BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah pulse jet engine

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak

ANALISA KARAKTERISTIK AERODINAMIKA UNTUK KEBUTUHAN GAYA DORONG TAKE OFF DAN CRUISE PADA HIGH SPEED FLYING TEST BED (HSFTB) LAPAN

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan untuk roket roket atau mesin mesin kecepatan super tinggi.

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

1 Gas Turbine Engine 1

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. UAV Shadow 200B (Thuvesson, Petersson, 2013)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parrot AR. Drone

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

SEJARAH MOTOR BAKAR DALAM/INTERMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Tugas khusus Adi Kunchoro

BAB III LANDASAN TEORI

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

Apakah ada setup yang berbeda untuk hibrida hidrolik? Baca terus untuk mencari tahu. Paralel dan seri hidrolik hibrida

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

Bab 3 Perancangan dan Pembuatan Reaktor Gasifikasi

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

KAJIAN EKSPERIMEN PENAMBAHAN PROPERTIES OUTLET PADA GAS BUANG ENGINE UNTUK MENAMBAH DAYA DORONG DAN EFEK TURBULENSI

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2.2.3 Persentil Konsep Perancangan dan Pengukuran Concept Scoring Hidrogen Karbon Monoksida 2-25

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: STAVINI BELIA

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)

BAB I PENDAHULUAN. penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya. diantara material yang disambungkan. Ini biasanya dilakukan

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

IGNITER ROKET LAPAN. Heru Supriyatno Peneliti Bidang Propelan, LAPAN

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ENME Matematika Teknik Lanjut Advanced Engineering Mathematics 4 Wajib Peminatan Specialization Course 8 Subtotal 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-139

BAB I PENDAHULUAN. Kincir angin pertama kali digunakan untuk membangkitkan listrik dibangun

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

LATAR BELAKANG. Alternatif pengganti bahan bakar minyak. Nilai Emisi LPG. Converter Kit Manual yg Brebet. Converter Kit

BAB I LATAR BELAKANG. setiap orang menikmati manfaat yang dihasilkan oleh motor bakar. Pada tahun 1960 seorang Perancis bernama Lenoir berhasil

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

Dimas bagas prakoso

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Program Studi DIII Teknik Otomotif JPTM FPTK UPI BAB I PENDAHULUAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI. 2.2 Komponen-Komponen Tabung Vortex dan Fungsinya. Inlet Udara. Chamber. Orifice (diafragma) Valve (Katup)

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UDARA PANAS DARI GAS BUANG ENGINE UNTUK ENERGI TAMBAHANDENGAN PENDEKATAN METODE BUBBLE. Oleh: Syaiful Arif

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

Prinsip Kerja Roket Air ROKET AIR

MOTOR BAKAR SUDU-SUDU PUTAR (ROTARY BLADES COMBUSTION ENGINE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA, ANALISIS DINAMIKA DAN KESTABILAN GERAK DUA DIMENSI MODUS LONGITUDINAL ROKET RX 250 LAPAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INOVASI TEKNIK PENGERINGAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelidikan terhadap pulse combustion engine pada awalnya dipelopori oleh Advanced Research Project Agency (DARPA) untuk mengeksplorasi skalabilitas dari mesin tersebut, terutama propulsi Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Parameter desain dari pulse jets ini tidak secara keseluruhan diteliti dan berbagai persamaan belum dikembangkan sebagai skala untuk desain jet untuk dapat dijadikan pedoman penelitian selanjutnya. Indonesia sekarang sedang memulai untuk mengembangkan alat-alat pertahanan. Salah satunya peluru kendali. Dalam pengembangan peluru kendali untuk sasaran di udara, diperlukan suatu sasaran yang bisa terbang sebagai sarana untuk pengetesan ketelitian kendali yang dikenal sebagai target drone. Salah satu syarat dari target drone ini adalah harganya yang murah. Karena itu, penggunaan mesin ini untuk propulsi target drone tentunya akan sangat bermanfaat. Target drone dengan mesin pulse jet akan lebih murah dibanding pesawat serupa dengan mesin konvensional. Sebagai propulsi peluru berpadu tentunya perlu dipelajari lebih mendalam lagi karena tingkat kebisingan yang tinggi dari mesin ini akan merupakan kelemahan. Walaupun demikian penggunaan mesin ini sebagai penggerak prototype peluru berpadu bukan hal yang mustahil, terutama untuk tujuan pengetesan sistem kendalinya. 1.1.1 Sejarah pulse jet engine Ditinjau dari sejarahnya, konsep pertama kali pulsed jet dimulai untuk dipublikasikan pada tahun 1882 oleh Nikolai Egorovich Zhukovsky. Dalam tulisannya, On the reaction force of in-and-out oscillating flowing liquid, merupakan referensi pertama untuk Vapour Pulse Jet. Subjek tulisan tersebut dikembangkan dalam dua edisi yaitu tahun 1885 dan 1908. Metode ini umumnya 1

2 digunakan untuk determinasi dari gerak bodi dan fluida yang terkandung didalamnya, beliau meneliti Helmholtz s problem dan mengujinya dengan masalah baru dari gerak fluida dalam tabung tertutup. Beliau (Zhukovsky, 1882) mempelajari di akhir masalahnya dengan pengujian dari teori pipa Poiseulle, dan solusi itu diverifikasi dengan pengujian perlakuan khusus untuk kinerja dari gerak fluida (Zamyatina, 1986). Pada tahun 1906, Engineer berkebangsaaan Rusia bernama Vladimir V. Karavodin bereksperimen dengan pulse jet dalam dasar penelitian untuk menemukan efek dari variasi panjang tabung dan diameter dalam siklus kerja pulse jet, stabilitas dan hasil produk. Tabung jet yang digunakan harus kuat dan diameternya konstan. Beliau kemudian mematenkan untuk air breathing pulsejet engine. Di tahun 1907 beliau kembali meneliti kerja mesin yang berbasis pada invensinya (Gwynn, 2005). Peneliti Prancis Marconnet di tahun 1909 meneliti pada control volume udara masuk dengan ekspansi yang terjadi pada output nosel berbentuk kerucut sebagai penghasil jet. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini. (Reynst, 1961). Gambar 1.1 Marconnet valveless engine Telah banyak dikembangkan pulse jet seperti oleh German Paul Schmidt (Foa, 1960; Reynst 1961). Kemudian konjungsi yang dilakukan oleh peneliti manufaktur Jerman, Argus, di tahun 1939. Pulse jet tersebut menggunakan seri one-way valves dalam saluran masuk bagian akhir dari tabung saluran masuk dengan volume udara yang dicampur dengan bahan bakar atomis dimana tujuannya diutamakan untuk ignisi. Jet menggunakan power V-1 Buzz Bomb pada Gambar 1.2. V-1 yang massanya 4750 lbs dan diproduksi 650 lbs dengan panjang 3000 ft dan kecepatan luncur 400 mph (Reynst, 1961; Zaloga, 2005).

3 Gambar 1.2 German V-1 buzz bomb pulsejet powered cruise missile Pulse jet dengan nama V-1 ini pertama kali digunakan sebagai senjata melawan Inggris pada 13 Juni 1944 satu minggu setelah awal invasi sekutu D-Day dan menjadi rudal jelajah pertama (Zaloga, 2005). Pada bulan Juli 1944, pulse jet V-1 ini ditangkap oleh USAF kemudian komponennya dikirim ke lapangan udara Wright-Patterson di Ohio untuk evaluasi. Dalam waktu tiga minggu, USAF telah membangun sendiri V-1, yang dinamakan "Bom Jet 2 (JB-2)" (Goebel, 2005). Pada bulan Agustus 1944, USAF memesan 1.000 JB-2 ini yang telah memiliki peningkatan sistem kontrol bila dibandingkan dengan V-1. Produsen Ford membangun mesin pulse jet PJ-31 dan Produsen Republic membangun badan pesawatnya. Produsen lain membangun sistem kontrol, meluncurkan roket, peluncuran frame, dan komponen yang tersisa. Pada akhir Perang Dunia II terdapat program pembangunan secara paralel yang dilakukan di Rusia, Perancis, dan Amerika Serikat untuk memproduksi roket pulse jet baru (Goebel, 2005). Gambar 1.3. Escopette valveless pulse jet

4 Pada bulan oktober 1951, Raymond Bertin meneliti tentang escopette pulse jet seperti Gambar 1.3. Alat ini tidak menggunakan valve akan tetapi menggunakan diode air sebagai kontrol fluidanya. Berdasarkan penelitiannya saluran masuk tidak menghasilkan frekuensi penyalaan pada pulse jet. Dengan reabilitas tinggi dan tekanan bahan bakar konstan yang dihasilkan sangat atraktif. Ketidakberhasilannya bahwa diode air terbawa oleh udara mengalir keluar dan mereduksi gaya dorong mencapai 180 derajat pada sisi baliknya (Bertin, 1951). 1.1.2 Definisi pulse jet engine Pulse jet engine adalah sejenis mesin jet yang pembakarannya berlangsung secara intermittent, sesaat-sesaat dan dengan frekuensi tertentu. Dari pancaran gas buang yang intermittent ini dapat dihasilkan gaya dorong untuk menggerakkan sesuatu. Konstruksi mesin ini sangat sederhana. Ada 2 jenis mesin pulse jet yaitu valved pulse jet dan valveless pulse jet. Valved pulse jet mempunyai katub-katub yang dipergunakan untuk mengatur aliran gas dan mengarahkan seluruh gas panas menuju pipa pembuangan. Gas panas yang mengembang tidak bisa mengalir kearah pipa isap karena dihalangi oleh katub. Kekurangan dari mesin jet ini adalah katub cepat rusak oleh suhu tinggi di dalam ruang bakar sehingga varian tanpa katub lebih menarik. Valveless pulse jet sama sekali tidak memiliki katub tersebut. Saat terjadi pembakaran, gas panas akan berekspansi keluar melalui saluran buang dan sebagian juga akan keluar melalui lubang pemasukan udara. Dalam kaitannya dengan gaya dorong, hal tersebut tidak menjadi masalah karena hembusan melalui lubang isap juga mengarah ke belakang. Dengan demikian hasilnya tetap mengarah ke depan. Maka dipilih valveless pulse jet sebagai objek penelitian karena memiliki kesederhanaan konstruksinya. Kesederhanaan konstruksi ini, ada beberapa kekurangan yang harus diatasi agar mesin dapat bekerja secara optimal. Kelemahan-kelemahan mesin pulse jet ini adalah memiliki tingkat kebisingan yang tinggi, dinding mesin yang bersuhu tinggi dan pengaturan konsumsi bahan bakar yang terbatas kisarannya. Tingkat kebisingan yang tinggi tidak dapat dihindari dan menjadi ciri khas dari mesin pulse jet. Suhu dinding yang tinggi dapat diatasi dengan

5 penambahan lapisan keramik yang berfungsi sebagai isolator panas. Tanpa adanya perlindungan lapisan keramik maka usia mesin sangat pendek. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka masalah utama yang akan dikaji pada penelitian tahap ini adalah bagaimana mempelajari karakteristik mesin pulse jet khususnya tipe valveless pulse jet dengan melakukan perubahan desain volume ruang bakar yaitu perbesaran desain mesin pulse jet. 1.3 Batasan Masalah Untuk menyederhanakan permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini perlu diambil batasan masalah untuk perubahan desain mesin valveless pulse jet yang berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut: a. Tingkat frekuensi penyalaan mesin yang dapat dicapai. b. Besarnya gaya dorong (thrust) untuk menggerakkan mesin pulse jet. c. Intensitas kebisingan (noise) yang dihasilkan sebagai efek dari kerja mesin pulse jet. 1.4 Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian ini dalam kaitannya dengan perubahan desain mesin valveless pulse jet adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui besarnya frekuensi penyalaan yang dapat dicapai pada mesin valveless pulse jet. 2. Mengetahui besarnya gaya dorong untuk dapat menggerakkan mesin valveless pulse jet. 3. Mengetahui besarnya intensitas kebisingan sebagai efek dari kinerja mesin valveless pulse jet ini.

6 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan sebagai acuan untuk pengembangan mesin pulse jet tipe lain. Konstruksinya yang sangat sederhana,mudah dibuat dan murah. Kinerja dari mesin pulse jet dengan tipe valveless ini dinilai cukup baik. Dengan demikian akan sangat menguntungkan apabila dipergunakan untuk tugas-tugas yang berakhir dengan rusaknya mesin, misalnya sebagai misil jelajah berpandu (guided cruise missile) dan pesawat dengan sasaran latihan tembak (target drone). Dengan keterbatasan dana, penelitian ini belum sampai pada penggunaan praktis mesin pulse jet yang lebih jauh sehingga penelitian tahap ini akan difokuskan pada perubahan desain volume ruang bakar untuk dapat mencapai kinerja mesin valveless pulse jet yang diharapkan.