Oleh. Ace Suryadi, MSc, Ph.D. Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN IPS. Prof. Dr. Wayan Lasmawan, M.Pd

REFORMASI SISTEM PEMBELAJARAN

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDEKATAN SCL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), merupakan muatan wajib

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Proses berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak untuk meningkatkan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1

PEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

pembelajaran berbasis paikem

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari proses kebudayaan dalam arti bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.41 Tahun 2007

DADANG SUPARDAN JURS. PEND. SEJARAH FPIPS UPI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Heri Sugianto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data, perkembangan pendidikan Indonesia masih tertinggal

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan perwujudan dari

Softskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa. Bertalya Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

Multiperan Guru. Mendidik, mengajar, membimbing, dan melatih

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia serta untuk meningkatkan kemampuan dan. Tantangan dari perkembangan zaman tersebut memacu setiap individu untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

Dasar-dasar Pembelajaran Fisika

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

EFFECTIVE TEACHER AND EFFECTIVE TEACHING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Intan Setiawati, 2013

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Barangkali tidak banyak yang menyadari bahwa pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM PEMBELAJARANMENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

Universitas Respati Yogyakarta. Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta B A D A N P E N J A M I N A N M U T U

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Arus kemajuan zaman yang ditandai dengan semakin pesatnya ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TGT (Team Games Tournament) YANG DILENGKAPI DENGAN MEDIA POWER POINT DAN DESTINASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. kini, dan pendidikan berkualitas akan muncul ketika pendidikan di sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. Asesmen merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD.

BAB I PENDAHULUAN. yang kondusif bagi lahirnya pribadi yang kompetitif. (Tilaar, 2004)

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sangatlah besar dan mencakup berbagai aspek. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yaitu krisis terhadap masalah, sehingga peserta didik (mahasiswa) mampu merasakan

Oleh : Muhammad Abdul Wahid A

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa: Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan berkembangnya dunia global dan dunia kerja, sehingga

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam

b. Siswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah, c. Penekanan pada eksplorasi

Transkripsi:

Oleh Ace Suryadi, MSc, Ph.D Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah

PROSES BELAJAR DI SEKOLAH (yang selama ini berlangsung)? TEACHING MEMORIZING NOTHING REMEMBERING FORGETING

6 KELEMAHAN OUTCOME PENDIDIKAN 6 CAPACITY ELEMENTS OF HUMANKIND 1 2 3 4 5 The power of CHARACTER The power of LEADERSHIP The power of CITIZENSHIP The power of THINKING The power of SKILLS 6 The power of ENGINEERING Belum mampu mengembangkan karakter dan moral anak didik dalam rangka menegakkan nilai-nilai dan integritas manusia Indonesia Belum mampu mengembangkan kemampuan dan kekuatan leadership sebagai modal untuk melahirkan kreativitas, inovasi, kearifan, dan kemandirian Belum dapat memberdayakan heterogenitas sosial dan budaya bangsa sebagai kekuatan dalam percaturan internasional Belum dapat mengembangkan kemampuan berpikir utk memecahkan kompeksitas masalah, bahkan mengatasi malas berpikir. Budaya berpikir tidak berkembang. Belum dapat memenuhi kebutuhan dunia usaha dan industri, baik melalui tenaga kerja terampil, tenaga ahli, dan kewiraswastaan Belum mampu mengembangkan kekuatan riset, inovasi dan rekayasa teknologi utk membangun keunggulan kompetitif yang menghasilkan nilai tambah tinggi

MASALAH PEMBELAJARAN Pengajaran instruksional, hafalan, dari sumber tunggal Cenderung indoktriner, tidak banyak memberikan exercise untuk melatih BERPIKIR? KOGNITIF Teralienasi dari fenomena, fakta & dinamika di luar Media pembelajaran terbatas Sedikit sekali referensi, interaksi, studi, yg dpt memperkaya khasanah BERPIKIR & PENGHAYATAN NILAI-NILAI, yg dapat mempengaruhi perubahan mind-set, sikap, dan perilaku? AFEKTIF Setting ruang, suasana, & gerak yg statis, monoton, dan formal Kurang memberikan rangsangan bagi berkembangnya DINAMIKA fisik & mental siswa utk mencapai vitalitas & daya juang yg tinggi, serta aktivitas yg gesit-enerjik? MOTORIK Sistem evaluasi yg sederhana, sempit dan terbatas ujian pilihan ganda Bias penilaian

Tugas-tugas otentik sebagai pusat orientasi berbagai aspek pembelajaran Dalam pembelajaran konstruktivis, proses pembelajaran dikonsentrasikan pada pelaksanaan tugas-tugas otentik (authentic tasks), yaitu tugas-tugas yang bersifat kontekstual dan diberikan kepada sekelompok siswa dalam bentuk proyek, yang dapat bersifat pengkajian, penelitian, atau pemecahan masalah, yang cenderung bersifat kompleks, dan membutuhkan pendekatan multidisiplin dalam penyelesaiannya Extended blocks of time All students practice advanced skills Multidisciplinary curriculum Performance-based assessment Teacher as Facilitator AUTHENTIC challenging TASKS Collaborative learning Heterogeneous groupings Student exploration Interactive modes of Instruction

Heterogeneous groupings, Performance-based assessment, Multidiscipline, Collaborative, Interactive modes of instruction, Teacher as facilitator ICT tools (Hypermedia, Database, Reference tools, Intelligent tools, Microworld, Multimedia, Networking, Distance Learning application, Word processor, Spreadsheet, Presentation) ICT = Information & Communication Technology PEMBELAJARAN BERMAKNA TUGAS-TUGAS OTENTIK (Mengintegrasikan aspek-aspek MENTAL, INTELEKTUAL, dan SKILL) AKTIVITAS Menerima informasi /pengetahuan Input dan pengolahan data / informasi Pembahasan /analisis Penuangan dan penyampaian hasil METODE Eksplorasi Penelitian Observasi Eksperimen Pengajaran Workshop Pendataan Kalkulasi Matrikulasi Workshop Diskusi Penulisan Presentasi

INTEGRASI TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN EFEK EMOSI EFFECTIVE IMPACT (Kondisi menyenangkan EFFECTIVE IMPACT /mengasyikan) Advanced skills development (Keterampilan menggunakan teknologi tinggi) TEKNOLOGI (ICT) Learning tools (Program-program Aplikasi dan utilitas) Intellectual Capacity Development Mengembangkan kemampuan mencipta, memanipulasi, dan kapasitas belajar Berlatih dengan tugas-tugas yang berbasis pemecahan masalah Membangun lingkungan belajar konstruktivis

Struktur kelembagaan pendidikan dan prinsip-prinsipnya dalam reformasi pendidikan Barbara Means dkk dalam Using Technology to Support Education Reform Level Pemerintah pusat & daerah Dukungan perubahan (political will) Pendelegasian wewenang (termasuk peraturan yang kondusif) Sistem assessment yang kompatibel Dukungan sumber daya Eksternal Politisi, industriawan /pebisnis, tokoh, asosiasi, orang tua siswa, dan masyarakat umumnya, dapat memberikan kontribusi, tuntutan, dorongan, kritik, bahkan partisipasi dalam perencanaan, desain, dan pengambilan keputusan Level Sekolah Tujuan yang jelas Kultur yang menunjang Site-based management Dukungan sumber daya Profesionalisasi guru Level Kelas Eksplorasi siswa Model instruksi interaktif Tugas-tugas autentik, menantang, dan multidisiplin Pembelajaran kolaboratif Guru sebagai fasilitator Pengelompokan heterogen dari segi umur, latar belakang, dan kemampuan (ability) Penilaian berdasarkan kinerja (performance-based assessment)

Landasan Hukum Reformasi Pendidikan UU No. 22 /1999 dan UU No. 32 /2004 tentang Pemerintahan Daerah PP No. 25 /2000 tentang Pembagian Kewenangan antara Pemerintah dan Provinsi sebagai Daerah Otonom Antara lain : UU No. 20 tentang Sisdiknas