KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002

dokumen-dokumen yang mirip
Pelabuhan Tanjung Priok

Pesawat Polonia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

EASE OF DOING BUSINESS Indikator Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Border) From serving to driving Indonesia's growth

3 Jasa Pemanduan a Tarif Tetap 40, per kapal per gerakan b Tarif Variabel per GT kapal per gerakan

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB VI ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2007 TENTANG PAJAK ATAS JASA KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG

I-1 BAB I PENDAHULUAN

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

BAB I PENDAHULUAN. (Asia dan Australia), jelas ini memberikan keuntungan bagi negara indonesia

MENTERI PERHUBUNGAN. Menimbang :

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

namun tetap berpegang teguh terhadap peraturan dan perundangundangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH LAMONGAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga

Paparan Publik Tahunan PT ICTSI JASA PRIMA Tbk Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utama Makassar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 8 TAHUN 2009 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG TERMINAL PETIKEMAS DOMESTIK BELAWAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 12 TAHUN 2009 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Neg

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 3 TAHUN TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KEPELABUHANAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik I

ANALISIS MEKANISME DAN KINERJA KONSOLIDASI PETIKEMAS

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Paparan Publik Tahunan PT ICTSI JASA PRIMA Tbk Tahun 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV

BAB II 2 KAJIAN PUSTAKA

PP 58/1991, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PELABUHAN III MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN SINABANG KABUPATEN SIMEULUE

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPPRES 55/1999, PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERAL JERMAN DI BIDANG PELAYARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Transkripsi:

KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002 TENTANG TARIF PELAYANAN JASA PETIKEMAS PADA TERMINAL PETIKEMAS DI LINGKUNGAN PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA II DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II Menimbang : a. bahwa dengan telah diberlakukannya Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.30 Tahun 1999 tanggal 14 Mei 1999 tentang Mekanisme Penetapan Tarif dan Formulasi Perhitungan Tarif Pelayanan Jasa Kepelabuhanan pada pelabuhan yang Diselenggarakan oleh Badan Usaha Pelabuhan, yang memberlakukan kembali Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.28 Tahun 1997 tanggal 18 Agustus 1997 tentang Jenis, Struktur dan Golongan Tarif Pelayanan Jasa Kepelabuhanan untuk Pelabuna Laut, Direksi diberi kewenangan untuk menetapkan tarif pelayanan jasa petikemas setelah dikonsultasikan dengan Menteri Perhubungan; b. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan serta menjamin penyediaan fasilitas pelayanan jasa petikemas dan pelayanan penunjang lainnya di daerah lingkungan kerja pelabuhan, dipandang perlu untuk menetapkan ketentuan Tarif Pelayanan Jasa Petikemas pada Terminal Petikemas di Lingkungan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II; c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Direksi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II tentang Tarif Pelayanan Jasa Petikemas pada Terminal Petikemas di lingkungan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (LN Tahun 1992 Nomor 98, TLN Nomor 3493); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan II menjadi Perusahaan Perseroan (Prsero) Pelabuhan Indonesia II (LN Tahun 1991 Nomor 76); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan (LN RI Tahun 2001 Nomor 127, TLN Nomor 4145); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan (LN RI Tahun 1999 Nomor 187, TLN Nomor 3907); 5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 28 Tahun 1997 tentang Jenis, Struktur dan Golongan Tarif Pelayanan Jasa Kepelabuhanan untuk Pelabuhan Laut;

6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 26 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut; 7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 107/KMK.05/2001 tanggal 2 Maret 2001 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II; 8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 30 Tahun 1999 tentang Mekanisme Penetapan Tarif dan Formulasi Perhitungan Tarif Pelayanan Jasa Kepelabuhanan pada Pelabuhan yang Diselenggarakan oleh Badan Usaha Pelabuhan; 9. Akte Notaris Imas Fatimah,SH Nomor 3 Tahun 1992 tanggal 1 Desember 1992 tentang Pendirian PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II, sebagaimana yang telah dirubah dengan Akte Notaris Imas Fatimah,SH Nomor 4 tanggal 5 Mei 1998; 10. Keputusan Direksi PT (persero) Pelabuhan Indonesia II Nomor HK.56/4/19/PI.II-98 tanggal 17 Desember 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Manajemen PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II; Memperhatikan : Surat Menteri Perhubungan Nomor PR. 302/1/12 Phb'2002 tanggal 18 Juni 2002 perihal penyesuaian tarif pelayanan jasa petikemas di TPK. Menetapkan : MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN DIREKSI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA II TENTANG TARIF PELAYANAN JASA PETIKEMAS PADA TERMINAL PETIKEMAS DI LINGKUNGAN PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA II. Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 a. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagi tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi; b. Perusahaan adalah PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II; c. Direksi adalah Direksi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II; d. Terminal Petikemas adalah terminal yang dilengkapi sekurang-kurangnya dengan fsilitas berupa tambatan, dermaga, lapangan penumpukan (container yard), serta peralatan yang layak untuk melayani kegiatan bongkar muat petikemas. BAB II

JASA BONGKAR MUAT PETIKEMAS Pasal 2 (1) Tarif paket jasa bongkat muat petikemas dengan status FCL (Full Container Load) sudah termasuk jasa dermaga, dikenakan atas rangkaian kegiatan : a. membongkar petikemas isi atau kosong dari kapal, mengangkut, menurunkan langsung dan menyusun di lapangan penumpukan Terminal Petikemas; b. mengangkat petikemas isi atau kosong dari lapangan penumpukan Terminal Petikemas, mengangkut dan memuat ke kapal; (2) Tarif paket jasa bongkat muat petikemas dengan status LCL (Less than Container Load) tidak termasuk jasa dermaga, dikenakan atas rangkaian kegiatan : a. membongkar petikemas isi dari kapal, mengangkut, menurunkan langsung dan menyusun di lapangan penumpukan Terminal Petikemas, mengangkat dan mengangkut ke Container Freight Station (CFS), mengeluarkan barang dari dalam petikemas dan menyusun di CFS, serta memindahkan petikemas kosong ke lapangan penumpukan Terminal Petikemas; b. memindahkan petikemas kosong dari lapangan penumpukan ke CFS, memindahkan dan menyusun barang dalam petikemas srta memindahkannya ke lapangan penumpukan Terminal petikemas, dan selanjutnya mengangkat dan mengangkut petikemas tersebut ke dermaga serta memuat ke kapal. (3) Untuk pembongkaran atau pemuatan petikemas kosong dikenakan tarif 90% (sembilan puluh persen) dari tarif FCL. (4) Tarif petikemas ukuran di atas 40', dikenakan tambahan tarif sebesar 25% (dua puluh lima peren) dari tarif ukuran 40'. (5) Dalam hal terjadi kerusakan crane dermaga, maka terhadap kegiatan jasa bongkar muat petikemas yang menggunakan crane kapal dikenakan tarif paket pelayanan jasa bongkar muat petikemas sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari tarif paket pelayanan jasa bongkar muat petikemas menggunakan crane dermaga. Pasal 3 Petikemas yang tidak dilengkapi status FCL atau LCL, ditetapkan sebagai status FCL dan diberlakukan ketentuan Pasal 2 ayat (1). Pasal 4 (1) Perubahan status dari FCL ke LCL dikenakan tarif FCL di tambah selisih antara tarif LCL dan tarif FCL, serta ditambah tarif gerakan ekstra. (2) Perubahan status dari LCL ke FCL dikenakan tarif LCL, apabila petikemas yang dibongkar dari kapal telah ditempatkan di lapangan penumpukan petikemas ditambah tarif gerakan ekstra. (3) Tarif perubahan status sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal ini dibebankan kepada pihak yang mengajukan perubahan. Pasal 5

Tarif petikemas overheigh/overwidth/overlength dikenakan untuk jasa pekerjaan membongkar, mengangkut dan menumpuk petikemas di lapangan atau kegiatan sebaliknya yang dikerjakan dengan spreader container crane/alat khusus dan dibongkar ke/dimuat dari atas chassis/trailer yang disediakan Pengelola Terminal Petikemas. Pasal 6 (1) Tarif uncontainerized cargo dikenakan atas jasa pekrjaan membongkar atau memuat barang yang hanya dapat dikerjakan dengan tambahan alat khusus, yang dibedakan menurut beratnya, yaitu : a. Berat kotor sampai dengan 20 ton; b. Berat kotor di atas 20 ton sampai dengan 35 ton; c. Berat kotor di atas 35 ton. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c Pasal ini, dikenakan tarif tersendiri yang besarannya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Pengelola Terminal Petikemas dengan pengguna jasa yang bersangkutan. Pasal 7 (1) Pelayanan jasa petikemas alih kapal (transhipment) adalah kegiatan membongkar petikemas alih kapal dari kapal pengangkut pertama, disusun dan ditumpuk di lapangan penumpukan dan mengapalkannya ke kapal pengangkut ke-2 (kedua), dengan ketentuan sebagai berikut : a. kegiatan membongkat dan memuat petikemas alih kapal tersebut dilaksanakan di Terminal Petikemas yang sama; b. petikemas alih kapal tersebut harus dilaporkan secara tertulis selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum kapal pengangkut pertama sandar dengan menyebutkan kapal pengangkut ke-2 (kedua). (2) Tarif pelayanan jasa petikemas alih kapal (transhipment) sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, dikenakan 2 (dua) kali tarif dasar yaitu untuk jasa membongkar dan memuat Petikemas alih kapal. (3) Kegiatan pelayanan jasa petikemas alih kapal (transhipment) yang dibongkar dan dimuat di Terminal Petikemas yang tidak sama, maka ketentuan pelayanan dan besaran tarifnya diatur berdasarkan kesepakatan antar Pengelola Terminal Petikemas. Pasal 8 (1) Tarif pelayanan jasa shifting petikemas, dikenakan ats pekerjaan memindahkan petikemas dari satu tempat ke tempat lain dalam petak kapal yang sama atau ke petak kapal yang lain dalam kapal yang sama, atau dari satu petak kapal ke dermaga dan kemudian menempatkan kembali ke kapal yang sama. (2) Dalam hal terjadi shifting petikemas sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, tetapi dilakukan dengan landing ke lapangan penumpukan petikemas, dikenakan tarif sebesar 125% dari tarif pelayanan jasa shifting petikemas dengan landing dan reshipping operation. Pasal 9

Tarif pelayanan jasa membuka dan menutup palka, dikenakan terhadap kegiatan membuka dan menutup palka baik dengan landing atau tanpa landing di dermaga. Pasal 10 Petikemas yang dibongkar/dimuat dari/ke kapal petikemas, kapal konvensional, tongkang dan jenis angkutan laut lainnya pada Terminal Petikemas, diberlakukan tarifpelayanan jasa bongkar muat petikemas menurut Keputusan ini. Pasal 11 Tarif pelayanan jasa gerakan ekstra petikemas, dikenakan untuk setiap gerakan petikemas atas permintaan perusahaan angkutan laut atau pemilik barang danmenjadi beban yang bersangkutan. Pasal 12 Tarif pelayanan jasa lift on/lift off petikemas, dikenakan atas jasa mengangkat petikemas dengan kegiatan sebagai berikut : a. Dari tempat penumpukan ke atas chassis penerima petikemas; atau b. Dari chassis terminal petikemas ke chassis penerima petikemas; atau c. Dari chassis pengirim petikemas ke tempat penumpukan. Pasal 13 (1) Petikemas yang sudah masuk di Terminal Petikemas yang dibatalkan pemuatannya ke kapal yang telah ditentukan sebelumnya atau ditarik ke luar dari Terminal Petikemas, dikenakan tarif pembatalan muat petikemas. (2) Petikemas yang telah dimuat ke kapal kemudian dibatalkan, dikenakan tarif pelayanan jasa pemuatan dan pembongkaran petikemas FCL/LCL ditambah tarif pembatalan muat petikemas dan tarif shifting bila terjadi shifting di atas kapal. (3) Pengeluaran petikemas pembatalan muat dari Terminal Petikemas, dikenakan tambahan tarif lift on petikemas pada saat penyerahan. BAB III JASA PENUMPUKAN Pasal 14 (1) Tarif pelayanan jasa penumpukan barang atau petikemas bongkaran dari kapal, hari penumpukan dihitung sejak hari pembongkaran pertama sampai dengan saat barang atau petikemas dikeluarkan dari tempat penumpukan, sedangkan untuk barang atau petikemas muatan ke kapal, hari penumpukan dihitung sejak hari penerimaan sampai dengan hari selesai pemuatan. (2) Tarif pelayanan jasa penumpukan petikemas, dikenakan dengan perhitungan sebagai berikut : a. petikemas isi/kosong-ekspor-impor : Masa I : sampai dengan hari ke-5 (ke-lima) dikenakan tarif jasa penumpukan 1 (satu) hari, hari ke-6 (ke-enam) sampai dengan hari ke-10 (sepuluh) dihitung per harinya

sebesar 200% (dua ratus persen) dari tarif dasar. Khusus di Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok, untuk petikemas impor isi, sampai dengan hari ke-3 (ke-tiga) tidak dipungut tarif pelayanan jasa penumpukan, hari ke-4 (ke-empat) sampai dengan hari ke-10 (ke-sepuluh) dihitung per harinya sebesar 200% (dua ratus persen) dari tarif dasar; Khusus di Terminal Petikemas Pelabuhan Tanjung Priok, dikenakan tarif progresif pelayanan jasa petikemas kosong dengan perhitungan sebagai berikut : 1) Petikemas kosong yang ditumpuk sampai dengan hari ke-3 (ke-tiga) tidak dipungut tarif pelayanan jasa penumpukan; 2) Petikemas kosong yang ditumpuk melewati hari ke-3 (ke-tiga) sampai dengan hari ke-10 (ke-sepuluh) dikenakan tarif pelayanan jasa penumpukan dihitung sejak hari pertama penumpukan per harinya sebesar 200% (dua ratus persen) dari tarif dasar; Masa II : hari ke-11 (ke-sebelas) dan seterusnya dihitung per harinya sebesar 300% (tiga ratus persen) dari tarif dasar. b. Tarif pelayanan jasa penumpukan petikemas berukuran diatas 40', dikenakan tambahan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari tarif dasar jasa penumpukan petikemas 40'. c. Untuk menunjang kelancaran operasional di Terminal Petikemas, ketentuan masa penumpukan dan besaran tarif progresif petikemas kosong yang ditumpuk di lapangan penumpukan petikemas dapat ditetapkan dengan keputusan tersendiri. d. Dalam hal terjadi kesalahan pihak Pengelola Terminal Petikemas yang mengakibatkan bertambah lamanya hari penumpukan petikemas, maka tambahan hari penumpukan petikemas tersebut dibebaskan dari pembayaran tarif pelayanan jasa penumpukan. (3) Tarif pelayanan jasa penumpukan barang di CFS, dikenakan dengan perhitungan sebagai berikut : a. Barang ekspor/impor : Masa I : sampai dengan hari ke-5 (ke-lima) dikenakan tarif jasa penumpukan 1 (satu) hari, hari ke-6 (ke-enam) sampai dengan hari ke-10 (sepuluh) dihitung per harinya sebesar tarif dasar. Masa II : hari ke-11 (ke-sebelas) dan seterusnya dihitung per harinya sebesar 200% (dua ratus persen) dari tarif dasar. b. Untuk menunjang kelancaran pelayanan di CFS, ketentuan masa penumpukan dan besaran tarif progresif barang yang ditumpuk di CFS dapat ditetapkan dengan keputusan tersendiri. (4) Tarif pelayanan jasa penumpukan petikemas alih kapal (transhipment), dikenakan dengan perhitungan sebagai berikut : a. Petikemas alih kapal dibebaskan dari pengenaan tarif jasa penumpukan selama 14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal selesai pembongkaran dari kapal pengangkut pertama sampai dengan selesainya pemuatan petikemas tersebut ke atas kapal pengangkut berikutnya; b. Petikemas alih kapal yang belum dimuat ke kapal berikutnya alam jangka waktu

14 (empat belas) hari sejak pembongkaran dari kapal pengangkut pertama, diberlakukan ketentuan sebagai berikut : 1) status petikemas alih kapal (transhipment) menjadi batal dan dikenakan tarif paket pelayanan jasa bongkar muat petikemas dengan status FCL; 2) dikenakan tarif pelayanan jasa penumpukan petikemas sebagaimana ketentuan ayat (2) Pasal ini, yang dihitung sejak hari pertama penumpukan. Pasal 15 Petikemas FCL impor maupun LCL impor dan petikemas kosong yang tidak diambil dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari terhitung sejak hari pertama penumpukan, dapat dipindahkan ketempat lain di luar Terminal Petikemas dan segala biaya yang timbul menjadi beban pemilik barang atau Pemilik/yang menguasai petikemas tersebut. Pasal 16 (1) Tarif pelayanan jasa petikemas reefer, dikenakan atas kegiatan : a. pelayanan jasa suplai listrik untuk petikemas reefer di lapangan petikemas yang tersedia fasilitas reefer; b. pelayanan jasa mengawasi/mengontrol suplai listrik dan temperatur yang diperlukan untuk tiap petikemas reefer. (2) Besaran tarif pelayanan jasa petikemas reefer sebagaimana ayat (1) Pasal ini, diatur dengan keputusan tersendiri. BAB IV JASA PENANGANAN PETIKEMAS BERISI BARANG BERBAHAYA Pasal 17 (1) Petikemas yang berisi barang berbahaya sesuai International Maritime Dangerous Goods Code (IMDG Code) selain kelas 1 (satu) dan 7 (tujuh), dikenakan tambahan tarif sebesar 100% (seratus persen) dari tarif dasar pelayanan jasa penumpukan petikemas. (2) Petikemas yang berisi barang berbahaya sesuai International Maritime Dangerous Goods Code (IMDG Code) kelas 1 (satu) dan 7 (tujuh), tidak diperbolehkan untuk ditumpuk di lapangan penumpukan petikemas. (3) Petikemas yang berisi barang berbahaya sesuai International Maritime Dangerous Goods Code (IMDG Code) kelas 1 (satu) dan 7 (tujuh), dikenakan tambahan tarif sebesar 100% (seratus persen) dari tarif dasar pelayanan jasa bongkat muat petikemas. (4) Petikemas yang berisi barang berbahaya sesuai International Maritime Dangerous Goods Code (IMDG Code) yang tidak dipasang label, dikenakan tambahan tarif pelayanan jasa bongkar muat dan tarif pelayanan jasa penumpukan sebesar 200% (dua ratus persen) dari tarif dasar. BAB V LAIN-LAIN

Pasal 18 (1) Tarif pelayanan jasa petikemas yang dikenakan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat (US$), antara lain petikemas berstatus FCL dan LCL, petikemas kosong, uncontainerized cargo, petikemas overheigh/overwidth/overlength, petikemas transhipment, shifting petikemas serta pelayanan jasa membuka dan menutup palka kapal. (2) Tarif pelayanan jasa petikemas yang dikenakan dalam mata uang Rupiah (RP), antara lain jasa dermaga, penumpukan, lift on/lift off pada saat penerimaan/penyerahan petikemas, gerakan ekstra, pembatalan muat serta pelayanan petikemas reefer. Pasal 19 (1) Tarif pelayanan jasa behandle, dikenakan atas kegiatan handling petikemas dan barang dalam petikemas sesuai permintaan pemilik barang atau pemilik/yang menguasai petikemas terkait dengan pemeriksaan oleh instansi berwenang, ditetapkan oleh Pengelola Terminal Petikemas dengan mempertimbangkan biaya TKBM dan biaya penggunaan alat mekanik di pelabuhan setempat. (2) Tarif pelayanan jasa behandle sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, dibebankan kepada pemilik barang atau pemilik/yang menguasai petikemas. Pasal 20 (1) Dalam hal terjadi kegiatan petikemas FCL ekspor yang menggunakan CFS sebagai tempat konsolidasi barang, dikenakan tambahan tarif untuk pelayanan jasa receiving, penumpukan, stuffing dan pemindahan ke lapangan penumpukan petikemas. (2) Besaran tambahan tarif sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, ditetapkan oleh Pengelola Terminal Petikemas dengan mempertimbangkan biaya TKBM dan biaya penggunaan alat mekanik di pelabuhan setempat. Pasal 21 (1) Tarif dasar pelayanan jasa petikemas di Terminal Petikemas adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini. (2) Besaran tarif pelayanan jasa petikemas sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, belum termasuk pajak-pajak yang berlaku. Pasal 22 (1) Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2002. (2) Dengan berlakunya keputusan ini, maka Keputusan Direksi terdahulu yang bertentangan dengan keputusan ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 28 Juni 2002 DIREKSI PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA II DIREKTUR UTAMA,

ttd. A. SYAIFUDDIN B. NIP. 248025678 T A R I F LAMPIRAN No. U R A I A N PETI KEMAS 20' PETI KEMAS 40' SATUA 1. Petikemas FCL Termasuk uang dermaga : a. Menggunakan Crane Dermaga US$ 93.00 US$ 139.00 Per Box b. Menggunakan Crane Kapal US$ 83.00 US$ 125.00 Per Box 2. Petikemas LCL Termasuk uang dermaga : a. Menggunakan Crane Dermaga US$ 155.00 US$ 233.00 Per Box b. Menggunakan Crane Kapal US$ 140.00 US$ 210.00 Per Box 3. Petikemas Transhipment Termasuk uang dermaga : a. Menggunakan Crane Dermaga US$ 56.00 US$ 84.00 Per Box b. Menggunakan Crane Kapal US$ 50.00 US$ 75.00 Per Box 4. Shifting Petikemas : a. Menggunakan Crane Dermaga - Tanpa landing dan Reshipping Operation US$ 34.00 US$ 51.00 Per Box - Dengan landing dan Reshipping Operation US$ 58.00 US$ 87.00 Per Box

b. Menggunakan Crane Kapal - Tanpa landing dan Reshipping Operation US$ 26.00 US$ 39.00 Per Box - Dengan landing dan Reshipping Operation US$ 49.00 US$ 73.00 Per Box T A R I F No. U R A I A N BERAT KOTOR S/D 20 TON BERAT KOTOR > 20 S/D 35 TON SATUA 5. Uncontainerized Cargo : a. Uncontainerized Cargo (tidak termasuk uang dermaga) 1) Dibongkar ke atas chassis/trailer atau dimuat US$ 310.00 US$ 465.00 Per Unit dari Chassis/Trailer pengguna jasa 2) Shifting : a) Tanpa landing dan Reshipping Operation US$ 310.00 US$ 465.00 Per Unit b) Dengan landing dan Reshipping Operation US$ 462.00 US$ 693.00 Per Unit b. Transhipment (termasuk uang dermaga) US$ 186.00 US$ 279.00 Per Unit c. Lift On / Lift Off Rp. 100.000 Rp. 150.000 Per Unit d. Penumpukan Uncontainerized Cargi Rp. 13.000 Rp. 26.000 Per Unit/ T A R I F No. U R A I A N PETI KEMAS 20' PETI KEMAS 40' SATUAN 6. Petikemas Overheight/Overwidth/Overlength Termasuk uang dermaga : a. FCL (termasuk uang dermaga) US$ 300.00 US$ 450.00 Per Box

b. LCL (tidak termasuk uang dermaga) US$ 374.00 US$ 560.00 Per Box c. Transhipment (termasuk uang dermaga) US$ 152.00 US$ 228.00 Per Box d. Shifting petikemas overheight/overwidth/overlength 1) Tanpa landing dan reshipping operation US$ 152.00 US$ 228.00 Per Box 2) Dengan landing dan reshipping operation US$ 256.00 US$ 383.00 Per Box 7. Membuka dan Menutup Palka US$ 54.00 US$ 54.00 Per Palka 8. Penumpukan a. Petikemas Kosong Rp. 3.700,00 Rp. 7.400,00 Per Box/ b. Petikemas Isi Rp. 7.400,00 Rp.14.800,00 Per Box/ c. Petikemas overheight/overwidth/overlength Rp. 13.000,00 Rp. 26.400,00 Per Box/ d. Petikemas reefer Rp. 13.000,00 Rp. 26.000,00 Per Box/ e. Chassis Kosong Rp. 5.500,00 Rp. 11.000,00 Per Box/ f. Chassis Bermuatan Rp. 5.500,00 Rp. 11.000,00 Dikenakan tambahan tarif pada huruf a, b atau c g. Barang Umum Dikenakan tarif penumpukan sesuai dengan tarif penumpukan gudang yang berlaku 9. Gerakan Extra : a. Yang dikerjakan dengan Transtainer atau Rp. 55.000 Rp. 82.500 Per Box Top Loader tanpa alat khusus/sling b. Yang dikerjakan dengan Transtainer atau Rp. 110.000 Rp. 165.000 Per Box Top Loader ditambah alat khusus/sling 10. Lift On atau Lift Off a. Petikemas Isi Rp. 31.000 Rp. 46.500 Per Box

b. Petikemas Kosong Rp. 15.500 Rp. 23.250 Per Box c. Petikemas overheight/overwidth/overlength Rp. 100.000 Rp. 150.000 Per Box 11. Pembatalan Muat : a. Petikemas Isi Rp. 82.000 Rp. 123.000 Per Box b. Petikemas Kosong Rp. 41.000 Rp. 61.500 Per Box DIREKSI PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA II DIREKTUR UTAMA ttd. A. SYAIFUDDIN B. NIP. 248025678