Yuni Haryati Sisilia, Novi Febrianti, Risanti Dhaniaputri

dokumen-dokumen yang mirip
JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

Ratni Puspitasari, Novi Febrianti, Risanti Dhaniaputri

EFEK PROTEKTIF JUS BUAH TOMAT UNGU

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari

PENGARUH PROTEKTIF PEMBERIAN MADU PERSONDE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI METANOL

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BERBAGAI BUAH TROPIK DENGAN METODE Ferrous Ion Chelating

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba setelah pemberian polisakarida krestin (PSK) dari jamur Coriolus versicolor

BAB IV METODE PENELITIAN

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

BAB I PENDAHULUAN. Warna merupakan salah satu sifat yang penting dari makanan, di samping juga

Indonesia Medicus Veterinus (1) : ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan selera makan manusia sebagai konsumen. 2. Secara garis besar, terdapat 3 macam pewarna makanan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB I PENDAHULUAN. (Wasser, 2002). Polisakarida mempunyai kemampuan untuk meningkatkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Rhodamine B merupakan zat warna golongan xanthenes dyes. Pewarna

Gambar 6. Desain Penelitian

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh mempunyai nama latin Camellia sinensis. Teh merupakan salah satu

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Deksametason merupakan salah satu obat golongan glukokortikoid sintetik

I. PENDAHULUAN. Rifampisin adalah terapi lini pertama dari TBC, terutama dalam kombinasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Rata-rata penurunan jumlah glomerulus ginjal pada mencit jantan (Mus

BAB V PEMBAHASAN. post test only control group design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. budaya di dalam masyarakat Indonesia. Sebab, obat-obatan tradisional lebih

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk

Histologi Jaringan Kulit Mencit (Mus musculus) pada Evaluasi In Vivo Antikanker Ekstrak Spons Aaptos suberitoides

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid

GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN

BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - Desember Hewan coba

BAB 1 PENDAHULUAN. ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan

GAMBARAN HISTOLOGI GINJAL TIKUS BETINA (Rattus rattus) YANG DIINJEKSI VITAMIN C DOSIS TINGGI DALAM JANGKA WAKTU LAMA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. jus sayuran. Sehingga masyarakat lebih banyak mengkonsumsi minuman

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB V PEMBAHASAN. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Etanol Pegagan terhadap

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Zat pewarna makanan alami sejak dulu telah dikenal dalam. industri makanan untuk meningkatkan daya tarik produk makanan

I. PENDAHULUAN. kekayaan lautnya. Di Indonesia terdapat jenis tumbuhan memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN ESKTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH ( Piper crocatum ) SELAMA 90 HARI TERHADAP HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT DDY

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kunyit untuk warna kuning. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C DAN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS GINJAL MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIPAJANKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)

PENGARUH PEMBERIAN TEH KOMBUCHA DOSIS BERTINGKAT PER ORAL TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI GINJAL MENCIT BALB/C. Artikel Karya Tulis ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

BAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)

BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.

Transkripsi:

Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, 27 Agustus 2016 p-issn: 2540-752x e-issn: 2528-5726 EFEK PROTEKTIF JUS BUAH TOMAT MERAH (Lycopersicum esculentum) DAN TOMAT UNGU (Lycopersicum esculentum var Indigo rose) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIK GINJAL MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ASPIRIN Yuni Haryati Sisilia, Novi Febrianti, Risanti Dhaniaputri Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Ahmad Dahlan Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta, 55164 Indonesia Email: yuniharyati@gmail.com Abstrak Aspirin atau yang dikenal dengan obat analgesik termasuk obat-obatan yang dijual bebas dikalangan masyarakat sehingga sangat mudah didapatkan tanpa menggunakan resep dokter. Penggunaan aspirin dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan kesehatan organ diantaranya adalah organ ginjal. Kerusakan organ ginjal dapat mengganggu fungsi dan kerja ginjal. Untuk mengobati kerusakan organ ginjal dapat dengan memanfaatkan tumbuhan disekitar, salah satunya adalah buah tomat. Tomat mengandung antioksidan diantaranya adalah likopen, flavonoid, dan vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek protektif jus buah tomat merah (Lycopersicum esculentum) dan tomat ungu (Lycopersicum esculentum var Indigo rose) terhadap gambaran histopatologik ginjal mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi aspirin. Penelitian ini menggunakan mencit jantan strain DDY yang berumur 2 bulan, berat 20-30 gr sebanyak 24 ekor, yang terdiri dari 6 kelompok yaitu K (diberi aquadest), K+ (aspirin 0,1 mg/20 gr BB dan vitamin C 0,16 mg/20 gr BB), K- (aspirin 0,1 mg/20 gr BB), P1 (aspirin 0,1 mg/20 gr BB dan jus tomat merah 0,4 mg/20 gr BB), P2 (aspirin 0,1 mg/20 gr BB, jus tomat merah 0,2 mg/20 gr BB dan jus tomat ungu 0,2 mg/20 gr BB), P3 (aspirin 0,1 mg/20 gr BB dan jus tomat ungu 0,4 mg/20 gr BB) selama 14 hari. Tiap perlakuan terdiri atas 4 kali ulangan. Parameter yang diamati adalah gambaran histopatologik ginjal. Data dianalisis dengan statistik Kruskal Wallis kemudian dilanjut Man Whitney dan dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan sel ginjal antar kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus buah tomat (Lycopersicum esculentum) dapat melindungi ginjal terhadap kerusakan. Jus tomat ungu memiliki efek yang paling baik untuk melindungi ginjal dari kerusakan yang diakibatkan oleh aspirin. Kata kunci: jus buah tomat merah, jus buah tomat ungu, mencit, ginjal, aspirin, vitamin C Pendahuluan Aspirin atau yang dikenal dengan obat analgesik termasuk obat-obatan yang dijual bebas di kalangan masyarakat sehingga sangat mudah didapatkan tanpa menggunakan resep dokter. Aspirin merupakan zat anti-inflamatori dan analgesik yang dapat mengurangi rasa sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi demam. Hal ini menjadikan aspirin sering dikonsumsi oleh masyarakat secara berkepanjangan tanpa mengetahui dampak dari aspirin tersebut. Penggunaan aspirin 483

Yuni Haryati Sisilia, Novi Febrianti, Risanti Dhaniaputri Efek Protektif Jus Buah Tomat... dalam jangka waktu yang lama dapat memberikan efek samping terhadap kerusakan organ tubuh diantaranya ialah organ ginjal. Ginjal adalah salah satu organ utama sistem kemih atau uriner (tractus urinarius) yang bertugas menyaring dan membuang cairan sampah metabolisme dari dalam tubuh (Alam, 2007). Penggunaan obat-obatan seperti aspirin secara terus menerus dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Kerusakan ginjal adalah terganggunya fungsi dan kerja ginjal. Kerusakan pada organ ginjal dapat mengganggu sistem ekskresi, salah satunya adalah proses pembentukan urin. Biaya pengobatan ginjal tidak murah, sehingga perlu dilakukannya pencarian obat-obatan dari bahan alami dengan memanfaatkan tumbuhan di sekitar. Alam Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayati yang menyediakan berbagai bahan baku obat-obatan. Keadaan ini sangat berguna dalam mengatasi berkembangnya berbagai jenis penyakit yang mengancam kehidupan manusia. Keanekaragaman hayati Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sumber obat-obatan alami termasuk berbagai jenis buah-buahan. Tomat memiliki cita rasa asam sehingga sering digunakan sebagai bahan masakan. Buah tomat memiliki berbagai macam kandungan diantaranya adalah vitamin A, vitamin C, dan antioksidan. Warna merah pada tomat merupakan bukti adanya antioksidan pada tomat. Salah satu antioksidan yang terkandung di dalam tomat adalah likopen. Ada berbagai varietas tomat, yaitu varietas alami dan hasil kawin silang. Jenis tomat yang merupakan hasil dari perkawinan silang, diantaranya adalah tomat ungu, tomat red pir, tomat black prince, tomat cherry, tomat apel, tomat keriting, tomat kentang. Tomat merah merupakan tomat yang sudah banyak digunakan dan dikembangkan di Indonesia. Tomat ungu merupakan salah satu tomat dari hasil rekayasa genetika yang belum banyak dikenal masyarakat Indonesia. Dalam penelitian terbaru ditemukan bahwa tomat ungu ini tinggi akan antioksidan serta dapat menjadi obat anti kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek protektif jus buah tomat merah dan tomat ungu terhadap histopatologi ginjal yang diinduksi aspirin dan untuk mengetahui jus buah tomat mana yang memiliki efek protektif terhadap kerusakan ginjal. 484

Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, 27 Agustus 2016 p-issn: 2540-752x e-issn: 2528-5726 Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 ekor mencit jantan (Mus musculus) strain DDY yang berumur ±2 bulan dengan berat 20-30 gr. Sebelum diberikan perlakuan mencit diaklimatisasi selama 1 hari, kemudian dipelihara selama 14 hari di dalam kandang. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor mencit. Kelompok kontrol (K) tidak diberi perlakuan. Kelompok (K-) diberi aspirin 0,1 mg/20 gr BB, kelompok (K+) diberi aspirin 0,1 mg/20 gr BB dan vitamin C 0,16 mg/20 gr BB, kelompok P1 diberi jus buah tomat merah 0,4 mg/20 gr BB dan aspirin 0,1 mg/20 gr BB, kelompok P2 diberi jus buah tomat merah 0,2 mg/20 gr BB dan jus buah tomat ungu 0,2 mg/20 gr BB dan aspirin 0,1 mg/20 gr BB, kelompok P3 diberi jus buah tomat ungu 0,4 mg/20 gr BB dan aspirin 0,1 mg/20 gr BB. Aspirin hanya diberikan pada hari ke 8 sampai hari ke 14, dan diberikan 1 jam setelah pemberian jus buah tomat. Selanjutnya pada hari ke 15 mencit dikorbankan untuk diambil organ ginjal dan dilakukan pembuatan preparat. Pengamatan preparat histopatologi ginjal masing-masing dilakukan dalam 5 lapang pandang dengan menggunakan mikroskop (boeco) dan optilab (olympus). Pengamatan dilakukan dengan perbesaran 400x, kemudian diamati kerusakan pada tubulus ginjal selanjutnya dilakukan skoring menurut Amalina (2014). Tabel 1. Skor Penilaian Derajat Kerusakan Tubulus Ginjal Skor Gambaran Histopatologis 0 Tidak ada sel yang mengalami nekrotik 1 <10% sel yang mengalami nekrotik 2 10%-33% sel yang mengalami nekrotik 3 34%-66% sel yang mengalami nekrotik 4 67%-100% sel yang mengalami nekrotik Setelah dilakukan skoring data diuji analisis statistik menggunakan uji normalitas, karena data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji Kruskal Wallis, dan dilanjutkan uji Mann Whitney. Hasil dan Pembahasan Menurut Susilowati (Ndagu, 2013) penggunaan aspirin mengakibatkan gangguan ginjal seperti azotemia dengan oliguria yang dapat berkembang secara progresif menjadi sindrom nefrotik, nefrotik papilla, nekrosis tubuluer, radang jaringan interstisial ginjal, dan gagal ginjal akut. Berdasarkan hasil pengamatan maka didapatkan 485

Yuni Haryati Sisilia, Novi Febrianti, Risanti Dhaniaputri Efek Protektif Jus Buah Tomat... hasil bahwa terdapat kerusakan sel pada ginjal yang diinduksi aspirin, yaitu terjadi nekrosis pada tubulus proksimal ginjal yang ditandai dengan terjadinya penyempitan pada lumen tubulus proksimal. Kerusakan pada ginjal terjadi diakibatkan adanya hambatan terhadap biosintesis prostaglandin ginjal Richard et al., (Ndagu, 2013). Terhambatnya biosintesis prostaglandin ginjal dapat diakibatkan dari aspirin. Ginjal merupakan salah satu organ pada sistem ekskresi. Ginjal berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan H_2O di dalam tubuh, membantu memelihara keseimbangan asam basa di dalam tubuh dan mengeskresikan sisa metabolisme dari dalam tubuh. Oleh karena ginjal memiliki fungsi yang sangat penting, maka ginjal sangat rentan terhadap zat-zat toksin seperti aspirin. Dampak dari aspirin adalah menghambat biosintesis prostaglandin yang dapat menyebabkan kerusakan sel ginjal. Berdasarkan perhitungan prosentase kerusakan sel tubulus ginjal didapatkan hasil seperti berikut Gambar 1. Diagram prosentase luas kerusakan sel tubulus proksimal ginjal. Keterangan : Huruf superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan Berdasarkan perhitungan prosentase kerusakan didapatkan hasil bahwa kerusakan paling tinggi adalah kelompok (K-) dengan prosentase kerusakan sebesar 31,13% yang termasuk skor 2. Kelompok perlakuan 3 (P3) adalah kelompok yang paling baik dibandingkan kelompok perlakuan lainnya dalam melindungi ginjal dari kerusakan yang diakibatkan oleh aspirin. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kandungan senyawa antioksidan seperti flavonoid dan vitamin C yang tinggi di dalam buah tomat ungu mampu memberikan perlindungan pada ginjal dari efek toksik aspirin. 486

Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, 27 Agustus 2016 p-issn: 2540-752x e-issn: 2528-5726 K K- K+ P1 P2 P3 Gambar 2. Gambaran histopatologi ginjal mencit (pewarnaan HE, perbesaran 400x). a. Glomerulus, b. Tubulus proksimal normal, c. Tubulus proksimal yang menyempit Pada kelompok kontrol (K) terjadi kerusakan tubulus proksimal yang ditandai dengan menyempitnya sel tubulus proksimal, kelompok ini tidak diberi perlakuan apapun, hanya diberi makanan pellet AD II dan minum. Seharusnya pada kelompok ini tidak terjadi kerusakan apapun karena pellet AD II dan minum bukan merupakan bahan iritan yang dapat merusak sel. Kerusakan sel tubulus proksimal ini dapat dipengaruhi karena adanya faktor dari luar yang tidak dapat dikendalikan, seperti kondisi psikologis dan kondisi awal ginjal mencit ssbelum diberikan perlakuan (Khakim, 2007). Kelompok kontrol negatif (K-) mengalami kerusakan paling tinggi. Menurut Susilowati (Ndagu, 2013) penggunaan aspirin dapat menyebabkan kerusakan ginjal, seperti nekrosis tubuler. Kerusakan tubulus proksimal ginjal disebabkan oleh aspirin yang bersifat toksik. Menurut Zulfiani (2013) proses ekskresi obat yang terjadi di ginjal dapat menyebabkan dampak buruk bagi ginjal. Hal ini disebabkan oleh karena aliran darah yang tinggi menuju ginjal yang dapat menyebabkan berbagai macam obat dan bahan kimia dalam sirkulasi sistemik yang dikirim ke ginjal dalam jumlah yang besar. Pada kelompok kontrol positif (K+) menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol negatif. Pemberian vitamin C pada kelompok ini 487

Yuni Haryati Sisilia, Novi Febrianti, Risanti Dhaniaputri Efek Protektif Jus Buah Tomat... memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Vitamin C merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh terhadap senyawa oksigen reaktif dalam sel. Berdasarkan pengamatan terhadap ketiga kelompok perlakuan dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan 3 (P3) memberikan efek protektif terhadap ginjal, kemungkinan karena adanya antosianin yang tinggi di dalam tomat ungu dan kandungan antioksidan seperti flavonoid, fenol dan vitamin C yang tinggi mampu melindungi ginjal dari kerusakan yang diakibatkan oleh aspirin. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol negatif memiliki prosentase kerusakan sel tubulus proksimal yang paling tinggi. Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal yaitu kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan senyawa xenobiotik di dalam sel. Jika suatu zat kimia di ekskresikan secara aktif dari darah ke urin, zat kimia terlebih dahulu diakumulasikan dalam tubulus proksimal atau jika substansi kimia ini direabsorpsi dari urin maka akan melalui sel epitel tubulus dengan konsentrasi tinggi, sehingga menyebabkan kerusakan pada sel tubulus proksimal (Anggriani, 2008). Berdasarkan pengamatan terhadap gambaran histopatologik ginjal mencit pada semua kelompok diketahui bahwa sel-sel tubulus proksimal ginjal mengalami pembengkakan atau penyempitan lumen tubulus, tetapi dengan prosentase yang berbeda. Pada kelompok kontrol negatif (K-) menunjukkan prosentase yang lebih tinggi. Menurut Anggriani (2008:10-11) penyempitan sel-sel tubulus ginjal diakibatkan oleh sel-sel epitel tubulus proksimal membengkak dengan sitoplasma granuler. Hal ini terjadi karena adanya pergeseran air ekstraseluler ke dalam sel. Terjadinya pergeseran cairan ini disebabkan oleh toksin yang mengakibatkan perubahan muatan listrik permukaan sel epitel tubulus, transpor aktif ion dan asam organik, dan kemampuan mengkonsentrasikan dari ginjal yang akhirnya mengakibatkan tubulus rusak. Pembengkakan sel tubulus ini disebut dengan degenerasi albuminosa atau degenerasi parenkimatosa. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penyempitan pada lumen tubulus yang mengakibatkan tubulus proksimal menutup. Salah satu upaya untuk mencegah kerusakan ginjal akibat dari aspirin adalah dengan mengkonsumsi bahan makanan yang kaya antioksidan untuk menekan sel yang berlebih. Agar memiliki hasil yang maksimal, dalam penggunaan antioksidan dapat dikombinasikan dengan sumber antioksidan lain. Salah satu yang dapat dijadikan 488

Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, 27 Agustus 2016 p-issn: 2540-752x e-issn: 2528-5726 sumber antioksidan adalah buah tomat ungu. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa jus tomat ungu memiliki hasil yang sangat baik untuk melindungi ginjal dari kerusakan yang disebabkan oleh aspirin. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa jus tomat memiliki efek protektif terhadap kerusakan ginjal yang diinduksi aspirin. Selain itu dapat diketahui bahwa jus tomat ungu memiliki hasil yang sangat baik untuk melindungi ginjal dari kerusakan yang disebabkan aspirin. 489

Yuni Haryati Sisilia, Novi Febrianti, Risanti Dhaniaputri Efek Protektif Jus Buah Tomat... Daftar Pustaka Alam, Syamsir., Iwan Hadibroto. 2007. Gagal Ginjal. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Amalina HA, Muhartono, Fiana DN. 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 40% Kulit Manggis (Garcinamangostana L.) Terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Putih Yang Diinduksi Rifampisin. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Anggriani, Y. W. 2008. Pengaruh Pemberian Teh Kombucha Dosis Bertingkat Per Oral terhadap Gambaran Histologi Ginjal Mencit BALB/C. Artikel Karya Tulis Ilmiah. Semarang: Universitas Diponegoro. Khakim JL. 2007. Pengaruh Jus Buah Pepaya (Carica papaya) terhadap Kerusakan Histologis Lambung Mencit yang Diinduksi Aspirin. Skripsi. Surakarta: UNS. Ndagu, Lusiana Flora., Anak Agung Gde Arjana., I Ketut Berata. 2013. Madu Berefek Protektif terhadap Infiltrasi Sel Radang dan Perdarahan Ginjal Akibat Induksi Aspirin. Jurnal Indonesia Medicus Veterinus. Vol. 2 No. 1. Zulfiani, 2013. Pengaruh Pemberian Vitamin C dan E terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Mencit (Mus musculus) yang dipajankan Monosodium Glutamat (MSG). Medan: USU. 490