Effect of Hydrogen Peroxide (H2O2) on white degree and nutrient value of the black swiftlet nest ABSTRACT ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering. Jumlah Rata-Rata (menit)

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KANDUNGAN LEMAK KASAR, BETN, KALSIUM DAN PHOSPOR FESES AYAM YANG DIFERMENTASI BAKTERI Lactobacillus sp

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kandungan Protein Kasar. Tabel 4. Rataan Kandungan Protein Kasar pada tiap Perlakuan

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Rataan Tebal Cangkang telur puyuh.

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

EFEK PENAMBAHAN TEPUNG KULIT NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) DALAM PAKAN TERHADAP JUMLAH TELUR DAN KUALITAS TELUR ITIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

Bab IV Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

JURNAL. STUDI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP NORI RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) DENGAN PENAMBAHAN CABAI RAWIT OLEH FINA RAHMADHANI NIM:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

METODE. Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas Dedak dari Berbagai Varietas Padi di Bengkulu Utara

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Bab III Bahan dan Metode

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan kecernaan protein ransum puyuh yang mengandung tepung daun lamtoro dapat dilihat pada Tabel 7.

BAB III BAHAN DAN METODE

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

METODE. Materi. Rancangan

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph

KARAKTERISTIK KIMIAWI PRODUK STIK RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PEMBUATAN MI INSTAN SAGU DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JUMLAH DAGING IKAN PATIN

Berikut adalah beberapa istilah dan definisi yang digunakan dalam Pedoman ini.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan

PENGARUH PENAMBAHAN BUAH DURIAN (Durio zibethinus murr.) TERHADAP KADAR AIR, TEKSTUR, RASA, BAU DAN KESUKAAN KARAMEL SUSU KAMBING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

STUDI PEMANFAATAN KULIT CEMPEDAK DALAM PEMBUATAN MANDAI STUDY ON MAKING USE OF SKIN CEMPEDAK MANDAI

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

Lampiran 1 FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK) 3. Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setelah selesai mencicipi satu sampel.

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB II LANDASAN TEORI

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi dan Kandungan Nutrien Fodder Jagung

PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

PERBEDAAN KANDUNGAN PROTEIN, ZAT BESI DAN DAYA TERIMA PADA. PEMBUATAN BAKSO DENGAN PERBANDINGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN dari RUMPUT LAUT CAMPURAN dan. Disusun Oleh : Linda Rusdiana Purnama Sari I Mada Puspa Indah I

Transkripsi:

Pengaruh Konsentrasi Hidrogen Peroksida (H2O2) Terhadap Derajat Putih dan Nilai Gizi Sarang Burung Walet Hitam (Collocalia maxima). Effect of Hydrogen Peroxide (H2O2) on white degree and nutrient value of the black swiftlet nest Rustama Saepudin Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Jalan Raya Kandang Limun Bengkulu Telp. (0736) 21170 Pst 219. ABSTRACT The study of whitening proses of black swiftlet nest has been done by using Hydrogen Peroxide (H2O2). The other aspect that has been studied was the effect of Hydrogen Peroxide (H2O2) on nutrition contain of the nest. Bengkulu Province produced more than 1.5 tonage of black nest. However, the price of those was much lower due to the quality of the nest was very low. To overcome those problem the study of whitening was able to improve the quality of the black nest. The aim of the study was to find out the optimum consentration of Hydrogen Peroxide (H2O2) on black nest whitening proses. The design was Randomized Sampling with 3 treatments and 2 replications. As the result the concentration of 8.5% of Hydrogen Peroxide (H2O2) gave the best effect on white degree of swiftlet black nest. Key word: Hydrogen Peroxide, Swift let, Black nest. ABSTRAK Pemutihan sarang wallet hitam dengan menggunakan larutan Hidrogen Peroksida (H2O2). Telah dilaksanakan dengan kajian utama pada pengaruh derajat putih dan penurunan nilai nutrisinya. Potensi Sarang wallet hitam di Propinsi Bengkulu tergambar dengan hasil panen sekitar 1500 kg per tahunnya. Namun demikian kualitas sarangnya masih rendah. Untuk meningkatkan kualitas sarang dapat dilakukan dengan proses pemutihan tanpa mengurangi nilai gizi dari sarang tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan dua ulangan. Hasil kajian menunjukan bahwa konsentrasi 8,5 % Hidrogen Peroksida (H2O2). Memberikan hasil terbaik dengan derajat putih yang meningkat serta penurunan nutrisi yang masih rendah. Kata kunci: Hidrogen Peroksida, Sarang, hitam, walet. PENDAHULUAN Sarang burung walet merupakan salah satu potensi sumber daya alam hayati yang cukup lama dikenal dan dikelola oleh masyarakat Bengkulu. Di samping sebagai sumber pendapatan masyarakat, selama ini sarang burung walet juga merupakan sumber pendapatan asli daerah (PAD) yaitu melalui penarikan pajak.sarang burung walet di Bengkulu berasal dari gedung walet dan gua yang cukup banyak. Oleh karena itu produksi sarang burung walet di Bengkulu mencapai 1,5 ton/tahun. Namun sarang burung walet yang dihasilkan sebagian besar sarang burung walet sarang hitam yang kualitasnya rendah. Di pasaran, harga sarang burung walet sangat tergantung pada kualitas sarang. Salah satu faktor penentu kualitas sarang adalah warna sarang. Winarno (1994) dalam Chendra (1997), mengemukakan bahwa warna sarang burung walet yang bermutu baik adalah sarang burung walet yang berwarna putih bersih, sedangkan yang bermutu rendah adalah Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 2, No 1, Januari Juni 2007 41

berwarna kecoklatan atau kehitaman, kotor dan ada warna lain. Selain itu juga mutu dapat ditentukan dari bentuk sarang yang dihasilkan, tebal tipisnya, kebersihan dan kadar air (Nazaruddin dan A. Widodo, 1997). Di Bengkulu sarang burung walet yang dihasilkan sebagian besar adalah sarang burung walet sarang hitam yang kualitasnya rendah. Upaya peningkatan kualitas sarang burung walet sarang hitam dengan cara pemutihan telah dilakukan oleh Triani (2000), yaitu dengan menggunakan larutan Hidrogen Peroksida (H2O2) hingga 8 % menunjukkan hasil yang baik. Untuk mendapatkan konsentrasi Hidrogen Peroksida yang paling tepat perlu dilakukan penelitian lanjutan, berupa perlakuan pemberian larutan Hidrogen Peroksida dengan konsentrasi yang berbeda terhadap derajat putih dan kandungan zat gizinya, sehingga diharapkan burung walet sarang hitam atau sarang mutu bulu dapat ditingkatkan mutunya menjadi sarang mutu perak dengan harga jual yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi Larutan Hidrogen Peroksida yang optimal dan mengetahui nilai gizi sarang burung walet sarang hitam setelah proses pemutihan. MATERI DAN METODE Peralatan yang digunakan adalah cawan porselin, sikat halus, pinset, timbangan analitik,labu takar, pipet, alat analisis proksimat, oven, chromameter, spectrophometer, dan alat-alat lain yang dibutuhkan. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan baku dan bahan kimia. Bahan baku adalah sarang burung walet sarang hitam sebanyak 150 gram dari daerah Napal Putih, Bengkulu Utara. Bahan kimia yang digunakan adalah Hidrogen peroksida (H2O2), bahan kimia analisis serta air bebas ion. - Penimbangan sarang burung walet sebelum dibersihkan - Sarang burung walet dibersihkan dengan sikat halus dan pingset dari bulu, kotoran, kutu dan lain-lain. - Air digunakan secukupnya. Prosedur kerja proses pemutihan - Pembersihan secara fisik - Perendaman sarang burung walet sarang hitam dengan larutan hidrogen peroksida pada konsentrasi 0% (P0), 6,5% (P1), 7% (P2), 7,5% (P3), 8% (P4), dan 8,5% (P5) dengan 4 kali ulangan untuk setiap perlakuan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). - Waktu perendaman selama 5 menit untuk setiap perlakuan. Prosedur kerja pengurangan residu H2O2 - Setelah dilakukan pemutihan, selanjutnya adalah tahap pencucian dengan air mengalir dan perendaman dengan air hangat pada suhu 50 0 C kemudian dilakukan pengeringan sarang burung walet yang telah diproses dengan oven pada suhu 55 0 C selama 12 jam. - Pengukuran derajat putih dengan menggunakan chromameter. Analisis kandungan zat gizi sarang burung walet sarang hitam. - Energi. Diukur dengan menggunakan boom kalori meter. - Kadar air. Diukur dengan menimbang berat awal (berat basah) kemudian dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 60 0 C. Berat yang hilang merupakan berat air yang terkandung dalam bahan tersebut. - Protein, karbohidrat dan lemak. Dianalisis dengan alat analisis proksimat. - Kalsium, Pospor dan zat Besi diukur dengan spectrophometer. Variabel yang diamati - Warna (derajat putih). Derajat putih diukur dengan menggunakan chromameter. - Perubahan nilai gizi antara lain : energi, kadar air, protein,karbohidrat,lemak, kalsium, pospor dan zat besi. Tahap Penelitian Prosedur kerja pembersihan fisik Analisis Data Data dasar yang diperoleh dilakukan analisis keragaman berdasarkan rancangan acak Pengaruh Konsentrasi Hidrogen Peroksida (H2O2) 42

lengkap. Perbedaan yang terdapat pada nilai rata-rata perlakuan di uji lanjut dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Pemutihan dan Derajat Putih (perubahan warna) Selama ini proses pemutihan merupakan rahasia dari setiap pengusaha sarang burung walet. Proses pemutihan sarang burung walet sebenarnya cukup sederhana hanya meliputi pembersihan fisik, pencucian atau perendaman, pencucian kedua dengan tujuan menghilangkan residu bahan pemutih dan pengeringan. Namun demikian pemutihan sarang burung walet membutuhkan kesabaran, ketelitian yang tinggi dan keterampilan karena sarang burung walet mempunyai sifat yang mudah rusak serta harganya yang mahal. Hasil pengukuran rataan derajat putih dengan menggunakan alat chromameter terhadap sarang burung walet sarang hitam dengan larutan H2O2 pada konsentrasi 0% (P0), 6,5% (P1), 7% (P2), 7,5% (P3), 8% (P4) dan 8,5% (P5) dapat dilihat pada lampiran. Hasil sidik ragam ternyata perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap derajat putih sarang burung walet sarang hitam, sehingga peningkatan konsentrasi bahan pemutih berpengaruh nyata pada peningkatan derajat putih dari sarang burung walet sarang hitam yang diputihkan. Analisis lebih lanjut dengan uji DMRT menunjukkan bahwa konsentrasi 8,5% mempunyai nilai rata-rata tertinggi. Dengan demikian konsentrasi H2O2 yang dipilih untuk memutihkan sarang burung walet sarang hitam adalah konsentrsi 8,5 %, karena pada lampiran tersebut terlihat adanya kecenderungan bahwa peningkatan pemberian konsentrasi H2O2 dapat meningkatkan derajat putih sarang burung walet sarang hitam. Diduga penyebab meningkatnya derajat putih sarang burung walet sarang hitam tersebut berhubungan dengan reaksi H2O2 dengan komponen kimia sarang burung walet, terutama protein, karbohidrat dan mineral yang menyebabkan perubahan dari putih kecoklatan menjadi putih. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Winarno (1994) dalam Chendra (1997), bahwa konsentrasi bahan pemutih yang digunakan mempunyai arti penting karena besarnya konsentrasi yang diberikan mempengaruhi beberapa hal seperti : efektifitas pemutihan, waktu proses, jumlah residu yang mungkin tertinggal dan faktor pertimbangan ekonomi. Kandungan zat gizi sarang burung walet sarang hitam Kandungan energi Hasil pengukuran kandungan energi yang terdapat pada sarang burung walet sarang hitam tertera pada lampiran. Hasil sidik ragam ternyata perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kandungan energi yang terdapat didalam sarang burung walet sarang hitam, sehingga peningkatan konsentrasi H2O2 berpengaruh nyata terhadap penurunan kandungan energi dari sarang burung walet sarang hitam yang diputihkan.hasil analisis lebih lanjut dengan uji DMRT dapat dilihat terjadinya penurunan kandungan energi seiring dengan peningkatan konsentrasi H2O2, kemungkinan ini disebabkan terjadinya penurunan kandungan zat-zat sumber energi (protein, karbohidrat dan lemak). Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Anggorodi (1985), bahwa energi disimpan dalam karbohidrat, lemak dan protein bahan makanan. Kandungan Protein Rataan kandungan protein sarang burung walet sarang hitam selama penelitian dapat dilihat pada lampiran. Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 2, No 1, Januari Juni 2007 43

Dari hasil sidik ragam ternyata perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kandungan protein yang terdapat dalam sarang burung walet sarang hitam yang diputihkan, sehingga peningkatan konsentrasi bahan pemutih berpengaruh nyata pada penurunan kandungan protein. Analisis lebih lanjut dengan uji DMRT terlihat adanya kecenderungan penurunan kandungan protein seiring dengan peningkatan konsentrasi H2O2 yang diberikan. Di duga penyebab penurunan kandungan protein sarang burung walet sarang hitam tersebut berhubungan dengan reaksi antara H2O2 dengan glikoprotein yang mudah larut dalam larutan basa yang menyebabkan terputusnya ikatan antara glikogen dan protein yang terdapat dalam sarang burung walet sarang hitam yang diputihkan. Hal ini sesuai dengan Wahju (1992), yang mengklasifikasikan protein atas dasar : daya larut di dalam air, larutan garam, basa dan larutan-larutan etanol. Kandungan Karbohidrat Rataan kandungan karbohidrat yang terdapat didalam sarang burung walet sarang hitam tertera pada lampiran.hasil sidik ragam ternyata perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kandungan karbohidrat yang terdapat di dalam sarang burung walet sarang hitam yang diputihkan. Adanya peningkatan konsentrasi bahan pemutih berpengaruh nyata terhadap penurunan kandungan karbohidrat. Analisis lebih lanjut dengan uji DMRT menunjukkan bahwa konsentrasi 8,5% mempunyai nilai rata-rata terkecil. Terjadinya penurunan kandungan protein ternyata diikuti pula oleh menurunnya kandungan karbohidrat seiring dengan meningkatnya konsentrasi H2O2. Hal ini disebabkan karbohidrat yang terdapat di dalam sarang burung walet sarang hitam berbentuk glikogen, yaitu karbohidrat yang mudah larut dalam larutan asam maupun basa. Hal ini dipertegas oleh Tillman et al. (1998), bahwa glikogen adalah pati dalam tubuh hewan diketemukan dalam jaringan tubuh hewan dan jasad renik tertentu yang mudah larut dalam larutan asam maupun basa. Kandungan Lemak Rataan kandungan lemak yang terdapat didalam sarang burung walet sarang hitam tertera pada lampiran. Hasil sidik ragam ternyata perlakuan pemberian konsentrasi H2O2 yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kandungan lemak yang terdapat dalam sarang burung walet sarang hitam yang diputihkan. Tetapi menunjukkan perbedaan yang nyata dengan sarang burung walet sarang hitam tanpa pemberian H2O2 (kontrol). Hal ini kemungkinan pada perlakuan pemberian H2O2 terjadi proses hidrolisis lemak dan tingginya kandungan asam lemak jenuh yang mudah larut dalam air. Hal ini dipertegas oleh Wahju (1992), yang menyatakan bahwa persentase absorbsi dari lemak dipengaruhi oleh panjangnya rantai dari asam-asam lemak, banyaknya ikatan rangkap dalam asam lemak dan komposisi bahan makanan itu sendiri. Kandungan Mineral Hasil pengukuran kandungan zat mineral dalam sarang burung walet sarang hitam tertera pada lampiran.menurut Tillman et al. (1998), yang dimaksud dengan mineral yaitu 96 unsur kimia seperti yang tercantum dalam tabel periodik dan semuanya ada kemungkinan untuk menjadi mineral yang penting dalam makanan. Hasil analisis sidik ragam ternyata perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kandungan mineral, sehingga peningkatan konsentrasi bahan pemutih berpengaruh nyata pada penurunan kandungan zat-zat mineral yang terdapat di dalam sarang burung walet sarang hitam yang diputihkan. Hasil analisis lebih lanjut dengan uji DMRT menunjukkan bahwa konsentrasi 8,5 % mempunyai nilai rata-rata kandungan mineral terendah, tetapi tidak berbeda secara statistik Pengaruh Konsentrasi Hidrogen Peroksida (H2O2) 44

dengan nilai rata-rata pada konsentrasi 8 %. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pemberian konsentrasi H2O2 pada sarang burung walet sarang hitam mengakibatkan semakin rendahnya kandungan zat-zat mineral (Ca, P dan Fe). Di duga terjadinya penurunan kandungan mineral ini disebabkan terlarutnya zat-zat mineral tersebut dengan larutan hidrogen peroksida karena bereaksi dengan larutan H2O2 yang bersifat basa. Kadar Air Rataan kadar air sarang burung walet sarang hitam selama penelitian dapat dilihat pada lampiran.berdasarkan hasil sidik ragam bahwa masing-masing perlakuan tidak mempengaruhi kadar air yang terdapat di dalam sarang burung walet sarang hitam yang diputihkan. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan, tempat sarang menempel, kebersihan dan makanan tidak berpengaruh terhadap kadar air pada sarang burung walet sarang hitam, meskipun oleh Nazaruddin dan A. Widodo (1997), dikatakan bahwa faktor-faktor tersebut penting dan sangat berpengaruh terhadap warna sarang, namun tidak berpengaruh terhadap kadar air yang terdapat didalam sarang burung walet. SIMPULAN Pemutihan sarang burung walet hitam dengan pemberian konsentrasi hidrogen peroksida sebesar 8,5%.memberikan hasil yang lebih putih. Ada kecenderungan semakin tinggi pemberian konsentrasi hidrogen peroksida semakin menurunkan kandungan energi, protein, karbohidrat, lemak, kalsium, pospor dan zat besi. DAFTAR PUSTAKA Anggorodi., 1985. Kemajuan Mutahir Dalam Ilmu Makanan Ternak. Universitas Indonesia Press. Jakarta Chendra, A., 1997. Mempelajari Proses Pemutihan Sarang Burung Walet secara Optimal. Skripsi S1. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Juju Wahju., 1992. Ilmu Nutrisi Ternak Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Nazaruddin dan A. Widodo., 1997. Sukses Merumahkan Walet. Penebar Swadaya. Jakarta. Tillman. A. D., H. Hartadi., S.Reksohadiprodjo, S.Prawirokusumo, S. Lebdosoekojo, 1998. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Triani., 2001. Proses Pemutihan Sarang Burung Walet Hitam (C. maxima) dengan Menggunakan Hidrogen Peroksida (H2O2). Skripsi S1. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan. Universitas Bengkulu. Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 2, No 1, Januari Juni 2007 45

Rataan hasil pengukuran derajat putih. Variabel Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 Derajat Putih(%) 15,79 e 41,87 d 45,60 c 51,32 b 55,98 a 56,11 a Rataan hasil pengukuran kandungan zat gizi, kadar air dan zat mineral selama penelitian. Variabel Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 P5 Energi (kalori) 320,13 a 234,71 b 232,8 b 217,4 c 209,2 cd 202,42 d Protein (g) 37,65 a 29,02 b 28,55 b 27,14 c 26,46 d 26,08 d Karbohidrat (g) 32,40 a 30,26 b 29,30 c 29,14 c 29,01 c 28,06 d Lemak (g) 0,45 a 0,35 b 0,362 b 0,36 b 0,362 b 0,36 b Kalsium (mg) 38,16 a 24,46 b 24,50 b 24,23 c 23,33 d 23,29 d Pospor (mg) 8,50 a 7,80 b 7,58 c 7,62 c 7,33 d 7,47 cd Besi (mg) 15,70 a 12,39 b 12,33 bc 12,33 bc 12,29 c 12,28 c Kadar air (%) 15,81 a 15,78 a 15,74 a 15,72 a 15,68 a 15,65 a Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05); P0 : Konsentrasi H2O2 0%; P1 : Konsentrasi H2O2 6,5%; P2 : Konsentrasi H2O2 7%; P3 : Konsentrasi H2O2 7,5%; P4 : Konsentrasi H2O2 8%; P5 : Konsentrasi H2O2 8,5% Pengaruh Konsentrasi Hidrogen Peroksida (H 2 O 2 ) 46