GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL III PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

BAB I PENDAHULUAN Proses terjadinya petir

PT. Ciriajasa Cipta Mandiri

BAB II SISTEM PENANGKAL PETIR

PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II FENOMENA ALAMIAH TERBENTUKNYA PETIR

1. BAB I PENDAHULUAN

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai bulan september 2013 sampai dengan bulan maret

BAB II PENGERTIAN TERJADINYA PETIR

SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL DAN EKTERNAL

Kata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.

BAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR. dan dari awan ke awan yang berbeda muatannya. Petir biasanya menyambar objek yang

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

Perancangan Sistem Penangkal Petir Batang Tegak Tunggal, Tugas Akhir BAB II TEORI DASAR

ANALISA SISTEM PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG BERTINGKAT DI APARTEMEN THE PAKUBUWONO VIEW, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA

BAB IV STUDI PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) - SENAYAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR

KOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009

Politeknik Negeri Sriwijaya

Proteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

SISTEM PROTEKSI EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP SAMBARAN PETIR PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS

Analisis Pengaruh Resistansi Pentanahan Menara Terhadap Terjadinya Back Flashover

SISTEM PENANGKAL PETIR

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN

1 BAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu gejala alam, yakni peluahan muatan listrik statis yang

BAB II PEMAHAMAN TENTANG PETIR

STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP

Penentuan Daerah Perlindungan Batang Petir

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TEORI DASAR GANGGUAN PETIR

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB III SISTEM PERLINDUNGAN PENANGKAL PETIR DAN DATA JUMLAH HARI GURUH PERTAHUN

Protection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008

STUDI AWAL ALAT PROTEKSI PETIR DENGAN METODE PEMBALIK MUATAN

Evaluasi dan Perancangan Sistem Proteksi Petir Internal dan Eksternal Divisi Fabrikasi Baja pada Perusahaan Manufaktur

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR DI GEDUNG PT BHAKTI WASANTARA NET JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dasar Rangkaian Listrik

Aplikasi Konsep Fisika Pada Proses Terjadinya Petir dan Pentingnya Penggunaan Penangkal Petir Pada Bangunan *) Nia Nopeliza **)

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamankan manusia dan peralatan siatem tenaga listrik. Sistem pentanahan

Presented by dhani prastowo PRESENTASI FIELD PROJECT

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH

SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR DI GEDUNG PT BHAKTI WASANTARA NET JAKARTA

JURNAL TEODOLITA. VOL. 15 NO. 2, Desember 2014 ISSN DAFTAR ISI

SISTEM PROTEKSI PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG WIDYA PURAYA

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG STC (SPORT TRADE CENTRE) SENAYAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tegangan rendah yang biasanya tersambung ke rumah-rumah. Di lain sisi

DASAR SISTEM PROTEKSI PETIR

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LITRIK

STUDI GANGGUAN HUBUNGAN SINGKAT SATU FASA KETANAH AKIBAT SAMBARAN PETIR PADA SALURAN TRANSMISI OLEH JUBILATER SIMANJUNTAK NIM :

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum. Pada dasarnya suatu gangguan ialah setiap keadaan sistem yang menyimpang

OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH

TUGAS AKHIR. Evaluasi Sistem Proteksi Instalasi Penangkal Petir Eksternal Pada Bangunan Gedung Departemen Kelautan dan Perikanan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol.13 No.2. Agustus 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

SISTEM PROTEKSI PETIR PADA INSTALASI JARINGAN TELEPON DAN PABX. Lela Nurpulaela ABSTRAK

by: Moh. Samsul Hadi

BAB II LANDASAN TEORI

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LITRIK

BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM PROTEKSI RELAY

DAFTAR PUSTAKA. 1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 Badan Standarisasi

MEMBUAT SISTIM GROUNDING (PENTANAHAN) SEDERHANA

Oleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc

PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang

Analisis Perbandingan Nilai Tahanan Pembumian Pada Tanah Basah, Tanah Berpasir dan Tanah Ladang

BAB II TEGANGAN LEBIH SURYA PETIR. dibangkitkan dalam bagian awan petir yang disebut cells. Pelepasan muatan ini

DESAIN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA KUALA BEHE KABUPATEN LANDAK

BAB III LANDASAN TEORI

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

PENDAHULUAN Perumusan Masalah

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

SISTEM PROTEKSI TERHADAP SAMBARAN PETIR LANGSUNG (DIRECT STRIKE) KE GARDU INDUK. Sudut Lindung. Menara Transmisi Dan Gardu Induk

1BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Petir adalah fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat

Transkripsi:

GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT Electrical engineering Dept Oktober 2008

GROUNDING SYSTEM Petir adalah suatu fenomena alam, yang pembentukannya berasal dari terpisahnya muatan di dalam awan cumulonimbus Umumnya muatan negatif terkumpul dibagian bawah dan ini menyebabkan terinduksinya muatan positif di atas permukaan tanah, sehingga membentuk medan listrik antara awan dan tanah

Jika muatan listrik cukup besar dan kuat medan listrik di udara dilampaui, maka terjadi pelepasan muatan berupa petir atau Terjadi sambaran petir yang bergerak dengan kecepatan cahaya dengan efek merusak yang sangat dahsyat karena kekuatannya. Indonesia terletak didaerah katulistiwa yang panas dan lembab, mengakibtkan terjadinya hari guruh (IKL) yang sangat tinggi dibanding daerah lainnya (100-200 hari pertahun), bahkan daerah cibinong sempat tercatat pada Guiness Book of Records 1988, dengan jumlah 322 petir per tahun.

Kerapatan sambaran petir di Indonesia juga sangat besar yaitu 12/km2/tahun yang berarti pada setiap luas area 1 km 2 berpotensi menerima sambaran petir sebanyak 12 kali setiap tahunnya. Energy yang dihasilkan oleh satu sambaran petir mencapai 55 kwh.

Terjadinya Petir

BAHAYA SAMBARAN PETIR Kerusakan harta benda dan kematian umat manusia yang disebabkan oleh sambaran petir di negara kita relatif tinggi. meninggalnya seorang petani yang sedang bekerja di sawah sampai terhentinya produksi sebuah kilang minyak penghasil devisa negara disebabkan oleh sambaran petir baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu melalui radiasi, konduksi atau induksi gelombang elektromagnetik petir.

Ancaman sambaran petir pada peralatan canggih perlu diwaspadai dan upaya perlindungan terhadap instalasi, bangunan yang berisikan peralatan elektronik seperti pada industri, bank,instalasi penting, militer, bahkan perorangan perlu ditingkatkan. Sambaran petir pada tempat yang jauh + 1,5 km sudah dapat merusak sistem elektronika dan peralatan, seperti instalasi komputer, telekomunikasi kantor dan instrumentasi serta peralatan elektornik sensetif lainnya.

PRINSIP PROTEKSI PETIR System proteksi petir harus mampu : melindungi fisik maupun peralatan dari bahaya sambaran langsung (external protection) dan sambaran petir tidak langsung (internal protection) penyediaan grounding system yang memadai serta terintegrasi dengan baik.

SISTEM PROTEKSI PETIR TERPADU

SIX POINT PLAN Tujuan dari SIX POINT PLAN adalah menyiapkan sebuah perlindungan yang sangat effective dan dapat diandalkan terhadap serangan petir. 1. Menangkap Petir Dengan jalan menyediakan system penerimaan (air terminal) yang dapat dengan cepat menyambut luncuran arus petir 2. Menyalurkan petir Luncuran petir yang telah ditangkap dilasurkan ke tanah/arde secara aman tanpa mengakibatkan terjadinya loncatan listrik (imbasan) ke bangunan atau manusia.

3. Menampung Petir Dengan cara membuat system pertanahan sebaik mungkin (maximum tahanan tanah 5 ohm). Hal ini lebih di karenakan agar arus petir yang turun dapat sepenuhnya diserap oleh tanah dan menghindari terjadinya step potensial.

4. Proteksi Grounding Mencegah terjadinya loncatan yang ditimbulkan adanya perbedaan potensial tegangan antara satu system pentanahan dengan yang lainnya.

5. Proteksi Jalur Power Proteksi terhadap jalur dari power mutlak diperlukan untuk mencegah induksi ke peralatan melalui jalur power (yang umumnya bersumber dari jaringan listrik yang cukup jauh).

6. Proteksi Jalur Data/ Komunikasi Memproteksi seluruh jalur data yang melalui peralatan telephone data dan signaling.

Perlindungan Transmisi Tenaga Listrik dari Sambaran Petir Sistem Perlindungan Petir Mengingat kerusakan akibat sambaran petir yang cukup berbahaya, maka muncullah usaha-usaha untuk mengatasi sambaran petir. Teknik penangkal petir pertama kali ditemukan oleh Benyamin Franklin dengan menggunakan interseptor (terminal udara) yang dihubungkan dengan konduktor metal ke tanah.

Teknik penangkal petir memiliki 2 macam sistem, yaitu : Sistem Penangkal Petir Sistem ini menggunakan ujung metal yang runcing sebagai pengumpul muatan dan diletakkan pada tempat yang tinggi sehingga petir diharapkan menyambar ujung metal tersebut terlebih dahulu. Sistem ini memiliki kelemahan di mana apabila sistem penyaluran arus petir ke tanah tidak berfungsi baik, maka ada kemungkinan timbul kerusakan pada peralatan elektronik yang sangat peka terhadap medan transien. Dissipation Array System (DAS) Sistem ini menggunakan banyak ujung runcing (point discharge) di mana tiap bagian benda yang runcing akan memindahkan muatan listrik dari benda itu sendiri ke molekul udara di sekitarnya. Sistem ini mengakibatkan turunnya beda potensial antara awan dengan bumi sehingga mengurangi kemampuan awan untuk melepaskan muatan listrik.

Sistem Perlindungan Petir Pada Transmisi Tenaga Listrik Menggunakan kawat tanah (overhead groundwire) pada saluran. Prinsip dari pemakaian kawat tanah ini adalah bahwa kawat tanah akan menjadi sasaran sambaran petir sehingga melindungi kawat phasa dengan daerah/zona tertentu. Overhead groundwire yang digunakan untuk melindungi saluran tenaga listrik, diletakkan pada ujung teratas saluran dan terbentang sejajar dengan kawat phasa. Groundwire ini dapat ditanahkan secara langsung atau secara tidak langsung dengan menggunakan sela yang pendek.

Groundwire pada STL Dalam melindungi kawat phasa tersebut, daerah proteksi groundwire dapat digambarkan seperti berikut. Gambar 1. Daerah proteksi dengan menggunakan 1 buah groundwire

Dari gambar 1 di atas, misalkan groundwire diletakkan setinggi h meter dari tanah. Dengan menggunakan nilainilai yang terdapat pada gambar tersebut, titik b dapat ditentukan sebesar 2/3 h. Sedangkan zona proteksi groundwire terletak di dalam daerah yang diarsir. Di dalam zona tersebut, diharapkan tidak terjadi sambaran petir langsung sehingga di daerah tersebut pula kawat phasa dibentangkan. Apabila hx merupakan tinggi kawat phasa yang harus dilindungi, maka lebar bx dapat ditentukan dalam 2 kondisi, yaitu : Untuk hx > 2/3 h, bx = 0,6 h (1 hx/h) Untuk hx < 2/3 h, bx = 1,2 h (1 hx/0,8h)

Proteksi dengan 2 buah Groundwire Gambar 2 Zona perlindungan dari penggunaan 2 buah groundwire.

Dari gambar tersebut, apabila ho menyatakan tinggi titik dari tanah di tengah-tengah 2 groundwire yang terlindungi dari sambaran petir, maka ho dapat ditentukan : ho = h - s/4 Sedangkan daerah antara 2 groundwire dibatasi oleh busur lingkaran dengan jari-jari 5/4 s dengan titik pusat terletak pada sumbu di tengah-tengah 2 groundwire.

Usaha Lain Untuk Meningkatkan Performa Perlindungan Memasang couplingwire di bawah kawat phasa (konduktor yang disertakan di bawah saluran transmisi dan dihubungkan dengan sistem pentanahan menara listrik). Mengurangi resistansi pentanahan menara listrik dengan menggunakan elektroda pentanahan yang sesuai. Menggunakan arester.

Usaha Lain Untuk Meningkatkan Performa Perlindungan Memasang couplingwire di bawah kawat phasa (konduktor yang disertakan di bawah saluran transmisi dan dihubungkan dengan sistem pentanahan menara listrik). Mengurangi resistansi pentanahan menara listrik dengan menggunakan elektroda pentanahan yang sesuai. Menggunakan arester.

Proteksi Instalasi Listrik dari tegangan Lebih akibat Petir Persyaratan : Arester sedapat mungkhin pada titik percabangan dan pada ujung-ujung saluran yg panjang, baik saluran utama maupun saluran cabang Jarak antara arester yg satu dan yg lainnya tidak boleh melebihi 1000 m dan didaerah banyak petir jaraknya tidak boleh lebih dari 500 m Jika terdapat kabel tanah sebagai bagian dari sistem, arrester dipasang pada kedua ujung kabel.

Pada jaringan dgn sistem TN, arester dipasang pada ketiga penghantar fase. Penghantar bumi arester dihubungkan dengan penghantar netral dan kemudian dibumikan. Pada jaringan yang mengunakan sistem TT, harus dipasang pula arester tambahan yg menghubungkan penghantar netral dgn bumi Bila penghantar netral pada tempat pemasangan arester tersebut dibumikan, maka arester pada penghantar netral tidak diperlukan, tetapi pengantar buminya harus diisolasi

Untuk mendapatkan efek proteksi yg baik dari arester, maka araester harus dibumikan melalui penghantar pembumi yg sependek-pendeknya dan dengan resistans pembumian sekecil mungkin Elektrode bumi yg sudah ada, misalnya penangkal petir dan jaringan pipa air minum dari logam yg ditanam masih digunakan dan memenuhi syarat, dapat dipakai untuk pembumian arester.

Arester yg dipasang pas SUTR digunakan untuk membatasi teganagn lebih, dan pada prinsipnya terdiri atas rangkaian seri celah proteksi Dengan pemasangan arester maka tegangan lebih impuls akibat petir secara aman akan disalurkan ke bumi

Penempatan arester pada instalasi konsumen Arester dipasang didekat titik masuk instalasi rumah dan ditemapatkan bersama dalam PHB Utama Arester dibumikan dengan penghantar pembumian yang spendek mungkin dan pembuminanya harus disatukan dengan pembumian instalasi listrik.

Arester pada sistem Informasi Peralatan elektronik pada instalasi sistem informasi seperti alat instrumentasi, komputer dan alat komunikasi sangat peka terhadap pembebanan tegangan lebih dan memerlukan proteksi dari tegangan lebih dengan menggunakan arester khusus Arester tersebut dapat berupa arester isi gas, varistor, zener diode dan gabunganya

Proteksi saluran dan Instalasi listrik pada bangunan Instalasi listrik pada bangunan yg menggunakan instalasi petir harus dipasang pada jarak yang cukup jauh dari instalasi penangkal petir tersebut Jika tidak dapat dipenuhi instalasi listrik disemua titik yang berdekatan denhan instalasi penankal petir harus dihubungkan dengan instalasi penagkal petir melalui celah proteksi

Pada bangunan yg mempeunyai instalasi penangkal petir dan instalasi listrik terdapat bahaya loncatan listrik dari instalasi petir ke instalasi listrik. Tiang atap satuan listrik tidak boleh disambung secara konduktif dengan instalasi petir harus sekurang-kurangnya 1 meter Bila jarak 1 m tidak tercapai maka tiang atap harus dihubungkan dengan instalasi penangkal petir melalui celah proteksi.