ETIKA DAN KEPROFESIAN VETERINER. oleh : Drh.Wiwiek Bagja PB- Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
KODE ETIK DAN ACUAN DASAR PROFESI DOKTER HEWAN INDONESIA. Oleh : Drh.Wiwiek Bagja Ketua Umum PB PDHI

KODE ETIK PROFESI ANGGOTA ASOSIASI FARMAKOLOGI DAN FARMASI VETERINER INDONESIA (AFFAVETI) PENDAHULUAN

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA DAN IMPLEMENTASI - JABARAN KODE ETIK

ETIKA PROFESI DAN KODE ETIK KONSULTAN PAJAK INDONESIA. Oleh Bambang Kesit PROGRAM MAKSI-PPAK FE-UII YOGYAKARTA 2010

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

Tinjauan Umum Etika Profesi

KODE ETIK PUBLIC RELATIONS (HUMAS RUMAH SAKIT)

PENGHAYATAN PROFESI DOKTER HEWAN

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

Pedoman Perilaku. Nilai & Standar Kita. Dasar Keberhasilan Kita. Edisi IV

ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN

Kode Etik Dokter, Perawat, dan Tenaga Kesehatan Lainnya di RS Tipe A

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA. Nomor 002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB II PENGATURAN MENGENAI MALPRAKTEK YANG DILAKUKAN OLEH BIDAN. 1. Peraturan Non Hukum (kumpulan kaidah atau norma non hukum)

Sumpah Dokter SAYA BERSUMPAH BAHWA :

Deskriptor Kualifikasi S1 Kedokteran Hewan (SKH)

Hospital by laws. Dr.Laura Kristina

KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER HEWAN INDONESIA (PDHI) PEMBUKAAN

PROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

PEMBUKAAN BAB I PENGERTIAN. Pasal 1. 2) Sekolah Tinggi adalah Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada masalah krisis keuangan global. Krisis ini berlanjut terus

KODE ETIK VALIDATOR LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR Nomor : 12/Kpts/SM.140/J.4.5/IV/2013

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan

Kode Etik Profesi. Ade Sarah H., M.Kom

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

Kode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi mem

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal

KONSEP HUKUM DALAM KEPERAWATAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

Hubungan Kemitraan Antara Pasien dan Dokter. Indah Suksmaningsih Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

Etika Profesi Public Relations

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N

Manusia adalah makhluk sosial ( Zoon Politicon ) Kehidupan manusia diatur dalam : * Hukum * Kaidah agama * Kaidah sosial bukan hukum ( kebiasaan,

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Seorang pelaku profesi harus mempunyai sifat : 1. Menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya 2. Mampu mengkonversikan ilmu menjadi keterampilan 3.

Hasil Rapat Tim RIP 19 April 2016 mengenai Pelaksanaan RIP UMJ. MEMUTUSKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu

KODE ETIK ARSITEK DAN KAIDAH TATA LAKU PROFESI ARSITEK IKATAN ARSITEK INDONESIA

vii DAFTAR WAWANCARA

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR

ETIKA PROFESI FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA. Disusun Oleh : : Eko Aprianto Nugroho NPM :

KODE ETIK GURU INDONESIA

KODE ETIK PSIKOLOGI. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

TATA LAKU KEPROFESIAN

Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (Abet)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 012 / STIE-YA.K/VIII/2009. Tentang

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HERU SASONGKO, S.FARM.,APT.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2. Layanan-layanan LS ICSM Indonesia akan memberikan layanan-layanan sebagai berikut:

Profesionalisme dan Kode Etik

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

KEPUTUSAN PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (PB ABKIN) Nomor: 010 Tahun 2006 Tentang

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama

GOOD MEDICAL PRACTICE

PEDOMAN ETIKA DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

ETIKA PROFESI. OLEH HJ. Djumiati, SKM, MKes

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui bahwa masalah kesehatan bukanlah merupakan

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

Transkripsi:

ETIKA DAN KEPROFESIAN VETERINER oleh : Drh.Wiwiek Bagja PB- Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia

INTERAKSI ANTARA HEWAN DAN MANUSIA Sudah berabad-abad diketahui dan dipahami oleh manusia bagaimana hewan menjadi bagian penting dari kehidupan manusia sebagaimana yang terlihat pada gambar-gambar peninggalan kuno yang banyak melukiskan hewan di masyarakat atau bersama manusia sehingga saling berinteraksi

PERLAKUAN MANUSIA KEPADA HEWAN Secara alami manusia dan hewan mempunyai karakter cenderung akan saling berupaya mendominasi di antara sesamanya. Dalam keadaan dimana manusia menguasai kehidupan manusia lainnya, maka dapat terjadi hal-hal buruk yang berlaku bagi yang lebih lemah. Hal yang sama juga terjadi bilamana hewan-hewan berada dalam penguasaan manusia apapun tujuannya.

MUNCULNYA HUKUM DAN ETIKA DALAM MASYARAKAT Seiring dengan perjalanan peradaban manusia, maka muncul pula hal-hal yang dipandang penting oleh penguasa untuk mengatur masyarakat yaitu dikenal sebagai HUKUM dan juga ETIKA. Hal ini dituangkan ke dalam atura-aturan tertulis dan berkekuatan untuk memberikan sanksi kepada manusia yang melanggar aturan-aturan tersebut.

PENGERTIAN-PENGERTIAN Hukum adalah segala aturan tertulis dan tidak tertulis yang berlaku di dalam suatu masyarakat agar manusia tidak saling merugikan satu dengan yang lain dan bilamana aturan tersebut dilanggar maka dikenakan sanksi-sanksi. Etika adalah segala nilai yang baik dan yang buruk atau yang benar dan yang salah yang disepakati oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki kepentingan atau profesi yang sama. Kode adalah bentuk hukum yang artinya adalah suatu perjanjian dan kesepakatan yang mengikat

MORAL Baik Hukum maupun Etika pada intinya adalah Moral Manusia Moral adalah bilamana seorang manusia dengan hati nuraninya berprinsip dan berperilaku untuk tidak merugikan, tidak menyusahkan, tidak tega mencemari nama orang lain, keluarga, korsa, institusi, bangsa dan negara dan tidak mau mengganggu ataupun mengambil yang bukan haknya. Manusia yang bermoral adalah orang yang berhati nurani terhadap manusia lainnya. Berawal dari hal ini, manusia juga perlu mengatur dirinya dan masyarakat BAGAIMANA BERPERILAKU TERHADAP HEWAN.

ETIKA DALAM MEMPERLAKUKAN HEWAN Dalam perjalanan perkembangan ETIKA sebagai MORAL manusia di dunia sangat banyak sikap pro dan kontra sebelum ia menjadi suatu standard. Terlebih lagi dalam isu HEWAN. Sebagian mengatakan untuk hewan tidak perlu ada pengaturan-pengaturan perlakuan karena tidak bisa bicara atau diajak bicara dan tidak berakal budi.

Namun adanya pertanyaan tentang : Bagaimana manusia yang masih bayi/balita yang belum mampu membela dirinya ataupun manusia yang cacat mental? Apakah berarti tidak ada haknya dan perlindungannya secara hukum? Kalau ternyata juga harus ada perlindungan, maka makhluk lain yang juga mempunyai indera dan mental (rasa sakit, rasa takut, rasa lapar, dll) bukankah seyogyanya juga memperoleh hak dan perlindungan?

KESEJAHTERAAN HEWAN SEBAGAI ETIKA MEMPERLAKUKAN HEWAN Dalam ilmu Etika berkenaan Hewan dikenal 2 istilah yaitu : a. Etika Hewan (Animal Ethics) b. Etika Veteriner (Veterinary Ethics) Pada Animal Ethics diatur secara luas mengenai berbagai isu moral berkenaan dengan berbagai spesies hewan oleh berbagai bidang keilmuan baik ilmu-ilmu sosial maupun ilmu-ilmu biologi.

ETIKA VETERINER Pada Etika Veteriner (Veterinary Ethics) adalah membahas mengenai isu moral dalam hubungan ilmu kedokteran dengan hewan. Dalam hal ini ada dua (2) aspek etika yang dibahas yaitu : A. Etika mengenai bagaimana dokter hewan / profesi veteriner dan tenaga-tenaga pendukungnya (paramedis, perawat hewan, dll) memperlakukan hewan atau dalam praktek kedokteran. B. Etika mengenai hewan-hewan yang berada di tangan manusia perlu dijaga hak dan mendapatkan perlindungan dengan kajian/argumentasi ilmiahnya maupun animal behaviour mengapa spesies hewan tersebut perlu diperlakukan tertentu serta manfaatnya.

Ada 4 Jenis Etika Veteriner 1. Etika Veteriner Deskriptif 2. Etika Veteriner Profesi (profesional) 3. Etika Veteriner Administratif 4. Etika Veteriner Normatif Penjelasan : Butir 1 adalah yang secara umum perilaku sebagai profesi dan individu yang langsung terlihat baik buruknya oleh masyarakat. Butir 2 adalah kesepakatan anggota organisasi profesinya.

Penjelasan : Butir 3 adalah yang diatur pemerintah, berkekuatan hukum dan dapat diberi sanksi. Butir 4 adalah norma-norma etika yang benar dan tepat yang dalam berperilaku sebagai profesi veteriner termasuk terhadap hewan atau disepakati sebagai norma-norma Kesejahteraan Hewan.

CIRI CIRI PEKERJAAN PROFESI Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional. Pekerjaannya berlandaskan etik profesi. Mengutamakan panggilan kemanusiaan dari pada keuntungan. Pekerjaannya legal melalui perizinan. Anggota anggotanya belajar sepanjang hayat. Anggota anggotanya bergabung dalam sebuah organisasi profesi.

TANGGUNG JAWAB PROFESI Dokter Hewan mempunyai peran-peran khusus bagi masyarakat melalui dunia hewan (manusya mriga satwa sewaka) yang meliputi: 1. Menjaga dan meningkatkan kesehatan hewan, produktifitas dan keadaan yang baik dari hewan-hewan yang dimanfaatkan manusia agar tidak membawa bahaya bagi manusia dan lingkungan. 2. Menggunakan ilmu dan teknologi di bidang veteriner dalam layanan medik veteriner kepada masyarakat, bangsa dan negara secara kompeten dan profesional. 3. Mencegah terjadinya dan mengurangi terjadinya kesengsaraan atau teraniayanya hewan (kesejahteraan hewan) sebagai obyek profesi yang harus dilindungi dan dibela.

PENGATURAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KODE ETIK Kode Etik Dokter Hewan akan mengatur Etika dalam hal : 1. Bagaimana berkomitmen terhadap profesi melalui citra diri yang bermartabat dan kompeten. 2. Bagaimana berkomitmen dalam menangani dan memperlakukan hewan (menegakkan kesejahteraan hewan / animal welfare). 3. Bagaimana membina hubungan keprofesian veteriner dengan sesama dokter hewan / sejawatnya. Kode Etik Dokter Hewan Indonesia yang disahkan tahun 1994 walaupun belum sempurna (perlu revisi) namun telah mengatur tiga hal tersebut di atas.

TINDAKAN ETIKAL OLEH PROFESIONAL MEDIK VETERINER Ada 4 bidang khas keilmuan profesi Medik yang harus dijunjung tinggi dan tidak secara sembarangan dialihkan tanggung jawab kewenangan dan penerapannya yaitu : 1. Bidang ilmu-ilmu Klinik. 2. Bidang Farmakologi Veteriner/Obat-obatan. 3. Bidang Pathologi. 4. Bidang Reproduksi. Dalam pelaksanaan praktek,maka merupakan kombinasi dari 4 bidang ini. Sedangkan bidang lainnya merupakan ilmu-ilmu dasar dan ilmu penunjang yang berkembang melalui penelitian dan pengembangan teknologi.

ACUAN DASAR TINDAKAN PROFESIONAL MEDIK VETERINER (Guide to Professional Conduct) Setiap Dokter Hewan perlu menyadari bahwa sebagai profesi yang berkeahlian khusus dan berkewenangan medis, bilamana di dalam negaranya belum diatur dengan kekuatan Undang-Undang, namun tetap harus tunduk kepada rambu-rambu Internasional profesi yang sama. Oleh karenanya setiap organisasi profesi sebagaimana PDHI wajib menerbitkan pedoman ini yang juga kemudian juga wajib dipatuhi oleh anggotanya.

RAMBU-RAMBU ETIK DALAM TINDAKAN PROFESIONAL MEDVET 1. Berkenaan memperlakukan hewan (tanggung jawab Kesrawan). 2. Berhubungan dengan pekerjaan profesinya. 3. Berkenaan dengan mempromosikan peran profesi veteriner kepada masyarakat. 4. Dalam periklanan layanan profesi medvet. 5. Berkenaan pengobatan (terapeutika), penggunaan obatobatan, penjualan obat-obatan maupun alat kesehatan. 6. Dalam berbagai jenis Layanan Praktisi MedVet. 7. Dalam membina hubungan professional sesama profesi veteriner. 8. Keberadaan Badan/Majelis yang memiliki mekanisme dalam penyelesaian adanya masalah hukum dan etik.

UU no.18/2009 tentang Biomedik Bab I Pasal 1 Ketentuan Umum Butir 33 : Definisi Biomedik Biomedik adalah penyelenggaraan medik veteriner di bidang biologi farmasi, pengembangan sains kedokteran,atau industri biologi untuk kesehatan dan kesejahteraan MANUSIA

1. Berkenaan memperlakukan hewan (tanggung jawab Kesrawan) a) Dokter hewan mempunyai tanggung jawab khusus dalam Kesrawan mengingat masyarakat banyak memanfaatkan hewan untuk teman, kerja, dimakan, bahan pakaian, penelitian, mengajar, olahraga dll. b) Berkenaan hal pada butir 1 diperlukan UU yang mengandung aturan hukum tentang Kesrawan. c) Bilamana UU yang mengatur Kesrawan telah diberlakukan maka dokter hewan berkewajiban untuk membuat standard minimum dan aturan pelaksanaan yang dapat di terapkan oleh seluruh masyarakat. d) Dokter hewan yang bekerja di tempat dimana memiliki koleksi hewan hidup apapun spesiesnya harus mengarahkan dan mengajarkan nilai Kesrawan agar mengurangi penderitaan hewan.

e) Dokter hewan yang bekerja di klinik ataupun RSH harus mempunyai sistem manajemen yang mempertimbangkan Kesrawan dan kemanusiaan. f) Dokter hewan dalam riset yang menggunakan hewan harus mematuhi berbagai kode etik dan aturan berkenaan hewan coba. g) Dokter hewan yang terlibat dalam pendidikan dan pengajaran dan juga menggunakan hewan harus menekankan pentingnya penanganan yang manusiawi pada hewan tidak hanya teori namun juga dibuktikan dengan implementasinya. h) Dokter hewan yang bekerja dalam industri pengolahan ataupun produksi daging harus bertanggung jawab untuk memastikan penanganan hewan hewan sewaktu masih hidup hingga disembelih memenuhi standard kesejahteraan hewan sesuai aturan hukum. i) Dokter hewan yang pekerjaannya termasuk mentransportasikan hewan hidup harus memahami dan menerapkan standard Kesrawan sesuai aturan yang berlaku.

2. Dokter Hewan Dan Pekerjaannya. 2.1. Praktek klinik dan konsultan klinik. Dokter hewan di klinik berkewajiban untuk memberikan layanan yang up to date (terkini), pengobatan yang terampil terhadap pasien dan layanan yang efisien. Diperlukan adanya standard untuk tempat, peralatan, fasilitas dan SDM. Tampilan dokter hewan yang memberikan konsultasi harus memberikan kesan yang profesional yang terlihat dari kemampuan yang harus di standard, meliputi kemampuan bicara, kemampuan menjelaskan, perilaku dalam pelayanan dan kepakaran yang memberi nilai positif kepada reputasi profesi. Pemilik hewan mempunyai hak untuk meminta konsultasi dokter hewan yang dia pilih akan tetapi dokter hewan tidak berkewajiban untuk menerima klien pada keadaan yang dapat menjelaskan dasar penolakan.

2.2. Dokter hewan dalam layanan publik (PNS) Dokter hewan PNS mempunyai kewajiban kewajiban kepada negara dengan pedoman pedoman kerja sesuai aturan pemerintah dan adanya aturan hukum yang memayungi pekerjaannya. Para dokter hewan ini dapat mempunyai kewenangan kewenangan dan tanggung jawab yang harus dipahami dan dihargai oleh umumnya para dokter hewan. Hubungan antara dokter hewan PNS layanan publik dan dokter hewan lain selaku sesama profesi haruslah berdasarkan kesejawatan profesi yang harmonis. Dalam hal ini harus saling menginformasikan demi kepentingan keselamatan dan kesehatan masyarakat. Dalam melakukan layanan publik Drh PNS harus memiliki kompetensi yang terakreditasi, tersertifikasi dan tunduk kepada rambu rambu profesi veteriner

2.3. Dokter hewan yang bekerja dalam industri atau bidang komersil. Dokter hewan yang dipekerjakan atau menjadi karyawan diharuskan setia kepada perusahaan / atasannya. Namun demikian mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk mempertahankan standard etik dan kewajiban kewajiban profesi untuk melawan setiap upaya yang meremehkan standard profesi yang ada demi kepentingan perusahaan / komersial. Dokter hewan bisa terpojok menjadi kambing hitam dalam permasalahan, oleh karenanya dokter hewan berkewajiban menginformasikan dan menyarankan informasi teknis yang terbaik kepada atasannya.

2.4. Dokter hewan di dunia pendidikan. Dokter hewan pendidik mempunyai kewajiban khusus untuk memastikan baik dengan mengarahkan maupun mencontohkan standard standard tertinggi yang etikal dalam memperkenalkan dan mempertahankannya diseluruh aspek kegiatan profesi.

2.5. Dokter hewan dalam penelitian Diseluruh bidang riset yang melibatkan hewan, setiap dokter hewan yang terlibat harus berinisiatif untuk memastikan standard etik dan teknis yang tertinggi. Dokter hewan yang melakukan bedah percobaan atau menyiapkan hewan coba harus memastikan memiliki keterampilan bedah dan kompetensi yang memadai serta memenuhi persyaratan hewan coba yang distandardkan.

3. Berkenaan dengan mempromosikan peran profesi veteriner kepada masyarakat. Mengangkat reputasi dan integritas profesi. Memberikan informasi yang tepat dan tidak menyesatkan atau cenderung berbohong. Opini profesi harus tidak berpihak (obyektif) dan faktual. Promosi harus dapat menampilkan citra profesi secara menyeluruh. Berkenaan dengan media, materi tulis maupun wawancara dengan media harus dengan standard yang tinggi dengan informasi yang harus tepat, dapat dipercaya, dan diupayakan berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan. Promosi berkenaan praktisi hanya dengan mencapai reputasi profesional melalui demontrasi keterampilan dan pengetahuan.

4. Dalam periklanan layanan profesi medvet. Format Tidak Angkuh Layanan yang ditawarkan Tidak bohong Tidak superior Papan nama yang distandard Citra profesi veteriner tidak boleh dikalahkan oleh material periklanan.

5. Berkenaan pengobatan (terapeutika), penggunaan obatobatan, penjualan obat-obatan maupun alat kesehatan. Dokter hewan harus mengacu pada aturan hukum tentang obat. Dokter hewan hanya boleh menuliskan resep atau menjual obat obatan yang disyaratkan menggunakan serep untuk pengobatan hewan setelah mendapatkan konsultasi dokter hewan. Pengeluaran obat obatan oleh dokter hewan hanya kepada mereka yang mempunyai kewenangan khusus sesuai aturan yang berlaku. Dokter hewan yang dibantu oleh orang awam harus memastikan tidak terjadi penyalahgunaan dan hanya memberikan kewenangan terbatas dalam penggunaan obat. Aturan aturan berkenaan dengan penggunaan obat pada hewan pacu atau kontes harus mengikuti aturan aturan etikal dan tidak hanya mengikuti keperluan organisasi.

6. Dalam berbagai jenis Layanan Praktisi MedVet. Prinsipnya sesama praktisi harus saling menghormati dan memelihara hubungan profesional semaksimal mungkin yang menghindari konflik serta bersikap ramah terhadap sejawat baru. Layanan, kontrak kerja dan perjanjian kemitraan. Penggunaan gelar akademik yang memadai. Standard pertolongan emergency untuk berbagai kategori status hewan. Kewajiban membantu dalam kasus emergency.

7.Dalam membina hubungan professional sesama profesi veteriner. Memperoleh pendapat kedua (jangan ragu ragu, harus jiwa besar, dan tidak menolak). Tata cara bertatakrama dalam memperoleh pendapat ke dua harus diatur. Merujuk kasus. Menerima kasus yang telah ditangani dokter lain harus ada aturan. Klien yang memiliki banyak dokter (harus ada aturan). Pengaturan kasus house call untuk jarak yang jauh. Persengketaan antar dokter hewan.

8. Keberadaan Badan/Majelis yang memiliki mekanisme dalam penyelesaian adanya masalah hukum dan etik. Dokter hewan yang dituduh mengakibatkan kerugian bagi publik. Adanya complain atas ketidak mampuan dokter hewan dalam layanan medvet. Mekanisme penyelesaian permasalahan secara hukum dan etik.