BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya berhubungan dengan setiap upaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya perjanjian kerjasama perdagangan antar dua negara atau yang

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. perdebatan telah disampaikan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambaran yang jelas mengenai variabel yang dimaksud. Bab ini akan dibagi

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran prestasi dari

EFEK INVESTASI ASING LANGSUNG, EKSPOR NETO, DAN KEBIJAKAN ANGGARAN DEFISIT TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perdagangan internasional semakin besar peranannya terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

PERBANDINGAN TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN NEGARA ASEAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

BAB 1 PENDAHULUAN. populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. negara lain, khususnya anggota ASEAN 5, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan secara terbuka dan lebih meluas ke negara-negara lain. Keterbukaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini keberadaan pasar modal memiliki peran yang cukup vital

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB II TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN. Volatilitas (volatility)berasal dari kata dasar volatile(restiyanto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi berorientasi pada masalah pertumbuhan (growth). Hal. menaikan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi.

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan kedalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Unit-unit

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perkembangan dan kemakmuran dunia industri modern Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2007 telah berkembang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada dasarnya berhubungan dengan setiap upaya untuk mengatasi masalah keterbatasan sumber daya (Abdullah, 2003). Pembangunan mengharuskan pemerintah memilih berbagai cara untuk mengoptimalkan keadaan ekonomi di dalam keadaan sumber daya yang terbatas. Untuk hal tersebut maka pemerintah perlu menjalankan fungsinya dalam pembangunan sebagai motivator sampai sebagai regulator. Setiap keputusan pemerintah adalah untuk memaksimalkan keadaan ekonomi. Banyak pendapat dan teori yang menjelaskan pertumbuhan ekonomi. Teori tersebut dapat dibagi dalam tiga aliran besar, yaitu, klasik, neoklasik, dan modern (struktural). Tokoh yang sangat berpengaruh dalam memberikan kontribusi mahzab klasik adalah Adam Smith dan David Ricardo. Berdasar pendangan ahli ekonomi klasik, terdapat empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu, jumlah penduduk, kekayaan alam, tingkat teknologi, keterbukaan ekonomi. Mahzab neoklasik mempunyai pemeran utama yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Harrod-Domar melihat pengaruh investasi dalam perspektif waktu yang panjang (Muhammad;2013). Investasi akan memberikan pengaruh pada permintaan agregat dan penawaran agregat dalam jangka waktu yang panjang. Semakin besar investasi yang ada dalam suatu negara, maka semakin besar pula pertumbuhan ekonominya. Menurut teori pertumbuhan modern, faktor yang berperan penting

2 bukan hanya masalah kapital, atau investasi yang besar (Tambunan;2009). Model pertumbuhan modern memasukkan aspek endogenitas dan eksternalitas dalam proses pembangunan ekonomi. Masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi topik yang sering diperdebatkan. Walau berbagai kebijakan telah dilakukan untuk terus meningkatkannya, namun tidak selamanya berhasil. Periode antara 2008-2010 adalah periode pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah. Hal tersebut dikarenakan adanya krisis global pada tahun 2008. Keadaan pada masa itu sangat tidak stabil sehingga menurunkan pertumbuhan ekonomi. Keadaan yang sama juga dialami negara-negara di kawasan ASEAN. Pertumbuhan dan keadaan ekonomi mulai membaik setelah tahun 2010. Negara-negara melakukan penyesuaian dan usaha yang sangat keras untuk mengembalikan kestabilan ekonomi. Pada masa setelah tahun 2010 keadaan perekonomian mulai membaik. Terdapat beberapa negara yang bahkan sampai saat ini masih dalam proses memperbaiki keadaan perekonomiannya. Berikut perbandingan pertumbuhan ekonomi negara kawasan ASEAN.

3 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00-2.00 7.32 5.22 5.77 5.12 5.78 2010 2011 2012 2013 2014 BRN CHM IDN LAO MLY MYN PHI SIN THA VIE ASEAN Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara di ASEAN Sumber : International Finance Statistic, http://elibrarydata.imf.org/datareport.aspx?c=1449311&d=33061&e=169393 Diagram di atas menunjukkan bahwa hampir semua negara dapat melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi ASEAN. Pertumbuhan ekonomi ASEAN tercatat sebesar 7,32 % pada tahun 2010. Pertumbuhan tersebut menurun pada tahun selanjutnya yaitu sebesar 5,22 %, kemudian kembali stabil pada tahun selanjutnya. Pada akhir tahun 2014 pertumbuhan ekonomi dapat mencapai angka 5.78 %. Tahun 2014 negara yang berhasil melampui rata-rata pertumbuhan ASEAN antara lain Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar dan Filipina. Beberapa negara yang belum dapat melampaui rata-rata pertumbuhan ASEAN antara lain Brunei, Indonesia dan Thailand. Brunei mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif pada tahun 2013. Banyak penelitian yang melihat pertumbuhan ekonomi sebagai pusat kajiannya. Penelitian-penelitian tersebut dapat dipetakan menurut garis perjalanan

4 waktu, daerah penelitian, atau metode yang digunakan. Penelitian ini menitik beratkan pengamatan kajian terdahulu mengenai pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan variabel Gross Domestic Product (GDP), baik dalam bentuk level ataupun satuan persen (pertumbuhan). Peneliti mengamati kajian terdahulu dengan lini tahun 1990 sampai 2015 yang dilakukan di beberapa negara. Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya kecenderungan pengamatan perekonomian yang terbuka. Perekonomian terbuka mempunyai ciri khas yaitu terdapat perdagangan dan interaksi ekonomi lainnya dengan negara lain. Urgensi yang perlu dimengerti yaitu pentingnya perdagangan dan kerjasama ekonomi lewat investasi. Berbagai penelitian baik dari luar negeri ataupun dalam negeri memberikan hasil yang beragam. Persamaan umum gross domestic product menunjukkan bahwa GDP dipengaruhi oleh konsumsi masyarakat, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor neto. Beberapa penelitian menunjukkan pengaruh positif oleh investasi misalnya, Mencinger (2003), Krasovskii dan Taras ev (2007), Choong, Liew, dan Ching (2011), Desnim dan Aimon (2012). Penelitian lain menunjukkan pengaruh yang positif oleh ekspor seperti, Shamsad dan Shamsudin (1998), Dao (2014). Beberapa diantaranya memberikan bukti hubungan yang negatif seperti, Collombatto (1990), Diaw dan Lessoua (2013). Penelitian mengenai pengaruh sisi pemerintah hampir semua memberikan hasil yang negatif seperti, Ezeabasilli (2000), Prunera (2000), Elono (2011), dan Sawitri (2005).

5 Banyak penelitian mengenai pengaruh ekspor dan investasi memberikan hasil yang signifikan dan positif pada era 1900-an. Sedangkan berbagai penelitian yang dilakukan sebelumnya lebih banyak memberikan hasil yang negatif. Berdasar tempat penelitian juga memberikan indikasi yang berbeda. Penelitian yang dilakukan di negara berkembang didominasi dengan hasil bahwa ekspor akan berpengaruh secara negatif sedangkan di negara yang sudah maju, ekspor berpengaruh secara positif. Negara yang telah lama menganut perekonomian terbuka memiliki kecenderungan dapat mengandalkan ekspor untuk menumbuhkan perekonomian. Kawasan ASEAN merupakan kawasan dengan karakteristik yang unik. Perkembangan perekonomian sangat baik walau kebanyakan negara adalah negara yang sedang berkembang. Berbagai kegiatan terus dilakukan oleh seluruh negara ASEAN. Perkembangan perdagangan antar negara di kawasan ASEAN dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal tersebut dinilai sebagai upaya memperbesar daya saing dengan kawasan lain. Berbagai upaya tersebut juga perlu diseimbangkan dengan kebijakan lain seperti, kebijakan fiskal, dan penarikan investasi asing langsung. Selama periode lima tahun (2010-2014) kawasan ASEAN kembali meningkatkan berbagai kebijakan tersebut. Berikut keadaan rata-rata variabel defisit anggaran, investasi langsung, dan ekspor neto. Perkembangan rata-rata ekspor neto sepuluh negara ASEAN terlihat mengalami peningkatan dari tahun 2000 sampai 2014. Pada tahun 2000 tercatat ekspor neto sebesar US$ 95.571.455.083.720,- menjadi US$ 120.090.796.348.480,-. Trend linear menunjukkan arah slope yang positif untuk

6 ekspor neto. Hal tersebut menunjukkan indikasi adanya upaya dari masing masing negara untuk menumbuhkan perekonomian melalui perdagangan. Selanjutnya juga terindikasi bahwa negara-negara ASEAN masih mempercayai bahwa kegiatan ekspor dapat menumbuhkan perekonomian. BILLION $ 35.00 30.00 3.9 27.60 29.33 28.99 30.39 4.0 25.00 3.0 2.3 2.0 22.44 2.0 20.00 1.5 1.0 15.00 0.3 14.92 0.4 0.0 13.45 11.79 0.0 10.94-0.2 0.0 10.00-0.88.95 10.74 6.99 7.49 9.24 9.75 9.8910.03 10.59 12.01-1.0-1.3 5.00-1.6 5.32 8.80 7.29-2.0 0.00-5.00-2.4 1.79 1.61-3.0 2.41 0.96-1.78-0.71-1.80-3.0-3.0-4.0 Axis Title 5.0 % NX FDI DEF Gambar 1.2 Perkembangan FDI, NX, DEF ASEAN Sumber : International Finance Statistic, http://elibrary-data.imf.org/querybuilder.aspx?key=19784651&s=322 Kepercayaan yang baik oleh negara terhadap kekuatan ekspor mengakibatkan masing-masing negara berlomba meningkatkan ekspornya. Permasalahan dalam perdagangan adalah harga. Diagram di atas menunjukkan bagaimana keadaan ekspor menurun pada tahun 2005, 2008, dan 2012. Krisis ekonomi pada tahun 2008 telah mengakibatkan terganggunya stabilitas harga pasar. Keadaan tersebut memaksa negara-negara untuk menunda impor sehingga banyak negara yang tidak dapat melakukan ekspor. Tercatat pada tahun 2008 ekspor neto hanya sebesar US$

7 72.890.302.492.059,-. Angka tersebut turun lebih jauh dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2,5 %. Penurunan pada tahun 2005 hanya sebesar 0,78% dan tahun 2012 sebesar 1,4%. Dapat dilihat peranan stabilitas harga sangat berpengaruh dalam variabel ekspor ini. Tercatat selama sepuluh tahun terakhir tren menunjukkan perjalanan investasi asing langsung yang positif. Tahun 2000 diawali dengan rata rata yang negatif sebesar US$ 17.833.647.856.900,-. Tahun 2014 tercatat investasi langsung sebesar US$ 300.393.242.457.980,-. Perkembangan yang sangat signifikan tersebut besar kaitannya kepercayaan negara-negara ASEAN terhadap teori klasik investasi. Negara masih sangat setuju bahwa investasi sangatlah berperan penting dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Negara menggunakan alasan tersebut untuk sebesar besarnya menarik investasi ke dalam negeri. Perkembangan investasi asing langsung juga tidak jauh berbeda keadaannya dengan ekspor neto. Setelah investasi langsung meningkat tajam dari tahun 2000 sampai 2007, pada akhirnya harus menurun pada tahun 2008 dan 2009. Dengan tidak mengesampingkan faktor dalam negeri, namun nampaknya faktor krisis global kembali sangat berpengaruh dalam hal ini. Investor sangat bergantung pada keadaan ekonomi yang stabil. Jika keadaan ekonomi tidak stabil maka investor akan mengurungkan niatnya untuk menginvestasikan dananya. Oleh karena itu pada tahun 2008 tercatat penurunan investasi asing langsung sebesar -9,8%, bahkan pada tahun berikutnya tercatat penurunan yang lebih besar lagi sebesar 33,5%. Perekonomian yang mulai membaik tahun 2010 kembali menarik investor untuk

8 berinvestasi. Pada tahun 2010 bahkan pertumbuhan mencapai 150% yang ditunjang dari booming-nya investasi di Singapura dan Indonesia. Defisit anggaran merupakan variabel yang sedikit sulit untuk dimengerti. Rata-rata defisit yang terjadi di ASEAN memberikan gambaran yang jelas betapa variabel ini dapat bergejolak dengan hebat. Beberapa tahun defisit anggaran tidak terjadi. Hal tersebut karena terdapat beberapa negara seperti Brunei yang tidak memberikan kebijakan defisit anggaran. Defisit seharusnya memberikan dampak yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Defisit anggaran akan menyebabkan pemerintah menutup defisit tersebut dengan pajak dan pinjaman. Pajak yang dinaikkan akan memberikan efek berkurangnya uang beredar di masyarakat. Hal tersebut akan berlanjut dengan berkurangnya daya beli masyarakat. Defisit pernah tercatat sebesar -3% pada tahun 2009. Defisit tersebut adalah yang terbesar selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Hal tersebut kemudian membaik pada tahuntahun setelahnya. Pada tahun 2011 rata-rata defisit dapat diperbaiki sehingga defisit tercatat 2%. Hal tersebut sebagai upaya pemerintah untuk memperbaiki perekonomian setelah adanya ketidakstabilan ekonomi. Setelah memperhatikan berbagai penjabaran di atas, dapat dilihat trend linear yang positif pada ekspor neto dan investasi asing langsung. Pertumbuhan ekonomi juga memiliki trend linear yang positif. Penelitian ini mencoba melihat apakah benar investasi asing langsung, dan ekspor neto berpengaruh positif terhadap pendapatan negara yang diproksi dengan gross domestic product. Sektor pemerintahan yang dilihat dari kebijakan anggaran defisit juga dicermati

9 pengaruhnya terhadap pendapatan negara. Penelitian ini menggunakan data panel yang dikumpulkan dari sepuluh negara ASEAN. Penelitian ini secara singkat dilakukan untuk menjawab apakah investasi asing langsung dan ekspor neto merupakan hal yang penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu kawasan ASEAN. Terkait dengan kebijakan AFTA dan APEC, peneliti merasa perlu mencari tahu apakah ekspor neto dan investasi asing mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sisi pemerintah yang diwakili oleh kebijakan fiskal defisit anggaran juga dicermati mengenai pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN. Penelitian ini mengguanakan data rentang waktu antara tahun 2000-2014 sebagai proyeksi dari keadaan ekonomi terbaru. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam bagian latar belakang, maka rumusan masalah yang telah disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh defisit anggaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di ASEAN? 2. Bagaimana pengaruh investasi asing langsung terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di ASEAN? 3. Bagaimana pengaruh ekspor neto terhadap pertumbuhan ekonomi negaranegara di ASEAN?

10 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah : 1. Mengetahui pengaruh kebijakan defisit anggaran terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di ASEAN. 2. Mengetahui pengaruh kebijakan penarikan investasi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di ASEAN. 3. Mengetahui pengaruh kebijakan promosi ekspor Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di ASEAN. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Pemerintah, sebagai salah satu bahan referensi untuk mempertimbangkan ketika ingin meneruskan menaikkan ekspor dan ketika ingin meneruskan menarik investasi asing langsung. 2. Peneliti/pembaca, sebagai bahan referensi dan acuan ketika melaksanakan riset yang terkait dengan penelitian ini.

11 1.5. Hipotesis Penelitian Setelah mencermati penjabaran dalam latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Secara individu defisit anggaran berpengaruh signifikan secara negatif terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di ASEAN. 2. Secara individu ekspor neto berpengaruh signifikan secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di ASEAN. 3. Secara individu investasi langsung berpengaruh signifikan secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara di ASEAN. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang mencakup landasan teori dan studi terkait mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan.

12 BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang jenis dan sumber data, model penelitian, dan uji-uji yang akan digunakan dalam penelitian serta definisi operasional. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil perhitungan dari analisis data dan pembahasan berdasarkan rumusan masalah yang ada. BAB V : PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan saran terhadap penelitian.