baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB I PENDAHULUAN. keluarga adalah pendiri mempunyai fokus pada usaha keras agar bisnis dapat

BAB I PENDAHULUAN. banyak perbedaan. Untuk menjadi seorang pegawai dibutuhkan kepandaian, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam hal. menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan mencipta memerlukan adanya

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang

Entrepreneurship and Inovation Management

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

KEWIRAUSAHAAN I Konsepsi Dasar Kewirausahaan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna menghasilkan nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Budaya merupakan nilai-nilai yang dimiliki manusia, bahkan mempengaruhi

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Thomas W. Zimmerer dalam Suryana (2003:10) mengemukakan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

KEWIRAUSAHAAN I. Pengertian Kewirausahawan. M. Rizal Situru, S.H.,M.B.L. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. faktor demografi (Ahmad et al 2013). Risiko berperan penting dalam pengambilan

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin

banyak Rp 1 miliar per tahun.

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor

Kewirausahaan dan Memulai Bisnis Kecil

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH SETINGKAT SMA DI KECAMATAN JATINANGOR SRI AYU NUR HASANAH ABSTRACT

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Objek

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Kata kewirausahaan diambil dari kata wirausaha. Sebagian orang ada

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan selama kehidupannya. Menurut

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN I. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

Materi Kewirausahaan dan Prakarya Kelas X SMA Semester 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB II LANDASAN TEORI

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN 1.IDE KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

Rencana usaha merupakan catatan ringkas yang dibuat oleh wirausaha. untuk menggambarkan operasi dan menerangkan soal keuangan, tahap

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

Wirausaha, Manajer dan Karyawan M. Judi Mukzam

Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II URAIAN TEORITIS. karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana, 2010:2).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN:

Kewirausahaan. Kewirausahaan dan Lingkungan Global. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

Psikologi Dunia Kerja Profesionalisme dan Karir Kerja

Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN KONSEPSI DASAR KEWIRAUSAHAAN. 02Fakultas FASILKOM. Program Studi SISTEM INFORMASI

DESKRIPSI MATA KULIAH

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

KEWIRAUSAHAAN (Pengetahuan dan Keterampilan bagi Wira-Usaha Baru)

MODAL DASAR KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN 4 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA. Menteri Pendidikan Nasional menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan

Dr. Sri wahyu Lelly Hana Setyanti, SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

Transkripsi:

2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis, kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik (Ranto, 2007: 21). Menurut Suherman (2008:13) kewirausahaan pada dasarnya merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki jiwa tersebut tentu saja dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi pelaku kewirausahaan. Kewirausahaan menurut Drucker dalam Winardi (2003:59) adalah kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda." Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. 2.1.2 Hakekat Kewirausahaan

Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Berdasarkan pemahaman tersebut, Suryana (2003:13) mengidentifikasi enam hakekat penting dari kewirausahaan sebagai berikut. 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis. 2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different). 3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth). 5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,

memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. 2.1.3 Jenis-Jenis Entrepreneurship Jenis-jenis entrepreneurship menurut Clarence danhof, yang diterjemahkan oleh Winardi (2003:20-21) adalah: a. Innovating Entrepreneurship Entrepreneurship demikian dicirikan oleh pengumpulan informasi secara agresif serta analisis tentang hasil-hasil yang dicapai dan kombinasikombinasi baru faktor-faktor produksi. b. Imitative Entreprenership Entrepreneurship demikian dicirikan oleh kesediaan untuk menetapkan inovasi-inovasi yang berhasil diterapkan oleh kelompok innovating entrepreneur. c. Fabian Entrepreneurship Entrepreneurship demikian dicirikan oleh sikap yang teramat hati-hai yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, bahwa apa bila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relative mereka di dalam industri yang bersangkutan

d. Drone Entrepreneurship Entrepreneurship demikian dicirikan oleh penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi, sekalipun tersebut akan mengakibatkan mereka merugi dibandingkan dengan para produsen lainnya. 2.1.4 Keuntungan Dan Kerugian Kewirausahaan Keuntungan dan kerugian kewirausahaan menurut Lambing, peggy dan Kuehl (2000:114), mengemukakan: a. Keuntungan kewirausahaan 1. Autonomy Yaitu kebebasan untuk membuat keputusan bisnis dan perasaan puas untuk menjadi bos dalam perusahaannya. 2. Challenge of start-u /feeling of achievement Untuk sebagian besar wirausaha, tantangan untuk memulai usaha adalah sesuatu yang menyegarkan. Kesempatan untuk menggubah konsepbisnis ke bisnis yang menggutungkan merupakan kebanggaan dan tanggung jawab semata-mata dari ide bisnis yang telah direalisasikan. 3. Financial control Wirausaha biasanya mempunyai modal sendiri yang independen, dan ini sering menjadi anggapan bahwa wirausaha biasanya adalah orang-orang yang kaya, tidak semua wirausaha semata-mata mencari kekayaaan tetapi mereka lebih menekan kontrol akan situasi keuangan perusahaan.

b. Kerugiaan kewirausahaan 1. Personal sacrifices Pada awal beroperasinya perusahaan, wirausaha seringkali bekerja dengan ekstrim yaitu bekerja sepanjang hari mencapai 6 atau 7 hari penuh dalam seminggu, tidak ada waktu berekreasi dan berkumpul dengan keluarga. Keadaan seperti ini dapat menyebabkan wirausaha menjadi stres, dengan pengorbanan pribadi ini wirausaha tersebut inilah yang membuat usahanya berhasil dan sukses. 2. Burden of responsibility / jack of all trade Wirausaha mempunyai beban tanggung jawab yang lebih berat dibandingkan dengan karyawan perusahaan. Karyawan biasanya dapat membagi informasi dengan sesama pekerja lainnya dan mempunyai rasa persahabatan, tapi wirausaha kesepian berada di puncak kekuasaan. Pekerja mempunya spesalisasi didalam pekerjaannya, tetapi wirausahaharus mengatur dan memahami sesama fungsi didalam perusahaannya. 3. Little margin for error Wirausaha harus mempunyai perhitungan yang tepat tentang lokasi, modal yang akan ditanam dan sebagainya dengan tingkat torelansi kesalahan yang sangat kecil.

2.2 Wirausaha Keluarga 2.2.1 Pengertian Wirausaha Keluarga Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan (Kasmir, 2006:16). Zimmerer dan Scarborough (2003:4) mennyatakan seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yng signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bias dikapitalisasikan. Lambing dan Kuehl dalam bukunya: Enterpreneurship (2003:35) mendefinisikan wirausaha keluarga adalah usaha yang mayoritas modal dan pengawasannya adalah anggota keluarga dimana dua atau lebih anggota keluarga terlibat secara langsung di dalamnya dan biasanya usaha keluarga didasarkan pada perasaan, pemeliharaan dan keamanan tetapi bisnis berkisar seputar produktifitas, prestasi dan keuntungan.

Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat didalam menjalankan bisnis keluarga sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan yang akan dicapai oleh keluarga tersebut agar bisnis keluarga dapat terus diwariskan pada generasi berikutnya. Bisnis keluarga memiliki kelebihan dari bisnis yang lain dimana keluarga berbagi susah dan duka bersama dalam membangun perusahaan. Mengatasi masalah dan memecahkan masalah dari waktu ke waktu secara bersama baik didalam perusahaan maupun diluar urusan bisnis. Dalam bisnis keluarga ada rasa saling percaya yang tinggi terhadap anggota keluarga, suasana kerja yang lebih menyenangkan, komitmen kerja yang tinggi dari anggota keluarga yang menyebabkan lebih cepatnya pencapaian tujuan perusahaan. Ada keserasian tata nilai dari anggota keluarga, memudahkan terciptanya budaya korporasi yang sama di antara anggota keluarga, hingga pengelolaan perusahaan berjalan lancar. Sumber keuangan, pada umumnya perusahaan didanai secara konservatif atau berasal dari dana pribadi. Biasanya pengelolaan keuangan perusahaan dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti, sebab menyangkut kehidupan keluarganya. Pengupahan karyawan disesuaikan dengan performance masing-masing karyawan, bukan berdasarkan lama kerja atau pertalian darah. Ini mendorong karyawan untuk bekerja kratif, produktif dan efektif.

Menurut John L. Ward (Susanto, 2002:39), yang diperoleh dari berbagai penelitian terhadap banyak wirausaha keluarga, ada tiga hal yang harus di ketahui oleh wirusaha keluarga adalah: 1. Sukses bukanlah suatu kebetulan, kemakmuran dicapai setelah memalui beberapa generasi yang bekerja yang keras. 2. Perusahaan keluarga yang sukses adalah perencanaan yang di lakukan dengan sangat hati-hati. Mereka merencanakan masa depat usaha mereka dan masa depan keluarga mereka. 3. Melalui perencanaan, mereka mengantisipasi isu yang biasanya dihadapi oleh bisnis mereka. Mereka mebuat kebijakan untuk mengatasi isu tersebut, serta mengasuh naluri untuk kepentingan usaha dan keluarga mereka. Keuntungan keterlibatan anggota keluarga didalam bisnis menurut Longenecker, dkk (2001:37): 1. Kuatnya ikatan persaudaraan didalam bisnis keluarga. 2. Perusahaan dapat menggunakan tema keluarga bersangkutan didalam periklanan dan membuatnya berbeda dari pesaingnya. 3. Anggota keluarga mau mengorbankan pendapatannya untuk keperluan perusahaan keluarga

2.2.2 Perbedaan wirausaha keluarga dan non wirausaha keluarga Menurut Susanto (2002:30) terdapat beberapa perbedaan antara wirausaha keluarga dengan wirausaha non keluarga yang dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Perbedaan Wirausaha Keluarga Dengan Non Wirausaha Keluarga No Kategori Wirausaha keluarga Wirausaha non keluarga 1 Kepemilikan 100% dimiliki oleh Pemegang saham keluarga 2 Pengawasan Oleh keluarga Badan komisaris 3 Motivasi Pada kepuasan pemilik Pada kepuasan pemegang saham 4 Pembuatan Cepat, berdasarkan intuisi, sukses atau gagal merupakan tanggung jawab Dipertimbangkan dengan sangat hati-hati, suksesatau gagal merupakan tanggung jawab profesional, berorientasi pada proses bukan hasil 5 Pendelegasian Tidak jelas Jelas tetapi sering kali terlalu birokratis 6 Jam kerja Tidak terbatas Terbatas 7 Kepemimpinan Paternalistik, regenalisai didasarkan pada dukungan keluarga dan prestasi 8 Pengembangan karir Tidak jelas, kecil kesempatan untuk korupsi Sumber : Susanto (2002:30) 2.3 Keberhasilan Usaha 2.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha Partisipasi, regenerasi, didasarkan pada profesionalisme dan prestasi Jelas, terdapat kesempatan besar untuk korupsi Menurut Suryana (2003:85), keberhasilan usaha merupakan hasil pencapaian tujuan dari bisnis yang dijalankannya. Salah satu indikator dalam mengukur keberhasilan usahanya, antara lain modal, pendapatan, volume penjualan, output

produksi dan tenaga kerja. Menurut Dalimunthe (2002: 94), kita dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan yang dapat dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas. Membangun usaha agar berhasil tidak cukup hanya dengan naluri dan insting, tetapi harus dilandasi perencanaan dan perhitungan yang matang. Dalam membangun strategi bisnis, perlu mencari dan mengukuhkan keunggulan melalui profesionalisme. Profesional berarti memiliki kecakapan, integritas tinggi, mempunyai moral yang baik, mempunyai etika dan mempunyai komitmen terhadap pekerjaan dan tanggung jawab. Isi komitmen adalah jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja keras dan prestasi. Bekerja secara profesional menjamin adanya kompetisi untuk memberikan yang terbaik bagi keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha juga akan tercapai bila mampu menjaga keseimbangan dan memadukan secara tepat antara strategi bisnis

dan budaya organisasi. Juga harus didukung komitmen karyawan terhadap tujuan organisasi, serta semua kompetisi semua karyawan pada setiap jenjang jabatan. 2.3.2 Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Keluarga Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat dalam kepemilikan, jabatan dan fungsi. Keberhasilan tidak akan tercapai tanpa adanya kerja keras dan pengorbanan tenaga dan pikiran. Menurut Anoraga (2002:38), untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). 2.3.2.1 Business Plan Business plan adalah ringkasan tertulis mengenai usulan pendirian perusahaan oleh wirausahawan yang berisi rincian kegiatan operasi dan rencana keuangan, peluang dan strategi pemasaran, serta keterampilan dan kemampuan manajer. Rencana bisnis berguna sebagai peta jalan bagi wirausahawan dalam perjalanannya menuju pembangunan bisnis yang sukses. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran atau penjualan, produksi, keuangan dan fungsi sumber daya manusia. Agar tujuan dapat dicapai sesuai sasaran, maka tujuan-tujuan unit bisnis harus memenuhi empat kriteria : 1. Tujuan harus diurutkan secara hierarkis, dari yang paling penting sampai yang kurang penting. 2. Apabila memungkinkan, tujuan harus dapat dinyatakan secara kuantitatif

3. Sasaran- sasaran harus realistis, sesuai dengan analisis peluang dan kekuatan bisnis yang bersangkutan, bukan berdasarkan angan angan saja 4. Tujuan -tujuan perusahaan harus konsisten, tidak mungkin memaksimalkan baik penjualan maupun laba secara serentak Tidak ada format bisnis plan yang paten karena disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Tetapi setidaknya suatu rencana bisnis yang sederhana terdiri dari summary, misi, key success, analisis pasar, dan proyeksi perhitungan laba rugi. Perencanaan usaha diperlukan dalam kegiatan bisnis yang akan dilakukan maupun yang sedang berjalan agar tetap berada dijalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Perencanaan usaha merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Perencanaan usaha juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga (Rangkuti, 2005:68). 2.3.2.2 Peran Yang Jelas Antara Keluarga Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Peran pada dasarnya adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar yang besifat stabil. Menurut Soekanto (2002:243) Pengertian Peranan adalah aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan suatu peranan.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai hubungan 2 ( dua ) variabel yang merupakan hubungan sebab akibat. 2.3.2.3 Kerja Sama Pengertian kerja sama adalah sebuah sistem pekerjaan yang kerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama. Kerja sama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dalam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik dengan dilandasi kesadaran tanggung jawab tiap anggota. Kerja sama dapat meningkatkan komunikasi dalam kerja tim di dalam dan di antara bagian-bagian perusahaan. Kerja sama mengumpulkan bakat, berbagi tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama. Setiap tim maupun individu sangat berhubungan erat dengan kerja sama yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja sama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada kerja tim adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang tergabung dalam kerja tim.

Selain keunggulan di atas kerja sama juga dapat menstimulasi seseorang berkontribusi dalam kelompoknya, sebagaimana yang dinyatakan Davis 1996 (dalam Dewi, 2006:75) bahwa, Kerja sama adalah keterlibatan mental dan emosional orang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan kelompok. Kontribusi tiap-tiap individu dapat menjadi sebuah kekuatan yang terintegrasi. Individu dikatakan bekerja sama jika upaya-upaya dari setiap individu tersebut secara sistematis terintegrasi untuk mencapai tujuan bersama. Ada beberapa indikator-indikator kerjasama. Berdasarkan pengertian kerja sama yang dinyatakan Davis 1996 (dalam Dewi, 2006) indikator-indikator kerja sama adalah sebagai berikut: 1. Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik. 2. Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran akan terciptanya kerja sama. 3. Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan kemampuan masing-masing anggota tim secara maksimal, kerja sama akan lebih kuat dan berkualitas.

2.3.2.4 Komitmen Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Hal ini mencakup caracara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi yang intinya mendahulukan misi organisasi daripada kepentingan pribadi (Soekidjan, 2009:58) Menurut Meyer dan Allen dalam Soekidjan (2009:58) komitmen dapat juga berarti penerimaan yang kuat individu terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan individu berupaya serta berkarya dan memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di organisasi tersebut. Menurut Quest 1995 (Soekidjan, 2009:59) indikator-indikator prilaku komitmen yang dapat dilihat pada karyawan adalah : 1. Melakukan upaya penyesuaian, dengan cara agar cocok di organisasinya dan melakukan hal-hal yang diharapkan, serta menghormati norma-norma organisasi, menuruti peraturan dan ketentuan yang berlaku. 2. Meneladani kesetiaan, dengan cara membantu orang lain, menghormati dan menerima hal-hal yang dianggap penting oleh atasan, bangga menjadi bagian dari organisasi, serta peduli akan citra organisasi. 3. Mendukung secara aktif, dengan cara bertindak mendukung misi memenuhi kebutuhan/misi organisasi dan menyesuaikan diri dengan misi organisasi 4. Melakukan pengorbanan pribadi, dengan cara menempatkan kepentingan organisasi diatas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan organisasi walaupun keputusan tersebut tidak disenangi.

2.4 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Lestari (2009) dengan judul Analisis Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Keluarga (Studi Kasus Pada Rumah Makan Sop Sumsum Langsa Jl. KL Yos Sudarso No. 73 Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga dan faktor yang paling dominan dalam keberhasilan keluarga pada Rumah Makan Sop Sumsum Langsa Jl. KL. Yos Sudarso No. 73 Medan. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga adalah melakukan yang baik atau yag fokus faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta faktor keuangan. Faktor yang paling dominan keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga adalah faktor organisasi dan manajemen. Ini berarti hipotesis diterima. Penelitian yang dilakukan oleh Suharta (2011) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga. Penelitian ini menyimpulkan, bahwa faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah faktor sumber daya manusia. Seseorang yang mempunyai persyaratan atau kepribadian yang mantap dalam usaha, akan pandai mencari dan menggunakan tambahan modal untuk perluasan dan pengembangan usaha. Dengan

adanya faktor manusia yang memadai, maka kelengkapan untuk faktor-faktor lainnya seperti modal, tenaga, lingkungan, dan alam, dapat diusahakan dengan cara melakukan pengelolaan dengan baik. Untuk meningkatkan kemampuan berusaha dan juga bagi tenaga kerja, dapat ditempuh dengan melalui pendidikan dan latihan, khususnya pendidikan luar persekolahan. 2.5 Kerangka Pemikiran Banyak ditemui pelaku UKM memulai bisnisnya dengan menjalankan usaha keluarga. Bisnis keluarga merupakan salah satu implementasi dari kewirusahaan. Fenomena dalam bisnis keluarga adalah pendiri mempunyai fokus pada usaha keras agar bisnis dapat berkembang dan bertahan. Pada perkembangannya ketika peusahaan mulai tumbuh menjadi lebih besar dan kuat, generasi kedua termaksud saudara dan keponakan mulai masuk menjadi dynasti of family (penerus bisnis keluarga). Usaha kecil dapat berhasil jika dilandaskan oleh berbagai macam faktor pendorong yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha yang dapat memicu dalam mencapai keberhasilan usaha tersebut. Faktor pendorong keberhasilan usaha tidak luput dari faktor business plan, faktor Peran Yang Jelas Antara Anggota Keluarga, faktor kerja sama dan komitmen. Sebelum mendirikan suatu usaha seorang wirausahawan harus mampu membuat rencana usaha (Business Plan). Rencana usaha merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari pengusaha atau entrepreneur dan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran kesuksesan dalam suatu usaha.

Rencana usaha yang baik terlihat dalam perumusan tujuan-tujuan dan sasaran yang spesifik, dan membantu karyawan untuk memahami apa yang diharapkan dari mereka, waktu yang digunakan untuk merencanakan, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil-hasil perencanaan yang akan ikut menentukan keberhasilan suatu usaha. Setiap anggota keluarga harus mengetahui hal-hal tersebut. Untuk pencapaian tujuan diperlukan partisipasi setiap anggota keluarga dalam menjalankan bisnis keluarga, sehingga tercapailah tujuan akhir dari suatu usaha yaitu keberhasilan usaha. Menciptakan suatu hubungan yang memungkinkan adanya pertukaran informasi Mendiagnosis permasalahan Menumbuhkan motivasi untuk berubah antara anggota keluarga Merencanakan aksi pembaharuan Melakukan upaya penyesuaian Meneladani kesetiaan Mendukung secara aktif Melakukan pengorbanan pribadi Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Keluarga Business Plan Peran Yang Jelas Antara Keluarga Kerja Sama Komitmen Rencana Pemasaran Rencana Pemasaran Rencana Pemasaran Rencana Pemasaran Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan Saling berkontribusi Pengerahan kemampuan secara Sumber: Dewi (2006), Soekidjan (2009), Dalimunthe (2003) data diolah Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran