BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda

BABI PENDAHULUAN. Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangkan kualitas produknya. Karyawan merupakan harta terpenting bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang sumber daya manusia yang berkualitas pada dasarnya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS),

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Sumber daya pada suatu organisasi merupakan kunci dari lajunya dan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju. dengan tata cara hidup orang dewasa (Ali dan Ansori, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional: Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROKRASTINASI AKADEMIK

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sebuah pendidikan terjadi proses belajar

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa, juga memiliki intelektual akademik yang baik demi menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara formal

Transkripsi:

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam suatu pendidikan formal, seperti SMA/SMK terdapat dua kegiatan yang tidak dapat terpisahkan yaitu belajar dan pembelajaran. Kedua kegiatan tersebut melibatkan guru dan para siswa. Di dalam proses belajar-mengajar, kegiatan interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan. Kemudian, di dalam kegiatan interaksi antara guru dan siswa akan senantiasa menuntut komponen yang serasi antara komponen-komponen yang ada pada kegiatan proses belajarmengajar, hal itu akan saling menyesuaikan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan belajar bagi siswa (Komalasari, 2010). Jelasnya, proses interaksi antara guru dan siswa tidak semata-mata hanya tergantung pada cara atau metode yang dipakai, tetapi komponen-komponen yang lain juga akan mempengaruhi keberhasilan interaksi belajar-mengajar tersebut. Beberapa pendekatan dalam belajar-mengajar yang dapat dilakukan, salah satunya seperti pendekatan interaktif. Dengan pendekatan interaktif ini diharapkan interaksi dapat terjalin dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu membuat siswa aktif bertanya dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama (Cartono, 2010). Akan tetapi, dalam proses belajar mengajar terdapat berbagai permasalahan seperti tidak selamanya siswa dan siswi menyukai tugas-tugas yang di berikan guru, mengerjakan tepat waktu apa yang di tugaskan guru, dan mengumpulkan tugas tepat pada waktunya. Di sekolah terdapat beberapa permasalahan, salah satunya seperti kebiasaan siswa yang suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, terlambat datang ke sekolah dan kurang mampu mengatur waktu dengan baik. Belajar merupakan tugas utama seorang siswa, dan tidak semua siswa memiliki pengelolaan belajar yang baik, khususnya dalam pengelolaan waktu. Pengelolaan waktu belajar yang kurang baik menyebabkan siswa sering melakukan penundaan dalam mengerjakan 1

2 tugas-tugas akademik. Perilaku menunda tugas-tugas akademik disebut dengan prokrastinasi akademik.burka dan Yuen (2008) mengungkapkan bahwa prokrastinasi terjadi pada setiap individu tanpa mengenal usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai pekerja atau pelajar. Menurut Ellis & Knaus (Tuckman, 1978), prokrastinasimerupakan kebiasaan penundaan yang tidak perlu, yang dilakukan seseorang karena adanya ketakutan gagal serta ketakutan akan adanya pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dan harus diselesaikan dengan sempurna, sehingga individu merasa lebih aman untuk tidak melakukan dengan segera, karena hal itu akan menghasilkan sesuatu yang tidak maksimal. Menurut Millgram (Ghufron 2003),prokrastinasi adalah suatu perilaku spesifik, yang meliputi : (1) suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas; (2) menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya keterlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam mengerjakan tugas; (3) melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas kantor, tugas sekolah, maupun tugas rumah tangga; (4) menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan sebagainya. Prokrastinasi tidak lebih dari sekedar kecenderungan, melainkan suatu respon tetap dalam mengantisipasi tugas-tugas yang tidak disukai dan dipandang bisa diselesaikan dengan sukses. Prokrastinasi akademik merupakan kegagalan dalam mengerjakan tugas dalam kerangka waktu yang diinginkan atau menunda mengerjakan tugas sampai saat-saat terakhir. Prokrastinasi akademik merupakan jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai prokrastinasi akademik, dapat disimpulkan bahwa perilaku prokrastinasi telah banyak terjadi baik di lingkungan masyarakat secara luas, maupun pelajar pada lingkungan yang lebih kecil.

3 Hasil penelitian Wiyanti dkk, (2012) menunjukkan bahwa ditemukan sumbangan efektif kepercayaan diri dan dukungan sosial pada prokrastinasi akademik sebesar 21,5 %, secara parsial kepercayaan diri mempunyai peran pada prokrastinasi sebesar 17,7 % dan dukungan sosial mempunyai peran pada prokrastinasi sebesar 10,8 %. Yunita (2011) melakukan penelitian yang menggambarkan perilaku prokrastinasi pada siswa yang mana terbagi ke dalam 3 kategori yaitu : siswa yang termasuk pada kategori tinggi sebanyak 2,13% (4 siswa), siswa yang termasuk pada kategori sedang sebanyak 69,68% (131 siswa), dan siswa yang termasuk pada kategori rendah sebanyak 28,19% (53 siswa). Novian (2010) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa siswa kelas XI SMA pada salah satu sekolah memiliki intensitas yang tinggi dalam melakukan prokrastinasi yang ditandai dengan perilaku penundaan berperilaku di bawah standar, mengabaikan tugas penting dan mengakibatkan kerisauan emosional.hasil penelitian Fardila (2008) menunjukkan bahwa sebagian besar dari siswa (38,71%) mengalami prokrastinasi. Penelitian Bruno juga mengungkapkanbahwa ada 60% individu memasukkan sikap prokrastinasi sebagai kebiasaan dalamhidup mereka (Hayyinah, 2004). Hasil pengamatan Ghufron (2004), pada remaja SMA/SMK dan yang sederajat, di Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa prokrastinasimerupakan salah satu kebiasaan yang sering dilakukan remaja dalam menghadapitugas-tugas mereka. Banyak remaja yang menunda untuk mengerjakan pekerjaanrumah, maupun menunda belajar untuk menghadapi ulangan, dengan melakukanaktivitas lain yang tidak penting bagi mereka, sehingga dapat pula dikatakan bahwa istilah yang ada dalam dunia mahasiswa tentang SKS, yang dibelokkankepanjangannya dengan Sistem Kebut Semalam, berlaku pula bagi dunia remaja setingkat SMA/SMK. Kebiasaan belajar tersebut tentunya tidak termasuk metode belajar yang baik dan dapat melekat dalam pribadi siswa dan kebiasaan buruk apabila dilakukan secara terus menerus, perilaku tersebut menurut istilah psikologi disebut dengan prokrastinasi akademik.

4 Adanya perilaku menunda dapat mempengaruhi keberhasilan akademik dan pribadi individu (Knaus, 1992). Sirois (2004) mengemukakan konsekuensi negatif yang timbul dari perilaku penunda yaitu : (1) performa akademik yang rendah, (2) stres yang tinggi, (3) menyebabkan penyakit, (4) kecemasan yang tinggi. Bruno (1998) menyatakan bahwa perilaku menunda mempengaruhi mutu kehidupan seseorang dan merendahkan segala yang ada dalam diri individu. Djamarah (2002) menemukan bahwa banyak mahasiswa yang gelisah akibat menunda-nunda penyelesaian tugas seperti tidur kurang nyenyak, duduk tidak tenang, berjalan terburu-buru, dan istirahat tidak dapat dinikmati. Menurut Knaus (1992), prokrastinasi dapat mempengaruhi keberhasilan akademik dan pribadi mahasiswa. Apabila kebiasaan menunda ini muncul terus menerus pada mahasiswa, tentu akan memberikan dampak negatif dalam kehidupan akademik. Penundaan yang kronis berhubungan dengan sejumlah sifat, termasuk rendahnya rasa kepercayaan diri dan harga diri dan depresi yang tinggi, neurosis, kesadaran diri, kecemasan sosial, pelupa, disorganisasi, impulsif disfungsional, kekakuan perilaku, dan kekurangan energi (Ferrari et. all, 1995). Penelitian Ferrari, prokrastinasi itu terkait dengan rendahnya tingkat kekuatan pribadi atas situasi dan merasa rentan tentang kesalahan, serta menjadi mudah malu di depan orang lain, lebih mencerminkan rendah rasakepercayaan diri dan harga diri (Ferrari,2004).Individu-individu yang melaporkan kecenderungan prokrastinasi yang kuat diharapkan untuk menggunakan presentasi taktik diri yang defensif replected untuk melindungi harga diri mereka. Oleh karena itu, diharapkan bahwa individu yang melakukan prokrastinasi yang kronis akan mencoba untuk bertindak percaya diri untuk meningkatkan citra publik mereka dengan menampilkan dirinya, dan mengevaluasi secara kompetitif prilaku negatif lainnya. Individu yang mempunyai kepercayaan diri yang rendah berarti orang tersebut kurang sanggup, kurang mampu, dan kurang meyakini dirinya bahwa ia dapat mencapai prestasi yang diinginkannya.

5 Kepercayaandiri merupakan modal untuk dapat maju, karena pencapaian prestasi maksimal harus dimulai dengan percaya bahwa ia dapat dan sanggup melampaui prestasi yang pernah dicapainya (Gunarsa, 1989). Perasaan kurangnya kepercayaan diri merupakan tumpuan yang lemah untuk mencapai prestasi maksimal, kurangnya kepercayaan diri berarti meragukan kemampuan diri, dan merupakan pendukung untuk melakukan prokrastinasi. Ferrari (1991) telah secara konsisten menemukan bahwa kecenderungan penundaan yang berkaitan dengan harga diri yang rendah dan rendahnya kepercayaan diri, serta kekhawatiran tentang citra publik, kecemasan atas kinerja tugas, dan kesadaran diri secaraumum dan khusus. Prokrastinator ataupun non prokrastinator juga memiliki harapan negatif tentang kinerja tugas sekarang dan masa depan mereka (Ferrari, 1991). Semakin tingginya kesadaran diri oleh seorang prokrastinator tentang kurangnya kinerja potensial mereka, disertai dengan kurangnya kepercayaan diri, kecemasan atas keterampilan, dan ketidakamanan tentang kemampuan tugas (Ferrari et. all, 1995), membuat mereka tidak mampu mengatur secara efektif kinerja mereka dengan cepat dan ketepatan dalam rentang waktu terbatas untuk menyelesaikan tugas. Singkatnya, individu yang melakukan prokrastinasi yang kronis tidak akan tampil baik di bawah tekanan, melainkan mereka akan menunjukkan kegagalan dalam kecepatan kinerja dan akurasinya. Kepercayaan diri merupakan modal seseorang untuk mencapai sukses. Orang yang mempunyai kepercayaan diri berarti orang tersebut sanggup, mampu, dan meyakini dirinya bahwa ia dapat mencapai prestasi yang diinginkannya. Dengan adanya kepercayaan diriyang kurang merupakan tumpuan yang lemah untuk mencapai prestasi maksimal, sehingga kurangnya kepercayaan diritersebut berarti meragukan kemampuan diri dan merupakan pendukung untuk melakukan prokrastinasi akademik.

6 B. Rumusan Masalah Prilaku prokrastinasi akademik atau menunda-nunda suatu tugas atau pekerjaan sering dialami pada banyak orang dalam kehidupan seharihari. Menurut Solomon & Rothblum (1984) prokrastinasi akademik adalah suatu kecenderungan menunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga tugas-tugas menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu, serta sering terlambat dalam mengikuti pertemuan kelas. Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 23 Agustus 2013 di SMAN 1 Kabupaten Sukabumi, peneliti menemukan bahwa Kelas 10 melakukan prokrastinasi akademik dalam bentuk mengerjakan PR dan tugas di sekolah, terlambat datang ke sekolah, dan terlambat datang ke kelas. Hal ini didukung dengan pernyataan 3 siswa dan 2 siswi SMAN 1 bahwa selain mengerjakan tugas dan PR di kelas, mereka juga sering datang terlambat. Mereka memilih mengerjakan PR di kelas karena merasa kurang percaya diri apabila mengerjakan di rumah tanpa bantuan teman. Keadaan siswa tersebut tentunya dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yang menyebabkan prokrastinasi akademik siswa. Perilaku prokrastinasi akademik, terbentuk dan berkembang dalam proses sosialisasi yang dimulai dari keluarga, akan diperkuat di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.ferrari secara konsisten menemukan bahwa kecenderungan penundaan itu berkaitan dengan harga diri yang rendah dan rendahnya kepercayaan diri (Ferrari, 1991).Dan penundaan yang kronis berhubungan dengan sejumlah sifat, termasuk salah satunya adalah rendahnyakepercayaan diri (Ferrari et. all, 1995). Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kepercayaan diri dengan prokrastinasi akademik pada siswa kelas 10 di SMAN 1.

7 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dengan prokrastinasi akademik pada siswa kelas 10 di SMAN 1. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi keilmuan Psikologi Pendidikan yakni dengan cara memperkaya temuan empirik mengenai hubungan antara kepercayaan diri dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMA atau sederajat. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan pada guru SMA/sederajat untuk dapat mengantisipasif sebab-sebab terjadinya prokrastinasi akademik pada siswa di Sekolah. E. Sistematika Penelitian BAB I : PENDAHULUAN Pada pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II :TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang kajian pustaka mengenai variabel penelitian yaitu mengenai kepercayaan diri dengan prokrastinasi akademik,kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Berisi tentang uraian lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV:HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan.

8 BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.bagian akhir. Bagian akhir dari skripsi ini berisikan daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.