BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menyita pikiran pemerintah untuk segera dipecahkan. Krisis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter merambah ke krisis ekonomi. Dari krisis ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang membangun, ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. menopang hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat secara merata- Penyebaran yang merata

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah kita ketahui sebelumnya, krisis ekonomi pernah

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tujuan pembangunan

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL (Studi Kasus pada Badan Kredit Kecamatan di Kec. Gatak Kab.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. hancur akibat krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Salah satu usaha

BAB I PENDAHULUAN. Namun demikian, upaya tersebut kiranya perlu dibarengi pula dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi adalah sektor UKM (Usaha Kecil Menengah). saat ini para pelaku UKM masih kesulitan dalam mengakses modal.

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena usaha berskala kecil dinilai mampu bertahan dalam keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. tabungan paksa dan tabungan pemerintah (Sukirno dalam Wibowo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output. Pertumbuhan ekonomi mutlak

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

`BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia yang sedang berkembang, berusaha untuk semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertengahan tahun 1997 terjadi krisis ekonomi yang menyebabkan perekonomian Indonesia terpuruk. Fenomena yang menggambarkan hal ini yaitu tingginya tingkat inflasi, tingginya tingkat pengangguran, pertumbuhan ekonomi yang negatif, dan tingginya tingkat kemiskinan, hutang luar negeri, kurs rupiah yang tidak stabil sehingga menyebabkan kondisi yang tidak kondusif bagi sektor-sektor perbankan dan riil secara umum. Mengamati keadaan Indonesia yang masih merasakan dampak dari krisis ekonomi. Kondisi seperti ini masih sangat dirasakan oleh perusahaan-perusahaan atau kelompok usaha besar maupun kecil, akan tetapi ternyata kelompok usaha yang tergolong kecil lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan mampu bertahan dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4). Usaha kecil yang merupakan bagian integral dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan pembangunan ekonomi pada khususnya, serta berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Peran usaha kecil dapat dilihat pada kontribusi usaha kecil terhadap perekonomian nasional. 1

2 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Disamping itu UMKM sebagai kekuatan strategis dan penting untuk mempercepat pembangunan daerah, hal ini dapat dibuktikan dengan pertumbuhan UMKM dari tahun ke tahun yang mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dengan jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2008 sebanyak 48,9 Juta unit, dan terbukti memberikan kontribusi 53,28% terhadap PDB (Pendapatan Domestik Bruto) dan 96,18% terhadap penyerapan tenaga kerja. (Abdullah Abidin, 2010:2). Pedagang kecil mempunyai potensi yang sangat besar untuk dapat mengembangkan kembali perekonomian ini. Perannya dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja diharapkan menjadi langkah awal bagi upaya pembangunan. Usaha yang tumbuh dan berkembang di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul ini terdiri dari berbagai sektor, antara lain adalah industri perdagangan, industri rumah tangga, industri pertanian, dan lain sebagainya. Dengan tumbuhnya perekonomian di berbagai sektor tersebut mendorong para pengusaha maupun pedagang kecil untuk bersaing dan meningkatkan serta mengembangkan usahanya.

3 Menurut UU RI No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menyebutkan bahwa: 1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta. 2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta sampai dengan paling banyak Rp 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta ampai dengan paling banyak Rp 2,5 milyar. 3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai dengan paling banyak Rp 10 milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 milyar sampai dengan paling banyak Rp 50 milyar. Modal merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Modal awal yang digunakan oleh pedagang merupakan modal sendiri atau modal yang bersumber pada tabungan sendiri, warisan atau saudara. Modal yang dimiliki oleh pedagang relatif masih rendah karena modal tersebut bersumber dari aset

4 pribadi pedagang. Rendahnya modal merupakan salah satu kendala bagi usaha perdagangan. Hal ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1. Keterbatasan Modal Awal yang Dimiliki Pedagang di Kecamatan Kasihan No. Jenis Usaha Modal Awal 1 Pedagang Makanan 5.000.000 2 Pedagang Makanan 4.000.000 3 Pedagang Kelontong 5.000.000 4 Pedagang Makanan 3.000.000 5 Pedagang Kelontong 4.000.000 6 Pedagang Kelontong 5.000.000 7 Pedagang Kelontong 6.000.000 8 Pedagang Makanan 4.000.000 9 Pedagang Makanan 5.000.000 10 Pedagang Kelontong 6.000.000 Sumber: data yang diolah Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa modal awal yang dimiliki oleh para pedagang terbatas. Jika dilihat dari perundang-undangan umkm maka modal yang dimiliki pedagang tergolong sangat terbatas. Keterbatasan modal akan membatasi ruang gerak pedagang kecil dalam menjalankan serta meningkatkan usahanya. Dengan kepemilikan modal yang sangat terbatas serta sangat sulitnya mendapatkan modal dari luar membuat semakin sulitnya para pedagang kecil mengembangkan usahanya.

5 Lembaga keuangan bank maupun non bank yang melayani kredit untuk pedagang, data ini tercatat oleh BPS adalah sebagai berikut: Tabel 2. Banyaknya Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank Menurut Desa di Kecamatan Kasihan No. Desa BUKP KUD BRI/BPD BANK KOP.KSP PASAR 1. Bangunjiwo - - 1-1 2. Tirtonirmolo 1 1 1 1 3 3. Tamantirto - - - - 2 4. Ngestiharjo - - - 1 2 Jumlah 1 1 2 2 8 Sumber: Data BPS 2010 Bantul yang diolah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lembaga keuangan yang terdapat di Kecamatan Kasihan Bantul masih terbatas. Di Kecamatan Kasihan hanya terdapat 8 lembaga keuangan yang melayani masyarakat sekitar, sedangkan untuk keseluruhan penduduk berjumlah 24.798 orang. Penduduk yang berprofesi sebagai pedagang sebanyak 1.424 orang. Penduduk yang mengajukan kredit berkisar 20.000 orang, hal ini yang menjadikan lembaga keuangan di Kecamatan relatif terbatas untuk melayani nasabah yang relatif banyak. Oleh karena itu banyak muncul para pemberi modal seperti rentenir atau pengijon. Tetapi bantuan kredit dari para rentenir tersebut hanya menyelesaikam masalah para pedagang kecil untuk sementara waktu, setelah itu pedagang kecil akan mendapat masalah baru yaitu pengembalian utang dengan tingkat suku bunga yang tinggi dan konsekuensi keterlambatan membayar cicilan yang sangat berat, hal itu akan membuat pedagang kecil semakin sulit mengembangkan usahanya.

6 Oleh karena itu pemerintah harus segera tanggap dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh pedagang kecil tersebut, karena jika dibiarkan berlarut-larut maka para pedagang semakin sulit mengembangkan usahannya. Usaha pemerintah dalam mengembangkan usaha pedagang kecil yaitu dengan memberikan bantuan dan bimbingan tekhnis serta pelatihan keterampilan. Sedangkan bantuan ekonomi yaitu dengan pemberian bantuan kredit serta suku bunga yang rendah yang dihadirkan di tengah-tengah kehidupan para pelaku ekonomi berskala kecil guna meningkatkan dan mengembangkan usahanya serta yang paling diharapkan adalah meningkatkan pendapatan pedagang kecil agar kesejahteraan pedagang kecil lebih terjamin. PT. Madu Baru yang mempunyai program kemitraan yaitu memberikan kredit untuk membantu pedagang kecil dalam mengatasi masalah permodalan, mengembangkan usahanya serta yang paling diharapkan adalah meningkatkan pendapatan pedagang kecil agar kesejahteraan pedagang kecil lebih terjamin. Melalui Program Kemitraan PT. Madu Baru, kegiatan bisnis kecil masyarakat (UKM) banyak terbantu. Jumlah mitra binaan tahun 2007 mencapai 151 pihak dengan berbagai latar belakang bisnis, sedangkan nilai dana yang disalurkan sebesar Rp 3,58 M. Sebagian dari nilai itu diberikan dalam bentuk hibah sebesar Rp 483 juta, sedangkan bina lingkungan telah disalurkan Rp 105,9 juta (Bambang Edi, 2008:40). Namun tidak semua pedagang mendapatkan kredit dari PT. Madu Baru, hal ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

7 Tabel 3. Tabel Jenis Usaha Dagang yang Mendapatkan Kredit dari PT. Madu Baru Menurut Desa di Kecamatan Kasihan No. Jenis Usaha Sarana ekonomi yang Sarana ekonomi mengajukan kredit yang ada 1. Industri 48 224 2. Pertanian 1 23 3. Perdagangan 92 1424 4. Jasa 30 777 5. Peternakan 9 41 6. Perikanan 13 38 Jumlah 193 2527 Sumber : Data BPS Bantul yang diolah Dari tabel di atas maka terbukti bahwa belum semua usaha yang ada di Kecamatan Kasihan mengajukan akses kredit kepada PT. Madu Baru. Hanya usaha-usaha tertentu saja yang mengajukan kredit kepada PT. Madu Baru. Orang yang mengajukan kredit biasanya pensiunan dari pegawai PT. Madu Baru itu sendiri. Besar kecilnya suku bunga kredit juga berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil, dalam artian di sini semakin rendah suku bunga yang harus dibayar maka pendapatan pedagang akan semakin meningkat. Suku bunga yang ditawarkan selama ini menjadi ancaman bagi pengkredit khususnya jika melakukan kredit pada rentenir. Oleh karena itu PT. Madu Baru memberikan solusi terbaik untuk para pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul dalam mengatasi masalah permodalan dengan cara memberikan kredit (pinjaman lunak).

8 Peningkatan pendapatan bisa terjadi dengan adanya kredit yang diberikan oleh PT. Madu Baru kepada para pedagang. Peningkatan pendapatan bisa terlihat dari perbandingan pedagang sebelum menerima kredit dan sesudah menerima kredit. Selain dari kredit peningkatan pendapatan juga dipengaruhi oleh besarnya modal dan tingkat suku bunga yang diberikan. Melihat permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti akan mengangkat masalah dengan judul Pengaruh Besar Modal Sendiri, Kredit, dan Tingkat Suku Bunga Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang Kecil di Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, terdapat masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut diidentifikasi sebagai berikut: 1. Dampak dari krisis ekonomi menyebabkan daya beli masyarakat menurun, hal ini berarti mengancam kelangsungan hidup para pedagang. 2. Keterbatasan modal yang dimiliki oleh pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul yang menghambat perkembangan dan kemajuan usahannya dan memerlukan pinjaman dana dari luar.

9 3. Relatif terbatas lembaga keuangan bank maupun non bank yang melayani kredit untuk pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul. 4. Suku bunga yang terlalu tinggi menyebabkan pedagang kecil takut untuk melakukan akses kredit. 5. Belum semua pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul yang menggunakan fasilitas layanan kredit PT. Madu Baru. C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan kemampuan yang ada pada peneliti, maka perlu adanya pembatasan masalah yang jelas. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada bagaimana pengaruh besar modal sendiri, kredit, dan tingkat suku bunga terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul. D. Rumusan Masalah Dengan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu: 1. Bagaimana pengaruh modal sendiri terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul? 2. Bagaimana pengaruh kredit terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul?

10 3. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul? 4. Bagaimana pengaruh besar modal, kredit dan tingkat suku bunga secara simultan terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui pengaruh besar modal (modal sendiri) terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul. 2. Mengetahui pengaruh kredit terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul. 3. Mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul. 4. Mengetahui pengaruh besar modal (modal sendiri), kredit dan tingkat suku bunga secara simultan terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul.

11 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti a. Sebagai wahana latihan menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan kenyataan yang dihadapi dilapangan. b. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan yang berguna di masa sekarang maupun yang akan datang. 2. Bagi Nasabah dengan Usaha Pedagang Kecil Dapat sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk meminjam uang berupa kredit guna meningkatkan usaha pedagang. 3. Bagi PT. Madu Baru a. Dari hasil penelitian akan diketahui peningkatan pedagang kecil di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul sesudah diberikan kredit. b. Dapat mengetahui keuntungan, kelemahan dalam memberikan kredit.