BAB 5 ANALISA KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal

VIII. ANALISIS FINANSIAL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

VII. RENCANA KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

ANALISIS INVESTASI USAHA KONSTRUKSI. Nama : Renaldi Prakoso Soekarno NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Elvia Fardiana,SE.

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR : MUAMMAL IRZAD NPM :

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB VI ASPEK KEUANGAN. proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

METODOLOGI PENELITIAN

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Awal Untuk Pembelian Peralatan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

III. METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

PENGELOLAAN KEUANGAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

EVALUASI INVESTASI PADA PT. IMAN SERTA SEMINAR PENULISAN ILMIAH

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN. Equity merupakan total modal usaha yang berasal langsung dari pengusaha.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

Entrepreneurship and Innovation Management

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

II. KERANGKA PEMIKIRAN

PANDUAN PRAKTIKUM ANALISIS PROYEK PERTANIAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

BAB VI ASPEK KEUANGAN

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

BAB II LANDASAN TEORI. Jeff Madura yang diterjemahkan Yulianto, A. A. dan Krista (2007)

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

Teknik Analisis Biaya / Manfaat

BAB II TINJAUAN TEORI

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

Konsep Dasar Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan antara aset (assets), hutang (liability), dan ekuitas (equity). Berikut merupakan hubungan antara aset (assets), hutang (liability), dan ekuitas (equity). Assets = Liability +Equity Aset atau assets adalah sumber kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, dapat berbentuk uang, barang, ataupun gedung. Hutang atau liability adalah hutang atau kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan yang dapat berbentuk peminjaman uang dari bank dengan bunga tertentu. Sedangkan, ekuitas atau equity adalah bentuk pengurangan antara aset (assets) dan hutang (liability). AClass Cakes & Drinks memiliki sumber kekayaan berupa investasi sejumlah Rp 5.949.032.399,00 yang akan digunakan sebagai modal investasi dan biaya awal pengoperasian AClass Cakes & Drinks. AClass Cakes & Drinks tidak mempunyai hutang dari bank, kreditur, maupun reksa dana sehingga aset yang dimiliki oleh AClass Cakes & Drinks bernilai setara dengan ekuitasnya. 5.2 Modal Investasi Diperlukan Investasi awal AClass Cakes & Drinks yang dibutuhkan agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar pada tahun pertama pendirian diperkiraan sebesar Rp 5,949,032,399. Berikut merupakan rincian arus kas awal investasi yang dapat dilihat pada tabel berikut. 89

90 Tabel 5.1 Perkiraan Awal Biaya No Biaya Jumlah (Rp) Keterangan 1 Biaya Renovasi dan Dekorasi 26.840.200 Renovasi termasuk biaya desain dan dekorasi ruko 2 Peralatan 381.950.200 Termasuk didalamnya peralatan dan pelengkapan dapur, kantor, dan tempat makan 3 Bahan Baku 1.073.548.399 Persediaan awal bahan baku (Cost of Goods Sold) 4 Biaya Sewa 2.500.000.000 5 Biaya Operasional 1.966.693.600 6 Biaya Pendaftaran Usaha 13.950.000 Total 5.949.032.399 Sumber: Hasil Olahan Data 2014 Beban sewa selama 10 tahun dengan biaya Rp. 250.000.000 setiap tahunnya. Biaya yang digunakan untuk pembukaan toko kue seperti biaya pemasaran, pelatihan, dan peralatan kantor Biaya yang digunakan untuk pendirian firma, pendaftaran usaha, dan sertifikasi halal Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa sebagian besar biaya investasi yang dikeluarkan merupakan biaya awal yang harus disiapkan untuk menunjang berjalannya operasional perusahaan dengan baik. Biaya tersebut antara lain: biaya renovasi, peralatan dan perlengkapan yang akan mengalami penyusutan, biaya bahan baku, biaya sewa, biaya operasional tahun pertama, dan biaya pendaftaran usaha. Pada tahun pertama pendapatan yang diperoleh mencapai Rp 3.253.176.966,00. Perhitungan pendapatan usaha terlampir. Pada tahun-tahun berikutnya diperkirakan pendapatan kotor perusahaan akan meningkat dengan ratarata peningkatan sebesar 13,68% per tahun. Persentase peningkatan ini merupakan asumsi yang disesuaikan dengan inflasi, yaitu 8,22% dan laju pertumbuhan ekonomi menurut data dari Badan Pusat Statistik yaitu sebesar 5,49%. Dalam menentukan proyeksi arus kas yang berasal dari biaya operasional, maka harus dijelaskan terlebih dahulu komponen biaya operasional dari usaha yang akan dijalankan. AClass Cakes & Drinks adalah usaha yang bergerak di bidang penyediaan jasa makanan dan minuman, oleh karena itu sebagian besar dari biaya merupakan biaya variabel yang dipengaruhi oleh tingkat penjualan. Berikut ini adalah biaya operasional yang menjadi pengeluaran rutin dari usaha AClass Cakes & Drinks.

91 1. Biaya Bahan Baku atau Cost of Goods Sold (COGS) Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan-bahan makanan, yaitu 33% dari jumlah penjualan. Perhitungan COGS dapat dilihat pada Lampiran 5.1 2. Biaya Pemasaran Biaya pemasaran merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran AClass Cakes & Drinks melalui berbagai media yang telah dijelaskan pada BAB 2. Biaya pemasaran sejumlah Rp 36.000.000,00 per tahun. Perincian perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 5.2 3. Biaya Utilitas Biaya utilitas merupakan biaya telepon, listrik, bahan bakar, internet, dan air yang dibebankan sebesar dengan banyaknya penggunaan pada operasional yang akan dicatat setiap bulannya dari manajemen AClass Cakes & Drinks, diasumsikan adalah sebesar Rp 309.000.000,00. Perincian perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 5.2 4. Biaya Gaji Biaya gaji merupakan biaya yang diberikan kepada karyawan AClass Cakes & Drinks seperti yang telah dijelaskan pada BAB 4. 5. Biaya Sewa Biaya sewa merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa unit Ruko Crown Golf Pantai Indah Kapuk. Biaya ini merupakan biaya yang dibayar dimuka karena telah dibayarkan untuk tiga tahun pertama sesuai dengan persetujuan pada perjanjian. 6. Biaya Pelatihan dan Pengembangan Biaya pelatihan dan pengembangan merupakan biaya yang digunakan untuk pelatihan dan pengembangan karyawan AClass Cakes & Drinks yang telah dijelaskan pada BAB 4. 7. Biaya Cetak dan Peralatan Tulis Biaya cetak dan peralatan tulis merupakan biaya yang dikeluarkan untuk peralatan dan perlengkapan keperluan kantor, administrasi, dan operasional.

92 8. Biaya Perbaikan dan Perawatan Biaya perbaikan dan perawatan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan peralatan dan fasilitas usaha AClass Cakes & Drinks sebesar 5% dari inventaris. 5.3 Rencana Pembiayaan Proyek Proyek AClass Cakes & Drinks merupakan proyek yang melibatkan tiga orang investor yang ikut ambil bagian dari proses operasional perusahaan. Berdasarkan pada hubungan antara aset, hutang, dan ekuitas menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), AClass Cakes & Drinks memilih untuk tidak mengambil hutang atau pinjaman dari pihak lain baik dari bank, kreditor, maupun reksa dana. Investasi awal sebesar Rp. 5.949.032.399,00 didapatkan dari modal pribadi tiga orang investor yaitu Jessica, Karina Wijaya, dan Monica Saputri sejumlah Rp. 1.983.010.800,00 per orang. Pada Tahun pertama, diperoleh laba bersih sebesar Rp. 132.019.680,00 yang akan dibagi tiga sama rata sehingga diperoleh jumlah keuntungan sebesar Rp. 44.006.560,00 per orang. 5.4 Sumber Dana Sumber dana 100% berasal dari modal pribadi pemilik usaha AClass Cakes & Drinks yang terdiri dari Jessica, Karina Wijaya, dan Monica Saputri. 5.5 Proyeksi Rugi-Laba dan Arus Kas 5.5.1 Proyeksi Rugi-Laba Proyeksi rugi-laba merupakan laporan keuangan yang memperlihatkan posisi perusahaan dalam operasionalnya, apakah perusahaan itu laba atau rugi. Dalam proyeksi laba rugi terdapat tiga komponen yang penting, yaitu pendapatan, biayabiaya, dan laba bersih. Menurut Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:23), proyeksi rugi-laba melaporkan pemasukkan (revenue) terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan oleh pengeluaran (expenses).ketika jumlah pemasukkan (revenue) lebih

93 besar daripada pengeluaran (expenses), maka akan dihasilkan keuntungan pada usaha (net profit). Ketika jumlah pengeluaran (expenses) lebih besar daripada pemasukkan (revenue), maka akan dihasilkan kerugian pada usaha (net loss). Berikut merupakan penjelasan proyeksi rugi-laba AClass Cakes & Drinks pada tahun pertama. 1. Pendapatan Setiap perusahaan yang menjual produk atau jasa akan menghasilkan pendapatan. Pendapatan tersebut biasa disebut pendapatan kotor atau pendapatan penjualan. Pada usaha AClass Cakes & Drinks dari proyeksi laba rugi yang telah dibuat, terdapat pendapatan penjualan sebesar Rp 2.179.628.567,00 pada tahun pertama. Jumlah tersebut didapat dari perkiraan penjualan yang telah ditentukan. 2. Bahan Pokok atau Cost of Goods Sold (COGS) Pada tahun pertama bahan pokok atau COGS AClass Cakes & Drinks adalah sebesar Rp 1.073.548.399,00 dan akan terus berubah mengikuti perkembangan penjualan usaha. COGS diperoleh dengan perhitungan 33% dari penjualan merupakan persentase yang didapat dari rata-rata hasil pembagian antara biaya bahan pokok menu-menu yang ditawarkan. 3. Biaya operasional Biaya-biaya ini adalah biaya yang digunakan dalam pengoperasional usaha yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada tahun pertama biaya operasional sebesar Rp 1.966.693.600,00 dan akan terus bertambah pada tahun berikutnya mengikuti inflasi dan pertumbuhan usaha yaitu sebesar 13,68%. 4. Laba Laba merupakan selisih dari pendapatan penjualan yang telah dihasilan dengan biaya-biaya. Laba kotor didapatkan dari mengurangi hasil penjualan dengan Cost of Good Sold (COGS). Pada tahun pertama COGS sebesar Rp 1.073.548.399,00 sehingga laba kotor yang diperoleh dari penjualan tahun pertama adalah sebesar Rp 2.179.628.567,00. Laba sebelum biaya pajak dan bunga diperoleh setelah mengurangi laba kotor dengan biaya-biaya operasional.

94 Pada tahun pertama laba sebelum biaya pajak dan bunga yang dihasilkan oleh AClass Cakes & Drinks adalah sebesar Rp 212.934.967,00. Besarnya pajak badan usaha dan pajak restoran yang berlaku yang harus dibebankan adalah sebesar 28% dan 10%, sehingga diperoleh penghasilan setelah pajak sebesar Rp 132.019.680,00. Berdasarkan proyeksi 10 tahun, maka dapat dilihat bahwa akan terjadi peningkatan dalam perolehan pendapatan maupun kenaikan terhadap biaya dan sebagainya. Perhitungan proyeksi tersebut telah dikonversikan dan disesuaikan dengan peningkatan inflasi dan pertumbuhan usaha. 5.5.2 Arus Kas Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:600), arus kas adalah bentuk laporan keuangan yang mencatat biaya masuk dan keluar dari biaya operasional perusahaan dan biaya investasi perusahaan. Dalam membuat arus kas, terdapat biaya arus kas operasional yang menunjukan banyaknya biaya yang digunakan untuk operasional perusahaan. Pada tabel di bawah ini akan dijelaskan mengenai biaya-biaya dari proyeksi arus kas operasional. Tabel 5.2 Biaya Arus Kas Operasional No Biaya Jumlah (Rp) Keterangan Biaya pemasaran diasumsikan Rp 1 36.000.000,00 setiap tahunnya dimana Biaya pemasaran 36,000,000 digunakan untuk memasarkan usaha di media sosial, voucher, mengundang food blogger, dan biaya-biaya lainnya. 2 Biaya utilitas 309,000,000 Diasumsikan sebesar Rp 309.000.000,00 yaitu meliputi biaya telepon, listrik, air, bahan bakar, dan langganan internet. Lanjutan dari Tabel 5.2 Biaya Arus Kas Operasional dapat dilihat di halaman berikutnya

95 Lanjutan dari Tabel 5.2 Biaya Arus Kas Operasional 3 Biaya gaji 483,600,000 4 Biaya pelatihan dan pengembangan 12,000,000 5 Biaya sewa 1,000,000,000 6 7 8 Biaya cetak dan peralatan tulis Biaya Perbaikan dan Perawatan Biaya Bahan Pokok atau Cost of good sold 13,896,000 20,439,520 1,073,548,399 9 Biaya Penyusutan 81,758,080 Total 3,030,241,999 Sumber: Hasil Olahan Data 2014 Biaya gaji yang diberikan kepada karyawan sebesar 13 bulan (termasuk tunjangan hari raya sebesar 1 bulan). Biaya yang digunakan untuk pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia perusahaan diasumsikan Rp 12.000.000,00 setiap tahunnya. Biaya yang dikeluarkan untuk sewa yaitu Rp 2.500.000.000,00 yang akan dibayar dimuka selama tiga tahun pertama sebesar Rp 1.000.000.000,00. Diasumsikan sebesar Rp 13.896.000,00 setiap tahunnya. Biaya yang dibayarkan sebesar 5% dari total inventaris yaitu sebesar Rp. 20.439.520,00. Sebesar 33% dari total penjualan makanan dan minuman. Biaya yang dikeluarkan untuk penyusutan asset yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 20% dari biaya inventaris. Di dalam proyeksi arus kas operasional, dibahas mengenai arus pemasukan dan pengeluaran kas sehingga sebagai hasil akhir diperoleh total arus kas. Arus kas masuk diperoleh dari hasil penjualan makanan dan minuman, sedangkan arus kas keluar meliputi biaya bahan pokok atau cost of good sold, biaya operasional, dan pembayaran pajak. 5.6 NPV, IRR, ROI, ROE, dan Pay Back Period 5.6.1 Net Present Value (NPV) atau Metode Nilai Sekarang Menurut Johan (2011:121), Net Present Value (NPV) merupakan metode analisis keuangan dengan memasukan faktor nilai waktu uang yang akan bertambah sejalan dengan berjalannya waktu. Net Present Value (NPV) didapat dari penjumlahan investasi yang bernilai negative dengan jumlah Present Value dari tahun satu sampai sepuluh.

96 Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut. Dalam hal ini: NPV = Net Present Value ACF = Arus kas IO = Investasi awal t = Periode waktu k = discount factor Pada proyeksi ini pun dapat dilihat bahwa Net Present Value (NPV) juga menunjukan angka yang positif dengan tingkat discount factor yang sebesar 7,5% yang bersumber dari Bank Indonesia. Net Present Value (NPV) yang bernilai positif yaitu sebesar Rp. 2.989.945.315,00 menunjukkan bahwa usulan proyek AClass Cakes & Drinks dinilai layak. 5.6.2 Internal Rate of Return (IRR) atau Metode Tingkat Balikan Internal Internal Rate of Return (IRR) merupakan indikator efisiensi dari suatu investasi. Menurut Johan (2011:123), Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode penilaian kelayakan proyek dengan menggunakan metode nilai sekarang atau Present Value. Suatu investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar daripada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain yaitu di bank atau tidak. Sehingga nilai dari Internal Rate of Return (IRR) harus melebihi nilai discount factor. Internal Rate of Return (IRR) dalam usaha AClass Cakes & Drinks dengan angka 12,5302% menunjukan angka yang baik karena sudah cukup jauh diatas angka discount factor menurut Bank Indonesia yaitu sebesar 7,25%. Sehingga secara keseluruhan proyeksi arus kas operasional ini dinilai baik.

97 Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut. Dalam hal ini: IRR = Internal Rate of Return ACF = Arus kas IO = Investasi awal t = Periode waktu 5.6.3 Return on Investment (ROI) Return On Investment (ROI) merupakan metode yang digunakan untuk menganalisa profitabilitas suatu usaha. Analisa profitabilitas adalah penilaian mengenai ukuran kemampuan suatu badan usaha untuk menghasilkan laba dengan memperhatikan laba yang digunakan. Perbandingan ini biasa digunakan investor untuk menilai layak atau tidaknya sebuah usaha untuk dijalankan. Berikut merupakan rumus dari Return On Investment (ROI). Menurut Johan (2011:128), Return On Investment (ROI) merupakan perbandingan antara jumlah laba bersih dan bunga pinjaman dibagi dengan jumlah modal dan total pinjaman. Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai berikut. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik sebuah perusahaan menggunakan selurh aset yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan. Usaha ini menghasilkan laba bersih pada tahun pertama sebesar Rp 132.019.680,00 dan memiliki aset sebesar Rp 2.750.530.719,00 sehingga menghasilkan Return On

98 Investment (ROI) sebesar 4,80% sehingga memiliki arti bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan laba adalah sebesar 4,80% atas total aset perusahaan. 5.6.4 Return On Equity (ROE) Untuk menentukan Return On Equity (ROE), digunakan perbandingan antara laba bersih dan total investasi. Pada AClass Cakes & Drinks, persentase Return On Equity (ROE) memiliki nilai yang sama dengan Return On Investment (ROI) karena AClass Cakes & Drinks tidak melakukan pinjaman dana dengan pihak manapun sehingga dihasilkan Return On Equity (ROE) sebesar 4,80% pada tahun pertama. 5.6.5 Pay Back Period atau Metode Pengembalian Investasi Menurut Johan (2011:119), Payback period adalah masa waktu yang diperlukan untuk mengembalikan total investasi awal yang telah dikeluarkan. Dari proyeksi arus kas operasional AClass Cakes & Drinks, terlihat bahwa pengembalian modal usaha adalah selama 6 tahun 1 bulan dan 20 hari.