MENINGKATKAN PERFORMANSI BERBAHASA DENGAN MENERAPAKAN CONCEPT ATTAINMENT MODEL (MODEL PENCAPAIAN KONSEP) PADA KEMAMPUAN BERBICARA.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHAREDALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di

MODEL SIMULASI KREATIF BERBANTU MEDIA VIDEO SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN INOVATIF

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berbicara manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Berbicara selalu tidak jauhjauh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Berbicara Sebagai Keterampilan Berbahasa. a. Pengertian Kemampuan Berbicara

III PROSEDUR PENELITIAN

Public Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS XI SMK PASUNDAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan pilihan kata yang sesuai di kelas VII SMP Negeri 13 Kota Gorontalo

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING and LEARNING PADA KELAS XI SMAN 1 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB II BERBICARA, BERDISKUSI, DAN METODE KARTU-KARTU RESPONS

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara yang beraneka ragam. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa

Agus Muliadi Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

III. PROSEDUR PENELITIAN. dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. 11

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

SKRIPSI. oleh Widya Mega Carolina NIM

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

Peningkatan Kemampuan Berbicara Mahasiswa Melalui Model Pembelajaran Debat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS V SD NEGERI DELI TUA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Team Assisted

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan

Analisis Meningkatkan kemampuan berbicara. Sitti Musdalifah DB

Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

M A K A L A H. Disusun oleh : NURHAYATI NIM

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD

Ahid Setia Permana

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA MAJALAH DI KELAS VIII SMPN 2 CIKAJANG GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bagi manusia normal, kegiatan berbicara merupakan suatu kegiatan yang

Neneng Kuswati NPM Program Studi PBS Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK

UJI COBA PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH PIDATO BERDASARKAN MODEL PENUGASAN DI KELAS VI SDN SUKARAJA 2 KECAMATAN BANYURESMI KABUPATEN GARUT MAKALAH

PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE LEARNING

Wahidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka

sebuah kelas ataupun dalam mengerjakan sesuatu.

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRAMATISASI PADA SISWA KELAS X SMA YPI SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MALAKAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

Pengaruh Model Pembelajaran The Learning Cell

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara di depan publik seperti berpidato, berceramah, dan

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model yang

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA

BAB III METODE PENELITIAN

Yudi Budianti* Dwi Kustianingsih* ABSTRAK

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berusaha untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan.setiap manusia

Nita Yulinda 1, Riana Irawati 2, Diah Gusrayani 3. Jl. Mayor Abdurrachman No. 211 Sumedang 1 2

PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD

Pengaruh Metode KWL (Know, Want to Know, Learned)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

MENINGKATKAN PERFORMANSI BERBAHASA DENGAN MENERAPAKAN CONCEPT ATTAINMENT MODEL (MODEL PENCAPAIAN KONSEP) PADA KEMAMPUAN BERBICARA Aditya Permana STKIP Siliwangi, permanaadit@ymail.com Abstrak Keterampilan berbicara sebagai salah satu mata kuliah yang diajarkan pada semester IV program studi pendidikan bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kecakapan berkomunikasi secara aktif dalam memecahkan suatu masalah. Realita yang banyak dijumpai fakta-fakta yang menggunakan model pembelajaran yang masih dominan yaitu model pembelajaran yang bersifat informatif sehingga interaksi antar subjek belajar kurang intensif. Meskipun sering berinteraksi dan ditemui dalam kehidupan, akibatnya dalam berbicara cenderung pasif, sehingga kurang mengasah cara berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah. Selain itu, rasa percaya diri yang kadang berani atau tidak disebabkan karena penguasaan konsep yang ingin dikomunikasikan kurang dipahami. Model pencapaian konsep dapat dijadikan sebagai sebuah model pembelajaran yang cukup baik dalam pembelajaran berbicara. Dengan demikian para pendidik dapat mengunakan model pencapaian konsep ini dalam pembelajaran berbicara. Berdasarkan perolehan nilai pretes dan postes baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol bahwa ternyata pembelajaran berbicara mahasiswa semester IV lebih efektif menggunakan model pencapaian konsep sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara mahasiswa. Kata Kunci : Performansi, Berbicara, Concept Attainment Model PENDAHULUAN Dewasa ini, banyak kritikan yang terus ditujukan pada lembaga pencetak kecerdasan. Salah satunya adalah pembelajaran yang tidak berbasis realitas/ antirealitas dalam mengajarkan menaiki puncak menara gading, menyodorkan kenyataan bagaimana proses pembelajaran selama ini berlangsung. Pembelajaran yang kurang melibatkan secara aktif, dapat menghambat kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena dunia nyata, masalah yang autetik dan bermakna yang dapat menantang mahasiswa untuk memecahkannya. Berkaitan dengan fungsi pengajaran bahasa sesuai dengan sistem pendidikan nasional adalah mengembangkan warga negara Indonesia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, serta mampu mengembangkan fungsi bahasa dan kebudayaan. Berkenaan dengan hal tersebut, fungsi pengajaran bahasa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan dan meningkatkan kemampuan, keterampilan, teknik bahasa dalam hubungannya dengan kecerdasan akademik, kemampuan komunikatif, serta sikap yang diperlukan bagi pembangunan nasional. Hal ini didukung dengan hasil belajar yang merupakan salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran. Faktor kebahasaan yang menunjang keefektifan berbicara, meliputi: ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada sandi, dan durasi yang sesuai, pilihan kata, dan ketepatan sasaran kebahsaan. Faktorfaktor nonkebahasaan meliputi; sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku, pandangan harus di arahkan Jurnal Ilmiah STKIP Siliwangi Bandung 1

VOLUME 8, NOMOR 1 MARET 2014 ISSN 1978-5089 pada lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak-gerik dan mimic yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran, relevansi atau penalaran, dan penguasaan topik. Keterampilan berbicara sebagai salah satu mata kuliah yang diajarkan pada semester IV program studi pendidikan bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kecakapan berkomunikasi secara aktif dalam memecahkan suatu masalah. Realita yang banyak dijumpai fakta-fakta yang menggunakan model pembelajaran yang masih dominan yaitu model pembelajaran yang bersifat informatif sehingga interaksi antar subjek belajar kurang intensif. Meskipun sering berinteraksi dan ditemui dalam kehidupan, akibatnya dalam berbicara cenderung pasif, sehingga kurang mengasah cara berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah. Selain itu, rasa percaya diri yang kadang berani atau tidak disebabkan karena penguasaan konsep yang ingin dikomunikasikan kurang dipahami. Pembelajaran model pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar bersifat induktif didefinisikan untuk membantu seseorang dari semua usia dalam memperkuat pemahaman mereka terhadap konsep yang dipelajari dan melatih menguji hipotesis. Model tersebut pertama kali diciptakan oleh Joyce dan Weil (2009: 125) yang berpijak pada karya Bruner, Goodnow, dan Austin. Model pencapaian konsep bermanfaat untuk menentukan dasar di mana mereka akan membangun kategori, maka penemuan konsep mengharuskan mereka menggambarkan sifat-sifat dari suatu kategori yang telah terbentuk dalam pikiran orang lain. Tujuan pembelajaran harus ditekankan pada dua aspek, yaitu pengembangan konsep dan relasi-relasi antara konsep yang terkait erat, serta latihan berpikir kritis terutama dalam merumuskan dan menguji hipotesis. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan suatu penelitian Meningkatkan Performansi Berbahasa dengan Menerapakan Concept Attainment Model (Model Pencapaian Konsep). Keterampilan Berbicara Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Sebagai perluasan dari batasan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan (Tarigan,1997: 15). Sedangkan menurut Soejono (1984: 128) bahwa berbicara ialah melahirkan pikiran, perasaan, dan kemauan yang terkandung di dalam jiwa dengan teratur, teliti, tepat, serta diucapkan atau dilisankan dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Menurut Kridalaksana (1993: 25), berbicara adalah perbuatan yang dapat menghasilkan bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi yang merupakan salah satu keterampilan berbahasa dasar. Berbicara merupakan upaya menyampaikan sesuatu kepada orang lain dengan cara berkomunikasi sehingga terjadi interaksi dengan orang secara efektif. Sejalan dengan pendapat tersebut, Hendrikus (1990: 14) mengatakan bahwa berbicara adalah salah satu kemampuan khusus pada manusia. Oleh karena itu, pembicaraan seumur bangsa manusia. Bahasa dan pembicaraan itu muncul, ketika manusia mengungkapkan dan menyampaikan pikiran kepada manusia lain (Hendrikus,1990: 14). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah perbuatan yang dapat menghasilkan kata-kata dengan memakai bahasa sebagai mediumnya dengan cara 2 Jurnal Ilmiah STKIP Siliwangi Bandung

mengekspresikan melalui mimik, intonasi, tekanan, kalimat yang tepat sehingga hal yang diutarakan dapat dimengerti oleh orang lain. Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif. Pembicara harus memahami segala sesuatu yang ingin dikomunikasikannya; dan dia mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para pendengarnya; dan dia harus mengetahui prinsipprinsip yang mendasari segala pembicaraannya, baik secara umum maupun perorangan. Menurut Tarigan, dkk. (1997: 37-39) mengemukakan beberapa tujuan berbicara yang dapat dibedakan atas lima golongan, yakni: Menghibur Sesuai dengan namanya, berbicara untuk menghibur para pendengar, pembicara menarik perhatian pendengar dengan berbagai cara seperti humor, spontanitas, menggairahkan, kisah-kisah jenaka, petualangan, dan sebagainya. Tujuan berbicara untuk menghibur biasanya dilakukan oleh pelawak, pemain dagelan seperti Srimulat, pembawa acara, penghibur, dan sejenisnya. Suasana pembicaraan pun biasanya santai, rileks, penuh canda, dan menyenangkan. Menginformasikan Berbicara untuk tujuan mnginformasikan, untuk melaporkan, dilaksanakan bila seseorang ingin: (1) menjelaskan sebuah proses, (2) menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal, (3) memberi, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan, (4) menjelaskan kaitan, hubungan, relasi antara benda, hal, atau peristiwa. Menstimulasi Berbicara untuk menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks, sebab pembicar harus pintar merayu, mempengaruhi, atau meyakinkan pendengarnya. Ini dapat tercapai jika pembicara benar-benar mengetahui kemaun, minat, inspirasi, kebutuhan, dan cita-cita pendengarnya. Meyakinkan Tujuan utama berbicara untuk meyakinkan ialah meyakinkan pendengarnya akan sesuatu. Melalui pembicaran yang meyakinkan, sikap pendengar dapat diubah misalnya dari sikap menolak menjadi sikap menerima. Menggerakkan Dalam berbicara untuk menggerakkan diperlukan pembicara yang berwibawa, panutan, atau tokoh idola masyarakat. Melalui kepintarannya berbicara, kelihatannya membakar emosi, kecakapan, memanfaatkan situasi ditambah penguasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicara dapt menggerakkan pendengarnya. Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu: (a) Memberitahukan, melaporkan, (b) Menjamu, menghibur, (c) Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (Tarigan, 1997: 16). Jurnal Ilmiah STKIP Siliwangi Bandung 3

VOLUME 8, NOMOR 1 MARET 2014 ISSN 1978-5089 Concept Attainment Model (Model Pencapaian Konsep) Pembelajaran model pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar bersifat induktif didefinisikan untuk membantu seseorang dari semua usia dalam memperkuat pemahaman mereka terhadap konsep yang dipelajari dan melatih menguji hipotesis. Model tersebut pertama kali diciptakan oleh Joyce dan Weil (2009: 125) yang berpijak pada karya Bruner, Goodnow, dan Austin. Model pencapaian konsep bermanfaat untuk menentukan dasar di mana mereka akan membangun kategori, maka penemuan konsep mengharuskan mereka menggambarkan sifat-sifat dari suatu kategori yang telah terbentuk dalam pikiran orang lain. Ada dua peran pokok pengajar dalam pembelajaran model pencapaian konsep yang perlu diperhatikan, adalah : 1. Menciptakan suatu lingkungan sedemikian hingga mahasiswa merasa bebas untuk berpikir dan menduga tanpa rasa takut dari kritikan atau ejekan. 2. Menjelaskan dan mengilustrasikan bagaimana model pencapaian konsep itu seharusnya berlangsung, membimbing mahasiswa dalam proses itu, membantu mahasiswa menyatakan dan menganalisis hipotesis, dan mengartikulasi pemikiran-pemikiran mereka. Dalam membimbing aktifitas itu tiga cara penting yang dapat dilakukan oleh pengajar. Pertama, pengajar mendorong mahasiswa untuk menyatakan pemikiran mereka dalam bentuk hipotesis, bukan dalam bentuk observasi. Kedua, pengajar menuntun jalan pikiran mahasiswa ketika mereka menetapkan apakah suatu hipotesis diterima atau tidak. Ketiga, pengajar meminta mahasiswa untuk menjelaskan mengapa (Why) mereka menerima atau menolak suatu hipotesis. HASIL PENELITIAN Nilai yang diperoleh setiap mahasiswa merupakan hasil olahan penulis berdasarkan skor pretes yang diberikan oleh seorang penimbang. Proses mengolah skor menjadi nilai yaitu dengan mempergunakan rumus : N = (STS : STI) x SN Kedua kelompok untuk sebaran data tes akhir berdistribusi tidak normal tetapi tidak homogen. Selanjutnya dilakukan uuji-t melalui aplikasi SPSS 16.0 for Windows menggunakan Independent Sampel t-test dengan taraf signifikansi 0,05. hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut ini. H 0 : Peningkatan kemampuan berbicara mahasiswa dengan model pencapaian konsep tidak berbeda signifikan dengan mahasiswa yang belajar menggunakan model ceramah. H 1 : Peningkatan kemampuan berbicara mahasiswa dengan model pencapaian konsep lebih efektif dibandingkan dengan mahasiswa yang belajar menggunakan model ceramah. Pengambilan keputusan : 4 Jurnal Ilmiah STKIP Siliwangi Bandung

Terima H 0 jika probabilitas > 0,05 Tolak H0 jika probabilitas < 0,05 PENUTUP Berdasarkan perolehan nilai pretes dan postes baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol bahwa ternyata pembelajaran berbicara mahasiswa semester III lebih efektif menggunakan model pencapaian konsep sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara mahasiswa. Keterampilan berbicara mahasiswa semester IV lebih efektif menggunakan model pencapaian konsep. Hal tersebut terlihat dari rata-rata (mean) nilai postes yang diperoleh kelas eksperimen adalah 57,67 sedangkan nilai postes kelas kontrol adalah 48,80 dengan selisih rata-rata kedua kelas sampel yaitu 8, 87. Penelitian ini dibuktikan pula dengan perhitungan statistik. Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh data bahwa nilai probabilitas < 0,05 maka H 0 ditolak, dengan demikian H 1 diterima. Dengan kata lain, kelas yang menggunakan model pencapaian konsep lebih baik daripada kelas yang tidak menggunakan model pencapaian konsep. Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan di atas, penulis akan menyampaikan saran sebagai berikut : 1. Model pencapaian konsep dapat dijadikan sebagai sebuah model pembelajaran yang cukup baik dalam pembelajaran berbicara. Dengan demikian para pendidik dapat mengunakan model pencapaian konsep ini dalam pembelajaran berbicara. 2. Para penddidik Bahasa Indonesia diharapkan dapat mengembangkan model pencapaian konsep ini tidak hanya dalam pembelajaran berbicara saja. Selanjutnya, Setiap mahasiswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam berbicara. Ada mahasiswa yang cukup aktif dalam berbicara ada juga yang pasif (pendiam) oleh karena itu sebagai pendidik harus bisa memberikan motivasi kepada setiap mahasiswa untuk terampil berbicara baik di kampus maupun lingkungan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Fisher. Aubrey. 1986. Perspectives on Human (Teori-Teori Komunikasi). (terjemahan). Bandung: Remadja Karya. Furchan, Arief. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Malang: Pustaka Pelajar. Hendrikus, Dori Wuwur. 1990. Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargmentasi, Bernegosiasi: Ladero. Joyce, Weil. 2009. Models of Teaching (Model-Model Pengajaran). (Edisi 2, terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nurjamal, Sumirat, Darwis. 2009. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan, H.G. 1997. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Ridwan. Muthmainnah. Wapsitaliki. 2010. Model Pembelajaran (Pencapaian Konsep dan Berpikir Induktif). http://zaifbio.wordpress.com/2009/07/01/ model-model-pembelajaran/ [online] diakses tanggal 8 November 2011. Jurnal Ilmiah STKIP Siliwangi Bandung 5