BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri mebel merupakan salah satu sektor industri yang terus berkembang di Indonesia. Pada era sekarang, mebel kayu telah menjadi kebutuhan wajib yang diperlukan untuk memberikan desain interior yang baik bagi rumah serta dapat memberikan kenyamanan sehingga dapat menunjang berbagai aktivitas. Industri mebel juga berperan penting sebagai sumber devisa bagi negara karena peminat dari produk ini juga datang dari luar negeri. Sejauh ini industri furniture/mebel Indonesia masih memiliki pamor bagus dalam perdagangan dunia. Pada ajang pameran tunggal bertajuk Indonesia Paviliun yang berlangsung selama 18-22 Maret 2007 di Shenzen - Cina, furniture asal Indonesia banyak diminati oleh para pembeli Internasional. Terdapat sekitar 50 hingga 70 pembeli telah meminta pengusaha Indonesia untuk menjadi pemasok furniture dan kerajinan Indonesia dengan nilai transaksi mencapai sekitar US$ 100 juta (Tempo Interaktif, Jakarta, 9 April 2007). Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali pemain dalam industri mebel ini. Selain pesaing dari dalam negeri, pesaing dari luar negeri juga tidak kalah banyak. Produk yang dihasilkan juga memiliki kualitas dan harga yang bersaing. Untuk menghadapi persaingan yang semakin pesat ini, maka perusahaan harus mengeluarkan usaha ekstra sehingga perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang. Perusahaan memerlukan laba untuk dapat terus bertahan dan 1
2 berkembang. Oleh sebab itu, perusahaan harus mengupayakan usaha-usaha untuk dapat meningkatkan labanya. CV. Makmur Berseri merupakan sebuah pabrik industri kayu yang mengolah bahan baku kayu menjadi barang jadi berupa berbagai macam mebel atau perabotan rumah, yang berlokasi di Kaliasin Dalam, kota Singkawang, provinsi Kalimantan Barat. Terdapat 5 jenis produk yang menjadi produk utama dari CV. Makmur Berseri, yaitu kursi baso, kursi lipat, rak dispenser, rak TV, dan ranjang tunggal. Dalam memproduksi kayu menjadi barang jadi, CV. Makmur Berseri memperoleh bahan baku melalui pemasok-pemasok kayu, disamping memperoleh bahan baku secara sendiri, yaitu dengan menanam pohon sendiri. Namun, perusahaan mengalami kesulitan dalam menentukan jumlah produksi yang optimal sesuai dengan ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan mesin. Perusahaan sulit menentukan berapa unit masing-masing jenis produk yang harus diproduksi berdasarkan sumber daya yang dimiliki, karena masing-masing jenis produk memiliki kendala yang berbeda-beda serta keuntungan yang diperoleh dari masing-masing jenis produk juga berbeda. Selain itu, kesulitan perusahaan dalam menentukan jumlah produksi yang optimal juga disebabkan karena permintaan masing-masing jenis produk yang berbeda-beda pada setiap bulannya. Adanya fluktuasi permintaan menyebabkan perusahaan mengalami kelebihan ataupun kekurangan jumlah produksi. Sehingga keuntungan yang diperoleh perusahaan juga mengalami fluktuasi pada setiap bulannya.
3 Berikut merupakan data penjualan dari masing-masing produk pada periode bulan Oktober 2010 sampai September 2011: Tabel 1.1 Data Penjualan Masing-Masing Produk CV. Makmur Berseri Penjualan Kursi Kursi Rak Rak Ranjang Baso Lipat Dispenser TV Tunggal Tahun 2010 Oktober 1282 1305 1175 801 480 November 1290 1065 1198 702 421 Desember 1310 1242 1201 819 491 Tahun 2011 Januari 1224 1325 1122 765 459 Februari 1135 1229 1052 810 486 Maret 1080 1024 990 675 405 April 1032 1092 1056 645 432 Mei 1181 1119 1048 738 443 Juni 1210 1147 1109 756 454 Juli 1253 1129 1148 783 429 Agustus 1195 1133 1096 798 448 September 1108 1051 1245 693 487 Sumber: Data CV. Makmur Berseri Jika masalah ini tidak diselesaikan, maka perusahaan akan terus menerus mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan pelanggan. Hal ini akan mempengaruhi loyalitas konsumen pada perusahaan. Ketika permintaan pelanggan tinggi, tetapi jumlah produksi rendah, maka pelanggan dapat beralih kepada produk pesaing. Hal ini tentunya sangat merugikan perusahaan. Selain itu, ketika permintaan pelanggan lebih rendah dibandingkan dengan jumlah produksi, produk akan disimpan di gudang penyimpanan. Namun, jika keadaan ini terus
4 menerus terjadi, maka produk yang disimpan di gudang penyimpanan akan mengalami penumpukan. Produk yang disimpan di gudang dapat mengalami kerusakan akibat penyimpanan yang terlalu lama, disamping itu pengeluaran perusahaan untuk pemeliharaan gudang dan biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi barang yang pada akhirnya berlebih juga menjadi suatu hal yang menambah panjangnya daftar biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Semua ini pada akhirnya dapat menyebabkan perusahaan mengalami kerugian. Metode linear programming merupakan metode yang tepat untuk memecahkan masalah yang dialami oleh perusahaan. Metode linear programming membantu perusahaan dengan cara mengkombinasikan variasi produk yang ada berdasarkan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga perusahaan dapat melakukan produksi secara optimal untuk memperoleh keuntungan maksimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian pada CV. Makmur Berseri mengenai cara mengoptimalkan jumlah produksi sehingga perusahaan dapat memaksimalkan keuntungannya. Berdasarkan latar belakang inilah, maka penelitian ini memiliki judul Penerapan Model Linear Programming untuk Mengoptimalkan Jumlah Produksi dalam Memperoleh Keuntungan Maksimal CV. Makmur Berseri. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Apa hambatan yang dialami perusahaan dalam memperoleh keuntungan maksimal.
5 2. Bagaimana perusahaan menentukan kombinasi jumlah produk yang tepat untuk memperoleh keuntungan maksimal. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui hambatan yang dialami perusahaan dalam memperoleh keuntungan maksimal. 2. Menentukan kombinasi jumlah produk yang tepat untuk memperoleh keuntungan maksimal. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Mengetahui jumlah produksi yang optimal melalui pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga sumber daya dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan maksimal. 2. Memberikan masukan bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berdampak bagi kemajuan perusahaan.