran serat sisal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

Pengaruh Perbandingan Volume Serat Sabut Kelapa Dengan Matrik Polyester Terhadap Kekuatan Mekanis Material Komposit

JTM. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015, 32-39

Universitas Bung Hatta Kampus III Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun Telp. (0751) Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

Transkripsi:

ANALISIS KEKUATAN TARIK BOLTED JOINT STRUKTUR KOMPOSIT C-GLASS/EPOXY BAKALITE EPR 174 Ariansyah Pandu Surya 1, Lies Banowati 2 dan Devi M. Gunara 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Penerbangan, Universitas Nurtanio Bandung Jl. Padjajaran No. 219, Cicendo, Jawa Barat 40174 1 Email: pandusurya_ariansyah@yahoo.com 2 Email: liesbano@gmail.com ABSTRAK Dewasa ini perkembangan material komposit sangatlah pesat, salah satu penguat yang saat ini sudah dikembangkan yaitu fiber glass. Material ini akan digunakan pada struktur tertentu, tetapi adanya lubang seringkali menjadi permasalahan serius, karena dengan adanya lubang akan menimbulkan terjadinya konsentrasi tegangan yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada struktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik bolted joint dari struktur material komposit berpenguat fiber glass dan bermatriks epoxy. Matriks yang digunakan dalam penelitian ini adalah resin epoxy bakalite EPR 174 dengan hardener V-140. Metode manufaktur yang digunakan adalah hand lay-up dengan variasi arah serat unidirectional 0 dan ±45 (woven)dengan diameter lubang bolted joint sebesar 6 mm. Hasil pengujian dianalisis dengan metode distribusi two-parameter weibull. Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh kekuatan tarik maksimum pada keandalan 50% untuk arah serat unidirectional 0 sebesar 29,71 MPa dan untuk arah serat ±45 (woven) sebesar 42,48 MPa. Kata kunci : Fiberglass, resin epoxy, komposit bolted joint, tensile strength. PENDAHULUAN Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini, kebutuhan material untuk sebuah produk bertambah. Material yang dibutuhkan tidak hanya harus memiliki kekuatan dan ketangguhan yang tinggi, tetapi juga harus mempunyai berat yang ringan, khusus nya dalam dunia penerbangan. Karena hal tersebut maka dewasa ini material komposit mulai banyak dikembangkan. Manfaat utama dari penggunaan komposit adalah mendapatkan kombinasi sifat kekuatan serta kekakuan tinggi dan berat jenis yang ringan. Penggunaan material yang siap diaplikasikan sebagai komponen pada suatu struktur menuntut adanya peningkatan sifat mekanis yang tinggi. Para rekayasawan pun selalu melakukan berbagai kajian riset untuk merekayasa material baru yang memiliki sifat fisis-mekanis lebih baik, seperti bahan baru komposit. Komposit berpenguat serat merupakan jenis komposit yang paling banyak dikembangkan. Hampir semua komponen, baik logam maupun non logam, mengalami proses penyambungan (joining) dengan komponen lain. Komponen logam dapat disambung dengan las, dibaut, dan dikeling. Namun khusus bahan non metal seperti komposit, penyambungannya tidak dapat dilakukan dengan pengelasan. Salah satu jenis sambungan yang cocok untuk bahan komposit adalah sambungan baut (bolt) dan keling (rivet). Penyambungan ini memerlukan lubang sebagai tempat dudukan baut (bolt) atau keling (rivet). Daerah sekitar lubang merupakan daerah kritis terhadap awal terjadinya kegagalan. Teknik pembuatan lubang dan variasi diameter lubang sangat menentukan kekuatannya, khususnya di TM-10

daerah sekitar lubang. Teknik pembuatan lubang pada komposit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pembuatan lubang dengan cara dicetak dan dibor. Teknik penguatan daerah sekitar lubang dapat dilakukan dengan cara mengatur arah serat sebagai penguat yang akan menghambat terjadinya kerusakan pada komposit. Serat tersebut berfungsi untuk menyalurkan atau mendistribusikan tegangan yang terjadi akibat beban tarik pada saat pengujian sehingga dengan mengatur arah serat yang sesuai akan meminimalkan kemungkinan terjadinya perambatan retak yang akan berpengaruh terhadap kekuatan komposit tersebut. Sifat-Sifat Tarik Komposit Salah satu faktor penting yang menentukan karakteristik dari komposit adalah perbandingan matriks dan penguat/serat. Perbandingan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk fraksi volume serat (V f ) atau fraksi massa serat (m f ). Menurut (Berthelot, 1999) fraksi volume serat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: V f= m f ρ f m f + m m ρ f ρm x 100 % (1) Kekuatan tarik dapat dihitung dengan persamaan: σ = F A o (2) Regangan dapat dihitung dengan persamaan (ASTM, 2002): ε = l i l0 = l l 0 l 0 Berdasarkan kurva uji, modulus elastisitasdapat dihitung dengan persamaan berikut: E = σ ε (3) (4) Bolted Joint Ada banyak metode untuk sambungan material komposit, seperti bolted joints, fastening joints, dan penggabungan lainnya. Bolted joints adalah salah satu metode sambungan mekanik yang paling efisien, karena biaya rendah dan bebas perlakuan permukaan. Bolted joint ini membutuhkan lubang yang di bor pada material komposit, sehingga menyebabkan konsentrasi tegangan tinggi yang kemudian mengurangi kekuatan struktur. Oleh karena itu untuk desain yang handal, proses bolted joint ini pengerjaannya harus mempertimbangkan tentang bagaimana tingkat terjadinya kegagalan. Kegagalan ini dapat dihindarkan dengan mengurangi konsentrasi tegangan disekitar lubang, dengan cara menghaluskan permukaan lubang tersebut. Weibull Distribution Distribusi two-parameter Weibull digunakan untuk menganalisis hasil pengujian yang mempunyai kemampuan untuk memodelkan data percobaan dengan karakteristik yang sangat berbeda dan merupakan metode praktis untuk menentukan peluang kegagalan dari kelangsungan hidup material sebagai fungsi dari stress yaitu nilai keandalan 50% dan 90%. TM-11

Menurut (Pasha, 2006) Distribusi weibull dua parameter dan regresi linier dapat dihitung dengan persamaan 5 dan 6: F(x; b, c) = 1 exp ( ( x b )c ) (5) ln (ln ( 1 1 F(x;b,c) )) = c ln x c ln b (6) Fungsi keandalan dapat dihitung dengan persamaan : R(x; b, c) = exp ( ( x b )c ) (7) METODA PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah Fiber glass dengan tipe C-glass yang diperoleh dari PT.Justus Kimiaraya di bandung. C-glass divariasikan terhadap 2 arah serat yaitu unidirectional 0 dan ±45º (woven), sedangkan matriks menggunakan Epoxy bakalite EPR 174 dengan hardener V-140. Metoda Manufaktur Hand Lay-up Komposit dibuat dengan metode hand lay-upuntuk fraksi volume serat (V f ) 50%. Cetakan pada proses manufaktur komposit terbuat dari pelat alumunium dengan tebal 2 mm. Sebelum melakukan laminasi pelat alumunium tersebut harus dioleskan wax terlebih dahulu lalu dikeringkan sekitar 5 menit agar pada saat proses removed komposit tidak menempel dari cetakan. Cairan resin dioleskan diatas sebuah cetakan kemudian serat layer pertama diletakkan diatasnya, kemudian ratakan/rapihkan dengan menggunakan roller dan kuas resin. Selanjutnya spesimen uji tarik dipotong dengan menggunakan gerinda tangan. Kemudian SelaSpesimen dihaluskan menggunakan kertas amplas. Gambar 1 dan 2 menunjukkan spesimen uji tarik bolted joint komposit C-glass/Epoksi bakalite EPR 174 unidirectional 0 o dan ±45 o (woven). Gambar 1 Spesimen Uji Tarik Bolted Joint Komposit C-glass/Epoksi Bakalite EPR 174 Unidirectional 0 o TM-12

Gambar 2 Spesimen Spesimen Uji Tarik Bolted Joint Komposit C-glass/Epoksi Bakalite EPR 174 ±45 o (woven) Pengujian tarik komposit bolted joint single-lapdilakukan di Laboratorium Teknik Produksi FTMD ITB. Mesin uji tarik yang digunakan adalah Tensilon RTF-1310 denganmenggunakan standar pengujian ASTM D 3039. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Tarik Bolted Joint Komposit C-glass/Epoksi bakalite EPR 174 Untuk mendapatkan sifat mekanik bolted joint komposit C-glass/Epoksi bakalite EPR 174 dilakukan pengujian spesimen di Laboratorium Teknik Produksi milik ITB menggunakan mesin uji tarik Tensilon RTF-1310 dengan jumlah spesimen sebanyak 5 sampel untuk setiap variasi arah serat. Gambar 3 dan 4 menunjukkan hasil uji tarik spesimen komposit bolted joint C- glass/epoksi bakalite EPR 174 Unidirectional 0 o dan ±45 o (woven). Gambar 3 Spesimen Hasil Uji Tarik Bolted Joint Komposit C-glass/Epoksi Bakalite EPR 174 Unidirectional 0 o Gambar 4 Spesimen Hasil Uji Tarik Bolted Joint Komposit C-glass/Epoksi Bakalite EPR 174 ±45 o (woven) TM-13

Load (N) Load (N) Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Pada Gambar 4. menunjukkan bahwa modus kegagalan yang terjadi adalah adanya keretakan searah serat unidirectional 0 (ditandai lingkaran warna kuning), sedangkan pada Gambar 5. menunjukkan bahwa modus kegagalan yang terjadi adalah keretakan menyebar pada arah serat ±45 o yang hampir menyerupai lingkaran pada sisi lubang bolted joint dan perambatan retaknya dihambat oleh susunan serat saling menyilang pada arah ±45 (woven). Hal tersebut menunjukkan bahwa kontruksi bolted joint pada komposit dengan susunan arah serat ±45 (woven) lebih kuat dibandingkan dengan arah serat 0º. Grafik Hasil uji tarik untuk spesimen bolted joint komposit C-glass/Epoksi bakalite EPR 174 unidirectional 0 o dan ±45 o (woven) ditunjukkan pada gambar 5 dan 6. 6000.00 5000.00 4000.00 3000.00 2000.00 1000.00 0.00 0.00 10.00 20.00 Elongation (mm) Speciment 1 Speciment 2 Speciment 3 Speciment 4 Speciment 5 Gambar 5 Grafik Uji Tarik Spesimen Bolted Joint Komposit C-glass/Epoksi Bakalite EPR 174 Unidirectional 0 9000.00 8000.00 7000.00 6000.00 5000.00 4000.00 3000.00 2000.00 1000.00 0.00 0.00 20.00 Speciment 1 Speciment 2 Speciment 3 Speciment 4 Speciment 5 Elongation (mm) Gambar 6 Grafik Uji Tarik Spesimen Komposit C-glass/Epoksi Bakalite EPR 174 ±45 (woven) Grafik plot regresi linier bolted joint komposit C-glass/Epoksi bakalite EPR 174 unidirectional 0º ditunjukkan pada gambar 7. Sedangkan grafik hasil analisis uji tarik distribusi weibull ditunjukkan pada gambar 8 dan 9. TM-14

Gambar 7 Plot Regresi Linear Bolted Joint Komposit C-Glass/Epoksi Bakalite EPR 174 Unidirectional 0 Reliability spesimen (0 ) Gambar 8 Grafik Distribusi Weibull Uji Tarik Spesimen Bolted Joint Komposit C-glass/Epoksi Bakalite EPR 174 Unidirectional 0 Reliability spesimen (±45 ) Gambar 9 Grafik Distribusi Weibull Uji Tarik Spesimen Bolted Joint Komposit C-glass/Epoksi Bakalite EPR 174 Bidirectional ±45 (woven) TM-15

Tabel 1 menunjukkan perbandingan hasil analisis distribusi Weibull keandalan 50% untuk uji tarik spesimen bolted joint komposit C-glass/Epoksi bakalite EPR 174 unidirectional 0 dan bidirectional ±45 (woven) dengan fraksi volume serat 50%. Tabel 1 Perbandingan Analisis Distribusi Weibull Uji Tarik Spesimen Bolted Joint Komposit C- glass/epoksi Bakalite EPR 174 Unidirectional 0 dan Bidirectional ±45 Spesimen Kekuatan Tarik (MPa) Bolted Joint Komposit C- glass/epoksi Bakalite EPR 174 Unidirectional 0 Bolted Joint Komposit C- glass/epoksi Bakalite EPR 174 Bidirectional ±45 (woven) 29,71 42,48 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan komposit serat C-glass dan matriks epoxy bakalite EPR 174 dengan fraksi volume 50%, kekuatan komposit bolted joint terbesar berada pada arah serat unidirectional ±45 (woven) yaitu sebesar 42,48 MPa dan kekuatan tarik terkecil berada pada arah serat unidirectional 0 0 yaitu sebesar 29,71 MPa. Berdasarkan modus kegagalan yang terjadi kontruksi bolted joint arah serat ±45º(woven) lebih baik dibandingkan arah serat 0º, karena beban yang diterima pada uji tarik spesimen terdistribusi pada arah serat yang saling menyilang sehingga menghambat terjadinya perambatan retak pada komposit tersebut. NOTASI A = Luas penampang, mm 2 E = Modulus elastisitas, GPa l i = Panjang ukur setelah pengujian, mm l 0 = Panjang ukur sebelum pengujian, mm σ = Selisih tegangan tarik di daerah elastis,mpa ε = regangan σ = kekuatan tarik, MPa F= Beban yang diberikan dalam arah tegak lurus terhadap penampang spesimen, N l = Pertambahan panjang V f = Fraksi volume fiber (serat) %) m f = Massa fiber (serat) gr ρ f = Massa jenis fiber (serat) (gr/cm3) m m = Massa matriks (gr) ρ m = Massa jenis matriks (gr/cm3) DAFTAR PUSTAKA ASTM D 3039/3039 M. 2002. Standart Test Method for Tensile Properties of Polymer Matrix Composite Materials. Annual Book of ASTM Standards. United States: ASTM International. TM-16

Berthelot J.M.,1999, Composite Material :Mechanical Behavior and StructuralAnalysis, Spinger, New York. G.R, Pasha. 2006. Empirical Analysis of The Weibull Distribution for Failure Data. Journal of Statistics. Multan. ISSN TM-17