BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif. diciptakan dapat mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

mengenai perubahan representasi kartun Panji Koming terhadap dua kondisi politik yang berbeda juga mewakili apa yang terjadi terhadap media-media

Kartun Konpopilan, Kartun Bisu yang Bicara

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat kepada media massa menjadikan peranan pers semakin penting. Seorang

MENGENAL TOKOH KARTUN DALAM KORAN

Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dikoreksi dari 6.02 menjadi 5,81 persen 1. Penurunan

PARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata serta suara yang tertulis (Koendoro,2007:25). Komik terbentuk dari

Menafsir Makna Kartun Panji Koming di Surat Kabar Kompas pada 16 Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan zaman orde baru dimana setiap pemberitaan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

KARTUN KONPOPILAN PADA KORAN KOMPAS (Kajian Bahasa Rupa)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman ini banyak sekali beredar surat kabar, koran-koran, majalah

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN. individu lain yang berasal dari daerah atau wilayah lain. Oleh karena itu, bahasa. Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Kartun Konpopilan, Kartun Untuk Orang Pintar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Farhan Akbar Muttaqi, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI BULAN JUNI 2010 SKRIPSI

Apresiasi Buku Menulis untuk Dibaca: Feature dan Kolom Bab I, II, III, IV, V, XXI, dan Lampiran Kolom Karya Zulhasril Nasir, Ph.D.

UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

KRITIK TERHADAP MORAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM KARIKATUR POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PEMAKNAAN KARIKATUR EDITORIAL CLEKIT VERSI KOALISI OPOSISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. sekadar melaporkan berita tetapi juga mengomentarinya. Surat kabar

AMIN MUHTADI A

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan yang tidak biasa dilepaskan dari bagian aktifitas manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

WACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI

KARTUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Besar Bahasa Indonesia (2005: 88), bahasa ialah sistem lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi tidak lagi sekedar kegiatan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Tamburaka (2013: 47) dalam buku yang berjudul Agenda Setting

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO YANG BERJUDUL BAHASYIM SALABIM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN. jenis, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa online.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam

BAB I PENDAHULUAN. kita melihat dari sisi pandang seorang penikmat sastra tulis. Cerpen ataupun

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. dewasa bisa menentukan pilihan medianya masing-masing. sebagai salah satu penyedia informasi. Tampilan cover seperti, warna,

PEMAKNAAN COVER MAJALAH TEMPO. (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 15 Agustus 2010) SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih pemimpinnya secara langsung. Hal ini mempunyai makna yang sangat strategis bagi masa depan bangsa Indonesia karena Pemilu merupakan momentum bagi kelanjutan agenda reformasi dan demokratisasi, serta merupakan kesempatan terbaik dan terbuka bagi rakyat Indonesia untuk berperan dalam menentukan arah dan kemajuan di masa mendatang. Dalam Pemilu, elite politik menjadi salah satu faktor penting yang dapat mencerminkan bagaimana perilaku dan budaya politik di Indonesia. Hal ini dikarenakan perilaku politik para elite erat kaitannya dengan kampanye politik yang dilakukan, koalisi yang terbentuk dari hasil lobi-lobi politik, dan budaya politik yang mempengaruhi kepemimpinan di Indonesia. Perilaku politik dari para elite politik selalu menarik untuk disajikan dalam sebuah berita karena perilaku politik elite ini memiliki nilai berita yang tinggi, khususnya dalam masa Pemilu. Melalui pembingkaian berita pada media massa, kita bisa melihat bagaimana sikap dan sifat elite politik yang akan bekerja mewakili rakyatnya. Selama Pemilu, media massa rutin 1

menampilkan perilaku elite politik sebagai berita utama. Media massa seperti koran pun tak pernah absen memberitakan perilaku para elite politik pada saat pemilu dan menyajikannya sebagai halaman utama. Wacana mengenai Pemilu di media ini tidak hanya ditampilkan melalui berita atau artikel saja, tetapi juga melalui rubrik komik. Menurut Sobur (2006, h. 140), media pers Indonesia menampilkan komik kartun dan karikatur sebagai ungkapan kritis terhadap berbagai masalah yang berkembang secara tersamar dan tersembunyi. Pembaca diajak untuk berpikir, merenungkan, dan memahami pesan-pesan yang tersurat dan tersirat dalam gambar tersebut. Acapkali gambar itu terkesan lucu karena mengandung unsur humor sehingga pembaca tersenyum dan tertawa. Menurut Setiawan (2002, dikutip dalam Sobur, 2006, h. 137), pengertian komik secara umum adalah cerita bergambar dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku pada umumnya mudah dicerna dan lucu. Mengutip dari McCloud (2001, h. 9), komik didefinisikan sebagai gambar-gambar yang disandingkan dalam urutan tertentu yang dimaksudkan untuk menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik bagi pembacanya. Komik dapat membawa kita (pembaca) berimajinasi ke dalam alam yang berbeda dari alam kita, atau ke dalam lingkungan sosial yang tidak akan pernah kita masuki (Bonneff, 1998, h. 8). Di Indonesia sendiri, sejarah komik dimulai melalui baris komik (comic 2

strip) bersambung di media cetak. Karya Kho Wan Gie, pada surat kabar Sin Po tercatat sebagi awal komik dimulai, yakni pada tahun 1931 (Ajidarma, 2011, h. 2). Sebagai salah satu produk jurnalistik, cerita komik strip merupakan sebuah cerita berdasarkan fakta yang tertuang melalui gambar yang dibuat melalui imajinasi dari komikusnya. Cerita pada komik strip berdasarkan konstruksi yang terjadi di dunia nyata. Tak jarang, komik strip digambarkan sebagai medium untuk mengkritik masalah sosial yang sedang terjadi. Meskipun hanya sebuah gambar yang tersusun secara berurutan dan terdiri dari 3-6 panel, kehadiran komik strip dalam surat kabar bisa memberikan gambaran lain dalam memandang suatu permasalahan. Melalui gambar yang cukup diserap satu indra, komik merepresentasikan semua indra dan melalui karakter garis-garis komik dapat merepresentasikan dunia emosi yang tidak terlihat (Ajidarma, 2011, h. 22). Lebih lanjut, komik dapat dijadikan sebagai media representasi melalui gambar-gambar dan kata-kata. Dalam pengertiannya, representasi merupakan penggunaan tanda-tanda (gambar, suara, dan sebagainya) untuk menampilkan sesuatu yang diserap, diindra, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik (Danesi, 2010, h. 3). Di sisi lain, komik tidak hanya menjadi media hiburan namun juga sebagai alat propaganda, media representasi, media perubahan sosial dan media 3

dalam melakukan kritik sosial. Komik yang mengkritik mengenai permasalahan sosial terlihat dalam karya-karya Will Einser dengan A Contract with God, Matt Groening dengan The Simpsons, komik Thadguy.com, dan Dwi Koendoro Brotoatmodjo dengan Panji Koming. Salah satu komik yang konsisten menggambarkan keadaan sosial dan politik termasuk peristiwa pemilu di Indonesia adalah komik Panji Koming. Panji Koming merupakan sebuah kolom kartun yang diterbitkan secara berkala di surat kabar Kompas edisi Minggu sejak 14 Oktober 1979 hingga sekarang. Kartun ini diciptakan oleh Dwi Koendoro Brotoatmodjo. Nama kartun ini berasal dari karakter yang juga tokoh utamanya yaitu Panji Koming. Kartun Panji Koming ini merupakan bentuk lain dari rubrik opini (views) redaksi surat kabar Kompas. Sejak pertama hadir menyapa pembaca, Kompas turut aktif membukakan cakrawala pengetahuan Panji Koming sebagai kartun editorial surat kabar Harian Kompas, dan secara kontinyu hadir menyuarakan visi surat kabar tersebut (Setiawan, 2002, h. 85). Setiawan (2002, h. 135) mengungkapkan bahwa bila kita lihat peran Panji Koming sebagai bagian dari editorial Kompas, maka aura tajuk rencana Harian Kompas yang akan tampak. Disinilah sebenarnya sekuens peristiwa (diegesis) fenomena sosio-politik dalam negeri terefleksi dalam cerita Panji Koming. 4

Panji Koming tidak sekadar menjadi hiburan visual bagi pembacanya, karena Panji Koming juga turut memanggul amanat redaksional yang tidak secara eksplisit dijelaskan. Namun, biasanya ia merupakan representasi dari esensi berita aktual, yang banyak mendapat tanggapan masyarakat. Meskipun tanda-tanda visual dan narasi teksnya menggambarkan situasi masa lalu (zaman Majapahit) tetapi secara anakronistis kisah-kisah tersebut merupakan metafora situasi aktual di Indonesia. Utamanya tentang kehidupan sehari-hari dan fenomena sosial-politik yang berdasarkan pada realita kehidupan yang terjadi masyarakat, termasuk peristiwa politik yang sangat penting dan turut menentukan nasib bangsa ini, yaitu Pemilihan Umum. Dalam kartun ini, terdapat pesan yang ingin disampaikan kartunisnya. Pesan tersebut disampaikan melalui media gambar, yang menjadi tanda dan lambang dalam berkomunikasi antara kartunis dengan pembacanya. Tanda dan lambang tersebut adalah unsur-unsur yang terdapat dalam kartun, seperti garis, komposisi bentuk dan arsiran, sehingga menjadi kesatuan utuh yang membentuk sebuah karakter dan jalinan pesan. Dengan komposisi garis dan warna, seorang kartunis dituntut mampu memuat pesan yang ingin disampaikan melalui media kartun yang dimuat. Di sinilah sebenarnya dibalik gambar dan teks dalam kartun terdapat masalah yang tersembunyi yang harus dipikirkan dan direnungkan secara mendalam, seperti apa yang hendak disampaikan kartunisnya dan media massa tempat komik tersebut bernaung. Dikarenakan penerbitannya yang seminggu 5

sekali, komik Panji Koming pun memiliki kelebihan dalam tenggat waktu penerbitan (relatif longgar). Dengan tenggat waktu longgar inilah sang kartunis dapat dengan leluasa mencermati dan mengeksplorasi kejadian dan fakta-fakta terkait pelaksanaan Pemilu 2014. Penelitian ini penting dan menarik untuk dikaji karena komik merupakan media yang dapat merepresentasikan seluruh indra melalui gambaran karakterkarakter yang ditampilkan walau hanya mengandalkan sisi visual saja (indra penglihatan). Komik strip pada media cetak juga merupakan konstruksi berdasarkan realita yang terjadi dalam masyarakat dan Panji Koming sebagai komik pun secara konsisten menggambarkannya dengan metafora, termasuk juga mengenai peristiwa Pemilu di Indonesia, yang mana merupakan sebuah momentum. Selain itu, terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh kartunis Panji Koming mengenai Pemilu di dalam komiknya. Hal inilah yang membuat penelitei memutuskan untuk meneliti komik Panji Koming dan mengkaji representasi perilaku elite politik dalam Pemilu 2014 pada Harian Kompas dengan menggunakan metode semiotika Charles Sanders Peirce. 1.2. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, rumusan masalah penelitei adalah: bagaimana representasi perilaku politik para elite dalam Pemilu 2014 di rubrik komik Panji Koming pada Harian Kompas? 6

1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi perilaku elite politik dalam Pemilu 2014 di rubrik komik Panji Koming. 1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan kajian semiotika, khususnya pada rubrik komik yang terkait dengan perilaku politik elite politik. 1.4.2. Kegunaan Praktis Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat serta acuan kepada pembaca komik dan memberikan wawasan tentang politik, khususnya melalui media komik. 7