PT SUGIH ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Desember beserta Laporan Auditor Independen

1. UMUM. a. Pendirian dan informasi umum

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

1. Umum. a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Citatah Tbk Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

p PT STAR PETROCHEM Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Maret 2017

Salinan Surat Pernyataan tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 PT Citatah Tbk

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

Revisi PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT Electronic City Indonesia Tbk dan Entitas Anak

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Laporan Keuangan Untuk Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 Dan PT SUGIH ENERGY Tbk TIDAK DIAUDIT

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk LAPORAN KEUANGAN

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

PT Panorama Transportasi Tbk dan Anak Perusahaan

Revisi PT MITRA INVESTINDO Tbk

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

P.T. APAC CITRA CENTERTEX Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. Pacific Strategic Financial Tbk dan Anak Perusahaan

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT ALKINDO NARATAMA TBK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

30 Juni 31 Desember

P.T. APAC CITRA CENTERTEX Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2016 (TIDAK DIAUDIT)

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2014 (tidak diaudit) dan 30 Juni 2013 (tidak diaudit)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2017 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. INTI AGRI RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012

Perusahaan dan anak perusahaan tergabung dalam kelompok usaha yang sama dan selanjutnya disebut Grup.

PT FORTUNE INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT Greenwood Sejahtera Tbk dan Entitas Anak

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

Jumlah Aset Lancar

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3-4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

Jumlah Aset Lancar 80,278,114,864 69,876,058,857

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MULTIBREEDER ADIRAMA INDONESIA

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT LIPPO SECURITIES Tbk

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA


PT. PUSAKO TARINKA, Tbk

PT TRIWIRA INSANLESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

Transkripsi:

Laporan Keuangan Interim Konsolidasian Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2012 Dan 2011 Dan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011 PT SUGIH ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN TANGGAL 30 JUNI 2012 Daftar Isi Hal Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian... 1-2 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian... 3 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian... 4-5 Laporan Arus Kas Konsolidasian... 6 Catatan atas Laporan Keuangan Konsoldiasian... 7-37 ***

LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 30 Juni 2012 31 Desember 2011*) ASET Aset Lancar Kas dan bank 2d,2l,4 384.280.541.863 99.995.348 Surat berharga 2f,2l,5-25.388.654.454 Piutang usaha pihak ketiga 2e,2l,6 25.365.412.760 - Piutang lain-lain jangka pendek pihak ketiga 2e,2l,10 225.084.390.104 18.000.000 Pajak dibayar di muka 7a 20.537.914.237 623.136.165 Persediaan 2g,8 6.571.820.909 - Biaya dibayar di muka 2h,9 61.213.622 105.425.002 Jumlah Aset Lancar 661.901.293.495 26.235.210.969 Aset Tidak Lancar Piutang lain-lain jangka panjang - pihak berelasi 2e,2l,10, 2v,27 6.824.753.062 8.334.986.529 Investasi pada perusahaan asosiasi 2i,11 53.900.000.000 - Aset tetap setelah dikurang akumulasi penyusutan 2j,2k,12 298.618.511.717 1.498.935.591 Aset pajak tangguhan 2c,7d 1.733.022.078 1.733.022.078 Aset tidak lancar lainnya 2t,3b,13 2.136.644.708.374 140.745.712 Jumlah aset tidak lancar 2.497.720.995.231 11.707.689.910 JUMLAH ASET 3.159.622.288.726 37.942.900.879 *) Laporan keuangan tahun 2011 bukan merupakan laporan keuangan konsolidasian karena tidak mencakup laporan keuangan Entitas Anak yang diakuisisi pada tanggal 12 Juni 2012. Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 1

LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN (lanjutan) 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 30 Juni 2012 31 Desember 2011*) LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Jangka Pendek Hutang bank 2l,2o,14 535.781.733.519 - Hutang usaha pihak ketiga 2l,2m,15 65.610.213.627 - Beban masih harus dibayar 2l,2n,16 3.261.763.421 916.242.793 Hutang pajak 7b 5.029.072.853 48.592.227 Hutang pembiayaan jatuh tempo 1 tahun 2l,17 205.161.948 355.180.944 Hutang lain-lain jangka pendek pihak ketiga 2l,2o,18 3.720.241.927 989.463.901 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 613.608.187.295 2.309.479.865 Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas diestimasi atas imbalan karyawan 2l,2p,19 146.182.000 146.182.000 Hutang pembiayaan jatuh tempo lebih dari 1 tahun 2l,17 294.319.213 294.319.213 Hutang lain-lain jangka panjang pihak berelasi 2l,2o,18,27 67.073.850.560 2.459.853.793 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 67.514.351.773 2.900.355.006 JUMLAH LIABILITAS 681.122.539.068 5.209.834.871 EKUITAS Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Modal Saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar: 24.676.787.500 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh: 24.676.787.500 saham 2q,20 2.467.678.750.000 40.453.750.000 Tambahan modal disetor 2q,21 1.393.926.932 1.393.926.932 Selisih perubahan ekuitas entitas anak 816.000 - Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2c (9.506.338 ) - Cadangan umum 22 152.263.910 152.263.910 Saldo defisit (18.399.675.169 ) (9.266.874.834) Jumlah 2.450.816.575.335 32.733.066.008 Kepentingan Non-Pengendali 2b 27.683.174.323 - JUMLAH EKUITAS 2.478.499.749.658 32.733.066.008 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 3.159.622.288.726 37.942.900.879 *) Laporan keuangan tahun 2011 bukan merupakan laporan keuangan konsolidasian karena tidak mencakup laporan keuangan Entitas Anak yang diakuisisi pada tanggal 12 Juni 2012. Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 30 Juni 2012 30 Juni 2011*) PENDAPATAN USAHA 2r,23 12.293.378.619 1.280.802.000 BEBAN POKOK PENDAPATAN 2r,24 8.191.621.905 - LABA KOTOR 4.101.756.714 1.280.802.000 BEBAN USAHA 2r,25 (21.537.794.367 ) (5.036.851.718 ) RUGI USAHA (17.436.037.653 ) (3.756.049.718 ) BEBAN LAIN-LAIN BERSIH 2r,3a,26 8.732.554.077 (54.261.767 ) RUGI SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN (8.703.483.576 ) (3.810.311.485) BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2c,7c - - RUGI BERSIH TAHUN BERJALAN (8.703.483.576 ) (3.810.311.485 ) Penghasilan Komprehensif Lainnya Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2c (18.639.878 ) - RUGI BERSIH KOMPREHENSIF (8.722.123.454 ) (3.810.311.485 ) RUGI BERSIH TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk (9.132.800.335 ) (3.810.311.485) Kepentingan non-pengendali 429.316.759 - RUGI BERSIH TAHUN BERJALAN (8.703.483.576 ) (3.810.311.485 ) RUGI BERSIH KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk (9.151.440.213 ) (3.810.311.485) Kepentingan non-pengendali 429.316.759 - RUGI BERSIH KOMPREHENSIF (8.722.123.454 ) (3.810.311.485 ) LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2u (0,35 ) (9,42 ) *) Laporan keuangan tahun 2011 bukan merupakan laporan keuangan konsolidasian karena tidak mencakup laporan keuangan Entitas Anak yang diakuisisi pada tanggal 12 Juni 2012. Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 3

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Modal Saham Tambahan Modal Disetor Selisih Perubahan Ekuitas Entitas Anak Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan Cadangan Umum Saldo Defisit Jumlah Kepentingan Non- Pengendali Jumlah Ekuitas Saldo per 1 Januari 2011 40.453.750.000 1.393.926.932 - - 152.263.910 (2.556.204.447) 39.443.736.395-39.443.736.395 Rugi tahun berjalan - - - - - (3.810.311.485) (3.810.311.485) - (3.810.311.485 ) Saldo per 30 Juni 2011 40.453.750.000 1.393.926.932 - - 152.263.910 (6.366.515.932) 35.633.424.910-35.633.424.910 Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 4

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS INTERIM KONSOLIDASIAN (lanjutan) UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Modal Saham Tambahan Modal Disetor Selisih Perubahan Ekuitas Entitas Anak Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan Cadangan Umum Saldo Defisit Jumlah Kepentingan Non- Pengendali Jumlah Ekuitas Saldo per 1 Januari 2012 40.453.750.000 1.393.926.932 - - 152.263.910 (9.266.874.834) 32.733.066.008-32.733.066.008 Penambahan modal saham 2.427.225.000.000 - - - - - 2.427.225.000.000-2.427.225.000.000 Penambahan saldo kepentingan nonpengendali akibat pengakuisisian entitas anak - - - - - - - 27.262.991.104 27.262.991.104 Selisih perubahan ekuitas entitas anak - - 816.000 - - - 816.000-816.000 Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan - - - (9.506.338) - - (9.506.338) (9.133.540 ) (18.639.878 ) Rugi tahun berjalan - - - - - (9.132.800.335) (9.132.800.335) 429.316.759 (8.703.483.576 ) Saldo per 30 Juni 2012 2.467.678.750.000 1.393.926.932 816.000 (9.506.338 ) 152.263.910 (18.399.675.169) 2.450.816.575.335 27.683.174.323 2.478.499.749.658 Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 5

LAPORAN ARUS KAS INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30 Juni 2012 30 Juni 2011*) ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan 91.632.542.325 935.935.840 Pembayaran beban usaha (20.955.471.067 ) (42.797.451) Pembayaran beban bunga dan keuangan (22.005.809.005 ) - Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (50.382.090.818 ) (2.832.941.422) Pembayaran lain-lain bersih (232.468.299.201 ) - Arus Kas Bersih Yang Digunakan Untuk Aktivitas Operasi (234.179.127.766 ) (1.939.803.033) ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari penebusan surat berharga 25.388.654.454 - Pelunasan piutang lain-lain dari pihak berelasi 1.510.233.467 1.759.618.112 Hasil penjualan aset tetap 41.000.000 - Pembelian aset tetap (151.126.521 ) - Pembayaran atas aset lain-lain (48.822.498.259 ) - Arus kas keluar bersih dari akuisisi entitas anak (2.071.792.944.589 ) - Pelunasan piutang lain-lain dari pihak ketiga - 248.777.113 Arus Kas Bersih Yang Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Investasi (2.093.826.681.448 ) 2.008.395.225 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari penawaran umum terbatas saham perusahaan 2.427.225.000.000 - Penerimaan hutang bank 320.000.000.000 - Penerimaan hutang lain-lain dari pihak ketiga 2.730.778.026 - Pembayaran hutang pembiayaan konsumen (150.018.996 ) (456.352.518) Pembayaran (penerimaan) hutang lain-lain pihak berelasi (16.006.146.829 ) 750.000.000 Pembayaran hutang bank (21.613.256.472 ) - Arus Kas Bersih Yang Diterima Dari Aktivitas Pendanaan 2.712.186.355.729 293.647.482 KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 384.180.546.515 362.239.674 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 99.995.348 227.466.128 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 384.280.541.863 589.705.802 *) Laporan keuangan tahun 2011 bukan merupakan laporan keuangan konsolidasian karena tidak mencakup laporan keuangan Entitas Anak yang diakuisisi pada tanggal 12 Juni 2012. Catatan atas laporan keuangan interim konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 6

1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT Sugih Energy Tbk (d/h PT Sugi Samapersada Tbk) ( Perusahaan ) didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 90 tanggal 26 Maret 1990, yang di buat dihadapan Maria Kristiana Soeharyo, S.H, Notaris di Jakarta. Akta Pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-2758 HT.01.01. TH.90 tanggal 17 Mei 1990 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 24 Juli 1990 No. 59, Tambahan No. 2569/1990, dan tanggal 9 Agustus 1994 No. 63 Tambahan No. 5336/1994. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapakali mengalami perubahan, dengan perubahan terakhir berdasarkan Akta No. 21 tanggal 17 Juni 2011 dari Ashoya Ratam, S.H. MKn, Notaris di Jakarta, mengenai antara lain perubahan susunan Dewan Direksi. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah dilaporkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.10-27323 tanggal 23 Agustus 2011. Perubahan nama Perusahaan menjadi PT Sugih Energy Tbk berdasarkan Akta No. 21 tanggal 30 Maret 2010 dari Yurisa Martanti, S.H. M.H, Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-22185.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 29 April 2010. Sesuai dengan Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha dalam bidang perdagangan, jasa, industri, dan pertambangan. Bidang usaha utama Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak, gas bumi serta energi. Perusahaan mulai beroperasi pada tahun 1993. Perusahaan berkedudukan di Jakarta Pusat. b. Penawaran Umum Dan Penawaran Umum Terbatas I Saham Perusahaan Pada tanggal 29 Mei 2002, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham No. S-104/PM/2002 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana kepada masyarakat sejumlah 100.000.000 saham yang disertai dengan penerbitan waran dengan jumlah yang sama kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp. 100 per saham dengan harga penawaran Rp. 120 per saham dan harga pelaksanaan sebesar Rp. 150 per saham dengan jangka waktu waran adalah 6 bulan setelah diterbitkan sesi 1 terhitung mulai 29 Mei 2003. Jumlah waran yang telah dieksekusi pada tahun 2003 sebesar 4.537.500 lembar saham. Pada tanggal 3 Mei 2012, Perusahaan melalui Penawaran Umum Terbatas I menerbitkan 24.272.250.000 lembar saham, dengan harga penawaran sebesar Rp 100 per saham. 7

1. UMUM (lanjutan) c. Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut: 2012 Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Erros Djarot Komisaris : Wally Abdulah Saleh Komisaris Independen : Zaenal Asikin Dewan Direksi Presiden Direktur : Andhika Anindyaguna Direktur : Fachmi Zarkasi Direktur : Christopher Stanley Gani Komite Audit Ketua : Zaenal Asikin Anggota : Eko Prabowo : Dharmawandi Sutanto 2011 Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Erros Djarot Komisaris Independen : Zaenal Asikin Dewan Direksi Presiden Direktur : Fachmi Zarkasi Direktur : Benjamin James Cawood (*) Direktur : Banyu Biru Djarot (*) Direktur : Andhika Anindyaguna Komite Audit Ketua : Zaenal Asikin Anggota : Eko Prabowo : Dharmawandi Sutanto (*) Pada bulan Desember 2011, Direktur atas nama Benjamin James Cawood dan Banyu Biru Djarot telah mengundurkan diri sebagai Direktur Perusahaan. Perubahan susunan Direksi Perusahaan pada tahun 2012 berdasarkan Akta No. 196 tanggal 29 Juni 2012 dari Humberg Lie, S.H., S.E., Mkn, Notaris di Jakarta. Jumlah karyawan tetap Perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebanyak 8 karyawan. 8

1. UMUM (lanjutan) c. Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi (lanjutan) Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan PT Sugih Energy Tbk pada tanggal 16 Juli 2012 serta bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut. d. Entitas Anak Entitas Anak yang dikonsolidasikan pada tanggal 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut: Entitas Anak Kedudukan Kegiatan Usaha Tahun Akuisisi Persentase Kepemilikan Efektif (%) Jumlah Aset Sebelum Dieliminasi PT Resources Jaya Teknik Management Indonesia Jakarta Energi Juni 2012 51% 413.614.240.844 Eastwin Global Investments Ltd. British Virgin Islands Energi Juni 2012 100% 48.648.668.395 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia ( SAK ), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia ( DSAK ) dan Peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM- LK. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait laporan keuangan konsolidasian, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah. 9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak dimana Perusahaan memiliki persentase kepemilikan di atas 50%. Saldo dan transaksi yang signifikan, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar Perusahaan, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha. Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas ekuitas pada Entitas Anak disajikan sebagai Kepentingan Non-Pengendali pada laporan posisi keuangan konsolidasian. c. Penjabaran Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada akhir periode pelaporan. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi, kecuali apabila ditangguhkan di dalam ekuitas sebagai lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat. c. Penjabaran Mata Uang Asing (lanjutan) Kurs utama yang digunakan berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia, adalah sebagai berikut (Rupiah penuh): 2012 2011 1 $AS 9.480,00 9.068,00 1 $Sin 7.458,99 6.974,33 d. Kas Dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan tidak dibatasi penggunaannya. e. Piutang Usaha Dan Piutang Lain-lain Kebijakan akuntansi sejak tanggal 1 Januari 2010 dan sebelum tanggal 1 Januari 2010 adalah piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya nilai wajar diukur pada biaya perolehan setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Kebijakan akuntansi sejak tanggal 1 Januari 2010 untuk penyisihan piutang ragu-ragu adalah dibentuk berdasarkan bukti obyektif bahwa saldo piutang mengalami penurunan nilai. Piutang ragu-ragu dihapuskan dalam tahun dimana piutang tersebut dipastikan tidak tertagih. 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f. Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual. Kebijakan akuntansi sejak tanggal 1 Januari 2010 dan sebelum tanggal 1 Januari 2010 adalah setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar. g. Persediaan Persediaan batubara dinilai berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan basis metode biaya rata-rata yang terjadi selama tahun berjalan dan mencakup alokasi bagian biaya tidak langsung yang bersifat variabel dan tetap. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi biaya penyelesaian dan penjualan. h. Biaya Dibayar Di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus. i. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi Investasi dalam bentuk saham dimana Perusahaan mempunyai pemilikan saham minimal 20%, tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana biaya perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih entitas asosiasi sejak tanggal perolehan sebesar persentase pemilikan serta dikurangi dengan pendapatan dividen. Jika, berdasarkan metode ekuitas, bagian investor atas kerugian entitas asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya diakui oleh investor apabila telah timbul kewajiban atau investor melakukan pembayaran liabilitas entitas asosiasi yang dijaminnya. Jika entitas asosiasi selanjutnya laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui. 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Investasi Pada Perusahaan Asosiasi (lanjutan) Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Perusahaan menerapkan PSAK No. 15 (revisi 2009) Investasi pada Entitas Asosiasi untuk laporan keuangan tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, sedangkan untuk tahun buku sebelum tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 15 (reformat 2007) Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi. Penerapan PSAK No. 15 (revisi 2009) tidak berdampak material terhadap laporan keuangan Perusahaan. j. Aset Tetap Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dan amortisasi dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan fasilitasnya 10 Alat-alat berat 8 Peralatan kantor 3 Kendaraan 8 Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. 12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j. Aset Tetap (lanjutan) Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Perusahaan melakukan perubahan estimasi akuntansi atas masa manfaat bangunan dan fasilitasnya dan peralatan kantor untuk tahun 2011. Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan baru dan, oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan, sehingga perubahan ini tidak berdampak material terhadap laporan keuangan sebelum tahun 2011. k. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aset. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Jumlah aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi tahun berjalan. l. Instrumen Keuangan Perusahaan mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian. 13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Instrumen Keuangan (lanjutan) Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. 14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Instrumen Keuangan (lanjutan) Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai. Aset Keuangan Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada laporan posisi keuangan pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual. 15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Instrumen Keuangan (lanjutan) Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi. Pinjaman yang diberikan dan piutang disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, kategori ini meliputi kas dan bank, piutang usaha dan piutang lain-lain yang dimiliki oleh Perusahaan. Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode bunga efektif. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, kategori ini meliputi Surat Sanggup dan Kontrak Pengelolaan Dana yang dimiliki oleh Perusahaan. Aset Keuangan Tersedia untuk DiJual Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktuwaktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi ekonomi. 16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Instrumen Keuangan (lanjutan) Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari surat berharga utang tersedia untuk dijual serta dampak penjabaran mata uang asing (untuk surat berharga hutang dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan dan laporan perubahan ekuitas. Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi langsung diakui dalam laporan laba rugi. Jika Perusahaan memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang sama, maka diterapkan dasar masuk pertama keluar pertama (first-in, first out basis). Bunga yang diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini. Liabilitas Keuangan Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila liabilitas tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan memilih untuk menetapkan liabilitas keuangan tersebut dalam kategori ini. Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 Perusahaan mengklasifikasikan utang pihak berelasi dalam kategori ini. Liabilitas Keuangan Lainnya Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang dimiliki tidak untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. 17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Instrumen Keuangan (lanjutan) Liabilitas keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan lain lain disajikan sebagai liabilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan, jika tidak, maka disajikan sebagai liabilitas jangka panjang. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, Perusahaan mengklasifikasikan utang pembiayaan dalam kategori ini. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, manajemen Perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi. 18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Instrumen Keuangan (lanjutan) Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut. Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan dan diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi (harus diakui melalui ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas. Dalam hal instrumen utang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakrue berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian pendapatan bunga dalam laporan rugi. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi. 19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Instrumen Keuangan (lanjutan) Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: - Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; - Perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau - Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut. Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi. m. Hutang Usaha Utang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi. n. Beban Masih Harus Dibayar Akun ini merupakan kumpulan dari beberapa jenis beban yang telah menjadi kewajiban Perusahaan namun belum jatuh tempo. 20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Pinjaman Pada saat pengakuan awal pinjaman diakui sebesar nilai wajar, dikurangi dengan biayabiaya transaksi yang terjadi. Selanjutnya, pinjaman diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan akuisisi atau konstruksi aset kualifikasian ( qualifying asset ), dikapitalisasi hingga aset tersebut selesai secara substansial. Pinjaman diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang kecuali yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah periode pelaporan. p. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, bonus dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak terdiskonto sebagai liabilitas pada laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar, dan sebagai beban pada laba rugi tahun berjalan. Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial (jika ada) bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan. q. Saham Saham diklasifikasikan sebagai ekuitas. Tambahan biaya yang secara langsung terkait dengan penerbitan saham atau opsi baru disajikan pada bagian ekuitas sebagai pengurang, sebesar jumlah yang diterima bersih setelah dikurangi pajak. r. Pengakuan Pendapatan Dan Beban Pengakuan Pendapatan Penghasilan dari penjualan dan jasa diakui pada saat barang dan jasa diserahkan. Pengakuan Beban Beban diakui sesuai dengan manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). 21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) s. Perpajakan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan (jika ada) juga diakui sebagai aset pajak tangguhan sepanjang besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan (apabila ada) disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. t. Goodwill Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan investasi dan nilai wajar bagian Perusahaan atas aset bersih entitas anak yang diakuisisi pada tanggal akuisisi. Sebelumnya, goodwill diamortisasi selama 5-20 tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Manajemen menentukan estimasi masa manfaat goodwill berdasarkan evaluasi pada saat akuisisi dengan mempertimbangkan faktor-faktor inheren perusahaan yang diakuisisi. Sebagai hasil dari adopsi PSAK No. 22, Perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi baru secara prospektif terkait dengan goodwill dimana goodwill tidak akan lagi diamortisasi, tetapi dilakukan pengujian penurunan nilai secara tahunan dan dicatat pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai. u. Laba Per Saham Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode yang bersangkutan. 22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) v. Transaksi Dengan Pihak-pihak Berelasi Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7 (revisi 2010) Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. Pihakpihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (dalam pernyataan ini dirujuk sebagai entitas pelapor ). Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (1) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (2) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor;atau (3) Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (1) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). (2) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya. (3) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. (4) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. (5) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. (6) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a. (7) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan mengadakan transaksi dengan pihak-pihak berelasi yang terutama meliputi transaksitransaksi penjualan, pembelian dan transaksi keuangan lainnya. Transaksi kepada pihak-pihak berelasi dilakukan dengan tingkat harga dan syaratsyarat yang disepakati bersama dengan pihakpihak berelasi, yang juga diberlakukan bila transaksi dilakukan dengan pihak ketiga. w. Pelaporan Segmen Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis. 23