BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kebidanan dan Kandungan. A.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012. A.3 Tempat Penelitian Penelitian Penelitian ini dilaksanakandi RSUD Tugurejo Semarang. B. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Baik variabel bebas maupun variabel terikat diukur menurut keadaan atau statusnya pada waktu diobservasi. Penelitian cross-sectional ini merupakan salah satu studi observasional, dimana peneliti mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan melakukan pengukuran sesaat. 36 C. Populasi dan Sampel Penelitian C.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. 37 Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien kasus asfiksia neonatorum denganpertolongan persalinan letak sungsang perabdominam dan pervaginam dan penyulit kehamilan lainnyapada tahun 2009 sebanyak 30 kasus dan pada tahun 2010 sebanyak 39 kasus di RSUD Tugurejo Semarang. C.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya. 37 29
C.2.1 Besar Sampel Besar sampel dalam penelitian ini adalah semua kasus persalinan letak sungsang dan penyulit kehamilan persalinan lainnya pada periode 2009-2010 di RSUD Tugurejo Semarang sebanyak 69 sampel. C.2.2 Teknik Pengambilan Sampel Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. 37 1. Kriteria inklusi: a. Pasien ibu hamil poli bagian obsgin di RSUD Tugurejo Semarang b. Ibu melahirkan dengan tindakan persalinan sungsang perabdominam dan pervaginam oleh dokter penolong sesuai indikasi. c. Kehamilan tunggal d. Ibu hamil dengan catatan medik selama kehamilan lengkap. 2. Kriteria eksklusi: Pasien ibu hamil dengan catatan medis tidak jelas. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggotaanggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.sementara itu menurut Sastroasmoro, variabel didefinisikan sebagai subyek penelitian yang berubah dari subyek tertentu ke subyek lain. 36,38 D.1 Variabel Terikat Variabel tergantung adalah variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah asfiksia neonatorum. D.2 Variabel Bebas Variabel adalah variabel yang jika mengalami perubahan maka akan mengakibatkan perubahan pada variabel lain. 30
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor Ibu a. Umur b. Hipertensi c. Anemia d. Perdarahan antepartum e. Paritas. 2. Faktor Bayi a. Prematuritas b. Berat Badan Lahir (BBL). 3. Faktor Persalinan a. Persalinan letak sungsang : - Persalinan perabdominam (sectio caesarea). - Persalinan pervaginam secara persalinan spontan ( teknikbracht), manual aid, ekstraksi. b. Partus lama atau macet. c. Ketuban Pecah Dini (KPD). E. Bahan dan Alat Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medis pasien rawat inap RSUD Tugurejo Semarang. F. Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Data sekunder meliputi data variabel yang medis proses persalinan di RSUD Tugurejo Semarang, meliputi : jenis pertolongan persalinan sungsang perabdominam dan pervaginam dan asfiksia neonatorum. 31
G. Definisi Operasional Definisi operasional bermanfaat untuk memberi batasan pengertian variabel-variabel penelitian. 22 No. Variabel Definisi Operasional 1. Asfiksia Asfiksia neonatorum Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. 2. Umur Umur ibu pada saat melahirkan. Satuan dan Pengkatagorian Cara Pengukuran Skala Dalam analisis dikategorikan dalam interpretasi hasil skor APGAR, yaitu: 1. 7-10 normal 2. 4-6 Asfiksia Sedang 3. 1. 0-3 Asfiksia Berat Tahun. Dalam analisis dikategorikan dalam umur reproduksi sehat, yaitu 1. 20-35 tahun 2. < 20 tahun, >35 tahun Diukur berdasarkan skor APGAR dan medik. Diukur dengan cara melihat dari catatan medik. 3. Hipertensi pada Kehamilan Tekanan darah ibu pada saatsebelum persalinan yang diukur oleh tensi meter. 4. Anemia Kadar Hemoglobin dalam darah ibu hamil yang menunjukkan terjadinya anemia atau tidak 5. Perdarahan Antepartum Perdarahan pervaginam pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih. 6. Paritas Jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup maupun mati. mmhg. Dalam analisis faktor risikodikategorikan menjadi: 1. Normal 2. Hipertensi %gr. Dalam analisis faktor risiko dikategorikan sesuai titik potong (10,95), yaitu : 1. >11%gr (tidak anemia) 2. < 11%gr (anemia) Dalam analisis faktor risiko, penyebab terjadinya perdarahan antepartum diantaranya: 1. Tidak Perdarahan 2. Perdarahan Orang. Dalam analisis faktor risiko dikategorikan menjadi: 1. Primipara 2. Multipara 3. Grandemultipara Menggunakan alat tensi meter yang dilakukan oleh tenaga penolong persalinan diambil dari catatan medik. Diukur melalui pemeriksaan Kadar Hbdengan metode Cyanmet, pada waktu hamil dan saat sebelum bersalin diambil dari catatan medik dan ANC. Dilakukan diagnosa penolong persalinan dan diambil dari catatan medik. Diukur dengan cara medik. 32
7 Prematuritas Bayi yang lahir pada usia kehamilan <37 minggu. 8. Berat Badan Lahir (BBL) 9. Persalinan dengan tindakan 10. 11. Partus lama atau macet. Ketuban Pecah Dini (KPD) Berat badan lahir yaitu berat badan bayi pada saat lahir. Kondisi yang dialami ibu pada saat melahirkan sampai berakhirnya proses persalinan. Keadaan dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi ibu maupun janin. Kondisi ketuban pada saat persalinan berlangsung yang disebabkan oleh kurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intrauteri Dalam analisis faktor risiko dikategorikan menjadi: 4. Bayi tidak prematur 3. Bayi prematur di garis batas (37 minggu) 2. Bayi prematur sedang (31-36 minggu) 1. Bayi sangat prematur (24-30 minggu) Dalam analisis faktor risiko dikategorikan menjadi: 1. Berat badan lahirnormal 2. Berat badan lahir (BBLR) 1800-2500 gram 3. Berat badan lahir(bblsr) <1500 gram 4. 1. Berat badan lahir ekstra rendah (BBLER) < 1000 gram. Dalam pertolongan persalinan letak sungsang, ada 2 jenis pimpinan persalinan, yaitu : 1. Persalinan perabdominam Sectio caesarea (SC). 2. Persalinan pervaginam - Persalinan spontan (Teknik Bracht) - Manual Aid - Ekstraksi vakum Riwayat proses kehamilan bayi berlangsung lebih dari 24 untuk primi dan 18 jam untuk multi. 1. Tidak partus lama 2. Partus lama 1. Tidak KPD 2. Ketuban Pecah Dini (KPD). Dilakukan diagnosa berdasarkan gambaran fisik dan usia kehamilan penolong persalinan dan medik. Dilakukan diagnosa penolong persalinan dan diambil dari catatan medik. Dilakukan diagnosa penolong persalinan dan diambil dari catatan medik Dilakukan diagnosa penolong persalinan dan medik Diukur dengan mengetahui tandatanda KPD dan medis proses persalinan. 33
H. Pengolahan Data Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan komputer melalui tahapan, cleaning editing,coding, entry data. 36 1. Cleaning Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan cleaningdata (pembersihan data ) yang berarti sebelum data dilakukan pengolahan, data dicek terlebih dahulu agar tidak terdapat data yang tidak perlu. 2. Editing Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan pengeditan untuk mengecek kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman data. 3. Coding Dilakukan untuk memudahkandalam pengolahan data termasukdalam pemberian skor. a. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah asfiksia neonatorum.dalam analisis dikategorikan dalam interpretasi hasil skor APGAR. 1. 7-10 normal 2. 4-6 Asfiksia Sedang 3. 0-3 Asfiksia Berat b. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor Ibu a. Umur 1. 20-35 tahun 2. <20 tahun atau > 35tahun b. Tekanan Darah 1. Tidak 2. Hipertensi c. Anemia Dalam analisis faktor risiko dikategorikan sesuai titik potong (10,95), yaitu : 34
1. >11%gr (tidak anemia) 2. < 11%gr (anemia) d. Perdarahan antepartum Dalam analisis faktor risiko, penyebab terjadinya perdarahan antepartum diantaranya: 1. Tidak Perdarahan 2. Perdarahan e. Paritas Dalam analisis faktor risiko dikategorikan menjadi: 1. Primipara 2. Multipara 3. Grandemultipara 2. Faktor Bayi a. Prematuritas Dalam analisis faktor risiko dikategorikan menjadi: 1. Bayi normal 2. Bayi prematur di garis batas (37 minggu) 3. Bayi prematur sedang (31-36 minggu) 4. Bayi sangat prematur (24-30 minggu) b. Berat Badan Lahir (BBL) Dalam analisis faktor risiko dikategorikan menjadi: 1. Berat badan lahir normal 2. Berat badan lahir (BBLR) 1800-2500 gram 3. Berat badan lahir(bblsr) <1500 gram 4. Berat badan lahir ekstra rendah (BBLER) < 1000 gram. 3. Faktor Persalinan a. Persalinan letak sungsang : 1. Persalinan perabdominam (sectio caesarea). 2. Persalinan pervaginam secara persalinan spontan ( Teknik Bracht), manual aid, ekstraksi. b. Partus lama atau macet. 35
1. Tidak 2. Partus lama atau macet c. Ketuban Pecah Dini (KPD). 1. Tidak KPD 2. Ketuban Pecah Dini (KPD) 4. Entry Data Memasukkan data ke dalam program komputer untuk proses analisis data. I. Analisis Data I.1 Univariat Analisa univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan variabel yang diteliti.dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik untuk mengetahui proporsi masing-masing variabel. I.2. Analisa Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Teknik analisis yang digunakan adalah uji statistik Chi- Square dan Fisher s Exact. Seluruh proses pengolahan data dan analisis data menggunakan alat bantu komputer. I.3. Analisa Multivariat Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat, dan variabel bebas mana yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji regresi logistik. Analisis regresi logistik untuk menjelaskan pengaruh beberapa variabel bebas secara bersamaan dengan variabel terikat. Prosedur yang dilakukan terhadap uji regresi logistik, apabila masing-masing variabel bebas dengan menunjukan nilai p <0,05 dan p 0,25 pada analisis univariat tetapi secara biologis bermakna maka variabel tersebut dapat dilanjutkan dalam analisi multivariat. Semua variabel kandidat dimasukkan bersama-sama untuk dipertimbangkan 36
menjadi model dengan hasil menunjukkan nilai (p <0,05). Variabel terpilih dimasukkan kedalam model dan nilai p yang tidak signifikan dikeluarkan dari model, berurutan dari nilai p tertinggi. 37