SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN CANGKANG KEMIRI DENGAN UKURAN SERBUK D <250 µm SEBAGAI BAHAN PENGUAT PADA KOMPOSIT RESIN EPOKSI.

BAB I PENDAHULUAN. fungsional, maupun piranti ke dalam skala nanometer.

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

PENGARUH KETEBALAN SERAT PELEPAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER-SERAT ALAM

Pengaruh Penambahan Mepoxe Terhadap Sifat Mekanik dan Stabilitas Thermal Epoksi sebagai Bahan Adhesif ASTM A-36

MODIFIKASI POLIPROPILENA SEBAGAI POLIMER KOMPOSIT BIODEGRADABEL DENGAN BAHAN PENGISI PATI PISANG DAN SORBITOL SEBAGAI PLATISIZER

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

BAB 4 HASIL DAN DISKUSI

KOMPOSIT BERBASIS POLYMER DENGAN MATRIK EPOXY YANG DIPERKUAT SERBUK ALUMINA

Pengaruh Fraksi Volume Filler terhadap Kekuatan Bending dan Ketangguhan Impak Komposit Nanosilika Phenolic

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material yang digunakan dalam pembuatan organoclay Tapanuli, antara lain

SIFAT LISTRIK DAN OPTIK NANOKOMPOSIT EPOXY RESIN - TiO 2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

Kevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA

PENGARUH FRAKSI VOLUME PARTIKEL GENTENG SEBAGAI FILLER TERHADAP PERUBAHAN SIFAT KETAHANAN BAKAR MATERIAL KOMPOSIT POLYESTER RESIN.

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR ATAP SERAT BULU AYAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOMPOSIT BERBASIS POLYMER DENGAN MATRIK EPOXY YANG DIPERKUAT SERBUK ALUMINA

PENENTUAN FRAKSI FILLER SERBUK ALUMINIUM DALAM PEMBUATAN KOMPOSIT EPOKSI SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF BALING-BALING KINCIR ANGIN TUGAS AKHIR.

SIFAT MEKANIK DAN TERMAL PADA BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY CLAY TAPANULI

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN SEMEN-GIPSUM

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

PENGARUH PERSEN MASSA HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PINANG (Areca catechu L. Fiber) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISIS BAHAN CAMPURAN SEMEN GIPSUM

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

Pengaruh Penambahan Cobalt (II) Aniline Terhadap Sifat Mekanik dan Thermal Epoksi Sebagai Bahan Adhesif Baja ASTM A-36

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

BAB 5. Sifat Mekanis Nano Komposit Bentonit

III.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei

SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN KOMPOSIT (RESIN POLIESTER SERBUK GERGAJI KAYU SENGON)

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT GIPSUM SERAT IJUK DENGAN PENAMBAHAN BORAKS (Dinatrium Tetraborat Decahydrate)

PENGARUH KOMPOSISI DAN UKURAN MIKRO SERBUK KULIT KERANG DARAH (ANADORA GRANOSA) TERHADAP KOMPOSIT EPOKSI-PS/SERBUK KULIT KERANG DARAH (SKKD) SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui dan menjelaskan karakteristik suatu komposit beton-polimer agar dapat

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI SIFAT MEKANIK DAN MORFOLOGI KOMPOSIT SERAT DAUN NANAS-EPOXY DITINJAU DARI FRAKSI MASSA DENGAN ORIENTASI SERAT ACAK

BAB III METODE PENELITIAN

MANFAAT PENAMBAHAN KARBON DARI MATERIAL LIMBAH PADA BATU BATA TRADISIONAL. The Benefits Of Additional Carbon From Waste Materials In Traditional Brick

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR CURING DAN POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TEKAN KOMPOSIT EPOXY - HOLLOW GLASS MICROSPHERES IM30K

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Fajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN KOMPOSISI TERHADAP SIFAT KEKUATAN BENTUR KOMPOSIT EPOKSI BERPENGISI SERAT DAUN NANAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN. Laporan Tugas Akhir

PEMANFAATAN PARTIKEL TEMPURUNG KEMIRI SEBAGAI BAHAN PENGUAT PADA KOMPOSIT RESIN POLIESTER

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381

Fabrikasi Material Nanokomposit Superkuat, Ringan dan Transparan

Pengaruh Poliamino Amid Terhadap Kekuatan Tarik dan Stabilitas Termal Polimer Blend Epoksi/Poliamino Amid

PENGARUH KOMPOSISI DAN UKURAN MAKRO SERBUK KULIT KERANG DARAH (ANADORA GRANOSA) TERHADAP KOMPOSIT EPOKSI-PS/SERBUK KULIT KERANG DARAH (SKKD) SKRIPSI

Pengaruh Penambahan Tepung Bulu Ayam dan Pati Kulit Pisang Terhadap Sifat Mekanik dan Biodegradabilitas Plastik Campuran Polipropilena Bekas

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kekuatan dari beton tersebut khususnya dalam hal kuat tekan dan

Gambar 3.1. Tahapan proses penelitian

PENGARUH PENAMBAHAN UNSATURATED POLYESTER RESIN TERHADAP MUTU BETON K-350 EFFECT OF ADDITION UNSATURATED POLYESTER RESIN IN MIXED CONCRETE K-350

Fabrikasi Material Nanokomposit Superkuat, Ringan dan Transparan Menggunakan Metode Simple Mixing

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI BETON POLIMER BERBASIS LIMBAH PULP DREGS SEBAGAI AGREGAT DAN RESIN EPOKSI SEBAGAI PEREKAT SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

Kata kunci : Dental bridge, nanokomposit Mg-Al-Si-Zr, teknik solgel, geopolimer, alkali aktivator, cotton fiber

PENGARUH JENIS BAMBU DAN POLIMER TERHADAP ADHESIVITAS ANTARMUKA POLIMER/BAMBU

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

Pengaruh Penambahan Styrofoam dan Partikel Karet Terhadap Sifat Mekanik Resin Polyester Tak Jenuh

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

BAB 1 PENDAHULUAN. Mesin mixer peralatan yang sangat penting yang digunakan pada proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERBUK TIMAH PEREKAT EPOXY UKURAN SERBUK 100 MESH DENGAN FRAKSI VOLUME (20, 35, 50) %

Pengaruh Berbagai Tipe Tanah Lempung pada Karakteristik Komposit Kanji Alifa Zietyn Nawangratri 1, Khairuddin 2, Candra Purnawan 3

Bab III Metodologi Penelitian

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

Transkripsi:

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA Firmansyah, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: firman_bond007@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang sintesis dan karakterisasi sifat mekanik bahan nanokomposit epoxy-tio 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan nanopartikel TiO 2 terhadap sifat mekanik epoxy resin. Nanopartikel TiO 2 berperan sebagai filler pada matriks polimer epoxy resin. Karakterisasi kuat tekan dan kuat tarik material terhadap penambahan nanopartikel dilakukan dengan alat uji tekan merk Wekob 2153 Neu Wulmstorf dan alat uji tarik mini COM TEN Testing Machine 95T Series. Secara umum sifat mekanik epoxy-tio 2 meningkat berdasarkan penambahan TiO 2. Nilai kuat tekan dan kuat tarik optimum diperoleh pada perbandingan epoxy resin dan hardener adalah 100:50 dengan penambahan nanopartikel TiO 2 mulai dari 2wt%TiO 2 sampai 4wt%TiO 2. Nilai kuat tekan maksimum diperoleh sebesar 8905,852 N/cm 2 dan nilai kuat tarik maksimum sebesar 3363,7223 N/cm 2. Kata Kunci : epoxy resin, hardener, kuat tekan, kuat tarik, nanokomposit, nanopartikel, TiO 2. ABSTRACT The research on synthesis and characterization of mechanical properties epoxy-tio 2 nanocomposites has been performed. The purpose of this research is to evaluate the influence of theaddition of TiO 2 nanoparticles on the mechanical properties of epoxy resin. TiO 2 nanoparticles are the filler in the polymer matrix of epoxy resin. Characterization of compressive strength and tensile strength were investigated using Wekob 2153 Neu Wulmstorf compressive test and COM TEN Testing Machine 95T Series tensile test. The result shows that the mechanical properties of epoxy-tio 2 were improved with the addition of TiO 2. The maximum value of compressive strength and tensile strength are obtained from the maximum value of compressive strength and tensile strength are 8905.852 N/cm 2 and 3363.7223 N/cm 2 respectively obtained from the epoxy resin to hardener of 100:50 with the addition of 2wt%TiO 2 until 4wt%TiO 2. Keywords: epoxy resin, hardener, compressive strength, tensile strength, nanocomposite, nanoparticle, TiO 2. I. PENDAHULUAN Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit dihasilkan dari pencampuran dalam sejumlah fase yang terdiri dari 2 bagian utama yaitu matriks (sebagai pelindung filler) dan filler (sebagai penguat dari matriks). Sama halnya dengan komposit, nanokomposit merupakan material komposit yang dibuat dengan menyisipkan nanopartikel ke dalam suatu material berukuran makro sebagai filler dalam sebuah matriks berukuran skala makro. Hingga saat ini, matriks yang paling banyak dipakai adalah polimer. Salah satu contoh polimer adalah polimer epoxy resin dalam kelompok epoxy termosets. Epoxy termosets termasuk kelompok polimer yang digunakan sebagai bahan pelapis, perekat, dan sebagai matriks pada material komposit. Epoxy termosets sangat luas digunakan pada banyak aplikasi seperti automotif, aerospace, perkapalan, dan peralatan elektronik. Salah satu epoxy termosets yang sering digunakan dalam bidang industri adalah epoxy resin. Epoxy resin dibentuk lewat reaksi kimia secara in situ, dimana resin dan hardener atau resin dengan katalis dicampur dalam satu tempat kemudian terjadilah proses pengerasan (polimerisasi). Sekali terjadi pengerasan, epoxy ini tidak bisa mencair lagi sekalipun dilakukan pemanasan sehingga resin ini memiliki karakteristik mekanik yang bagus, daya penyusut yang rendah, perekat yang bagus untuk banyak bahan logam, dan tahan terhadap kelembaban udara serta tahan terhadap tekanan. Namun, pada temperatur tertentu terjadi perubahan sifat mekanik yang signifikan. Temperatur saat terjadi perubahan signifikan ini dikenal sebagai suhu transisi 72

gelas (T g ). Di atas temperatur gelas tersebut, struktur molekul dari termoset berubah dari polimer kristal yang keras menjadi polimer yang lebih flexibel. Selain itu, modulus resin juga turun secara drastis sehingga daya tekan dan kekuatannya berkurang. Ketahanan terhadap air dan stabilitas warna juga berkurang pada saat suhu diatas temperatur gelas ini. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembuatan nanokomposit dengan cara menyisipkan/melapisi epoxy resin dengan nanopartikel lain, seperti nanopartikel Titanium Dioksida (TiO 2 ). Pamungkas (2011) telah mengamati pengaruh serbuk kaolin pada epoxy resin terhadap kekuatan tarik dan ketangguhan retak pada komposit epoxy-kaolin. Hasil yang didapatkan pada pengujian tarik terjadi kenaikan tegangan tarik pada penambahan 5% berat kaolin yaitu sebesar 16,5% atau 53,453 MPa, dan pada penambahan fraksi berat kaolin selanjutnya tegangan tarik menurun. Pengujian sifat mekanik nanokomposit epoxy juga telah dilakukan oleh Chitraningrum (2008) dengan kandungan organoclay yang menghasilkan tensile modulus pada nanokomposit meningkat dengan bertambahnya kandungan clay. Peningkatan maksimum diperoleh pada penambahan 2wt% kandungan clay yaitu sebesar 8,24%. Selain itu, tensile strength lebih rendah dibandingkan dengan epoxy murni. Hadiyawarman dkk. (2008) meneliti tentang fabrikasi material nanokomposit epoxy- SiO 2. Hasil yang didapatkan yaitu Semakin banyak jumlah SiO 2 yang dimasukkan, kekuatan tekan dari material nanokomposit juga bertambah. Tapi peningkatan sifat mekanik (sebagai efek dari penambahan SiO 2 ) ini tidak terjadi terus-menerus. Kekuatan mekanik material akan sampai pada titik kritisnya kemudian turun. Selain itu, Wazzan (2006) meneliti tentang pengaruh partikel TiO 2 dalam ukuran submikron terhadap kekuatan mekanik epoxy resin. Hasil yang didapat yaitu kekuatan tekan dan kekuatan tarik epoxy resin semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah TiO 2 yang diberikan. Peningkatan maksimum diperoleh pada penambahan 4wt%TiO 2. Namun kekuatan tarik dan tekan tersebut menurun setelah penambahan lebih dari 4wt%TiO 2. Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam penelitian ini akan disintesis material nanokomposit dengan penambahan nanopartikel TiO 2 pada polimer epoxy resin, dan diharapkan sifat mekanik nanokomposit Epoxy-TiO 2 lebih baik daripada sifat mekanik dari epoxy resin murni. Gambar 1 Diagram alir penelitian 73

II. METODE Epoxy resin dan hardener dicampurkan dengan perbandingan volume hardener yang berbeda. Kemudian nanopartikel TiO 2 dicampurkan ke dalam campuran dengan massa TiO 2 yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk melihat kombinasi terbaik antara hardener, epoxy resin dan nanopartikel TiO 2 agar diperoleh nanokomposit dengan sifat mekanik yang optimum. Setelah itu sampel diaduk pada suhu 70 o C selama 15 menit hingga campuran menjadi homogen, lalu dituangkan ke dalam cetakan dan dikeringkan selama 24 jam. Setelah sampel kering akan dilakukan karakterisasi uji tekan dan uji tarik. Diagram alir penelitian ditunjukkan pada Gambar 1. III. HASIL DAN DISKUSI Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap seluruh sampel uji, diperoleh data yang selanjutnya dianalisis sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan pada bagian metode penelitian sehingga diperoleh parameter-parameter yang diinginkan. 3.1 Kuat Tekan Epoxy Resin sebelum penambahan Nanopartikel Titanium Dioksida (TiO 2 ) Gambar 2 Grafik pengaruh penambahan hardener terhadap kuat tekan epoxy resin. Gambar 2 menunjukkan bahwa perbedaan hasil kuat tekan pada tiap-tiap penambahan hardener membuktikan bahwa penambahan hardener akan mempercepat proses curing dan akan berpengaruh terhadap kekuatannya. Proses curing merupakan reaksi kimia yang terjadi pada gugus epoxide di dalam epoxy resin (cair) yang bereaksi dengan curing agent (hardener) untuk membentuk padatan dengan cross linking tiga dimensi. Peningkatan kekuatan ini hanya sampai nilai tertentu dengan nilai optimum diperoleh sebesar 9833,72 N/cm 2 pada perbandingan volume epoxy dengan hardener sebesar 100:33,3. Penambahan hardener lebih lanjut justru menurunkan kekuatan epoxy resin. Hal ini diperkirakan karena banyak terdapatnya ronggarongga kecil didalam bahan seiring dengan penambahan hardener sehingga menurunkan kekuatan mekanik bahan 3.2 Kuat Tekan Nanokomposit Epoxy-TiO 2 Gambar 3 Grafik pengaruh penambahan TiO 2 terhadap kuat tekan epoxy-tio 2 dengan perbandingan volume epoxy resin dan hardener sebesar 100:10. 74

Berdasarkan Gambar 3, kekuatan tekan nanokomposit semakin bertambah seiring dengan penambahan persentase berat nanopartikel TiO 2 sebagai filler. Kuat tekan maksimum nanokomposit diperoleh pada penambahan 1wt%TiO 2 yaitu sebesar 8187,26 N/cm 2. Permukaan nanopartikel yang sangat luas membuat nanopartikel bersifat reaktif sehingga mampu mereduksi mobilitas rantai polimer dan meningkatkan kekuatan mekanik nanokomposit jauh diatas kekuatan polimer itu sendiri (Hadiyawarman dkk., 2008). Hasil ini menunjukkan peningkatan kekuatan material sampai dengan lebih dari 100% dibanding material yang tanpa penambahan nanopartikel. Penambahan nanopartikel lebih lanjut justru menurunkan kuat tekan nanokomposit. Hal ini dikarenakan komposisi TiO 2 yang lebih banyak membuat matriks epoxy resin tidak bisa mengikat seluruh nanopartikel TiO 2. Gambar 4 Grafik pengaruh penambahan TiO 2 terhadap kuat tekan epoxy-tio 2 dengan perbandingan volume epoxy resin dan hardener sebesar 100:14. Gambar 4 menunjukkan bahwa dengan penambahan persentase berat nanopartikel TiO 2 membuat kuat tekan nanokomposit semakin menurun. Menurunnya kuat tekan karena komposisi nanopartikel TiO 2 terlalu besar terhadap perbandingan volume epoxy resin dan hardener sebesar 100:14 sehingga menyebabkan proses curing yang terbentuk didalam matriks kurang sempurna dan membuat material tersebut rapuh. Gambar 5 Grafik pengaruh penambahan TiO2 terhadap kuat tekan epoxy-tio 2 dengan perbandingan volume epoxy resin dan hardener sebesar 100:33,3. Gambar 6 Grafik pengaruh penambahan TiO 2 terhadap kuat tekan epoxy-tio 2 dengan perbandingan volume epoxy resin dan hardener sebesar 100:50. 75

Grafik pada Gambar 5 juga menurun seiring dengan bertambahnya persentase berat nanopartikel TiO 2. Hal ini juga menandakan komposisi nanopartikel TiO 2 terlalu besar terhadap perbandingan volume epoxy resin dan hardener sebesar 100:33,3 sehingga menyebabkan nanokomposit rapuh. Namun kuat tekan material tersebut masih tinggi dibandingkan dengan kuat tekan pada Gambar 4. Berdasarkan Gambar 6, Kuat tekan maksimum nanokomposit diperoleh pada penambahan 4wt%TiO 2 yaitu sebesar 8905,85 N/cm 2. Hasil ini menunjukkan peningkatan kekuatan material sampai dengan 11,72% dibanding material yang tanpa penambahan nanopartikel. Peningkatan kekuatan ini sesuai dengan yang disimpulkan oleh Abdullah (2009) bahwa kekuatan mekanik akan mencapai optimum pada penambahan 4wt%TiO 2 dan akan menurun setelah penambahan lebih dari 4wt%TiO 2. Penambahan nanopartikel TiO 2 pada 2wt% dan 3wt% membuat kuat tekan nanokomposit menurun. Hal ini karena campuran nanokomposit tersebut kurang homogen sehingga dapat mempengaruhi kuat tekan nanokomposit tersebut. Budiarto dkk. (2004) menyimpulkan bahwa tingkat kehomogenan yang rendah dari campuran dapat menyebabkan menurunnya nilai kuat tekan material. Gambar 7 Grafik pengaruh penambahan TiO 2 terhadap kuat tekan epoxy-tio 2 dengan perbandingan volume epoxy resin dan hardener sebesar 100:100. Gambar 7 menunjukkan bahwa kekuatan tekan nanokomposit semakin bertambah seiring dengan penambahan persentase berat nanopartikel TiO 2 sebagai filler. Kuat tekan maksimum nanokomposit diperoleh pada penambahan 2wt%TiO 2 yaitu sebesar 7482,99 N/cm 2. Hasil ini menunjukkan peningkatan kekuatan material sampai dengan 25,43% dibanding material yang tanpa penambahan nanopartikel. Penambahan nanopartikel lebih lanjut justru menurunkan kuat tekan nanokomposit. Hal ini menandakan bahwa matriks sudah melewati batas maksimum dalam penambahan nanofiller sehingga sifat mekanik nanokomposit menurun. Secara umum, penambahan nanopartikel TiO 2 mempengaruhi kuat tekan nanokomposit epoxy-tio 2. Dengan mencampur nanopartikel TiO 2, nanopartikel TiO 2 akan mengisi ruang kosong antar partikel didalam polimer epoxy resin sehingga jumlah partikel yang kontak dengan sekitarnya lebih besar. Pengisian nanopartikel TiO 2 di dalam ruang kosong antar partikel epoxy resin ditunjukkan pada Gambar 8. Gambar 8 Polimer epoxy resin dengan penambahan nanopartikel TiO 2. Perbedaan kuat tekan membuktikan bahwa penambahan nanopartikel TiO 2 memberikan kekuatan yang berbeda, namun kekuatan tersebut dipengaruhi penambahan persentase berat nanopartikel TiO 2. 76

3.3 Kuat Tarik Epoxy Resin sebelum penambahan Nanopartikel Titanium Dioksida (TiO 2 ) Gambar 9 Grafik pengaruh penambahan hardener terhadap kuat tarik dan modulus elastisitas epoxy resin. Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa nilai kuat tarik akan meningkat seiring dengan bertambahnya hardener. Nilai kuat tarik akan mencapai maksimum pada penambahan volume hardener 33,3%, namun penambahan hardener lebih lanjut justru menurunkan kekuatan tarik. Hal ini dikarenakan banyak terdapatnya rongga-rongga kecil di dalam bahan sehingga menurunkan kekuatan mekanik bahan. Nilai modulus elastisitas juga bertambah ketika nilai kuat tarik meningkat. Ini menandakan bahwa epoxy resin bersifat cukup elastis. Pencampuran hardener yang tidak merata pada epoxy resin menyebabkan proses curing yang terjadi tidak sempurna dan menurunkan nilai modulus elastisitas yang diperoleh. Dapat dilihat pada Gambar 9 bahwa penambahan hardener sebesar 14% menurunkan nilai modulus elastisitasnya. 3.4 Kuat Tarik Nanokomposit Epoxy-TiO 2 Gambar 10 Grafik pengaruh penambahan TiO2 terhadap kuat tarik dan modulus elastisitas epoxy-tio 2 dengan perbandingan volume epoxy resin dan hardener sebesar 100:10 Hasil pengujian tarik dari Gambar 10 menunjukkan kecenderungan kenaikan nilai kuat tarik seiring dengan bertambahnya persentase berat nanopartikel TiO 2. Nilai kuat tarik maksimum diperoleh dengan penambahan 2wt%TiO 2 yaitu 1750,60 N/cm 2. Hasil ini menunjukkan peningkatan kekuatan tarik material sampai dengan 67,35% dibanding material yang tanpa penambahan nanopartikel. Penambahan nanopartikel lebih lanjut cenderung menurunkan kuat tarik nanokomposit tersebut. Ini berarti batas maksimum penambahan nanofiller TiO 2 pada perbandingan volume epoxy resin dan hardener sebesar 100:10 berada pada 2wt%TiO 2. Ini karena komposisi nanopartikel TiO 2 yang lebih banyak membuat matriks epoxy resin tidak bisa mengikat seluruh nanopartikel TiO 2 dan rongga-rongga kecil di dalam bahan juga semakin meningkat. Nilai modulus elastisitas nanokomposit yang didapat pada penambahan 3wt%TiO 2 sampai dengan penambahan 5wt%TiO 2 memberikan sifat nanokomposit tersebut elastis. Namun pada penambahan 1wt%TiO 2 dan 2wt%TiO 2, bahan nanokomposit tersebut bersifat plastik. Hal ini dikarenakan semakin besarnya pertambahan panjang nanokomposit saat dilakukannya uji kuat tarik. 77

Gambar 11 Grafik pengaruh penambahan TiO 2 terhadap kuat tarik dan modulus elastisitas epoxy-tio 2 dengan perbandingan volume epoxy resin dan hardener sebesar 100:14 Gambar 11 menunjukkan kenaikan nilai kuat tarik sampai dengan penambahan 1wt%TiO 2 yaitu 2065,33 N/cm 2. Hasil ini menunjukkan peningkatan kekuatan tarik material sampai dengan 2,24% dibanding material yang tanpa penambahan nanopartikel. Penambahan nanopartikel lebih lanjut akan menurunkan kuat tarik nanokomposit tersebut. Ini berarti batas maksimum penambahan nanofiller TiO 2 pada perbandingan volume epoxy dan hardener sebesar 100:14 untuk meningkatkan kuat tarik berada pada 1wt%TiO 2. Hal Ini disebabkan komposisi nanopartikel TiO 2 yang lebih banyak membuat matriks epoxy resin tidak bisa mengikat seluruh nanopartikel TiO 2 dan rongga-rongga kecil di dalam bahan juga semakin meningkat. Nilai modulus elastisitas nanokomposit epoxy-tio 2 cenderung tidak proporsional terhadap nilai kuat tariknya sehingga bahan yang didapat bersifat plastik. Gambar 12 Grafik pengaruh penambahan TiO 2 terhadap kuat tarik dan modulus elastisitas epoxy-tio 2 dengan perbandingan volume epoxy resin dan hardener sebesar 100:33,3 Gambar 12 menunjukkan nilai kuat tarik menurun seiring dengan bertambahnya nanopartikel TiO 2. Hasil ini menunjukkan bahwa komposisi wt%tio 2 terlalu besar untuk perbandingan volume epoxy resin dan hardener sehingga kuat tarik bahan menurun dan rapuh. Nilai modulus elastisitas yang didapat akan meningkat seiring dengan bertambahnya wt%tio 2. Nilai modulus elastisitas nanokomposit yang didapat pada penambahan 4wt%TiO 2 dan 5wt%TiO 2 menunjukkan sifat nanokomposit tersebut cukup elastis. Namun pada penambahan 1wt%TiO 2 sampai dengan penambahan 2wt%TiO 2, bahan nanokomposit tersebut bersifat plastik. Hal ini dikarenakan semakin besarnya pertambahan panjang nanokomposit saat dilakukannya uji kuat tarik. 78

Gambar 13 Grafik pengaruh penambahan TiO 2 terhadap kuat tarik dan modulus elastisitas epoxy-tio 2 dengan perbandingan volume epoxy resin dan hardener sebesar 100:50 Gambar 13 menunjukkan nilai kuat tarik meningkat sampai pada titik kritisnya. Nilai kuat tarik maksimum diperoleh pada penambahan 3wt%TiO 2 yaitu 3363,72 N/cm 2. Hasil ini menunjukkan peningkatan kekuatan tarik material sampai dengan 88,58% dibanding material yang tanpa penambahan nanopartikel. Penambahan nanopartikel lebih lanjut akan menurunkan kuat tarik nanokomposit tersebut. Ini berarti batas maksimum penambahan nanofiller TiO 2 pada perbandingan volume epoxy dan hardener sebesar 100:50 untuk meningkatkan kuat tarik berada pada 3wt%TiO 2. Ini karena komposisi nanopartikel TiO 2 yang lebih banyak membuat matriks epoxy resin tidak bisa mengikat seluruh nanopartikel TiO 2 dan rongga-rongga kecil didalam bahan juga semakin meningkat. Nilai modulus elastisitas yang cenderung tidak proporsional terhadap kuat tariknya sehingga bahan nanokomposit ini bersifat plastik. Gambar 14 Grafik pengaruh penambahan TiO 2 terhadap kuat tarik dan modulus elastisitas epoxy-tio 2 dengan perbandingan volume epoxy resin dan hardener sebesar 100:100 Gambar 14 menunjukkan nilai kuat tarik meningkat seiring penambahan persentase berat TiO 2. Nilai kuat tarik maksimum diperoleh pada penambahan 2wt%TiO 2 yaitu 3459,57 N/cm 2. Hasil yang didapat masih rendah dibandingkan dengan nilai kuat tarik tanpa nanopartikel TiO 2. Nilai modulus yang diperoleh tidak proporsional terhadap kuat tariknya sehingga bahan nanokomposit ini bersifat plastik. IV. KESIMPULAN Berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, penambahan nanopartikel TiO 2 dapat mempengaruhi kuat tekan maupun kuat tarik nanokomposit epoxy-tio 2. Namun hal ini tidak terlepas dari komposisi epoxy resin dan TiO 2, sehingga peranan TiO 2 sebagai nanofiller terlihat sangat signifikan. Nilai kuat tarik dan kuat tekan optimum diperoleh pada sampel dengan perbandingan epoxy resin dan hardener adalah 100:50 dengan penambahan nanopartikel TiO 2 mulai dari 2wt%TiO 2 sampai 4wt%TiO 2. 79

Sedangkan penambahan nanopartikel TiO 2 sampai 5% terjadi penurunan kuat tarik maupun kuat tekan. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M., 2009, Pengantar Nanosains, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. Budiarto, Parikin, dan Dani, M., 2004, Optimasi Ukuran Partikel dan Komposisi dalam Pembuatan Tegel Komposit Partikulat Granit, Jurnal Sains Materi Indonesia, 6:1, 53-58 Chitraningrum, N., 2008, Sifat Mekanik dan Termal Pada Bahan Nanokomposit Epoxy-Clay Tapanuli, Skripsi S-1, Jurusan Fisika FMIPA UI Hadiyawarman, Rijal, A., Nuryadin, B. W., Abdullah, M., dan Khairurrijal, 2008, Fabrikasi Material Nanokomposit Superkuat, Ringan dan Transparan Menggunakan Metode Simple Mixing, Jurnal Nanosains & Nanoteknologi, 1:1, 14-21 Pamungkas, A., 2011, Studi Sifat Mekanik dengan Pengujian Tarik dan Ketangguhan Retak pada Komposit Epoxy-Kaolin, MeTrik Polban, 5:1, 1-5 Wazzan, 2006, Influence of Submicron TiO 2 Particles on the Mechanical Properties and Fracture Characteristics of Cured Epoxy Resin, Polymer-Plastics Technology and Engineering, 45, 1155-1161 80