BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kompensasi Finansial dan Kinerja Auditor Internal. Gaji pokok biasanya dibayarkan sebulan sekali berdasarkan golongan atau

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN DUKUNGAN MANAJEMEN PADA KINERJA AUDITOR INTERNAL DENGAN PERIODE PENUGASAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

BAB I PENDAHULUAN. mengawal jalannya usaha menuju tujuan perusahaan yang dicita-citakan melalui

STIE DEWANTARA GCG Bank

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, ada dua bentuk independensi auditor: Independence in fact yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercayai oleh

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir, baik kasus di dalam negeri maupun di luar negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. khususnya dalam pencapaian target pendapatan. Deskripsi pekerjaan yang. mencapai tujuan kinerja organisasi.

BAB I PENDAHUUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis dituntut untuk lebih produktif dan memiliki kinerja yang baik

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang berkualitas, dapat diandalkan, dipercaya dan mampu menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa pendapat audit yang independen yang didasari pada kualitas audit yang

ABSTRAK. Kata Kunci : komitmen organiasi, gaya kepemimpinan demokratis, etika profesi, pengalaman auditor pada kinerja auditor

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB I PENDAHULUAN. institusi yang dipercaya dapat mewujudkan good corporate & good governance

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Pada dunia bisnis saat ini, setiap perusahaan dituntut agar mampu

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

BAB I PENDAHULUAN. memilih jurusan Ekonomi baik jurusan Manajemen maupun Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang selanjutnya data tersebut digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin kerasnya kompetisi dunia usaha dewasa ini, memaksa perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan laporan keuangan kecurangan Report To The Nation : On

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak lepas dari semakin banyaknya pihak-pihak yang memerlukan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

2 Tidak semua auditor dapat melakukan tugasnya dengan baik, dan masih ada beberapa akuntan publik yang melakukan kesalahan. Kasus yang paling fenomena

Balanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang

PENGEMBANGAN METODE IMBALAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Kompensasi yang diberikan PT Asuransi Jasa Indonesia kepada. karyawan adalah Kompensasi langsung dan Kompensasi tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

ANALISIS KASUS PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI INTERNAL AUDITOR (Studi Kasus : Phar Mor) KASUS

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

PENDAHULUAN. Perkembangan profesi akuntan publik disuatu negara sejalan dengan. berkembangnya perusahaan dan juga bentuk badan hukum perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merupakan suatu gangguan terhadap pemeriksa, bila sikap kebebasan

Standar Auditing & Kode Etik

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas salah

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam usaha tersebut karyawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. menentukan atau menilai posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan.

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditur, pemerintah serta

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi tersebut digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tercapai tanpa peran aktif karyawan walaupun perusahaan tersebut memiliki alat alat

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Indonesia saat ini masuk sebagai lima (5) besar predikat negara

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KUESIONER. Pengaruh Pengendalian internal, Review internal, Komitmen Organisasi serta

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Finansial dan Kinerja Auditor Internal Seseorang yang bekerja selayaknya mendapatkan kompensasi finansial berupa gaji, tunjangan, bonus, dan skema insentif lainnya atas prestasi kerjanya. Gaji pokok biasanya dibayarkan sebulan sekali berdasarkan golongan atau pangkat atau jabatan setiap personel. Tunjangan dapat beraneka bentuk seperti tunjangan lauk-pauk, tunjangan keluarga, tunjangan hari raya, dan sebagainya yang menambah take home pay (uang yang diterima) personel. Bonus merupakan insentif finansial yang diberikan perusahaan kepada personel karena pencapaian perusahaan secara keseluruhan. Jadi bonus dapat dianggap seperti ucapan terima kasih manajemen perusahaan atas kerja keras setiap personel sehingga perusahaan berhasil mencapai target penjualan atau laba dalam periode tertentu. Pemberian kompensasi finansial seringkali dimaksudkan untuk memotivasi personel untuk lebih giat bekerja sehingga kinerja di masa depan dapat lebih baik dari kinerja saat ini (Ferdinand, 2011). Berbeda dengan karyawan lainnya, auditor internal dalam struktur organisasi terbilang spesial karena auditor internal bertanggung jawab langsung pada manajemen puncak perusahaan (Djamaluddin, 2014). Ekskusivitas ini menunjukkan bahwa kompensasi finansial yang layak diterima oleh auditor internal seharusnya lebih tinggi dari personal biasa. Tetapi jangan sampai tingginya kompensasi finansial yang diterima oleh auditor internal ini mempengaruhi kinerjanya. Tawaran atau rayuan oleh 6

manajemen kepada auditor internal dengan iming-iming peningkatan kompensasi finansial dengan syarat tidak mengungkapkan temuan korupsi yang dilakukan oleh kerabat dekat manajemen tersebut, misalnya, seharusnya tidak mempengaruhi independensinya dalam mengungkapkan apa yang seharusnya diungkapkan. Auditor internal memang secara struktural bertanggung jawab langsung kepada manajemen puncak, tetapi ujian independensinya dipertanggungjawabkan kepada seluruh stakeholders (pemangku kepentingan) seperti kreditur, pemegang saham, pemerintah, dan sebagainya. Jika kasus korupsi ini ditutup-tutupi sejalan dengan saran dari manajemen puncak, maka auditor internal telah mengorbankan kepentingan yang lebih besar demi menyelamatkan oknum yang menghancurkan perusahaan dengan mengatasnamakan peningkatan kompensiasi finansial. 2.2 Dukungan Manajemen dan Kinerja Auditor Internal Auditor internal secara struktural memang harus bertanggung jawab kepada manajemen. Sebagai timbal baliknya, auditor diberikan kompensasi finansial oleh manajemen. Tetapi auditor internal harus tetap bekerja profesional, dalam artian auditor internal harus berani mengungkapkan temuan-temuan yang merugikan pemangku kepentingan perusahaan secara keseluruhan dan pada saat yang bersamaan menyarankan solusi untuk perbaikan keadaan. Dukungan manajemen perusahaan terhadap auditor internal dapat terlihat dari struktur organisasi perusahaan (Lestari, 2013). Audit internal seharusnya tidak dipandang sebagai departemen atau bagian yang sama dengan bagian lainnya seperti departemen pemasaran, keuangan, produksi, dan sebagainya. 7

Departemen audit internal seharusnya dipandang sebagai departemen yang strategis yang langsung diletakkan di bawah manajemen puncak. Dengan kata lain, auditor internal bertanggung jawab langsung kepada manajemen puncak. Semua informasi yang diperoleh oleh auditor internal diharapkan langsung disampaikan ke manajemen puncak untuk segera ditindaklanjuti. Dukungan manajemen terhadap keberadaan auditor internal perusahaan sebaiknya tidak hanya sebatas pada eksistensi strategis departemen audit internal di dalam struktur organisasi. Wujud dukungan manajemen yang lebih penting adalah ketidakberadaan intervensi manajemen terhadap temuan-temuan dari auditor internal (Fahza, 2011). Dengan kata lain, manajemen tidak sepatutnya melarang auditor internal untuk mengungkapkan temuan-temuan yang justru penting untuk perbaikan perusahaan. Negosiasi transaksional yang berujung suap atau ancaman terhadap keselamatan dan karir auditor internal adalah sikap tidak terpuji yang dilakukan manajemen, yang mengindikasikan bahwa manajemen tidak mendukung keberadaan auditor internal di perusahaan. Dukungan manajemen yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja auditor internal dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. 2.3 Periode Penugasan dan Kinerja Auditor Internal Seseorang yang melakukan suatu pekerjaan berulang-ulang cenderung menunjukkan peningkatan produktivitas. Tetapi untuk pekerjaan yang melibatkan risiko hilangnya uang atau hilangnya independensi, periode penugasan dirasa perlu untuk dibatasi. Power tends to corrupt, demikian peribahasa asing yang mengekspresikan bahwa jika seseorang berada pada posisi yang sama dalam 8

kurun waktu relatif lama, maka kekuasaannya cenderung membuat dirinya bersikap koruptif dan tidak lagi profesional. Auditor eksternal perusahaan Enron di Amerika Serikat, Arthur Andersen, melaksanakan penugasan audit terhadap kliennya, Enron, selama lebih dari 10 tahun. Hubungan yang terjadi berubah dari hubungan profesional klien-auditor menjadi hubungan persaudaraan dan persahabatan (Richardson, 2011). Independensi auditor eksternal Arthur Andersen terancam oleh periode penugasan yang lama tersebut (Lim, 2011). Meskipun auditor internal berbeda dengan auditor eksternal dalam hal independensi dalam penampilannya (independence in appearance), independensi dalam fakta dan kompetensi (independence in fact and competence) kedua jenis auditor ini sama-sama harus dipertahankan. Baik auditor eksternal maupun auditor internal sama-sama harus menggunakan kompetensinya untuk menemukan ketidakserasian antara apa yang telah dilakukan perusahaan dengan apa yang ingin dicapai perusahaan serta selalu menjaga independensinya secara fakta di lapangan (Dewi, 2013). Semua jenis negosiasi transaksional yang berujung suap adalah bentuk ancaman terhadap independensi sehingga auditor internal dan eksternal harus berani mengatakan kata tidak demi menjaga independensinya. 2.4 Hipotesis Penelitian Pada dasarnya peningkatan kompensasi finansial cenderung meningkatkan motivasi personel. Besarnya kompensasi yang diberikan ditentukan oleh harga 9

atau nilai pekerjaan, sistem kompensasi yang diterapkan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi seperti faktor intern organisasi, pribadi karyawan yang bersangkutan, dan faktor ekstern pegawai organisasi. Auditor internal bekerja dan bertanggung jawab langsung kepada manajemen puncak, berhak mendapat kompensasi finansial yang memadai dengan segala risiko yang terjadi dari temuan-temuan kritis mereka. Peningkatan kompensasi finansial kepada auditor internal masih dipandang wajar sepanjang dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas auditor internal untuk meningkatkan kinerjanya. Tetapi peningkatan kompensasi finansial auditor internal akibat negosiasi transaksional yang mempengaruhi pelaporan temuan-temuan auditor internal seharusnya tidak terjadi dan diharapkan tidak berpengaruh pada kinerja auditor internal karena auditor internal harus tetap menjaga independensinya (Sunariyah, 2011; Hanif, 2012; dan Sudarso, 2014). H1:Kompensasi finansial tidak berpengaruh pada kinerja auditor internal Dukungan manajemen sangat penting bagi keberadaan auditor internal. Segala temuan dari auditor internal tidak akan berarti apa-apa jika tidak mendapatkan dukungan manajemen. Jajaran manajemen hendaknya memandang auditor internal sebagai mitra kerja yang membantu perusahaan untuk beroperasi sesuai prosedur operasi standard dan mematuhi semua peraturan hukum yang berlaku (Gaga, 2013; Kasim dan Suni, 2014; Supriadi, 2014). Dengan demikian, dukungan manajemen berpengaruh positif pada kinerja auditor internal. H2: Dukungan manajemen berpengaruh positif pada kinerja auditor internal 10

Periode penugasan auditor diduga berpengaruh negatif pada kinerja auditor internal. Semakin lama auditor internal bekerja di departemen audit internal, hubungan profesionalisme dapat berubah menjadi hubungan kekeluargaan dan independensinya terancam. Untuk mengantisipasi berubahnya hubungan professional antara auditor internal dan manajemen puncak menjadi hubungan pribadi yang mengancam independensi auditor internal, maka solusi yang dapat ditawarkan terkait periode penugasan adalah pembatasan periode penugasan sebagai auditor internal. Pembatasan periode penugasan merupakan diskresi (kewenangan) manajemen (management discretion) dan ditentukan dengan prinsip biaya dan manfaat (Nainggolan, 2014; Vania dan Supriyono, 2014) H3: Periode penugasan tidak memperkuat pengaruh kompensasi finansial dan dukungan manajemen pada kinerja auditor internal 11