7.2 CIRI UMUM SITOKIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur

IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed

SOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

SEL SISTEM IMUN SPESIFIK

Tahapan Respon Sistem Imun Respon Imune Innate Respon Imunitas Spesifik

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Atopi berasal dari bahasa Yunani yaitu atopos, yang memiliki arti tidak pada

MATURASI SEL LIMFOSIT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara empiris dapat mengobati berbagai macam penyakit. Tumbuh subur pada

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PATOGENESIS REAKSI INFLAMASI ALERGI. Rinitis alergi merupakan penyakit inflamasi mukosa hidung yang didasari

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

Tuberkulosis merupakan penyakit yang telah lama ada. Tetap menjadi perhatian dunia Penyebab kematian kedua pada penyakit infeksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

BAB PENDAHULUAN 1.1. Kedudukan dan Reran Imunologi dalam Ilmu Kefarmasian Imunologi imunitas alami dan imunitas perolehan.

PENGETAHUAN DASAR. Dr. Ariyati Yosi,

2 Sebutkan macam-macam klas sel limfosit dan apa fungsi dasar masingmasing limfosit tersebut

Imunologi Agung Dwi Wahyu Widodo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Psoriasis adalah penyakit kulit inflamasi kronis yang sering dijumpai

ulangan pada tiap perlakuan. Pada penelitian ini dilakuan sebanyak 6 kali ulangan.

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

BAB 5 PEMBAHASAN. Mencit yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Laboratorium

Migrasi Lekosit dan Inflamasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan adanya hiperglikemia kronik akibat defisiensi insulin baik relatif maupun

Pengobatan yang menggunakan bagian tertentu dari sistem imun untuk menyembuhkan penyakit. Sering disebut juga biologic therapy atau biotherapy.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEKANISME RESPON IMUN TERHADAP KANKER PAYUDARA

Respon imun adaptif : Respon humoral

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age

MOLEKUL PENGENAL ANTIGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. digunakan sebagai alternatif pengobatan seperti kunyit, temulawak, daun sirih,

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sistem Imun. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

RESPON PERTAHANAN TERHADAP MIKROBIA PATOGEN

BAB I PENDAHULUAN. Anemia hemolitik otoimun (autoimmune hemolytic anemia /AIHA)

KONSEP DASAR IMUNOLOGI

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil uji statistik diperlihatkan bahwa pemaparan asap rokok, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

FIRST LINE DEFENCE MECHANISM

FAKTOR IMUNOLOGI PATOGENESIS ENDOMETRIOSIS

RPKPS Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Dan Bahan Ajar IMUNUNOLOGI FAK Oleh : Dr. EDIATI S., SE, Apt

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. SURAT PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR SINGKATAN...

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. obat-obatan kimiawi. Dewasa ini, pemberian agen kemoterapi masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit beragam (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2011). Manifestasi klinis SLE

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Terjadinya diabetes melitus ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara menempati urutan pertama pada wanita setelah kanker leher

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) ditingkat dunia AKB berkisar sekitar 37 per 1000

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. respon terhadap stres adalah hippocampus. Hippocampus merupakan bagian dari

Gambar: Struktur Antibodi

BAB VI PEMBAHASAN. Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga

BAB I PENDAHULUAN. pembekuan darah yang diturunkan (herediter) secara sex-linked recessive pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinis yang khas berupa plak eritematosa berbatas tegas dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pembedahan ekstremitas bawah,dapat menimbulkan respons,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menolak dan tidak tahan terhadap zat-zat yang sebenarnya tidak berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. melanoma) meliputi separuh dari kasus kanker. Kanker kulit non melanoma

BAB I PENDAHULUAN. bersifat nontosik, sehingga dapat juga digunakan sebagai obat anti kanker dan anti

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas

tua dan sel yang bermutasi menjadi ganas, merupakan bahan yang tidak diinginkan dan perlu disingkirkan. Lingkungan disekitar manusia mengandung

Mesin Imunologi Pada Kanker

leukemia Kanker darah

BAB I PENDAHULUAN. serius, menyebabkan peradangan pada kulit, saraf dan organ lain. Penyebab dan faktor risiko

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyaknya faktor-faktor yang dapat menurunkan kekebalan tubuh

BAB VI PEMBAHASAN. Efektivitas Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Sel NK. kontrol mengalami kenaikan. Hal ini dapat kita lihat pada grafik berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. kejadian kanker kulit sekitar 3,5 juta kasus pertahun, dimana basal cell carcinoma merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan agen penyebab Acquired

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

BAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 7 SITOKIN 7.1 PENDAHULUAN Defnisi: Sitokin adalah senyawa protein, dengan berat molekul kira-kira 8-80 kda, yang merupakan mediator larut fase efektor imun natural dan adaptif. Nama dari sitokin bermacam-macam tergantung dari tempat produksinya dan perannya. Monokin, merupakan produk dari fagosit mononuklear Limfokin, merupakan produk dari limfosit Interleukin (IL), berkaitan dengan perannya antar sel leukosit Lain-lain : Interferon (IFN), growth factors (CSF), TNF, Khemokin 7.2 CIRI UMUM SITOKIN 1. Diproduksi oleh sel-sel yang terlibat dalam respon imun natural dan respon imun spesifik. 2. Merupakan mediator dan regulator respon imun dan inflamatori. 3. Sekresinya singkat dan terbatas. a. Sitokin tidak disimpan sebagai bentuk pre-molekul. b. Sintesisnya diinisiasi oleh transkripsi gena baru yang hidupnya singkat. c. Produksinya dilakukan jika diperlukan. 4. Beberapa macam sitokin diproduksi oleh beberapa tipe sel dan beraksi pada berbagai tipe sel (pleiotropik). Lihat Gambar 1. 5. Dalam beberapa kasus, beberapa sitokin mempunyai aksi yang sama (redundan). Lihat Gambar 1. Redundansi ini berdasar pada : reseptor untuk sitokin adalah heterodimer (kadang-kadang heterotrimer) yang dapat dikelompokkan kedalam famili, dimana satu subunit untuk seluruh anggota. Karena subunit tersebut untuk semua anggota, fungsi dalam mengikat sitokin dan dalam signal transduksi, maka reseptor satu sitokin seringkali dapat merespon sitokin yang lain dalam famili yang sama. 6. Dapat meningkatkan atau menghambat sintesis sitokin lainnya. 7. Dapat meningkatkan atau menghambat aksi sitokin lainnya. Efek ini dapat

berupa: antagonis, aditif maupun sinergis. Lihat Gambar 1 8. Mengikat reseptor spesifik dengan afinitas yang tinggi. 9. Sel yang dapat merespon suatu sitokin adalah : autokrin, parakrin dan endokrin. 10. Respon seluler terhadap sitokin, pada umumnya lambat dan memerlukan sintesis mrna dan protein baru. Gambar 1 : Beberapa Sifat Umum Sitokin

7.3 FUNGSI UMUM SITOKIN 1. Mediator dan regulator imunitas natural Tumor Necrosis Factor (TNF) Interleukin-1 (EL-1) Khemokin-khemokin Interleukin-10 (IL-10) Interferon-gamma (IFN-gamma) 2. Mediator dan regulator imunitas spesifik Interleukin-2 (IL-2) Interleukin-4 (IL-4) Interleukin-5 (IL-5) Interleukin-10 (IL-10) Interferon-gamma (INF-gamma) 3. Stimulator hematopoisis Interleukin-3 (IL-3) Colony-Stimulating Factors (CSFs) 7.4 BEBERAPA SITOKIN TERPILIH DALAM FUNGSINYA SEBAGAI MEDIATOR DAN REGULATOR IMUNITAS NATURAL 1. Tumor Necrosis Factor (TNF) atau juga disebut TNF-gamma a. diproduksi oleh makrofag yang diaktifkan b. penting sebagai mediator inflamasi akut dalam responnya terhadap bakteri Gram-negatif dan mikroba infeksius lainnya c. mediator pengumpulan leukosit polimorfonuklear dan monosit pada tempat terjadinya infeksi i. menstimulasi sel endothelial untuk mengekspresikan molekul adesi baru yang menyebabkan permukaan sel "sticky" untuk PMN dan monosit ii. menstimulasi sel endothelial dan makrofag untuk memproduksi khemokin yang menginduksi khemotaksis dan pengumpulan leukosit. d. beraksi pada hipotalamus untuk memproduksi demam e. mempromosi produksi protein fase akut oleh hati (lihat Gambar 7)

2. Interleukin-1 a. diproduksi oleh makrofag yang diaktifkan b. efeknya sama dengan TNF (lihat Gambar 7) 3. Khemokin (sitokin-khemotaktik) a. merupakan kelompok besar senyawa (lebih dari 50) diproduksi oleh sel leukosit dan sel jaringan b. mengumpulkan leukosit pada tempat terjadinya infeksi c. memegang peranan yang penting dalam lalu lintas makrofag 4. Interleukin-10 a. diproduksi oleh makrofag yang diaktifkan b. beraksi sebagai inhibitor makrofag yang diaktifkan,dengan menghambat produksi TNF 7.5 BEBERAPA SITOKIN TERPILIH DALAM FUNGSINYA SEBAGAI MEDIATOR DAN REGULATOR IMUNITAS SPESIFIK 1. InterIeukin-2 a. utamanya diproduksi oleh sel T helper (CD4+); sedikit oleh sel T sitotoksik (CD8+) b. fungsi utama, mempromosi pendivisian sel T dan meningkatkan produksi sitokin lainnya c. fungsi lainnya dapat dilihat pada Gambar 2 d. mempunyai fungsi autokrin pada proliferasi sel T, yang dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 2 : Beberapa Fungsi Interleukin-2 Gambar 3 : Proliferasi sel T dan Sitokin

2. Interleukin-4 a. diproduksi terutama oleh sel Th2, yang merupakan subpopulasi sel T helper (CD4+). Sel TIE diperlukan untuk produksi antibodi oleh sel B b. menstimulasi switching klas immunoglobulin menjadi isotope IgE. (IgE terlibat dalam eliminasi helminth dan artropoda yang diperantarai eosinofil) c. menstimulasi perkembangan sel Th2 dari sel T helper CD4+ naïve d. mempromosi pertumbuhan sel Th2 yang telah didiferensiasi Beberapa fungsi EL-4 dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 : Beberapa fungsi IL-4 dan sitokin yang lain 3. Interleukin-5 a. diproduksi terutama oleh sel Th2, subpopulasi dari sel T helper CD4+ b. mempromosi pertumbuhan dan diferensiasi eosinofil c. mengaktifkan eosinofil matur (dewasa) IL-4 dan IL-5 bersama dengan IgE mengopsonisasi helminth yang kemudian diikat eosinofil, menyebabkan kematian pada helminth tersebut

4. Interferon (INF) Ada tiga kelompok interferon, yaitu : IFN-alfa, IFN-beta dan IFN-gamma a. IFN-alfa: ada 20 macam varian yang diproduksi oleh leukosit dalam merespon virus. b. IFN-beta: merupakan protein tunggal, yang diproduksi oleh fibroblast dan sel yang lainnya dalam merespon virus. IFN-alfa dan IFN-beta, keduanya menghambat replikasi sel dan meningkatkan ekspresi MHC klas I pada sel viral. c. IFN-gamma: i. diproduksi oleh sel Th1 subpopulasi sel T helper CD4+, sel T sitotoksik (CD8+) dan sel NK. Sel Th1 terlibat eliminasi pathogen yang terletak intraseluler dalam kompartemen vasikuler. ii. INF-gamma berfungsi dalam imunitas natural dan imunitas spesifik Imunitas natural: IFN-gamma memacu fungsi mikrobisidal makrofag melalui pembentukan oksida nitrit (NO) dan intermediate oksigen reaktif (ROI) Imunitas spesifik: IFN-gamma menstimulasi ekspresi MHC kelas I dan II dan sebagai molekul kostimulator pada sel APC IFN-gamma mempromosi diferensiasi sel T helper naive menjadi sel Th1 IFN-gamma mengaktifkan PMN dan sel sitotoksik dan meningkatkan sitotoksisitas sel NK. Beberapa fungsi INF-gamma dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 : Beberapa fungsi INF-gamma 5. Transforming Growth Factor (TGF-beta) a. merupakan inhibitor sitokin yang diproduksi oleh sel T, makrofag, dan tipe-tipe sel lainnya. b. menghambat proliferasi dan diferensiasi sel T c. menghambat aktivasi makrofag d. beraksi pada PMN dan sel endothelial untuk menghambat efek pro inflamatori sitokin 7.6 BEBERAPA SITOKIN TERPILIH DALAM FUNGSINYA SEBAGAI STIMULATOR HEMATOPOIESIS 1. Interleukin-3 a. diproduksi sel T helper b. mempromosi pertumbuhan dan diferensiasi progenitor sumsum tulang 2. Colony-Stimulating Factors (CSFs) a. diproduksi oleh sel T, makrofag, sel endothelial, fibroblast b. GM-CSF (granulocyte-macrophage colony-stimulating factor),

mempromosi pertumbuhan dan diferensiasi progenitor sumsum tulang c. M-SCF (macrophage colony-stimulating factor) terlibat dalam perkembangan dan fungsi monosit/makrofag d. G-CSF (granulocyte colony-stimulating factor), menstimulasi produksi PMN 7.7 SITOKIN NETWORK Meskipun perhatian kita telah diberikan pada produksi dan aksi sitokin pada sel sistem imun, adalah penting untuk mengerti bahwa beberapa dari sitokin mempunyai efek pada sistem sel dan organ yang lain. Berikut ini diberikan sitokin network yang dapat dilihat pada Gambar 6, 7, dan 8. Gambar 6 : Sitokin network. Komunikasi antara limfosit dan makrofag, serta komponen yang lain dalam system imun

Gambar 7 : Sitokin network. Komunikasi antara limfosit dan Makrofag serta Hipotalamus, Kelenjer Adrenal, dan Hati Gambar 8 : Sitokin network. Komunikasi antara limfosit dan Makrofag serta Sel dan jaringan yang lain

7.8 PENGGUNAAN SITOKIN DALAM BIDANG FARMASI Pengetahuan tentang komponen seluler dan molekuler respon imun terhadap mikroba penyebab infeksi dan, khususnya, peran yang dilakukan oleh sitokin dalam regulasi dan homeostasis sel hematopoitik, telah membuka wacana kita untuk mendapatkan bentuk baru pengobatan. Beberapa sitokin telah dimanfaatkan sebagai agen terapetik untuk memodulasi respon imun dan secara seleksi mempromosi hematopoisis. 1. Mengembalikan Defisiensi seluler Sitokin telah digunakan untuk mengobati defisiensi seluler yang disebabkan oleh khemoterapi atau radioterapi, dengan memberikan faktor pertumbuhan (misal G- atau GM-CSF). Pengobatan dengan faktor pertumbuhan hematopoitik ini, meningkatkan rekonstitusi alarm keadaan garis penurunan sel hematopoitik. 2. Pengobatan Imunodefisiensi Sitokin juga telah digunakan untuk mengobati penyakit imunodefisiensi, dengan meningkatkan aktivasi sel T. Beberapa sitokin telah digunakan dengan hasil klinik yang bervariasi, yaitu : EL-2, IFN-gamma, dan TNFalfa. 3. Pengobatan Kanker Pasien penderita kanker juga dapat memanfaatkan sitokin dalam terapi tumor yang menggunakan sel LAK (lymphokine-activated killer). Dengan cara kultur, sel NK atau sel T sitotoksik dengan penambahan konsentrasi tinggi IL-2, menurunkan sel efektor dengan aktivitas anti-tumor yang potensial. Juga telah dicoba penggunaan antibodi untuk menetralkan aktivitas sitokin pada pengobatan kanker tertentu. Hal yang mudah dicapai dengan leukemia sel, memberikan semangat untuk mencoba dengan antibodi native maupun antibodi yang dikonjugasi dengan toxin. Pada satu subset leukemia, leukemia sel T pada orang dewasa, antibodi terhadap DL-2R rantai alfa (anti-cd25, juga dikenal sebagai anti-tac), telah memperlihatkan induksi respon terapeutik pada pasien yang ketiga yang diberi pengobatan.

4. Pengobatan Penyakit Inflamatori Kronis Ada bukti bahwa beberapa tanda dan simtom rematoid artritis dapat dikontrol secara biologik (analog antibodi atau reseptor) yang menetralkan aktivitas sitokin proinflamatori, seperti TNF-alfa. Antagonis sitokin DL-IRa juga berguna dalam pengobatan respon inflamatori kronis dengan mencegah aktivasi sel T helper. Hal yang sama, untuk klon bentuk larut reseptor IL-1, telah memperlihatkan aksinya sebagai inhibitor sitokin untuk menghambat aktivasi sel T helper. 5. Pengobatan Pasien Transplan Antibodi telah digunakan secara luas untuk investigasi dalam transplantasi organ, baik sebagai profilaksis maupun terapetik untuk membalikkan penolakan. Terapi dengan anti-il-2r (CD25), telah digunakan sebagai bagian regimen terapi imunosupresif untuk pasien dengan transplan ginjal. Telah pula dilakuakn pada hewan uji, kemungkinan penggunaan IL-1R dan IL-IRa untuk menghambat aktivasi sel T helper dalam merespon aloantigen. 6. Pengobatan Alergi Sifat fiingsional sel Th2, dan khususnya peran sitokin spesifik yang diproduksinya (misalnya EL-4, IL-13) dalam produksi IgE, memberi kesan, bahwa terapi dengan sitokin tersebut atau reseptomya, merupakan hal yang efektif untuk pengobatan alergi. KESIMPULAN 1. Sitokin adalah protein dengan berat molekul rendah, nonantigen-spesifik yang memperantarai interaksi seluler yang terlibat dalam sistem imun, inflamatori, dan hematopoitik. 2. Sitokin memperlihatkan sifat pleiotropik dan redundansi, dan seringkali sinergis atau antagonis dengan sitokin lainnya. 3. Sitokin mempunyai waktu kehidupan yang pendek dan aksinya lokal atau pada sel yang sama yang mensekresinya (autokrin), pada selk yang lain (parakrin), atau, seperti hormon, secara sistemik (endokrin). 4. Sitokin mempunyai aktivitas fungsional yang luas, seperti:

1) meregulasi respon imun spesifik 2) memfasilitasi respon imun natural 3) mengaktifkan respon inflamatori 4) mempengaruhi migrasi leukosit 5) menstimulasi hematopoisis. 5. Terapi dengan sitokin yang berhubungan, menjanjikan untuk pengobatan imunodefisiensi tertentu, dalam pencegahan penolakan transplan, dan pengobatan kanker tertentu. Anda telah mempelajari: 1. Sifat-sifat umum dan fungsi sitokin. 2. Kegunaan sitokin dalam bidang farmasi. Tugas a. Jawablah pertanyaan berikut ini 1. Sebutkan beberapa sifat fungsional sitokin! 2. Tipe respon imun yang mana yang diperantarai sitokin? 3. EL-1, 11-6 dan TNF-alfa adalah sitokin proinflamatori yang menyebabkan apa saja? 4. Berilah salah satu contoh sitokin yang dapat digunakan atau menjanjikan untuk pengobatan. Berikan alasannya. b. Carilah melalui internet jurnal yang berhubungan dengan sitokin dan buatlah ringkasannya dalam bahasa Inggris.