BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Auditor adalah seorang independent yang bertugas mengaudit atas laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).

BAB I PENDAHULUAN. swasta yang melaksanakan jasa-jasa pemeriksaan, perpajakan, manajemen,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah akuntan publik 1016 orang. Jumlah ini meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab auditor. Tugas Auditor yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. independen sebagai pihak ketiga yaitu akuntan publik. eksistensinya dari waktu ke waktu semakin diakui oleh masyarakat bisnis

BAB II LANDASAN TEORI. sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Ada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kantor akuntan publik adalah salah satu tempat bekerja yang rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. akan saling berkompetensi agar terlihat baik. Perusahaaan yang baik adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diasumsikan bahwa seseorang yang profesional memiliki kepintaran, profesionalismenya dalam melaksanakan tugasnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan. melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan. harus melakukan pemeriksaan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan go public di Indonesia berkembang dengan sangat cepat, hal

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu organisasi merupakan penentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki. Slogan pada

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena sumber daya manusia merupakan pelaku dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajiban laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak. memberikan informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan

PENGARUH TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. publik untuk pengambilan keputusan ekonomi. Profesi akuntan publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

KUESIONER PENELITIAN. Nama KAP :... Identitas Responden : Nama :... Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (*coret yang tidak perlu)

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat seiring. berkembangnya masa yang bergerak ke arah globalisasi. Bukan hanya bisnis

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Charles D, Spielberger (2005:63) menyebutkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

KUESIONER PENELITIAN. KAP : Nama : Jenis kelamin : L P Pendidikan : D3 S1 S1 PPA S1 BAP >S1 Usia :... th Jabatan : a. Auditor yunior b.

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada prinsip-prinsip independensi dan profesionalisme. Dalam

Kata kunci: role conflict, role ambiguity, role overload, role stress, turnover intentions, komitmen afektif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan suatu keputusan. Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Auditor pada KAP Wilayah Jawa Tengah)

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. institusi yang dipercaya dapat mewujudkan good corporate & good governance

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki. Slogan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku umum atau belum.

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA MELALUI KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Kantor Akuntan Publik menjadi sukses. Sebaliknya jika SDM. terutama pada era persaingan yang semakin kompetitif ini.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor adalah seorang independen yang bertugas mengaudit atas laporan keuangan suatu perusahaan menurut prosedur audit yang berlaku dan benar. Informasi bahan audit haruslah faktual dan akurat karena bukti yang bias akan dapat mempengaruhi kesahihan (validitas) hasil audit. Seringkali dijumpai cara pandang antara masing-masing auditor berbeda dalam mengevaluasi informasi, hal ini disebabkan karena persepsi auditor sangat dipengaruhi oleh kompleksitas tugas, pengetahuan auditor, pengalaman serta perilaku auditor. Apapun kondisinya, hasil audit haruslah baik dan benar. Dari pengertian auditor tersebut, maka peran auditor sangatlah penting bagi perusahaan untuk mengaudit atau memeriksa ulang laporan keuangan perusahaan agar laporan tersebut bebas dari salah saji. Seorang auditor yang independen akan mengambil keputusan tidak berdasarkan kepentingan klien, pribadi, maupun pihak lainnya meski ia dibayar oleh kantor dimana ia bekerja atau oleh klien yang membutuhkan jasa mereka, melainkan berdasarkan fakta dan bukti yang berhasil dikumpulkan selama penugasan (Hery, 2005; dalam Agustina, 2009). Dalam mengerjakan tugasnya, auditor dituntut untuk bertanggung jawab sesuai dengan aturan atau ketentuan yang harus dikerjakan oleh seorang auditor. Jika tidak sesuai, hasil auditnya dianggap tidak/kurang benar atau tidak valid 1

2 dan auditor sendiri bekerjanya dianggap tidak profesional sehingga dapat mengakibatkan kurangnya tingkat kepercayaan publik terhadap peran auditor. Besarnya kepercayaan yang diberikan terhadap auditor mengakibatkan pekerjaan ini senantiasa mendapat perhatian dari masyarakat. Contoh kasus yang menimpa salah satu auditor yaitu Drs. Hans Burhanuddin Makarao, yang dikenakan sanksi pembekuan selama tiga bulan karena tidak mematuhi Standar Auditing/Standar Profesional Akuntan Publik dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT. Samcon pada tahun buku 2008, yang dinilai berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap Laporan Auditor Independen (Kusuma, 2012). Dari tuntutan pekerjaan seperti di atas, seringkali auditor menghadapi tekanan peran (role stress) dalam melakukan pekerjaan. Tekanan peran yaitu suatu kondisi di mana seorang auditor terpengaruh oleh sesuatu sehingga bertindak lain yang dapat menyebabkan tidak independen dan tidak taat azas sehingga hasil pekerjaannya menjadi bias dan merugikan pihak-pihak tertentu (Rapina, 2008). Seorang auditor dinyatakan terpengaruh apabila auditor dalam bekerja mengikuti kehendak klien atau kehendak pimpinan/seniornya yang dirasa oleh auditor tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pemeriksaan yang benar, atau memang auditor bekerja kurang profesional karena tergiur oleh iming-iming hadiah, dikejar waktu, minimnya tenaga dalam team work, informasi yang kurang jelas atau bahkan terlalu banyaknya tugas yang diemban (overload). Jika keterpengaruhan ini menjadi beban bagi auditor

3 sehingga tidak lagi menjadi lurus dalam bekerja berarti auditor mengalami tekanan peran walaupun tingkat keterpengaruhannya bisa berbeda-beda. Menurut Dwita (2008), tekanan peran bisa terjadi karena 3 hal yaitu konflik peran (role conflict), ketidakjelasan peran (role ambiguity) dan kelebihan peran (role overload). Konflik peran timbul karena adanya dua perintah berbeda yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan atas salah satu perintah saja akan mengakibatkan diabaikannya perintah yang lain. Kondisi ini terjadi karena kadangkala klien juga meminta layanan lain yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Menurut Wolfe dan Snoeck (1962, dalam Rahayu, 2002), konflik peran sebagai kejadian yang simultan atas dua (atau lebih) tekanan sehingga hanya taat pada salah satu tekanan dan akan menyulitkan atau membuat tidak mungkin taat pada yang lain. Khoo dan Sim (1997, dalam Fanani, Hanif, dan Subroto, 2007) menyatakan bahwa para auditor di Korea menunjukkan bahwa tekanan ekonomi membuat auditor tidak terlalu memperhatikan konflik peran agar dapat memperoleh klien dan kadang-kadang mereka mengorbankan kode etik sebagai auditor sehingga dalam bekerja mereka cenderung berkompromi dengan motif ekonomi. Sedangkan ketidakjelasan peran yaitu tidak adanya informasi yang memadai yang diperlukan seorang auditor untuk menjalankan perannya dengan cara yang memuaskan (Agustina, 2009). Seseorang akan mengalami ketidakjelasan peran apabila mereka merasa tidak adanya kejelasan

4 ekspektasi pekerjaan mereka, seperti kurangnya informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka atau tidak memperoleh kejelasan mengenai deskripsi tugas dari pekerjaan mereka sehingga dapat mengakibatkan kesalahpahaman dalam memahami sebuah pekerjaan. Kelebihan peran adalah konflik dari prioritas-prioritas dari harapan bahwa seseorang dapat melaksanakan suatu tugas yang luas dan mustahil untuk dikerjakan dalam waktu yang terbatas (Agustina, 2009). Tidak adanya perencanaan akan kebutuhan tenaga kerja dapat membuat auditor mengalami kelebihan peran, terutama pada masa peak season dimana Kantor Akuntan Publik (KAP) akan kebanjiran pekerjaan, dan staf auditor yang tersedia harus mengerjakan semua pekerjaan pada periode waktu yang sama. Akumulasi peran auditor seperti konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kelebihan peran inilah yang merupakan tekanan peran yang sering dialami oleh auditor sehingga mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja auditor. Kepuasan kerja merupakan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam memandang sebuah pekerjaan. Kegembiraan yang dirasakan seseorang akan memberikan dampak positif baginya. Apabila seseorang merasa puas akan pekerjaan yang dijalaninya, maka rasa senang pun akan datang terlepas dari rasa tertekan, sehingga akan menimbulkan rasa aman dan nyaman untuk bekerja di lingkungan kerjanya dan juga akan meningkatkan kinerja dalam bekerja. Selain itu, kepuasan kerja seseorang berhubungan dengan harapannya terhadap atasan, rekan kerja, dan terhadap

5 pekerjaan itu sendiri. Bila seseorang tersebut tidak mendapatkan apa yang diharapkan, maka kinerjanya akan buruk. Agustina (2009) berpendapat bahwa setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda. Tingkat kepuasan seseorang dalam bekerja dapat dirasakan apakah ia bisa menikmati pekerjaannya, kondisi lingkungan pekerjaan yang mendukung serta bagaimana interaksi dengan rekan kerja dan pimpinan. Sedangkan Tranggono dan Kartika (2008) mengungkapkan bahwa apabila pekerjaan yang ditekuninya memberikan rasa puas baik itu dari segi material maupun non material, dapat dikatakan seseorang mempunyai tingkat kepuasan kerja. Menurut Rhozi (2006) dan Arifin (2012) kepuasan kerja memberikan pengaruh positif terhadap kinerja auditor. Kinerja auditor adalah perwujudan kerja untuk mencapai hasil kerja yang baik agar tujuan organisasi dapat tercapai. Fanani dkk. (2007) berpendapat bahwa dalam proses pencapaian tujuan tersebut harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu. Standar tersebut yaitu auditor dapat menyelesaikan pekerjaan dengan bekerja berdasar pada seluruh kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan yang dimiliki oleh seorang auditor, dalam hal ini termasuk kuantitas kerja yaitu jumlah hasil kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi tanggung jawab pekerjaan auditor serta kemampuan untuk memanfaatkan sarana dan prasarana penunjang pekerjaan, ketepatan waktu yaitu waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan. Mutu dari seorang auditor dapat dilihat dari hasil kerjanya, di mana

6 dari hasil kerja tersebut dapat mengetahui baik buruknya kinerja seorang auditor. Efek potensial dari tekanan peran (konflik peran, ketidakjelasan peran dan kelebihan peran) sangatlah rawan, bukan saja pada individual dalam pengertian konsekuensi emosional seperti tekanan tinggi yang berhubungan dengan pekerjaan, kepuasan kerja, dan menurunnya kinerja tetapi juga bagi organisasi dalam pengertian kualitas kinerja yang lebih rendah (Fanani dkk., 2007). Banyak peneliti yang meneliti pengaruh tekanan peran terhadap kepuasan kerja dan kinerja dengan berbagai hasil yang berbeda-beda. Seperti, penelitian Fisher dan Gitelson (1983, dalam Agustina, 2009) ditemukan adanya pengaruh negatif tekanan peran terhadap kepuasan kerja, Fanani dkk. (2007) menyatakan bahwa konflik peran berpengaruh negatif dan ketidakjelasan peran tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor, Dwita (2008) menyatakan bahwa konflik peran tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor, namun ketidakjelasan peran berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja auditor, Agustina (2009) menyatakan bahwa konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kelebihan peran berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja dan kinerja auditor, Murtiningrum (2006, dalam Wirakristama, 2011) berpendapat bahwa kelebihan peran berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja auditor, Fried dkk. (1998, dalam Fanani, 2007) menyatakan bahwa ketidakjelasan peran dapat berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, Puspa dan Rianto (1999, dalam Fanani, 2007) menyatakan bahwa konflik peran tidak

7 berpengaruh terhadap kinerja auditor, serta Murtiasri dan Ghozali (2006) yang menyatakan kelebihan peran tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Menurut Rhozi (2006), tekanan peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang selanjutnya berpengaruh terhadap kinerja seseorang. Dengan kata lain, jika seseorang merasa memperoleh tekanan didalam perannya maka mereka akan merasakan ketidakpuasan dalam menikmati pekerjaan atau seberapa besar rasa puas mereka curahkan dalam melaksanakan/menyelesaikan pekerjaan yang selanjutnya akan diaktualisasikan dalam kinerja mereka. Dengan demikian tekanan peran bisa mempengaruhi kepuasan kerja dan atau bisa juga mempengaruhi kinerja seseorang. Efek tekanan peran bisa direspon bermacam-macam oleh auditor (Robbins, 2006, dalam Agustina, 2009) dan pengaruhnya sangat individual maka responnya tergantung pada pribadi auditor masingmasing. Oleh sebab itu pada penelitian ini akanmencari pengaruh tekanan peran terhadap kinerja auditor melalui kepuasan kerja. Objek penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah Surabaya, karena Surabaya merupakan salah satu pusat kota bisnis dan pemerintahan yang berkembang pesat di Indonesia dengan demikian jasa seorang auditor sangat dibutuhkan baik oleh pemerintah maupun perusahaan. Kondisi inilah yang dimungkinkan tekanan peran yang dialami oleh para auditor bisa mempengaruhi kinerja mereka melalui kepuasan kerja.

8 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian adalah: 1. Apakah tekanan peran yang meliputi konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kelebihan peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor di KAP Surabaya? 2. Apakah tekanan peran yang meliputi konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kelebihan peran berpengaruh terhadap kinerja auditor di KAP Surabaya? 3. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja auditor di KAP Surabaya? 4. Apakah tekanan peran yang meliputi konflik peran, ketidakjelasan peran, dan kelebihan peran berpengaruh terhadap kinerja auditor melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening di KAP Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menguji dan menganalisis pengaruh tekanan peran yang meliputi konflik peran, ketidakjelasan peran dan kelebihan peran terhadap kepuasan kerja auditor di KAP Surabaya. 2. Menguji dan menganalisis pengaruh tekanan peran yang meliputi konflik peran, ketidakjelasan peran dan kelebihan peran terhadap kinerja auditor di KAP Surabaya.

9 3. Menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja auditor di KAP Surabaya. 4. Menguji dan menganalisis pengaruh tekanan peran yang meliputi konflik peran, ketidakjelasan peran dan kelebihan peran terhadap kinerja auditor melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening di KAP Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, sebagai berikut: 1. Manfaat Akademik Sebagai bahan referensi atau pembanding bagi peneliti berikutnya untuk topik sejenis yaitu tentang pengaruh konflik peran, ketidakjelasan peran dan kelebihan peran terhadap kinerja auditor dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. 2. Manfaat praktik Sebagai tolok ukur bagi Manajer Kantor Akuntan Publik di Surabaya agar mampu mengolah dan mengatur kinerja para auditor lebih baik lagi.

10 1.5 Sistematika Penelitian Penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai penelitian terdahulu, teoriteori tentang tekanan peran yang terdiri dari konflik peran, ketidakjelasan peran, kelebihan peran, kepuasan kerja dan kinerja auditor termasuk pengembangan hipotesis dan model analisis. BAB 3: METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari desain penelitian, definisi operasional, identifikasi variabel dan pengukuran variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data. BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data, serta pembahasan dari hasil penelitian. BAB 5: SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan dari analisis dan pembahasan, keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang bermanfaat untuk penelitian berikutnya.