(STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK) Presented by: NOVI MARHAENDRA PUTRANTO ( )

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

Oleh : Achmad Muchdianto NRP :

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

BAB IV HASIL PENELITIAN

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

Risk Analysis : Severity & Likelihood

BAB III DASAR TEORI.

Naskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu aspek yang

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

STUDI PERENCANAAN KEBUTUHAN TRANSFORMATOR dan PROTEKSINYA di GARDU INDUK 150 kv/120 MVA BUDURAN II/SEDATI. Arif Kurniadhi ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB III PERANCANGAN ALAT

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

ARINA ALFI FAUZIA

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

PENGENDALIAN OPERASIONAL GUDANG KONSOLIDASI

UNIVERSITAS INDONESIA PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA PENGELASAN LOGAM DI BENGKEL LAS LOGAM SIKEMBAR SUKMAJAYA DEPOK DESEMBER 2012

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

BAB I PENDAHULUAN. akal sehingga dapat merencanakan sesuatu, menganalisa yang terjadi serta

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci Pentanahan, Gardu Induk, Arus Gangguan Ketanah, Tegangan Sentuh, Tegangan Langkah, Tahanan Pengetanahan. I. PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: Serang, 12 Desember 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel

JPTM, Volume 06 Nomor 02 Tahun 2017,

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan permesinan dan peralatannya dengan mesin berteknologi

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang

Teknik Identifikasi Hazard (Survey Jalan Lintas, Job Safety Analysis, Job Safety Observation)

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah. Seri Artikel Keselamatan Kelistrikan Tambang Bawah Tanah 2 LOTO

ANALISIS PENGENDALIAN RESIKO DAN K3 DI DEPARTEMEN BAG MAKING MENGGUNAKAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGAWASAN DAN PELAPORAN PEKERJAAN NON RUTIN MENGGUNAKAN FORM CHECKLIST DI PERUSAHAAN PEMBANGKIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa dan Estimasi Penurunan Risiko dengan Job Safety Analysis pada Departemen Warehouse

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN PADA PEKERJAAN BLANK MATERIAL PADA PROSES PEMBUATAN BRACKET 54P DI PT SAKURA JAVA INDONESIA TAHUN 2013

2. PERSYARATAN PESERTA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.

saklar pemisah (disconnecting switch)

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

PT MDM DASAR DASAR K3

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

BAB I PENDAHULUAN. mentransmisikan dan mendistribusikan tenaga listrik untuk dapat dimanfaatkan

BAB IV AUDIT THERMOGRAPHY PERMATA BANK. Tujuan dengan pendekatan HSE (Health Safety and Environment)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan

Analisis Budaya Kerja UKM Industri Bambu di Cebongan Sleman Yogyakarta

SIDANG PENELITIAN TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. SUPERVISI : Pelaksanaan Open dan Close Back feeding di supervisi oleh Leader Shift Produksi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

PENGENDALIAN BAHAYA KERJA DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA PENERIMAAN AFVAL LOKAL BAGIAN WAREHOUSE DI PT. ST

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI

Manajemen Risiko K3 Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) Guna Mengidentifikasi Potensi Hazard

Perumusan Masalah : Tujuan Batasan dan Asumsi LANDASAN TEORI Pengertian Risiko Pengendalian Risiko

Transkripsi:

IDENTIFIKASI BAHAYA BEKERJA PADA DAERAH BERTEGANGAN (SWITCHYARD 150 kv) DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESMENT AND RISK CONTROL(HIRARC) (STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK) Presented by: NOVI MARHAENDRA PUTRANTO (6508 040 516) Program Studi Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

LATAR BELAKANG Mengidentifikasi bahaya bekerja pada daerah yang bertegangan yang mempunyai tingkat resiko yang cukup besar. Menghindari dan menanggulangi semua unsur yang berpotensial mengganggu jalannya proses produksi. Kemungkinan bahaya yang ditimbulkan biasanya disebabkan oleh faktor manusianya sendiri (unsafe action) dan bisa juga dari factor lingkungan/kondisi yang tidak aman (unsafe condition). Memastikan pekerja agar bekerja dalam kondisi aman dan nyaman tanpa rasa cemas.

PERUMUSAN MASALAH Bagaimana mengidentifikasi kejadian risiko yang dapat mengganggu proses produksi di switchyard 150 kv PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik? Bagaimana memperkirakan besarnya dampak risiko yang mungkin akan terjadi di switchyard 150 kv PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik? Bagaimana menentukan sumber sumber yang berpotensi menimbulkan risiko di switchyard 150 kv PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik? Bagaimana memberikan rekomendasi untuk meminimalkan jika ada kecelakaan pekerja di switchyard 150 kv PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik?

TUJUAN PENELITIAN Mengidentifikasi kejadian risiko yang dapat mengganggu proses produksi dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). Memperkirakan besarnya dampak risiko yang mungkin akan terjadi dengan menggunakan metode Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC). Mengetahui sumber-sumber yang berpotensi menimbulkan risiko. Memberikan tindakan penanggulangan terhadap risiko yang ada dengan menggunakan metode Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC).

MANFAAT PENELITIAN PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK mendapatkan gambaran mengenai risiko yang mungkin harus dihadapi berdasarkan hasil penilaian risiko. PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK mendapat gambaran mengenai besarnya dampak risiko yang mungkin akan terjadi. Memberikan pemahaman dalam pengelolaan sumbersumber potensial risiko di switchyard 150 kv PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK. Memberikan masukan kepada manajemen PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK terhadap tindakan penaggulangan risiko yang ada.

BATASAN MASALAH Pengidentifikasian besarnya bahaya hanya pada Switchyard 150 kv di PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK. Pengidentifikasian bahaya dan analisa data menggunakan pendekatan metode Job Safety Analysis (JSA). Dasar hukum yang digunakan adalah didasarkan pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0001 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan diatur lebih lanjut dalam SPLN 82 1:1991 tentang Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan dan SNI IEC 60050-651:2009 tentang Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan.

TINJAUAN PUSTAKA Switchyard adalah bagian dari gardu induk terbuka yang dijadikan sebagai tempat peletakan peralatan listrik berupa saklar saklar pengaman, arrester dan pemutus Tegangan Tinggi. Bagian-bagiannya adalah: LA (Lightning Arrester) PT (Potential Transformer) CT (Current Transformer) DS (Disconnecting Switch) CB (Circuit Breaker) Rel (busbar) ES (Earthing Switch) Local Control Panel

Job Safety Analysis (JSA) sebuah metode identifikasi yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja yang dilakukan terhadap potensi bahaya yang dihadapi ketika menjalankan pekerjaan tersebut. Merupakan cara yang efektif untuk membantu mengurangi atau menurunkan terjadinya insiden, kecelakaan atau bahkan cedera yang terjadi ditempat kerja. Sumber:HAZCO. (2002). Job Safety Analysis Form. Division of CCSIncome Trust. OSHA. (2002). OSHA 3071: Job Hazard Analysis. U. S Depart of Labour AS / NZS 4360.(2004 ).

JSA merupakan sebuah multi-step process yang terdiri dari : a. Basic Job Step b. Potential Hazard c. Recommended Safety Control

Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC) Hazard Identification proses pemeriksaan tiap tiap area kerja dengan tujuan untuk mengidentifikasi semua bahaya yang melekat pada suatu pekerjaan. Area kerja termasuk juga meliputi mesin peralatan kerja, laboratorium, area perkantoran gudang dan angkutan. Risk Assesment suatu proses penilaian resiko terhadap adanya bahaya di tempat kerja. Risk Control suatu proses yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan semua kemungkinan bahaya ditempat kerja serta melakukan peninjauan ulang secara terus menerus untuk memastikan bahwa pekerjaan mereka telah aman2

Contoh Tabel HIRARC

Perkiraan Nilai Resiko Likelihood merupakan kemungkinan dalam suatu periode waktu dari suatu risiko tersebut akan muncul. Perhitungan kemungkinan atau peluang yang sering digunakan adalah frekuensi. Consequence ialah suatu akibat dari suatu kejadian yang biasanya diekspresikan sebagai kerugian dari suatu kejadian atau suatu risiko. Oleh karena itu, perhitungan risiko dilakukan dengan mengkalikan nilai Likelihood dengan Consequence. Risks = Likelihood x Consequence Dimana : Likelihood = frekuensi kegagalan untuk suatu risiko. Consequence = konsekuensi untuk suatu risiko.

METODOLOGI PENELITIAN KEGIATAN Identifikasi Awal Pengumpulan Data BULAN 1 2 3 Pengolahan Data Analisa Hasil Penyusunan Laporan

Mulai OBSERVASI PENDAHULUAN Studi literatur : 1. Switchyard 4. JSA 2. Data Peralatan 5. HIRARC 3. Resiko Studi Lapangan dan Wawancara Tahap Pengumpulan Data Pengumpulan Data Data Primer : Wawancara pada pihak engineering dan maintenance : 1. Prinsip Kerja peralatan dari switchyard 2. Bahaya peralatan dari switchyard 3. SOP perawatan peralatan switchyard Data Sekunder : 1. Layout dari switchyard 2. Data komponen komponen yang terdapat pada switchyard dan spesifikasinya 3. Data pelepasan dan penormalan tegangan Tahap Pengolahan data IDENTIFIKASI BAHAYA SETIAP LANGKAH KERJA Identifikasi menggunakan metode JSA Melakukan penilaian resiko menggunakan HIRARC Melakukan solusi alternatif menggunakan HIRARC Tahap Analisa Data Analisa : Analisa JSA Analisa Resiko Analisa solusi alternatif dengan HIRARC Kesimpulan dan saran Selesai

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Urutan Pelepasan dan Penormalan Tegangan Urutan pekerjaan perawatan dibagi menjadi dua, yaitu pelepasan tegangan dan penormalan tegangan. Pelepasan tegangan yaitu saat switchyard dalam kondisi bertegangan kemudian dilakukan pemutusan tegangan, sedangkan penormalan tegangan yaitu setelah dilakukan perawatan (kondisi tidak bertegangan) kemudian switchyard diberi tegangan lagi. Proses pelepasan dan penormalan tegangan disebut dengan manuver (manuever).

Analisa Single Line Diagram Switchyard 150 kv Saat proses perbaikan di switchyard 150 kv milik PT. PJB UP Gresik sudah selesai dan penghantar grounding sudah dilepas padahal untuk line Waru 2 masih ada pekerjaan sehingga arus tidak ke grounding lagi tapi berbalik menuju line Waru 2. Sehingga linesman yang masih melakukan perbaikan di Waru 2 akan tersengat listik dan dapat menyebabkan kematian. Oleh sebab itu koordinasi antara linesman dengan pengawas K3 harus terjalin dengan baik agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

Analisa Job Safety Analysis (JSA) Dalam proses pekerjaan pelepasan tegangan switchyard 150 kv ini mempunyai potensi bahaya yang sangat bervariasi tergantung dari jenis pekerjaannya. Setelah dilakukan pengelompokkan jenis pekerjaannya didapatkan jenis pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya/risikonya kecil (low), sedang (medium) dan besar (high), seperti contoh berikut ini: Pelepasan tegangan Switchyard 150 kv Perawatan Peralatan Switchyard 150 kv Penormalan tegangan Switchyard 150 kv

Pelepasan tegangan Switchyard 150 kv Saat pengaktifan PMS ground pekerjaan pengecekkan grounding dan pengait/tuas penghantar sebagai pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya/ risikonya kecil (low) karena dampak yang ditimbulkan tidak sampai melukai atau ada bekas luka. Saat melepas PMS 204 pekerjaan penghantar (connector) dilepas. sebagai pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya/risikonya besar (high) karena mempunyai potensi bahaya/risikonya banyak dan dampak yang ditimbulkan dapat berakibat pingsan dan patah tulang. Saat melepas PMS 891LG1 pekerjaan penghantar (connector) dilepas. sebagai pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya/risikonya sedang (medium) karena mempunyai potensi bahaya/risikonya yang sering terjadi dan dampak yang ditimbulkan dapat berakibat pingsan dan telinga berdenging.

Perawatan Peralatan Switchyard 150 kv Dalam proses pekerjaan perawatan peralatan switchyard 150 kv ini mempunyai potensi bahaya yang hampir sama, pekerjaan tersebut yang mempunyai potensi bahaya/risikonya kecil (low) dan sedang (medium), contohnya yaitu saat pemutusan saklar pengoperasian (kondisi lock), pengecekan tahanan isolasi dan grounding peralatan, pengisian gas SF6 dan setting ulang peralatan sesuai dengan nameplate yang tertera di body panel. Namun ada juga jenis pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya/risikonya besar (high) yaitu pekerjaan diatas ketinggian seperti pembersihan isolator kabel line/busbar, jika tidak berhatihati dapat menyebabkan jatuh, patah tulang dan kematian. Oleh sebab itu patuhi penggunaan APD sesuai dengan jenis pekerjaan diatas ketinggian dan di daerah bertegangan. Dan yang terpenting adalah koordinasi linesman dengan pengawas K3 harus terjalin dan baik agar tidak salah pengertian yang mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Penormalan tegangan Switchyard 150 kv Pekerjaan pertama mempunyai bahaya tersengat listrik arus DC peralatan (arus bocor). Hal ini bisa terjadi karena perawatan dari kabel pentanahan yang tidak pernah rutin dan jarang di cek tahanan pentanahan sebagai pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya/risikonya sedang (medium). Sedangkan untuk pengerjaan kedua mempunyai bahaya tangan terjepit jika pemasangan pengaitnya tidak tepat (luka memar), terjadi benturan pada tubuh, terjatuh dan tersengat listrik arus AC dari kabel line (risiko kematian) sebagai pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya/risikonya besar (high).

Penilaian Risiko Untuk Perawatan Switchyard 150 kv Likelihood Kemungkinan terjadi suatu kecelakaan yaitu 1 = Very unlikely. Kemungkinan bisa terjadi pada suatu waktu 3 = Unlikely. Kemungkinan terjadi pada suatu waktu 5 = Likely. Kemungkinan besar dapat terjadi pada setiap keadaan. 10 = Very likely. Sering terjadi pada kondisi normal atau rutin. Severity Dampaknya terhadap manusia sebagai berikut: 1 = Insignificant. Tidak menimbulkan cidera 3 = Slightly Harmful. Memerlukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (terpotong kecil, memar, iritasi, mata, pusing, ketidaknyamanan). 5 = Harmful. Memerlukan perawatan medis lebih lanjut (luka bakar, luka yang terkoyak, patah tulang, keseleo serius, tuli, dermatitis, asma). 10 = Extremely Harmful. Cacat, kematian, amputasi, keracunan, kanker, penyakit yang membahayakan.

Tabel Matrik Risiko Keterangan: Trivial adalah kategori risiko yang tidak memerlukan tindakan lebih lanjut dan tidak memerlukan catatan. (Score 1-4) Tolerable adalah kategori risiko dimana harus dilakukan pemantauan untuk memastikan bahwa pengendalian dipelihara dan diterapkan dengan baik dan benar. (Score 5-9) Moderate adalah kategori risiko dimana perlu adanya tindakan untuk mengurangi resiko. (Score 10-15) Substantial adalah kategori risiko dimana sebelum risiko direduksi, maka pekerjaan tidak dilaksanakan. (Score 25-30) Intolerable adalah merupakan kategori risiko dimana pekerjaan harus dihentikan, risiko harus segera direduksi secepat mungkin karena bila tidak dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan.(score 50-100)

Analisa Hazard Identification Risk Analysis and Risk Control (HIRARC) Sama dengan analisa Job Safety Analysis (JSA), dalam pekerjaan perawatan bulanan di switchyard 150 kv di PT. PJB UP Gresik untuk Line Waru 2 ini ada tiga kondisi yang dianalisa dengan menggunakan metode Hazard Identification Risk Analysis and Risk Control (HIRARC) yaitu saat pelepasan, perawatan dan penormalan tegangan switchyard 150 kv. Pelepasan tegangan Switchyard 150 kv Perawatan Peralatan Switchyard 150 kv Penormalan tegangan Switchyard 150 kv

Keterangan: Saat pengaktifan PMS Ground pekerjaan pengecekkan grounding dan pengait/tuas penghantar. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (slightly harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 3 (trivial). Saat pengaktifan PMS Ground pekerjaan pengecekkan grounding dan pengait/tuas penghantar. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (slightly harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 9 (tolerable). Saat pengaktifan PMS Ground pekerjaan memasukkan penghantar (connector) grounding RST. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 10 (harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 10 (moderate). Saat pengaktifan PMS Ground pekerjaan memasukkan penghantar (connector) grounding RST. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 5 (harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 15 (moderate).

Dari analisa diatas diketahui bahwa ada empat penilaian risiko yang nilai risikonya sama dengan yang lain sehingga dapat dikelompokkan menjadi dua kriteria potensi bahaya/risiko, yaitu : Kecil (low) yaitu yang masuk dalam kategori risiko Trivial (Score 1-4) contohnya analisa nomer satu (Score 3), Tolerable (Score 5-9) contohnya analisa nomer dua (Score 9). Sedang (medium) yang masuk dalam kategori risiko Moderate (Score 10-15) contohnya analisa nomer tiga (Score 10) dan nomer empat (Score 15). Untuk lebih detail dan jelasnya lihat pada Lampiran 3.

Keterangan: Saat pengisian gas SF6. Uraian bahaya yaitu switch log off tidak bekerja. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 1 (insignificant) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 1 (trivial). Saat pemutusan saklar pengoperasian (kondisi lock). Uraian bahaya yaitu terjadi panas karena adanya hubung singkat dari fuse kontaktor. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (Slightly Harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 3 (trivial). Saat pembersihan isolator setiap peralatan. Uraian bahaya yaitu tersengat listrik. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (slightly harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 9 (tolerable). Saat Pemutusan saklar pengoperasian (kondisi lock). Uraian bahaya yaitu terbentur busbar maupun connector. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 5 (harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 15 (moderate). Saat pembersihan isolator setiap peralatan. Uraian bahaya yaitu terjatuh saat memanjat. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 10 (extremely harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 30 (substanstial).

Dari analisa diatas diketahui bahwa ada lima penilaian risiko yang nilai risikonya sama dengan yang lain sehingga dapat dikelompokkan menjadi tiga kriteria potensi bahaya/risiko, yaitu : Kecil (low) yaitu yang masuk dalam kategori risiko trivial (Score 1-4) contohnya analisa nomer satu (Score 1) dan nomer dua (Score 3), tolerable (Score 5-9) contohnya analisa nomer tiga (Score 9). Sedang (medium) yang masuk dalam kategori risiko moderate (Score 10-15) contohnya analisa nomer empat (Score 15). Besar (high) yang masuk dalam kategori risiko substantial (Score 25-30) contohnya analisa nomer lima (Score 30). Untuk lebih detail dan jelasnya lihat pada Lampiran 3.

Keterangan: Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan penghantar (connector) grounding RST dilepas. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (Slightly Harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 3 (trivial). Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan penghantar (connector) grounding RST dilepas. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 5 (harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 5 (tolerable). Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan pengecekan MCB dan connector dalam box panel. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (slightly harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 9 (tolerable). Saat mengaktifkan GCB/PMT 52G1 208 pekerjaan penghantar (connector) diaktifkan. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 10 (extremely harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 10 (moderate). Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan pengecekan MCB dan connector dalam box panel. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 5 (harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 15 (moderate). Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan penghantar (connector) grounding RST dilepas. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 10 (extremely harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 30 (substantial).

Dari analisa diatas diketahui bahwa ada enam penilaian risiko yang nilai risikonya sama dengan yang lain sehingga dapat dikelompokkan menjadi tiga kriteria potensi bahaya/risiko, yaitu : Kecil (low) yaitu yang masuk dalam kategori risiko trivial (Score 1-4) contohnya analisa nomer satu (Score 3), tolerable (Score 5-9) contohnya analisa nomer dua (Score 5) dan tiga (Score 9). Sedang (medium) yang masuk dalam kategori risiko moderate (Score 10-15) contohnya analisa nomer empat (Score 10) dan nomer lima (Score 15). Besar (high) yang masuk dalam kategori risiko substantial (Score 25-30) contohnya analisa nomer enam (Score 30). Untuk lebih detail dan jelasnya lihat pada Lampiran 3.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) maka yang dapat mengganggu proses produksi dari PT. PJB UP Gresik yaitu faktor yang berasal dari unsafe action contohnya tidak menggunakan sarung tangan sesuai jenis pekerjaannya, (penggunaan APD yang tidak tepat) dan kurangnya koordinasi antara linesman dengan pengawas K3. Dengan menggunakan metode Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC) diketahui bahwa dampak risiko yang paling besar yaitu dapat menyebabkan patah tulang dan tersengat arus listrik AC sehingga dapat menyebabkan lumpuh dan kematian (substanstial, score 30). Dampak risiko yang sedang yaitu dapat menyebabkan luka lebam/memar karena terjatuh dan terjadi benturan dengan penghantar/connector (moderatel, score 15). Dampak risiko yang ringan yaitu tersengat listrik dari peralatan dan terbentur penghantar/connector namun tidak menyebabkan luka lebam/memar (trivial, score 3). Dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) dan Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC) sumber-sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan risiko dari peralatan switchyard 150 kv yaitu unsafe action, kurangnya koordinasi antara linesman dengan pengawas K3. Namun penggunaan APD yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan jenis pekerjaan juga menimbulkan potensi bahaya dan risiko yang cukup besar. Dengan menggunakan metode Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC) dapat diberikan tindakan penanggulangan dampak risiko sehingga mengurangi dampak yang ditimbulkan berkurang dan tidak terlalu besar yaitu pentingnya koordinasi pihak pengawas K3 dengan linesman harus terjalin dan baik, konsentrasi dan gunakan APD yang diperlukan serta sesuai dengan jenis pekerjaannya.

Saran yang dapat diberikan pada pihak perusahaan dan pihak lain dengan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut: Diharapkan perusahaan mengembangkan metode identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang lebih detail dan terperinci pada tiap proses kerja. Diharapkan perusahaan selalu mensosialisasikan APD yang baru ke para karyawan yang bekerja/berada di area switcyard 150 kv. Jika masih ada yang melanggar sebaiknya diberi peringatan atau sanksi yang tegas dan yang telah mematuhi diberi reward.

TERIMA KASIH...