LAPORAN PENGAMATAN KONDISI TERKINI BANGUNAN CAGAR BUDAYA RUMAH PEMOTONGAH HEWAN (RPH)-ABATTOIR KABLUK D/H SEMARANGSCHE SLACHTHUIS

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PADA SUATU PERSEROAN TERBATAS MENURUT

Pelajaran 1-6 PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia MEMUTUSKAN

KECENDERUNGAN PASAR JOHAR SEBAGAI OBYEK WISATA BELANJA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1 ( balai pustaka Kamus Bahasa Indonesia 1988 ) 2 Ibid 3 Ibid

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 1958 TENTANG PAJAK VERPONDING UNTUK TAHUN-TAHUN 1957 DAN BERIKUTNYA. Presiden Republik Indonesia,

PEMERINTAH SEBAGAI SUBJEK HUKUM PERDATA DALAM KONTRAK PENGADAAN BARANG ATAU JASA. Oleh: Sarah S. Kuahaty

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1946 TENTANG PERATURAN HUKUM PIDANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH HINDIA BELANDA TERHADAP PERKAWINAN MUSLIM DI JAWA-MADURA TAHUN

Mengingat : Akan Pasal 89 dan Pasal 117 dari Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia; Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1954 TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP ORANG ASING YANG BERADA DI INDONESIA

KAJIAN IDENTITAS BUDAYA DALAM FRAGMEN FAMILIEFEEST KARYA THEODOR HOLMAN

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

APA KEGUNAAN BENDA-BENDA YANG DISIT A DALAM HUKUM ACARA PI DANA KIT A SEKARANG? Handoko Tjondroputranto

Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Jumlah. Jumlah Tahun.

Ambonese woonoorden Barneveld

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berjudul Undang-Undang Agraria Dan Dampaknya Terhadap Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN SOBOKARTTI SEBAGAI JAVA HERITAGE CENTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian judul

UU 72/1958, PAJAK VERPONDING UNTUK TAHUN TAHUN 1957 DAN BERIKUTNYA *)

BAB III: DATA DAN ANALISA

DAFTAR lsi KATA PENGANTAR PENDAHULUAN DAFTARISI BAB 1 SEKILAS TENTANG ARSITEKTUR CINA PADA AKHIR ABAD KE-19 DI PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB I WHAT? Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Semarang sebagai lahan incaran investor

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

*85 UNDANG-UNDANG (UU) 1946 No. 1 (1/1946) HUKUM PIDANA. Hal Undang-undang hukum pidana. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

SRC. Stichting Revalidatie Cirebon Yayasan Revalidasi Cirebon

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian museum adalah sebagai berikut : benda seni dan pengetahuan. bahwa : (Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1984)

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP HUKUM PERDATA INTERNASIONAL. Devica Rully, SH., MH., LLM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ESA UNGGUL MARET 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1953 TENTANG MENGUBAH DAN MENAMBAH ORDONANSI PAJAK RUMAH TANGGA 1908 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

biasa dari khalayak eropa. Sukses ini mendorong pemerintah kolonial Belanda untuk menggiatkan lagi komisi yang dulu. J.L.A. Brandes ditunjuk untuk

STUDI PENENTUAN KLASIFIKASI POTENSI KAWASAN KONSERVASI DI KOTA AMBARAWA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat. Komponen-komponen pendukung kota dapat dibuktikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu kemajuan besar bagi perkembangan demokrasi di

REDESAIN PASAR INDUK KABUPATEN WONOSOBO

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang Sekretariat: Jl Graha Mukti Raya 1150 Semarang, Telp:

BAB II KETENTUAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN DAN PENGEDARAN UANG PALSU DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA

SEJARAH PERKEMBANGAN KAWASAN LAMONGAN ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan gambaran tentang pengertian DESAIN KAWASAN. WISATA PUSAT KERAJINAN PERAK, KAB. BANTUL, perlu diketahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Perumusan Masalah

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PRESIDEN REPUBIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1992 TENTANG KARANTINA HEWAN, IKAN, DAN TUMBUHAN

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

REDESAIN GEDUNG BIOSKOP DI KAWASAN MALIOBORO, YOGYAKARTA BAGIAN I. Pendahuluan dan Latar Belakang UKDW TUGAS AKHIR WILFRIDUS GALIH PRAKOSA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB 8 PENUTUP. Bondowoso dan Jember, Jawa Timur merupakan bentuk perwujudan manusia dalam

Gambar 3.1 Peta Administratif Provinsi Jawa Tengah Sumber : diunduh pada tanggal 4 September 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa

KAJIAN KEAKTIFAN KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG BERDASARKAN AKTIFITAS PENGGUNA

BAB I PENDAHULUAN. arsitek Indonesia masih berkiblat pada arsitektur kolonial tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaban. Pengalihan kewenangan pemeliharaan dan pelestarian kebudayaan

Cerita sang pejuang. Haduuh ayah kenapa aku harus menjual makanan ini sekarang. Aku mau. Aku memberi ikan gurame kepada salah satu ibu-ibu yang sedang

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

BOROBUDUR: catatan restorasi candi terbesar dalam sejarah dunia

Bahasa Indonesia. Nederlands

KALIMAT PASIF DALAM BAHASA BELANDA 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran)

Sejarah Kantor Nederlands-Indische Spoorweg (NIS) di Semarang

PEMBERDAYAAN GURU-GURU IPS / SEJARAH DI BANTUL DALAM UPAYA PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PELESTARIAN BENDA-BENDA PENINGGALAN SEJARAH *

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjalanan sejarah, pada titik-titik tertentu terdapat peninggalanpeninggalan

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

1.1 Latar Belakang Masalah

DR. WEMPIE JH. KUMENDONG, SH, MH NIP. :

Pasal 97 jo Pasal 89 dan Pasal 117 Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia;

sesudah adanya perjanjian Wina dan terutama dibukanya terusan Suez. Hal

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA EKSPLOITASI SEKSUAL (PERKOSAAN) DI BAWAH UMUR OLEH ORANG TUA TIRI

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

163 Universitas Indonesia

Lokasi yang direkomendasikan Peruntukan lahan Zoning plan Rencana tapak Zona skematik Arsitektur bangunan Tata pamer Program ruang MUSEUM BATIK

V. KONSEP PENGEMBANGAN

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang Sekretariat: Jl Graha Mukti Raya 1150 Semarang, Telp:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penjajahan Belanda di Indonesia membawa pengaruh penting bagi aspek

ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN KERAJAAN BELANDA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempat wisata merupakan salah satu tempat yang biasa dimanfaatkan

PERANSERTA STAKEHOLDER DALAM REVITALISASI KAWASAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: YANTHI LYDIA INDRAWATI L2D

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN FRASE VERBA DALAM BAHASA INDONESIA DENGAN FRASE VERBA DALAM BAHASA BELANDA: SEBUAH KAJIAN ANALISIS KONTRASTIF

BAB I PENDAHULUAN. Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai

Transkripsi:

LAPORAN PENGAMATAN KONDISI TERKINI BANGUNAN CAGAR BUDAYA RUMAH PEMOTONGAH HEWAN (RPH)-ABATTOIR KABLUK D/H SEMARANGSCHE SLACHTHUIS Kelurahan Pandean Lamper, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang Tim Penyusun: Muhammad Yogi Fajri (Penyusun data) Abdul Hakim Nurmaulana (Fotografer) KOMUNITAS SEJARAH LOPEN SEMARANG 2014

SALAH SATU RPH MODERN PERTAMA DI INDONESIA. Puluhan tahun silam di Semarang, sudah memiliki Rumah Pemotongan Hewan (RPH) atau Abattoir modern atau dalam bahasa Belanda yang dikenal sebagai Slachthuis. Abattoir ini dibangun dalam rangka untuk melayani kebutuhan masyarakat Semarang akan daging yang higienis dan juga untuk meningkatkan pemasukan Gemeente (Kotapraja) Semarang. Pertengahan tahun 1929 diresmikanlah Semarangsche Slachthuis di wilayah Kabluk, yang pada waktu itu berada dipinggiran kota Semarang. Fasilitas ini menggantikan rumah potong hewan tradisional yang ada di Kampung Jagalan, yang telah lama menjadi industry jagal hewan paling diandalkan di Kota Semarang. The Indische Genootschap menulis di jurnal mereka bahwa pada tahun 1913, rencana untuk membangun Abattoir ini sudah digulirkan akan tetapi tertunda karena kesulitan keuangan dari pihak Kotapraja. Pencetus ide dari pembangunan Abattoir ini adalah dr. Jan Stapensea, ahli peternakan dan dokter hewan pertama di Semarang yang juga menjabat sebagai Hoofd directeur van den Veterinair-Hygienische Dienst op Semarang (bahasa: Direktur Utama Urusan Hewan dan Kebersihan Kota Semarang). Sayangnya, dr. J Stapensea ini tidak dapat melihat apa yang diimpikannya, dalam inskripsi yang tertera di pintu masuk Abattoir tertulis, Aan De Nagedachtenis, van wijlen dr. J. Stapensea (bahasa: didedikasikan untuk mengenang, dr. J Stapensea). Pasca kemerdekaan, Abattoir Kabluk tetap melayani kebutuhan daging masyarakat Semarang. Bangunan yang menempati areal kurang lebih seluas 3 hektar yang dirancang oleh arsitek kenamaan Ir Thomas Karsten ini menemui kisah akhirnya pada tahun 1995, saat ditutup dan dijual oleh Walikota Semarang, Iman Soeparto. Setelahnya, areal Abattoir dirubuhkan dan disisakan hanya pada bagian gedung utama/depan. Kini bangunan ini semakin merana, pantauan terakhir menunjukkan bangunan ini tak lebih dari sekedar pembuangan bekas-bekas material bangunan. Sudah sewajibnya Pemerintah Kota Semarang melakukan penyelamatan dan pemanfaatan asset ini yang sudah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB). Sejauh ini ada UU No 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Pada skala lokal Pemkot bahkan punya Surat Keputusan Wali Kota Nomor 646/50/Tahun 1992 tentang Konservasi Bangunan-bangunan Kuno/ Bersejarah di Wilayah Kota Semarang. AKSES MENUJU SITUS Akses menuju Abattoir Kabluk tidaklah sulit. Letaknya dibilangan Jalan Raya Brigjend Sudiarto atau sering disebut sebagai Jalan Majapahit. Persisnya Abattoir ini terletak di sudut persimpangan antara Jalan Brigjend Sudiarto, dan Jalan Gajah Raya. Abattoir Kabluk pada tahun 1977 LANDMARK Abattoir Kabluk bisa dibilang menjadi salah satu Landmark

atau penanda kawasan menuju Semarang bagian Timur. Sayang kini pagar pembatas menutupi façade bangunan yang diarsiteki oleh Ir. Thomas Karsten tersebut. Bangunan berarsitektur tropis ini sangat khas dan mewakili sebuah langgam/gaya pada masanya, sehingga telah ditetapkan menjadi Bangunan Cagar Budaya (BCB). Selain itu, bangunan Abattoir Kabluk juga merupakan salah satu tempat bersejarah yakni merupakan salah satu checkpoint saat memasuki Kota Semarang, pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia, 1945-1949 (terlampir). Inskripsi didepan pintu masuk Abattoir Kabluk Layout Pameran Kuno Kini Nanti sebagai contoh layout museum Kota. NILAI PENTING Abattoir Kabluk Memiliki beragam nilai penting ditilik dari sejarahnya, diluar fakta bahwa Abattoir ini adalah salah satu dari Abattoir-abattoir modern mula-mula yang dibangun di Indonesia (Jakarta 1918, Surabaya 1927, dsb). Orang-orang dibalik pembangunan Abattoir ini sendiri juga merupakan orang-orang penting seperti. Dr Jan Stapensea adalah ahli ternak dan dokter hewan terkenal pada masa kolonial. Dr. J Stapensea menolak ide pasteurisasi susu yang menurutnya kualitas susu yang baik dan buruk terbaur menjadi satu. Dalam The Indische Genootschap disebutkan untuk kualitas susu yang lebih baik untuk daerah tropis adalah dengan merebus susu dan jika mungkin hanya sekali dalam masa konsumsi, untuk menjaga nutrisi dan kualitasnya tetap baik. Ir. Thomas Karsten adalah arsitek dan perencana wilayah pemukiman dari Hindia Belanda. Ia adalah putra seorang profesor Filsafat dan Wakil Ketua Chancellor ("Pembantu Rektor") di Universitas Amsterdam, sedangkan ibunya adalah seorang kelahiran Jawa Tengah. Karya-karyanya yang termahsyur dibidang bangunan adalah Pasar Johar Semarang, Gedung Jiwasraya Semarang, RS Elizabeth Semarang, Pasar Gede Solo, dll. Untuk perencanaan wilayah juga masih bisa kita lihat hasil karyanya kini seperti kampong Mlatten, Sompok, kawasan Candi Baru, Kawarasan Magelang, Malang, Jatinegara Jakarta, dll. PEMANFAATAN KEDEPAN Bangunan bekas Abattoir Kabluk yang lahannya tersisa seluas kurang lebih 30m2 memiliki potensi yang ideal untuk dimanfaatkan sebagai fasilitas public yakni Museum Kota Semarang, mengingat Kota Seamarang belum memiliki Museum yang menceritakan perkembangan kota Semarang dari masa ke masa secara spesifik, pun Sejarah Kota Semarang tidak memiliki tempat di kurikulum-kurikulum sekolah di Kota Semarang. Komunitas Sejarah Lopen Semarang pernah menggelar sebuah pameran bertajuk Kuno Kini Nanti pada 22-28 Agustus 2013. Pameran ini mengusung tema "retropeksi" dimana penyelenggara mencoba untuk mengajak para pengunjung untuk merefleksi kembali bagaimana perjalanan kota Semarang utamanya di abad ke-20. Masa dimana dunia

sedang bertransformasi dari "Kuno ke Kini", dari peradaban yang masih tradisional ke masa yang lebih modern. Ekonomi, Industri, Pendidikan, Pemikiran dan lain sebagainya bertransformasi kearah yang kini kita dapat lihat dan nikmati sebagai manusia di abad ke 21. Mengambil lokasi di Gedung bekas toko Spiegel di bilangan Jalan Letjen Soeprapto, kawasan Kota Lama, Semarang, pengunjung akan disuguhi pameran sejarah dan juga berbagai rangkaian acara pendukung yang digelar oleh komunitas-komunitas lain. Pameran ini merupakan contoh kepada masyarakat Semarang pembelajaran sejarah yang menyenangkan. Setiap harinya di saat pagi hari, puluhan siswa-siswi SD diundang untuk mengunjungi Pameran Kuno Kini Nanti. Tak kurang dari 300 lebih siswa dari SD Karangturi, SD Kebon Dalem, SD Cor Jesu, dsb mengunjungi pameran ini. Selain itu pameran ini juga digelar untuk mengencourage pemerintah Kota Semarang untuk membuka Museum Kota karena tata letak pameran ini sudah seperti museum mini yang menceritakan perkembangan kota Semarang dari masa ke masa. daya tarik Relatif terjangkau aksesnya dari berbagai sudut kota Semarang Bangunan pusaka: bangunan berlanggam tropis dari abad ke-20. akses kegiatan fasilitas dan layanan pendukung ULASAN Mudah dicapai dari berbagai penjuru dengan kendaraan umum atau pribadi utamanya yang beroda dua. Halaman parkir luas dengan memanfaatkan lahan parkir milik pusat perbelanjaan disamping barat bangunan eks- Abattoir Kabluk. Mempelajari perkembangan Kota Semarang dengan melihat-lihat koleksi museum. Menggelar acara seni dan kebudayaan yang digelar oleh beragam komunitas dengan menyediakan amphiteater dibagian belakang gedung yang lahannya masih luas. Toilet Kafetaria Amphiteater Penyelamatan dan pemanfaatan eks-abattoir Kabluk harus segera diupayakan. Laporan ini didukung oleh beberapa arsip foto lawas, foto terkini dan beberapa dokumen pendukung. Dasar kegiatan ini adalah pasal 56 UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya yang berbunyi Setiap orang dapat berperan serta melakukan perlindungan cagar budaya, dan juga 85 ayat 1 UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya yang berbunyi Pemerintah, Pemerintah Daerah dan setiap orang dapat memanfaatkan Cagar Budaya untuk kepentingan agama, sosial, pendidikan,

ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan dan pariwisata. LAMPIRAN Foto-Foto Kondisi terkini Bangunan eks-abattoir Kabluk.

LAMPIRAN Draft Pengumuman pada masa Revolusi Fisik, tertanggal tahun 2 Desember 1946 oleh Tentara Belanda yang menyebutkan bahwa Abattoir Kabluk sebagai salah satu Checkpoint keamanan sebelum memasuki kawasan Kota Semarang Sumber: Arsip Pribadi milik Huib J. Lankhuize, veteran Tijger Brigade dari Koninklijke Leger (KL) di sepatoeroesak.nl

gewoon archief alg.hoofdkwartier datum ink. no. map en vervolg no 2-12- '46 9238 196-01.01 kantooraanwijzing: COMMANDO NEDERLANDSCHE TROEPEN te SEMARANG O N T W E R P O V E R E E N K O M S T De commandant van de Nederlandsche troepen te SEMARANG maakt bekend, dat de volgende overeenkomst is tot stand gekomen 1. Het verkeer naar en uit het, door Nederlandsche troepen gecontroleerd gebied mag uitsluitend en alleen plaats vinden langs de na te noemen wegen a). b). c). d). e). de weg DEMAK - GENOEKSARI - SEMARANG; de weg MRANGGEN - PADOEROENGAN - PANDEJAN; de weg OENGARAN - NGESREP - DJATINGALEH; de weg MIDJEN - KEDOENGPANI - DJRAKAH; de weg MANGKANG - KARANGANJAR - DJRAKAH; 2. Alle binnenkomende en uitgaande personen alsmede de door hen vervoerde goederen zullen worden onderzocht. Dit onderzoek kan zich uitstrekken tot onderzoek aan den lijve. Vrouwelijke personen zullen alleen door vrouwelijk personeel aan den lijve worden onderzocht. 3. Het vorenbedoelde onderzoek zal op de na te noemen plaatsen geschieden; a). bij de brug in kampong MOEKTIHARDJO aan den weg DEMAK - SEMARANG; b). bij het zgn. "SLACHTHUIS" aan den weg MRANGGEN -

PANDEJAN; c). in de noordrand van kampong NGESREP aan den weg OENGARAN - DJATINGALEH; d). aan den zuidrand van kampong PERSILAN aan den weg MIDJEN - DJRKAHAR. e). in de westrand van KARANGANJAR aan den weg MANGKANG - DJRKAHAN. 4. Het passeren van de in het vorig genoemde punt posten is alleen toegestaan tusschen 06.00 des morgens en 18.00 des namiddags. 5). een ieder, die...

-2-5. een ieder, die buiten in de punt 1 genoemde wegen, wordt aangetroffen binnen het door de Nerlandsche troepen gecontroleerde gebied zal ten genoege van den patrouillecommandant moeten kunnen aantonen dat hij recht heeft zich aldaar op te houden. Indien de patrouillecommandant dit noodig oordeelt kan hij de(n) betrokkene(n) voor nader onderzoek aanhouden en naar den dichtsbijzijnden Nederlansche post geleiden. 6. Een ieder, die zonder machtiging van de Nederlansche autoriteiten binnen de demarcatielijn in het bezit worden gevonden van wapens, ammunitie, en/of explosieven, kan op staanden voet worden doodgeschoten; bij verzet, ontvluchten of pogingen daartoe zal door de Nederlandsche Troepen van de wapens gebruik worden gemaakt. Geen vergunning is noodig voor sierwapens( krissen) en slagwapens van het formaat, dat gebruikelijk is bij het beoefenen van den landbouw. 7. Des nachts zullen de patrouilles, welke zich in de nabijheid van de demarcatielijn bevinden, zich aan elkaar bekenbaar maken door het zwaaien met flambouwen of flashlights en het slaan op tong-tongs. 8. Voor vestiging binnen het door de Nederlandsche Troepen gecontroleerde gebied komen voorshands alleen personen in aanmerking, die tot de oorspronkelijke autochtone bevolking behooren. Voorloopig wordt als vestigingsgebied aangewezen: a). het kampoengcomplex PLEWAN LOR - PLEWAN KIDOEL - SIWALAN; b) het kampoengcomplex TEMBALANG - BOELOESAN - KRAMAS; c) het kampoengcomplex NGALIAN - WRINGINWOK - KLAMPISAN; Een ieder, die zich in deze gebieden wenscht te vestigen moet zich doen registreren, waarvoor tusschen 08.00 en 11.00 gelegenheid zal worden geboden bij;

Voor complex a) het zgn. "SLACHTHUIS"; Voor complex b) de Noordrand van NGESREP; Voor complex c) de Zuidrand van PERSILAN. Door het Nederlandsche Gezag zullen hieromtrent nog nadere voorschriften worden uitgegeven.

-3-9. Aan den handel tusschen het door de Nederlansche Troepen en het door de Indonesische Troepen bezet gebied zullen zoo weinig mogelijke belemmeringen in den weg worden gelegd m.u.v. levensmiddelen, waarvan de uitvoer geheel verboden is en van textiel, motorvoertuigen, onderdelen daarvoor, banden en electrische toestellen, waarvan de uitvoer zal worden gereglementeerd. De commandant der Nederlandsche Troepen te S E M A R A N G D.R.A. van Langen, Kolonel der inf. Na punt 7 op te nemen: 7a. De grens van het door de Nederlansche Troepen gecontroleerd gebied zal worden kenbaar gemaakt door... Deze kenteekenen zullen voornamelijk worden aangebracht op de punten, waar wegen en paden de demarcatielijn snijden.

-4- PUNTEN NOPENS UITVOERINGSMAATREGELEN BESTAND. 1. Uitsluitend langs de door Teritoriaal Commandant daarvoor vastgestelde toegangswegen per dag en per toegangsweg toelaten maximum 10 personen, die voordien in het door Nederlandsche Troepen bezette gebied woonachtig waren. 2. Deze personen worden door het Civiel Bestuur gerigistreerd op de daarvoor in overleg tusschen Militair en Civiel Bestuur aagegeven plaatsen. 3. Aan niet-geregistreerde personen wordt geen distributie-voedsel en/of huisvesting verstrekt. 4. De bestaande uitvoerverboden ten aanzien van voedsel en de beperkingen ten aanzien van huisraad en kantoorinventaris blijven gehandhaafd, terwijl een verbod tegen uitvoer van kleeding en schoeisel zal worden uitgevaardigd, e.e.a. ter bescherming van de belangen van de bevolking in het gebied Semarang 5. Invoer naar het gebied Semarang blijft onbeperkt toegestaan. 6. In gezamenlijk overleg zal vastgesteld dienen te worden, wat verstaan wordt onder de randgebieden, waarbinnen het Nerderlandsch- Indische geld in omloop mag zijn. 7. Uitdrukkelijk wordt vastgesteld dat in het Semarang-gebied voorhands status quo wordt gehandhaafd.