Analisa Aliran Fluida Pada Pipa Spiral Dengan Variasi Diameter Menggunakan Metode Computational Fluid Dinamics (CFD)

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Aliran Fluida Dalam Pipa Spiral Pada Variasi Pitch Dengan Menggunakan Metode Computational Fluid Dinamics (CFD)

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 37-43

ABSTRAKSI Analisis Aliran Fluida Pada sambungan Pipa Ellbow Dan SambunganPipaTee Dengan Computational Fluid Dynamics (CFD) Pipa merupakan alat transpo

ANALISIS PENGARUH FAKTOR GESEK TERHADAP PRESSURE DROP PADA PIPA BAJA BERGELOMBANG DENGAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS ( CFD )

ANALYSIS OF THE FRICTION EFFECT FACTOR AT DROP PRESSURE CORRUGATED STEEL PIPES WITH COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

Aliran Fluida. Konsep Dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT

ANALISA LAJU ALIRAN FLUIDA PADA MESIN PENGERING KONVEYOR PNEUMATIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI CFD

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penggunaan Software Ansys FLUENT 15.0

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

IRVAN DARMAWAN X

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122

KOEFISIEN GESEK PADA RANGKAIAN PIPA DENGAN VARIASI DIAMETER DAN KEKASARAN PIPA

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Pressure Drop, Standar ANSI B36.10, Pipa Lengkung Pendahuluan

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA

PERBANDINGAN ANALISIS AERODINAMIKA PADA MOBIL SEDAN GENERIK BERBAGAI MODEL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar. pada aliran di leading edge karena perubahan kecepatan aliran yang tadinya uniform

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

SIDANG TUGAS AKHIR FITRI SETYOWATI Dosen Pembimbing: NUR IKHWAN, ST., M.ENG.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

tudi kasus pengaruh perbandingan rusuk b/a = 12/12, 5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12 dengan Re = 3 x 10 4.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS.

JURNAL ANALISA KERUGIAN ALIRAN AKIBAT PERLUASAN DAN PENYEMPITAN ANTARA DIAMETER PIPA AWAL 2 INCHI KE DIAMETER 1 INCHI

oleh : Ahmad Nurdian Syah NRP Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani Djanali, S.T., ME., Ph.D

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA

FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB 3 METODOLOGI. 40 Universitas Indonesia

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

terowongan angin baik dalam ukuran kendaraan yang sebenarnya maupun dalam ukuran skala. Akan tetapi cara-cara pengujian koefisien tahanan dalam terowo

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh: Zulfa Hamdani. PowerPoint Template NRP :

BAB 4 MODELISASI KOMPUTASI dan PEMBAHASAN

Analisis Aliran Fluida Dinamik Pada Draft Tube Turbin Air

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida

KINERJA MODEL VACUUM FRYER MENGGUNAKAN PRINSIP BERNOULLI

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

STUDI NUMERIK VARIASI TURBULENSI MODEL PADA ALIRAN FLUIDA MELEWATI SILINDER TUNGGAL YANG DIPANASKAN (HEATED CYLINDER)

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

Studi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melintasi Airfoil NASA LS-0417 yang Dimodifikasi dengan Vortex Generator

Analisa Pengaruh Penambahan Rambut dan Serat Pisang Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung

SIMULASI PENGARUH VARIASI KECEPATAN INLET TERHADAP PERSENTASE PEMISAHAN PARTIKEL PADA CYCLONE SEPARATOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD ABSTRAK

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

BAB IV VALIDASI SOFTWARE. Validasi software Ansys CFD Flotran menggunakan dua classical flow

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

SIMULASI FLUIDIZED BED DRYER BERBASIS CFD UNTUK BATUBARA KUALITAS RENDAH

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP

Analisis Perbandingan Velocity Dan Shear Stress Perkembangan Boundary Layer Flat Plate Menggunakan Turbulent Model k ε (Standard, Realizable, RNG)

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERNYATAAN. Yogyakarta, 17 Agustus Immawan Wahyudi Ahyar. iii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN EKSPERIMEN DAN NUMERIK PADA SPOT COLLING MENGGUNAKAN VORTEX TUBE (PENGARUH TEKANAN TERHADAP TEMPERATUR OUTLET)

Jurnal e-dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN

BAB IV PROSES SIMULASI

(Studi Kasus PT. EMP Unit Bisnis Malacca Strait) Dosen Pembimbing Bambang Arip Dwiyantoro, ST. M.Sc. Ph.D. Oleh : Annis Khoiri Wibowo

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.

BAB I PENDAHULUAN. Desain yang baik dari sebuah airfoil sangatlah perlu dilakukan, dengan tujuan untuk meningkatkan unjuk kerja airfoil

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Transkripsi:

Analisa Aliran Fluida Pada Pipa Spiral Dengan Variasi Diameter Menggunakan Metode Computational Fluid Dinamics (CFD) Dr., Ir. Ahmad Indra. S *), Ridwan. ST.,MT *), Irwan Setiawan **) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Depok, Indonesia Abstraksi Pipa merupakan alat transportasi fluida yang sangat murah, pipa memiliki berbagai ukuran dan bentuk penampang. Penurunan tekanan aliran didalam pipa sangat penting untuk diketahui guna merancang sistem perpipaan. Kekasaran pipa, panjang pipa, diameter pipa, jenis fluida, kecepatan dan bentuk aliran adalah hal yang sangat terkait dengan penurunan tekanan (Pressure Drop). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek dari perubahan diameter terhadap penurunan tekanan (pressure drop) pada pipa spiral. Simulasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara teknis faktor penting pada penurunan tekanan (pressure drop) pada pipa spiral. Dengan bantuan aplikasi CFD dilakukan variasi diameter yang mempengaruhi penurunan tekanan. PENDAHULUAN Fluida adalah suatu yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari kita, dimanapun dan kapanpun kita berada, fluida selalu mempengaruhi berbagai kegiatan kita dalam kehidupan sehari-hari kita baik itu dalam bentuk liguid ataupun gas. Aliran fluida didalam pipa pada kenyataannya mengalami penurunan tekanan seiring dengan panjang pipa yang dilalui fluida tersebut. Menurut teori dalam mekanika fluida, hal ini disebabkan karena fluida yang mengalir memiliki viskositas.viskositas ini menyebabkan timbulnya gaya geser yang sifatnya menghambat. Untuk melawan gaya geser tersebut diperlukan energi sehingga mengakibatkan adanya energi yang hilang pada aliran fluida. Energi yang hilang ini mengakibatkan penurunan tekanan aliran fluida atau disebut juga kerugian tekanan (head loses). LANDASAN TEORI Definisi Fluida Fluida secara khusus didefinisikan sebagai zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi suatu tegangan geser. Sebuah tegangan geser terbentuk apabila sebuah gaya tangensial bekerja pada sebuah permukaan. Apabila benda-benda padat biasanya seperti baja atau logam-logam lainnya dikenai oleh suatu tegangan geser, mula-mula benda itu akan berdeformasi (biasanya sangat kecil), tetapi tidak akan terus menerus berdeformasi (mengalir). - 1 -

Macam-macam Aliran Fluida Mekanika fluida adalah ilmu yang mempelajari tentang tipe-tipe aliran fluida dalam medium yang berbeda-beda. Aliran fluida terbagi atas beberapa kategori, dibagi berdasarkan sifat-sifat yang paling dominan dari aliran tersebut, atau berdasarkan jenis dari fluida yang terkait. Berdasarkan pergerakannya aliran fluida terdiri dari Steady Flow Steady flow merupakan suatu aliran fluida dimana kecepatannya tidak terpengaruh oleh perubahan waktu, sehingga kecepatan konstan pada setiap titik pada aliran tersebut. Non Steady Flow Non steady flow terjadi apabila ada suatu perubahan kecepatan pada aliran tersebut terhadap perubahan waktu. Uniform Flow Uniform flow merupakam aliran fluida yang terjadi besar dan arah dari vectorvektor kecepatan tidak berubah dari suatu titik ke titik berikutnya dalam aliran fluida tersebut. Non Uniform Flow Aliran ini terjadi jika besar dan arah vector-vektor kecepatan fluida selalu berubah terhadap lintasannya. Ini terjadi apabila luas penampang medium fluida juga berubah. Aliran fluida berdasarkan gaya yang bekerja pada fluida tersebut: Aliran Laminar Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisanlapisan, atau lamina-lamina dengan satu lapisan meluncur secara merata. Dalan aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecenderungankecenderungan terjadinya gerakan relative antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi pasti hukum viskositas Newton, yaitu: du τ = µ dy dimana : τ = tegangan geser pada fluida (N/m 2 ) µ = viskositas dinamik fluida (kg/m.det) du/dy = gradient kecepatan ((m/det/m) Gambar 2.1 [3] Distribusi kecepatan aliran laminar pada pipa tertutup Aliran Turbulen Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan partikel-partikel fluida sangat tidak menentu - 2 -

karena mengalami pencampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi mengakibatkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugiankerugian aliran. Pipa Spiral Pipa merupakan alat transportasi fluida yang murah. Pipa memiliki berbagai ukuran dan bentuk penampang salah satunya adalah pipa spiral. Namun pipa yang berpenampang lingkaran (pipa sirkular) adalah pipa yang paling banyak digunakan. Pipa spiral memiliki dimensi diameter luar pipa (OD), tebal pipa (t), diameter dalam spiral (Di), diameter luar spiral(do) dan panjang pitch pipa spiral (P) seperti gambar 2.4 Gambar 2.2 [3] Distribusi kecepatan aliran turbulen Dalam pipa tertutup pada arah aksial Aliran Transisi Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran berdasarkan bisa tidaknya dicompres Compressible flow, dimana aliran ini merupakan aliran yang mampu mampat. Incompressible flow, aliran tidak mampu mampat. Gambar 2.4 Dimensi Pipa Spiral CFD (Computational Fluid Dinamics) Computational Fluid Dynamics (CFD) adalah metode perhitungan dengan sebuah control dimensi, luas dan volume dengan memanfaatkan bantuan komputasi komputer untuk melakukan perhitungan pada tiap-tiap elemen pembaginya. Prinsipnya adalah suatu ruang yang berisi fluida yang akan dilakukan penghitungan dibagi-bagi menjadi beberapa bagian, hal ini sering disebut dengan sel dan prosesnya dinamakan meshing. Bagian-bagian yang terbagi tersebut merupakan sebuah kontrol penghitungan yang akan dilakukan adalah aplikasi. Kontrol-kontrol - 3 -

penghitungan ini beserta kontrolkontrol penghitungan lainnya merupakan pembagian ruang yang disebut tadi atau meshing. Nantinya, pada setiap titik kontrol penghitungan akan dilakukan penghitungan oleh aplikasi dengan batasan domain dan boundary condition yang telah ditentukan. Prinsip inilah yang banyak dipakai pada proses penghitungan dengan menggunakan bantuan komputasi komputer. Contoh lain penerapan prinsip ini adalah Finite Element Analysis (FEA) yang digunakan untuk menghitung tegangan yang terjadi pada benda solid. Sejarah CFD berawal pada tahun 60-an dan terkenal pada tahun 70-an awalnya pemakaian konsep CFD hanya digunakan untuk aliran fluida dan reaksi kimia, namun seiring dengan perkembangannya industri ditahun 90-an membuat CFD makin dibutuhkan pada berbagai aplikasi lain. Contoh sekarang ini banyak sekali paket-paket sofware CAD menyertakan konsep CFD yang dipakai untuk menganalisa stress yang terjadi pada desain yang dibuat. Pemakaian CFD secara umum dipakai untuk memprediksi : Aliran dan panas Transfer massa Perubahan fasa seperti pada proses melting, pengembunan dan pendidihan Reaksi kimia seperti pembakaran Gerakan mekanis seperti piston dan fan Tegangan dan tumpuan pada benda solid Gelembung elektromagnetik CFD adalah penghitungan yang mengkhususkan pada fluida. Mulai dari aliran fluida, heat transfer dan reaksi kimia yang terjadi pada fluida. Atas prinsip-prinsip dasar mekanika fluida, konservasi energi, momentum, massa, serta species, penghitungan dengan CFD dapat dilakukan. Secara sederhana proses penghitungan yang dilakukan oleh aplikasi CFD adalah dengan kontrolkontrol penghitungan yang telah dilakukan maka kontrol penghitungan tersebut akan melibatkan dengan memanfaatkan persamaan-persamaan yang terlibat. Persaman-persamaan ini adalah persamaan yang membangkitkan dengan memasukan parameter apa saja yang terlibat dalam domain. Misalnya ketika suatu model yang akan dianalisa melibatkan temperatur berarti model tersebut melibatkan persamaan energi atau konservasi dari energi tersebut. Inisialisai awal dari persamaan adalah boundary condition. Boundary condition adalah kondisi dimana kontrolkontrol perhitungan didefinisikan sebagai definisi awal yang akan dilibatkan ke kontrol-kontrol penghitungan yang berdekatan dengannya melalui persamaanpersamaan yang terlibat. Secara umum proses penghitungan CFD terdiri atas 3 bagian utama: 1. Preposessor 2. Processor 3. Post processor Prepocessor adalah tahap dimana data diinput mulai dari pendefinisian domain serta pendefinisian kondisi batas atau boundary condition. Ditahap ini juga sebuah benda atau ruangan yang - 4 -

akan dianalisa dibagi-bagi dengan jumlah grid tertentu atau sering juga disebut dengan meshing. Tahap selanjutnya adalah processor, pada tahap ini dilakukan proses penghitungan data-data input dengan persamaan yang terlibat secara iteratif. Artinya penghitungan dilakukan hingga hasil menuju error terkecil atau hingga mencapai nilai yang konvergen. Penghitungan dilakukan secara menyeluruh terhadap volume kontrol dengan proses integrasi persamaan diskrit. Tahap akhir merupakan tahap postprocessor dimana hasil perhitungan diinterpretasikan ke dalam gambar, grafik bahkan animasi dengan pola warna tertentu. Hal yang paling mendasar mengapa konsep CFD (sofware CFD) banyak sekali digunakan dalam dunia industri adalah dengan CFD dapat dilakukan analisa terhadap suatu sistem dengan mengurangi biaya eksperimen dan tentunya waktu yang panjang dalam melakukan eksperimen tersebut. Atau dalam proses design enggineering tahap yang harus dilakukan menjadi lebih pendek. Hal ini yang mendasari pemakaian konsep CFD adalah pemahaman lebih dalam akan suatu masalah yang akan diselesaikan atau dalam hal ini pemahaman lebih dalam mengenai karakterisrik aliran fluida dengan melihat hasil berupa grafik, vektor, kontur dan bahkan animasi. DESAIN PIPA SPIRAL DAN TAHAPAN PROSES SIMULASI Langkah-langkah Simulasi Untuk memudahkan proses simulasi dalam subbab ini akan dijelaskan secara bertahap proses simulasi yang dimulai dari pembentukan geometri. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari enam langkah yaitu: 1. Membuat model pipa spiral 2. Membuat mesh 3. Menentukan boundary condition 4. Menentukan kondisi fisik model 5. Menentukan parameter penyelesaian dan menjalankan simulasi 6. Menampilkan hasil simulasi Mulai Pembuatan model pipa spiral Langkah pembuatan meshing Membuat kondisi batasan Menentukan kondisi fisik model Menentukan parameter perhitungan numerik Melaksanakan perhitungan atau komputasi Menampilkan hasil simulasi Selesai Gambar 3.1 Langkah pembuatan model CAD dan proses simulasi - 5 -

Pembuatan model pipa spiral Hal yang perlu di lakukan pertama kali sebelum melakukan proses simulasi adalah membuat model aliran yang terjadi pada pipa spiral. Dalam hal ini model yang dibuat adalah berupa model volume. Asumsi penyederhanaan model yang dilakukan adalah dengan menganggap ketebalan pipa diabaikan. Dalam pembuatan model menggunakan CATIA sebagai pembuat model. Dan model yang akan disimulasikan pada skripsi ini adalah seperti gambar dibawah ini: elemen-elemen yang akan dipilih disesuaikan dengan kebutuhan dan bentuk geometri. Dalam skripsi ini aplikasi meshing yang dipakai adalah gambit 2.2. Input yang dimasukan dalam gambit adalah input yang dibuat pada CATIA yang kemudian di export dalam bentuk STEP. Setelah geometri berhasil diinput selanjutnya adalah proses meshing. Dalam penelitian ini semua konfigurasi tipe elemen di simulasi menggunakan elemen hybrid atau tetrahedron. Dibawah ini gambar hasil meshing dengan konfigurasi meshing volum dan interval size sebesar 8. Gambar 3.2 Model aliran pipa spiral Meshing Meshing adalah proses dimana geometri secara keseluruhan dibagi-bagi dalam elemen-elemen kecil. Elemen-elemen kecil ini nantinya berperan sebagai kontrol surface atau volum dalam proses perhitungan yang kemudian tiap-tiap elemen ini akan menjadi inputan untuk elemen disebelahnya. Hal ini akan terjadi berulang-ulang hingga domain terpenuh. Dalam meshing Gambar 3.3 Hasil meshing dari gambit - 6 -

Membuat kondisi batasan (boundary condition) Boundary condition merupakan definisi dari zona-zona yang telah terdefinisi sebelumnya pada aplikasi gambit. Dalam fluentlah nilai-nilai dan karakteristik dari masing-masing boundary type, yang telah didefinisikan sebelumnya dalam gambit, didefinisikan. Karena model yang digunakan adalah model aliran air sederhana maka boundary condition yang mungkin dan sesuai untuk mendefinisikan keadaan aktualnya adalah velocyti inlet untuk tempat masuknya air dari pompa. Dan exit sebagai tempat keluar air dari pipa spiral Menentukan kondisi fisik model Hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah penentuan kondisi fisik dari model yaitu penentuan model penyelesaian, fluida yang dipakai dan kondisi Menentukan parameter perhitungan numerik Setelah selesai mendefinisikan model yang akan disimulasikan maka tahap selanjutnya adalah menentukan parameter perhitungan numerik yang akan digunakan seperti kontrol solusi, melakukan initialize awal, monitor residual, dan kemudian melakukan proses iterasi simulasi, proses iterasi akan berhenti setelah terjadi konvergensi. Pada saat proses iterasi maka akan tampil garik residual seperti gambar di bawah ini. Gambar 3.4 Grafik residul Menampilkan hasil simulasi Setelah mencapai konvergensi dari solusi, maka tahap selanjutnya adalah tahap untuk melihat hasil simulasi yang telah dilakukan. Dalam melihat hasil simulasi dari fluent dapat dilakukan dengan berbagai cara, dilihat secara keseluruhan maupun target tertentu saja dengan menetukan bidang, garis atau titik pengamatan. Karena target utama adalah untuk melihat bagai mana pengaruh perubahan diameter terhadap pressure drop mulai dari inlet sampai outlet, maka akan dilihat vektor kecepatan baik itu keseluruhan maupun bidang yang dibuat sebelumnya,dan kontur serta melihat garis aliran (path lines) untuk menentukan apakah aliran yang terjadi sudah efektif atau belum. - 7 -

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan dasar teori yang telah dijelaskan pada bab II maka pada bab ini akan dilakukan analisa dimensional mengenai factor-faktor yang mempengaruhi penurunan tekanan (pressure drop). Untuk mengetahui hal tersebut maka perlu dilakukan simulasi dengan menggunakan sofware CFD, perubahan dari variabel-variabel fungsi yang berpengaruh terhadap tekanan akan dilakukan menggunakan CFD. Karena dalam modeling perubahan bentuk geometri lebih mudah dilakukan. Oleh karena itu dalam modeling pipa spiral menggunakan sofware CAD. Setelah itu dilakukan analisa dimensional khususnya menyangkut perubahan geometri yang akan berpengaruh pada penurunan tekanan (pressure drop) pada aliran fluida didalam pipa. Dalam suatu aliran didalam pipa pada kenyataan terjadi penurunan tekanan yang disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut panjang pipa, diameter pipa, kecepatan, kekasaran permukaan dinding pipa sebelah dalam, dan sifat-sifat fluida kerapatan dan viskositas. Analisa perbandingan pressure drop pada pipa bundar dengan cara empiris dan simulasi dengan CFD Perbandingan pressure drop pada pipa bundar dengan cara empiris dan dengan simulasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana selisih atau perbedaan pressure drop dengan cara empiris dan dengan cara simulasi pada CFD. Analisa pressure drop pada pipa bundar dengan metode empiris 2 f ( L / D) ρv P = 2 Kecepatan aliran untuk pipa bundar Q V = A 0,0007 0,0007 V = = = 0,59 π 2 3,14 2 d 0.039 4 4 m/s Dalam skripsi ini suhu air diasumsikan 20 o C sehingga ρ = 998,2 kg/m 3 dan µ = 1,005x10-3 N.s/m 2 (tabel 2.1) ρvd 998.2 x0,59x 0.039 Re= = = 2285 3 µ 1,00510 x Sehinga faktor gesekan (f) dapat dicari dalam diagram Moody f = 2 2 0,025 f( L/ D) ρv 0,025.( 11, /0,039 ). 998,2.0,59 P = = = 122, 4 2 Pa Pada analisa simulasi atau eksperimen aliran didalam pipa tidak langsung berkembang penuh, sehingga untuk mencari aliran berkembang penuh dapat dicari dengan cara sebagai berikut: Le 1 6 = 4,4Re D 1 6 6 Le= D. 4,4.Re = 0,039x 4,4 x22854 = 0,90 m Analisa pressure drop pada pipa bundar dengan metode simulasi 2 1-8 -

Gambar 4.1 kontur tekanan statis pada pipa bundar Gambar 4.2 Grafik kontur tekanan Pada gambar diatas menunjukan penurunan tekanan (pressure drop) yang terjadi pada pipa bundar dengan nilai tekanan maksimum sebesar -2,00e+00 pascal dan nilai minimumnya sebesar - 4,50e+02 pascal, pada hasil simulasi nilai tekanan diambil pada jarak atau panjang pipa 0,90 m karena pada jarak tersebut aliran fluida telah berkembang penuh. Dari hasil simulasi tersebut didapat nilai penurunan tekanan yang terjadi sebesar 250 pascal, sedangkan pada hasil empiris penurunan tekanan sebesar 122,4 pascal. Maka didapat selisih atau perbandingan penurunan tekanan yang terjadi dengan metode empiris dan simulasi sebesar 137,6 Pascal. Analisa perbandingan pressure drop pada pipa bundar dan pipa spiral dengan simulasi CFD Analisa ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pressure drop aliran fluida didalam pipa yang terjadi pada pipa bundar dan pipa spiral.untuk dapat mengetahui pressure drop yang terjadi pada aliran fluida di dalam pipa penulis mencoba untuk meneliti dan menganalisa hal itu dengan melakukan simulasi. Simulasi ini dilakukan dengan debit aliran dan panjang pipa yang sama, dimana dengan debit aliran sebesar 42 Lt/menit dan panjang pipa 2000 mm. Analisa pressure drop pada pipa bundar dengan diameter 39 mm - 9 -

Gambar diatas menunjukan penurunan tekanan dan distribusi kecepatan yang terjadi pada pipa bundar, dengan nilai kontur maksimumnya sebesar 4,5e+00 pascal dan nilai minimum sebesar - 4,50e+02 pascal. Dan nilai distribusi kecepatan maksimumnya sebesar 1,11e+00 m/s dan nilai minimunnya sebesar 1,83e-01 m/s. Analisa pressure drop pada pipa spiral dengan diameter dalam 27 mm dan diameter luar 39 mm Gambar 4.3 kontur tekanan statis pada pipa bundar Gambar 4.5 kontur statik pada pipa spiral KESIMPULAN Berdasark Gambar 4.4 vektor kecepatan pada pipa bundar - 10 -

Gambar 4.6 Vektor kecepatan pipa spiral Pada gambar diatas terlihat penurunan tekanan, distribusi kecepatan yang terjadi pada pipa spiral dengan nilai kontur maksimumnya sebesar 2.13e+01 pascal dan nilai minimumnya sebesar -8,86e+02 pascal. Sedangkan pada vektor kecapatan nilai maksimumnya sebesar 1,67e+00 m/s dan nilai minimumnya sebasar 2,40e-02 m/s. Dari hasil analisa tersebut menunjukan bahwa penurunan tekanan yang terjadi antara pipa bundar dengan pipa spiral lebih besar pipa spiral dan distribusi kecepatanya-pun lebih besar pipa spiral, ini disebabkan karena kecepatan aliran fluida lebih besar pipa spiral. Sehingga dapat dikatakan penurunan tekanan hampir sebanding dengan kuadrat kecepatan. Analisa Variasi diameter pipa spiral Variasi diameter yang mungkin dapat dilakukan dengan jangkauan mulai dari diameter 17 mm, 27 mm dan 37 mm. Variasi ini diberikan dengan catatan bahwa debit aliran 42 Lt/menit, dengan dimensi pipa; panjang pipa 2000 mm dan panjang picth adalah tetap sebesar 246 mm. Setelah dilakukan simulasi didapat nilai-nilai tekanan pada masing-masing variasi data seperti yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya. Berikut akan ditampilkan hasil analisis terhadap penurunan tekanan (pressure drop) pada pipa spiral dengan simulasi CFD. Analisa variasi diameter pipa spiral berdiameter 27 mm Gambar 4.7 Kontur tekanan statik pada pipa spiral diamter 27 mm - 11 -

Gambar 4.8 Vektor kecepatan pipa spiral diameter 27 mm Gambar diatas menunjukan penurunan tekanan (pressure drop), kontur tekanan statik, dan distribusi vektor kecepatan yang terjadi pada pipa spiral dengan panjang pipa 2000 mm dan diameter pipa 27 mm. Dimana menunjukan nilai kontur maksimum sebesar 2,13e+01 pascal dan nilai kontur minimum sebesar 8,86+02 pascal. Sedangkan pada vektor kecepatan maksimum yang terjadi pada pipa spiral sebesar 1,67e+00 m/s dan vektor kecepatan minimum sebesar 2,40e-02 m/s. Dari hasil analisa tersebut menunjukan bahwa terjadi penurunan tekanan (pressure drop) pada pipa spiral. Dengan penurunan tekanan sebesar 907,3 pascal, dan distribusi vektor kecepatannya yang terjadi sebesar 1,65 m/s. Analisa variasi diameter pipa spiral dilakukan untuk menganalisa penurunan tekanan (pressure drop) dari pipa spiral jika diameter pipa spiral dikurangi menjadi 17 mm atau ditambah sehingga menjadi 37 mm, dengan pemberian debit yang sama. Dengan tujuan untuk perbandingan penurunan tekanan, dengan pipa spiral yang berdiameter 27 mm, sehingga dapat diketahui penurunan tekanan, kontur dan vektor kecepatannya yang terjadi. Analisa variasi diameter pada pipa spiral berdiameter dalam 17 mm Gambar 4.9 Garafik pressure pipa spiral diameter 27 mm - 12 -

Gambar 4.10 kontur tekanan statik pipa spiral diameter 17 mm Gambar 4.12 Grafik pressure pipa spiral diameter 17 mm Gambar tersebut menunjukan penurunan tekanan, kontur tekanan statik dan vektor kecepatan yang terjadi pada pipa spiral dengan diameter 17 mm. Dimana menunjukan nilai kontur tekanan maksimum yang terjadi sebesar 2,56e+01 pascal dan nilai kontur minimum sebesar -3.43e+03 pascal. Sedangkan pada vektor kecepatan maksimum sebesar 2,86e+00 m/s dan vekror kecepatan minimumya sebesar 1,61-01 m/s. Analisa variasi diameter pipa spiral diameter dalam 37 mm Gambar 4.11 Vektor kecepatan pipa spiral diameter 17 mm - 13 -

Gambar 4.13 kontur tekanan statik pipa spiral diameter 37 mm Gambar 4.15 Grafik pressure pipa spiral diameter 37 mm Tabel 4.1 Simulasi pipa spiral Diameter (m) Kecepatan (m/s) Diameter Hidrolis (m) Penurunan tekanan (Pa) 0,17 1,42 0,022 3445,6 0,27 0,73 0,032 907,3 0,37 0,35 0,054 253 Gambar 4.14 Vektor kecepatan pipa spiral diameter 37 mm Gambar tersebut menunjukan penurunan tekanan, kontur tekanan, dan vektor kecepatan yang terjadi pada pipa spiral dengan diameter 37 mm. Dimana menunjukan nilai kontur tekanan maksimumnya sebesar 6,99e+00 pascal dan nilai minimumnya sebesar -2,46e+02 pascal. Sedangkan nilai maksimum vektor kecepatan sebesar 8,01e-01-14 -

m/s dan nilai minimumnya sebesar 2,69e-01 m/s. Pada variasi diameter pipa spiral yang berdiameter 17 mm, nilai penurunan tekanannya yang terjadi sebesar 3455,6 pascal. Sedangkan pada pipa spiral yang berdiameter 27 mm penurunan tekanannya yang terjadi sebesar 907,3 pascal. Dan pada pipa spiral yang berdiameter 37 mm nilai penurunan tekanannya yang terjadi sebesar 253 pascal. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar diameter pipa dengan debit aliran yang sama maka penurunan tekanan (presure drop) dan distribusi vektor kecapatannya pada aliran fluida didalam pipa spiral semaki kecil. Kesimpulan Setelah dilakukan analisa aliran fluida didalam pipa spiral dengan menggunakan metode CFD maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil simulasi yang dilakukan pada pipa spiral dengan variasi diameter dimana semakin besar diameter pada pipa spiral maka penurunan tekanannya semakin kecil 2. Penurunan tekanan hampir sebanding dengan kuadrat kecepatan 3. Penurunan tekanan dengan debit aliran yang sama pada masing-masing pipa spiral melalui simulasi CFD diketahui bahwa: a. Pada pipa spiral diameter 17 mm untuk debit 42 Lt/menit Penurunan tekanannya sebesar 3455,6 pascal Vektor kecepatan maksimumnya sebesar 2,86e+00 m/s dan kecepatan minimumnya sebesar 1,61e-01 m/s b. Pada pipa spiral diameter 27 mm untuk debit 42 lt/menit Penurunan tekanannya sebesar 907,3 pascal. Vektor kecepatan maksimum sebesar 1,67e+00 m/s dan vektor kecepatan minimumnya sebesar 2,40e-02 m/s c. Pada pipa spiral dengan diameter dalam 37 mm untuk debit 42 lt/menit Penurunan tekanannya sebesar 253 pascal. Vektor kecepatan maksimum sebesar 8,01e-01 m/s dan vektor kecepatan minimumnya sebesar 2,69e-01 m/s. Saran Karena pada penelitian dalam skripsi ini masih kurang akurat, bagi yang ingin melanjutkan penelitian ini penulis ingin memberikan saran yang ingin disampaikan. Untuk analisa penurunan tekanan penulis menyarankan agar pada saat meshing atau distribusi grid dan pemilihan jenis atau type grid harus benarbenar tepat, sehingga jika dibandingkan dengan metode empiris - 15 -

selisih atau perbedaannya tidak telalu besar. DAFTAR PUSTAKA 1. Reuben M. Olson & Steven J. Wright, Dasar - Dasar Mekanika Fluida Teknik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1993. 2. Victor L. Streeter & E. Benjamin Wylie. Mekanika Fluida, Jakarta: Erlangga. 1993. 3. Bruce R. Munson & Donald F. young Mekanika Fluida, Jilid 1, Jakarta: Erlangga 2005. 4. Bruce R. Munson & Donald F. young Mekanika Fluida, Jilid 2, Jakarta: Erlangga 2005. 5. Raswani, Perencanaan dan Penggambaran Sistem Perpipaan, Universitas Indonesia. Jakarta, 1987. 6. Ahmad Fauzan, RANCANGAN BANGUN CIRCULAR HOVERCRAFT DAN ANALISA ALIRAN PADA BAG YANG MEMPENGARUHI CUSHION PRESSURE DENGAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS, Jakarta. 2006. 7. http://www.pipa spiral.com 20 september 2007-16 -