07/11/2016 SYARAT DALAM CESSIE. Pengalihan Hak dalam Kontrak (cessie) & Pengalihan Kewajiban (delegasi) CESSIE

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS INDONESIA JUDUL PENGALIHAN PIUTANG SECARA CESSIE DAN AKIBATNYA TERHADAP JAMINAN HAK TANGGUNGAN DAN JAMINAN FIDUSIA TESIS

Journal Of Judicial Review

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut pihak-pihak sebaiknya dituangkan dalam suatu surat yang memiliki

CESSIE SEBAGAI BENTUK PENGALIHAN PIUTANG ATAS NAMA

BAB II KEDUDUKAN CORPORATE GUARANTOR YANG TELAH MELEPASKAN HAK ISTIMEWA. A. Aspek Hukum Jaminan Perorangan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dan hakikat pembangunan nasional adalah untuk. menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana tercantum

HAK MILIK ATAS RUMAH SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA

ASPEK HUKUM PERSONAL GUARANTY. Atik Indriyani*) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat di dalamnya. Menurut Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,

BAB II PENGATURAN HAK ISTIMEWA DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN GARANSI. Setiap ada perjanjian pemberian garansi/ jaminan pasti ada perjanjian yang

ASPEK HUKUM PENGALIHAN HAK TAGIHAN MELALUI CESSIE 1 Oleh: Muhamad Rizky Djangkarang 2

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

PERAN NOTARIS DAN PPAT DALAM PELAKSANAAN PERALIHAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DARI KREDITUR LAMAA KEPADA KREDITUR BARU PADA PERBANKAN KOTA PADANG

BAB 2 TEORI UMUM HAK TANGGUNGAN

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan, UU Nomor 10 Tahun 1998, LN No. 182 Tahun 1998, TLN No. 3790, Psl. 1 angka 11.

BAB I PENDAHULUAN. Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB II TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HIPOTIK DAN HAK TANGGUNGAN. Hipotik berasal dari kata hypotheek dari Hukum Romawi yaitu hypotheca yaitu suatu jaminan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

AKIBAT HUKUM ALIH DEBITUR PADA PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG PALU

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

ASPEK HUKUM PENGALIHAN PIUTANG ATAS NAMA (CESSIE) KARENA WANPRESTASI PT. BANK SRI PARTHA KEPADA PT. SRI PARTHA PUSAKA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN, DAN JAMINAN KREDIT. 2.1 Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

REVIEW OF THE LAW AGAINST DEBT ABSORPTION BANKING CREDIT AGREEMENT YUYUK HERLINA / D

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN HUTANG MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. Istiana Heriani*

BAB I. Kehadiran profesi Notaris sangat dinantikan untuk memberikan

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alasan yang pertama, mengapa Penulis memilih: Hak Debitur untuk

PERAN DAN FUNGSI COVERNOTE NOTARIS PADA PERALIHAN KREDIT (TAKE OVER) PADA BANK

BENTUK-BENTUK JAMINAN MENURUT HUKUM INDONESIA

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BERAKHIRNYA PERIKATAN

pada umumnya dapat mempergunakan bentuk perjanjian baku ( standard contract)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK TANGGUNGAN SEBAGAI HAK JAMINAN. A. Dasar Hukum Pengertian Hak Tanggungan

BAB III KERANGKA TEORI. Undang Hukum Perdata tentang Perikatan. Mempunyai sifat sistem terbuka,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GADAI

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan pemenuhan kebutuhan taraf hidup. Maka dari itu anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. meningkat sesuai dengan usia dan status sosialnya namun seringkali

PENGIKATAN PERJANJIAN DAN AGUNAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

DAFTAR PUSTAKA. Ashsofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 1996.

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TAKE OVER PEMBIAYAAN DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang di Indonesia juga. Dalam rangka memelihara dan meneruskan pembangunan yang

YURISTIA EKA ERWANDA [Type the document title]

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

BAB V PEMBAHASAN. Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tulungagung. sebagai barang yang digunakan untuk menjamin jumlah nilai pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

KAJIAN YURIDIS PENGALIHAN PIUTANG DARI KREDITUR KEPADA PERUSAHAAN FACTORING DALAM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN ANJAK PIUTANG

Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

BAB III KEABSAHAN JAMINAN SERTIFIKAT TANAH DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM DI SLEMAN. A. Bentuk Jaminan Sertifikat Tanah Dalam Perjanjian Pinjam

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

HAK TANGGUNGAN TANAH & BANGUNAN SEBAGAI JAMINAN PELUNASAN UTANG

S I L A B U S A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : KONTRAK PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN STATUS MATA KULIAH : KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR PENERIMA

BAB III PEMBAHASAN. A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan.

BAB II KARAKTERISTIK PINJAM PAKAI PADA PERJANJIAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN YURIDIS PRAKTIK CESSIE

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM. mempunyai sifat riil. Hal ini disimpulkan dari kata-kata Pasal 1754 KUH Perdata

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

Pembebanan Jaminan Fidusia

BAB II SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN. A. Pengertian Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan

BAB II PENGERTIAN PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Manusia dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

Transkripsi:

Pengalihan Hak dalam Kontrak (cessie) & Pengalihan Kewajiban (delegasi) Disusun oleh : 1. Bambang Arif Dermawan Katili 156010200111087 (35) 2. Cesari Harnindya Mukti 156010200111021 (07) 3. Hamzah Ibnu 156010200111067 (25) 4. Bayu Sagita Damopoli 156010200111056 (21) 07-Nov-16 1 PENGERTIAN CESSIE Schermer memberikan definisi dari cessie yang diterjemahkan oleh Tan Thong Kie dalam buku STUDI NOTARIS & SERBA-SERBI PRAKTEK NOTARIS adalah Penyerahan suatu piutang atas nama yang dilakukan oleh kreditur yang masih hidup kepada orang lain, dengan penyerahan itu orang yang disebut terakhir ini menjadi kreditur seorang debitur yang dibebani dengan piutang tersebut. Yahya Harahap memberikan definisi CESSIE sebagai berikut: cessie adalah pemindahan tagihan. Dengan adanya cessie maka pembayaran yang dilakukan oleh Debitur dilakukan bukan kepada diri kreditur asli melainkan kepada person kreditur Pengganti atau cessionaris yang telah menggantikan kedudukan Kreditur semula. Pembayaran yang dilakukan kepada cessionaris sama betul keadaannya seperti telah melakukan pembayaran in person kepada kreditur sendiri. Menurut pendapat Subekti Cessie adalah Suatu cara pemindahan piutang atas nama dimana piutang itu dijual oleh kreditur lama kepada orang yang nantinya menjadi kreditur baru, namun hubungan hukum utang piutang tersebut tidak hapus sedetikpun, tetapi dalam keseluruhannya dipindahkan kepada kreditur baru. 07-Nov-16 2 Cessie adalah cara pengalihan dan/atau penyerahan piutang atas nama sebagaimana yang dimaksud di dalam Pasal 613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Piutang yang dimaksud di dalam Pasal 613 KUHPerdata adalah hak tagih yang timbul dari adanya hubungan hukum pinjam meminjam uang antara pihak yang meminjamkan (si berpiutang) dengan pihak yang meminjam (si berhutang) atau dari suatu kegiatan penyaluran fasilitas kredit antara Bank selaku kreditur dengan debiturnya. Istilah dalam CESSIE 1. CENDENT : Kreditur lama 2. CESSIONARIS : Kreditur baru 3. CESSUS : Debitur dari piutang yang diperalihkan SYARAT DALAM CESSIE 1. KUHPerdata pasal 613 1) Penyerahan piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya dilakukan dengan jalan membuat akta otentik atau di bawah tangan. 2) Penyerahan piutang karena surat bawa dilakukan dengan penyerahan surat. 3) Penyerahan piutang karena surat tunjuk dilakukan dengan penyerahan surat dengan disertai endosmen. 2. KUHPerdata pasal 1320 1) Sepakat. 2) Cakap. 3) Suatu hal tertentu. 4) Suatu sebab yang halal. 07-Nov-16 3 07-Nov-16 4 1

SIFAT DALAM CESSIE ACCESSOIR Cessie dapat terjadi sebagai accessoir dari suatu peristiwa hukum seperti peristiwa hukum jual beli piutang yang dilakukan antara Bank selaku kreditur dengan pihak ketiga yang kemudian menjadi kreditur yang baru. Jual beli piutang yang dimaksud di dalam penulisan ini adalah jual beli piutang dimana yang menjadi objeknya adalah piutang atas nama kreditur. Dalam hal ini, perjanjian jual beli piutang dilakukan oleh Bank selaku kreditur dengan pihak ketiga selaku pembeli yang kemudian menjadi kreditur yang baru tersebut dengan perjanjian jual beli piutang yang terpisah dari perjanjian cessie. Di dalam prakteknya, perjanjian jual beli piutang memang dimungkinkan untuk dibuat terpisah dari perjanjian Cessie. Adapun yang menjadi alasannya adalah karena harga penjualan piutang atas nama yang disepakati oleh kreditur selaku penjual dengan pihak ketiga selaku pembeli hendak dirahasiakan dari debitur karena debitur dianggap tidak perlu mengetahui mengenai hal tersebut. Oleh sebab itu, yang dicantumkan di dalam perjanjian cessie hanya besarnya piutang atau tagihan yang dapat dituntut pembayarannya oleh penerima cessie selaku kreditur baru dari debitur. Jumlah hutang mana yang wajib dibayarkan oleh debitur kepada kreditur sebagaimana yang disepakati di dalam perjanjian kredit. Apabila perjanjian cessie dibuat sebagai penyerahan (levering) sehubungan dengan perjanjian jual beli piutang, maka perjanjian cessie merupakan perjanjian accessoir dari perjanjian jual beli piutang tersebut. 07-Nov-16 5 07-Nov-16 6 OBLIGATOIR Perjanjian cessie dapat pula merupakan peristiwa hukum sehingga ia bersifat obligatoir atas dirinya sendiri. Keberlakuan cessie dapat tidak tergantung kepada ada tidaknya suatu peristiwa hukum dan perjanjian apapun juga. Selama cessie dilakukan secara sah sesuai dengan ketentuan Pasal 613 KUHPerdata dan perjanjian cessie dibuat dengan memenuhi syarat sahnya perjanjian, maka cessie tetap dapat dilaksanakan. Hal ini dapat terjadi apabila tidak terdapat perjanjian pokok yang mendahului perjanjian cessie. Dalam hal pengalihan piutang atas nama dilakukan atas kehendak kreditur semata dan bukan karena adanya suatu kesepakatan jual beli antara kreditur dengan pihak ketiga yang menerima pengalihan piutang itu maka perjanjian cessie tidak bersifat accessoir melainkan merupakan peristiwa hukum sehingga bersifat obligatoir atas dirinya sendiri. Keadaan ini sama halnya jika kesepakatan jual beli piutang atas nama dilakukan di dalam akta perjanjian cessie. Bilamana kesepakatan jual beli tersebut dituangkan dan diatur di dalam perjanjian cessie dan tidak terdapat perjanjian jual beli piutang atas nama yang terpisah dari perjanjian cessie maka perjanjian cessie tersebut merupakan peristiwa hukum dan bersifat obligatoir. HUBUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM CESSIE 1. Hubungan utang piutang lama, antara kreditur lama dengan debitur. Sekalipun telah adanya peralihan piutang kepada kreditur baru (cessionaris), tidak menghapuskan perjanjian hutang-piutang antara kreditur lama (cendent) dengan debitur (cessus) sebelum terlunasinya hutang-piutang tersebut. 1. Hubungan pengalihan piutang, antara kreditur lama dengan kreditur baru. Dengan dialihkannya piutang kepada kreditur baru (cessionaris) maka dengan sendirinya hilang hak atas tagih dari kreditur lama (cendent) kepada debitur (cessus), & kreditur baru (cessionaris) berhak atas hak atas tagih piutang kreditur lama (cendent) kepada debitur (cessus). 1. Hubungan utang piutang baru, antara kreditur baru dengan debitur. Dengan adanya perjanjian CESSIE, kreditur baru (cessionaris) berhak atas piutang kreditur lama (cendent) & berhak menagih piutang tersebut kepada debitur (cessus) serta mengikatkan perikatan lama yang telah ada terlebih dahulu antara kreditur lama & debitur dengan peralihannya kepada kreditur yang baru. 07-Nov-16 7 07-Nov-16 8 2

MEKANISME TRANSAKSI CESSIE MEKANISME TRANSAKSI CESSIE Kreditur Lama Kreditur Baru Debitur Pengalihan Cessie tidak akan mengakibatkan berakhirnya perjanjian kredit yang telah dibuat antata debitur dengan kreditur lama Tahap permohonan Tahap pengecekan / desk research cheking Tahap pemeriksaan / audit cheking Tahap pembuatan customer profile Tahap pengajuan proposal kepada kredit komite Tahap pembuatan penawaran Tahap pengikatan Monitoring pembayaran 07-Nov-16 9 07-Nov-16 10 JENIS CESSIE POTENSI RESIKO DALAM CESSIE Cessie di dalam jual-beli piutang. Cessie di dalam anjak piutang. Cessie di dalam sebuah jaminan hutang. Cessie di dalam pengalihan surat berharga. Cessie di dalam kegiatan kredit sindikasi. Resiko terhadap kreditur baru (cessionaris) : Akta cessie bukanlah sebuah bentuk jaminan yang diatur secara hukum melalui sebuah peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, kreditur yang memegang jaminan yang diperoleh berdasarkan sebuah akta cessie tidak memiliki hak untuk diutamakan (previlege) dari kreditur lain yang dalam hal si berhutang jatuh pailit. Dalam hal ini, haknya atas jaminan yang diberikan oleh debitur akan terbagi bersama-sama kreditur lainnya dari si berhutang (debitur) yang pailit tersebut. Dengan demikian, jaminan ini cukup beresiko tinggi dari sudut hukum. 07-Nov-16 11 07-Nov-16 12 3

POKOK-POKOK YANG DIATUR DALAM CESSIE ALASAN PERBANKAN MELAKUKAN CESSIE : Pemberitahuan penyerahan secara nyata dari cedent (piutang lama) kepada debitor (Cessus) atau adanya pengakuan dari debitor secara tertulis. Harus ada perjanjian yang zakelijke, adalah perjanjian yang menyebabkan pindahnya hak-hak kebendaan (zakelijke rechten). Harus ada title (alas hak)yang di maksud adalah hubungan hukun yang mengakibatkan Levering. Hubungan hukum yang paling sering adalah perjanjian. Misalnya, jual beli.harus dilakukan oleh orang yang berwenang menguasai benda tersebut. Harus ada penyerahan secara nyata atau yuridis. Apabila salah satu syarat itu tidak dipenuhi, penyerahan (levering) atas benda yang menjadi objek levering menjadi tidak sah dan dapat digugat dimuka hakim. Bank bermaksud untuk meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR). Bank hendak meningkatkan ratio profitabilitasnya. Pemberian fasilitas kredit yang dilakukan oleh Bank telah melampaui Batas Maksimum Pembe rian Kredit (BMPK) bagi debitur yang bersangkutan. Bank menilai berdasarkan pertimbangan baiknya, bahwa Loan Portfolionya disektor industri tertentu atau disuatu wilayah tertentu terlalu besar sehingga Bank bermaksud untuk mengurangi nya. Bank bermasksud untuk melakukan restrukturisasi terhadap Loan Portfolionya. 07-Nov-16 13 07-Nov-16 14 PERAN NOTARIS DELEGASI Notaris berperan dalam membuat akta Cessie. Notaris berperan dalam pembuatan akta jaminan. Notaris berperan memberikan penyuluhan hukum dalam hal pembuatan akta di maksud dalam point diatas (cessie). Undang-Undang RI Nomor 2 tahun 2014, pasal 1 ayat (1) Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik & memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya. Undang-Undang RI Nomor 2 tahun 2014, pasal 15 ayat (1) Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta, menyimpan Akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. Secara umum adalah pemindahan hutang dari debitur lama kepada debitur baru yang ditegaskan dalam suatu akta delegasi, namun pihak debitur lama masih terikat untuk menjamin pelunasan utang yang dialihkan kepada debitur baru tersebut. Sedangkan dari pihak kreditur tidak secara tegas menyatakan membebaskan pihak debitur lama dari kewajiban pembayaran hutang yang dialihkan tersebut. Pasal 1417 KUH Perdata Delegasi atau pemindahan, dengan mana seorang berutang memberikan kepada orang yang mengutangkan padanya seorang berutang baru mengikatkan dirinya kepada si berpiutang, tidak menerbitkan suatu pembaharuan utang, jika si berpiutang tidak secara tegas menyatakan bahwa ia bermaksud membebaskan orang berutang yang melakukan pemindahan itu, dari perikatannya. 07-Nov-16 15 07-Nov-16 16 4

SYARAT DALAM DELEGASI HUBUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM DELEGASI 1. KUHPerdata pasal 1417 1) Seorang berutang memberikan kepada orang yang mengutangkan padanya seorang berutang baru mengikatkan dirinya kepada si berpiutang. 2) Tidak menerbitkan suatu pembaharuan utang. 2. KUHPerdata pasal 1320 1) Sepakat. 2) Cakap. 3) Suatu hal tertentu. 4) Suatu sebab yang halal. Pada Delegasi/Pemindahan perjanjiannya melibatkan tiga pihak, yaitu debitur baru mengikatkan diri kepada dan diterima oleh kreditur, kemudian kreditur dengan debitur lama sepakat untuk membebaskan debitur lama. Ciri yang menunjukkan adanya delagasi disini adalah, bahwa penerimaan debitur baru, yang diikuti dengan pembebasan debitur lama, menimbulkan perikatan (baru) antara kreditur dengan debitur baru yang sekaligus menghapuskan dan menggantikan perikatan (lama) antara kreditur dengan debitur lama. Dalam peristiwa Delegasi/Pemindahan, undang-undang tidak mensyaratkan bahwa antara krditur lama dengan kreditur baru harus ada suatu hubungan hukum perikatan tersendiri, walaupun pada umumnya memang ada. Tidak tertutup kemungkinan, bahwa debitur baru karena ia adalah keluarga debitur lama yang lebih mampu atau merasa pernah berhutang budi menyediakan untuk mengganti debitur lama untuk memenuhi kewajiban terhadap kreditur. 07-Nov-16 17 07-Nov-16 18 MEKANISME TRANSAKSI DELEGASI Sesuai dengan Pasal 1417 KUH Perdata telah ditegaskan bahwa terhadap pengalihan utang yang dilakukan dari Debitur Lama kepada Debitur Baru, selama BANK tidak secara tegas menyatakan dalam perikatannya bahwa BANK tidak membebaskan debitur lama dari hutang yang dialihkannya tersebut, maka tidak terjadi suatu pembaharuan utang (Novasi). Apabila pengalihan utang Delegasi tidak menimbulkan suatu pembaharuan utang (Novasi), maka sesuai Pasal 1381 KUH Perdata terhadap Perjanjian Kredit awal (utang yang dialihkan) tidak menyebabkannya menjadi hapus atau berakhir, artinya ketika suatu perjanjian kredit tidakhapus karena adanya delegasi - Pemindahan, maka Perjanjian Tambahan/ Perjanjian Ikutan/ Perjanjian Accessoirnya yang dibuat berdasarkan Perjanjian Pokoknya menjadi tidak hapus pula. Hal ini berarti, Perjanjian Tambahan/ Perjanjian Ikutan/ Perjanjian Accessoirnya tetap berlaku karena perjanjian pokoknya tetap berlaku. Debitur lama tetap mempunyai kewajiban terhadap pelunasan utang yang dialihkan meskipun utang tersebut telah beralih ke debitur baru. Perbuatan pengalihan utang melalui Delegasi atau Pemindahan tersebut harus didudukkan dalam suatu Akta Delegasi tersendiri dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Kredit awalnya beserta perubahan-perubahannya. 07-Nov-16 19 07-Nov-16 20 5

JENIS-JENIS DELEGASI 1. Delegasi Imperfek (delegatio imperfecta) Terjadi apabila di samping debitur lama, debitur baru juga diwajibkan untuk membayar. Dalam hal ini tidak terjadi pembaharuan utang. 2. Delegasi Perfek (delegatio perfecta) Terjadi apabila kreditur dengan tegas menyetujui penggantian debitur dan membebaskan debitur lama dari kewjibannya untuk membayar utang kepada kreditur. Potensi Resiko Dalam Delegasi Pengalihan hutang dari debitor lama kepada debitor baru, maka terhadap bentuk delegasi secara yuridis perjanjian accessoirnya (antara lain perjanjian pengikatan jaminannya) masih tetap dipertahankan dan tetap mengikat para pihak yang membuat perjanjian. Hal ini berarti perjanjian accessoirnya tetap exist karena perjanjian pokoknya tetap berlaku. Pengalihan hutang seperti ini bukanlah suatu pembaharuan hutang yang merupakan salah satu peristiwa yang menjadi sebab hapusnya perikatan yang dimaksud dalam pasal 1381 BW karena tidak menyebabkan Perjanjian Kredit awal (hutang yang dialihkan) menjadi hapus/berakhir, artinya ketika suatu perikatan (Perjanjian Kredit) tidak hapus karena adanya suatu delegasi/pemindahan, maka perikatan tambahan atau Perjanjian turutan/perjanjian ikutan/ accessoirnya yang dibuat berdasarkan Perjanjian Pokoknya menjadi tidak berakhir pula. Konsekuensi yuridis lainnya yang timbul dengan dilakukannya pengalihan hutang melalui delegasi / pemindahan adalah debitor lama tetap mempunyai kewajiban terhadap pelunasan utang yang dialihkan meskipun hutang tersebut telah beralih ke debitor baru. Perbuatan pengalihan hutang melalui delegasi atau pemindahan tersebut harus didudukkan dalam suatu Akta Delegasi tersendiri dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Kredit awalnya beserta perubahan-perubahannya. 07-Nov-16 21 07-Nov-16 22 Peranan Notaris Dalam Delegasi Notaris berperan dalam membuat aktadelegasi /subrogasi. Notaris berperan memberikan penyuluhan hukum dalam hal pembuatan akta di maksud dalam point diatas (Delegasi). Undang-Undang RI Nomor 2 tahun 2014, pasal 1 ayat (1) Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik & memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya. Undang-Undang RI Nomor 2 tahun 2014, pasal 15 ayat (1) Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta, menyimpan Akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. 07-Nov-16 23 DAFTAR PUSTAKA J. Satrio, CESSIE, SUBROGATIE, NOVATIE, KOMPENSASIE, DAN PENCAMPURAN HUTANG. Bandung: Alumni. 1999 Sri Soedewi Masjchoen. HUKUM JAMINAN DI INDONESIA POKOK-POKOK HUKUM JAMINAN & JAMINAN PERORANGAN. Yogyakarta : Liberty. 2008 Sunaryo. HUKUM LEMBAGA PEMBIAYAAN. Jakarta : Sinar Grafika. 2007 Sentosa Sembiring. HUKUM PERBANKAN. Bandung : Mandar Maju. 2012 Sutan Remy Sjahdeini. HAK TANGGUNGAN ASAS, KETENTUAN DAN, MASALAH YANG DIHADAPI OLEH PERBANKAN. Bandung : Alumni.. 1999 Tan Thong Kie. STUDI NOTARIAT & SERBA SERBI PRAKTEK NOTARIS. Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve. 2013 M. Yahya Harahap, SEGI-SEGI HUKUM PERJANJIAN, Bandung : Alumni, 1986 Subekti, HUKUM PERJANJIAN, Jakarta : Intermasa, 1998 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA BURGERLIJK WETBOEK 07-Nov-16 24 6

1. ANDI MUHAMMAD RAHMAT absensi 36 Dalam situasi seperti apa delegasi dan cessie itu digunakan? Jawaban: Dalam pengaplikasiannya harus dapat dilihat dari sisi perseorangan atau dari sisi perbankan. Untuk cessie dalam sisi perseorangan akan digunakan apabila seseorang kreditur memiliki piutang terhadap seorang debitur, dan perjalanan hutang piutang kreditur membutuhkan dana kemudian kreditur mengalihkan piutang tersebut kepada seorang kreditur baru dengan cara cessie untuk mendapatkan fasilitas kredit. Dalam perbankan ada beberapa factor seperti : Bank bermaksud untuk meningkatkan Capital Adequacy Ratio(CAR). Bank hendak meningkatkan ratio profitabilitasnya. Pemberian fasilitas kredit yang dilakukan oleh Bank telah melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) bagi debitur yang bersangkutan. Bank menilai berdasarkan pertimbangan baiknya, bahwa Loan Portfolionya disektor industri tertentu atau disuatu wilayah tertentu terlalu besar sehingga Bank bermaksud untuk menguranginya. Bank bermasksud untuk melakukan restrukturisasi terhadap Loan Portfolionya. 2. ANGGRI RUDIANTO absensi 40 Kapan dan dimana delegasi dapat dikatakan perfek dan imperfek? Jawaban : Terjadi apabila di samping debitur lama, debitur baru juga diwajibkan untuk membayar. Dalam hal ini tidak terjadi pembaharuan utang ( imperfek ). Terjadi apabila kreditur dengan tegas menyetujui penggantian debitur dan membebaskan debitur lama dari kewjibannya untuk membayar utang kepada kreditur ( perfek ). 07-Nov-16 25 07-Nov-16 26 3. PRIESTY YUSTIKA PUTRI absensi 17 Delegasi merupakan pergantian dari debitur lama ke debitur baru. Ada yang delegasi imperfek yang menyebabkan tidak menyebabkan novasi, sedangkan novasi itu juga dapat diartikan sebagai perjanjian yang menggantikan perikatan lama dengan perikatan baru, yang mana dapat terjadi pada debitur dan kreditur maupun objek perjanjiannya. Apa kaitan atau hubungan antara delegasi dengan Novasi? Jawaban : Novasi terbagi atas subjek pasif dan subjek aktif. Sedangkan delegasi sendiri termasuk kedalam unsur novasi subjek pasif yang didalamnya ada delegasi yang bersifat imperfek dan perfek, jadi sudah jelas ada keterkaitan serta hubungan antara novasi dengan delegasi. 4. MUCHLIS SAMFRUDIN HABIB absensi 18 Apa diwajibkan cessie dalam hak Tanggungan? Jawaban : Cessie tidaklah diwajibkan ada dalam hak tanggungan, karena cessie sendiri hanya bersifat accessoir (tambahan) dimana perjanjian fasilitas kreditnya yang menjadi perjanjian pokok. Namun cessie dapat menjadi sebuah jaminan dalam sebuah fasilitas kredit perbankan. 07-Nov-16 27 07-Nov-16 28 7

5. NITA ROSDIAH absensi 38 Apa perbedaan mendasar antara delegasi imperfek dengan novasi pasif? Jawaban: Dalam delegasi Imperfek tidak terjadi pembaharuan hutang. Sedangkan di novasi pasif dapat terjadi pembaharuan hutang atau tidak sama sekali terjadi pembaharuan hutang. 07-Nov-16 29 8