1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya jaman ke era yang lebih mobile, teknologi yang ada pun sudah sangat berkembang dengan pesat. Tidak terkecuali di bidang kedokteran. Teknologi di bidang kedokteran diperlukan untuk dapat membantu pekerjaan tenaga-tenaga medis secara lebih baik lagi. Layanan kesehatan pun diharapkan dapat merata untuk semua masyarakat. Salah satu fungsi dasar perawatan dalam mengkaji status kesehatan pasien adalah pemeriksaan tanda-tanda vital. Tanda-tanda vital merupakan indikator respons tubuh dari organ-organ penting tubuh terhadap stressor fisik, lingkungan, dan psikologis (Tambunan & Kasim, 2011). Sebelum dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan tanda-tanda vital. Pemeriksaan ini meliputi tekanan darah (TD)/blood pressure (BP), nadi (N)/pulse (P), suhu (S)/temperature (T) dan frekuensi pernapasan/respiratory rate (RR) (Debora, 2011). Tetapi untuk penelitian kali ini, akan digunakan pengukuran nadi dan suhu sebagai tahapan awal untuk pemeriksaan selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut bahwa pemeriksaan tanda-tanda vital sangat dibutuhkan sebelum dilakukannya pemeriksaan fisik, maka perlu dibuatkan suatu implementasi yang sekiranya berguna untuk memudahkan para tenaga medis dalam melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital tersebut secara cepat dan tepat. Dan dikarenakan alat-alat pengukur yang ada sekarang fungsinya terpisah maka muncul sebuah ide untuk menggabungkan fungsi-fungsi tersebut untuk menjadi suatu alat. Implementasi yang ingin dikembangkan ialah Pengukur Denyut Nadi dan Temperatur Tubuh Manusia Portabel Berbasis Mikrokontroler AT8535. Alat ini pun dirancang secara portabel di dalam suatu box sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana. 1
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang ada adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana membuat pengukur denyut nadi dan temperatur tubuh manusia secara portabel? 2. Bagaimana mengintegrasikan mikrokontroler ATMega8535 dengan sensor temperatur? 3. Bagaimana mengintegrasikan mikrokontroler ATMega8535 dengan sensor pengukur denyut nadi? 1.3 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Membuat pengukur denyut nadi dan temperatur tubuh manusia secara portabel. 2. Mengintegrasikan mikrokontroler ATMega8535 dengan sensor temperatur. 3. Mengintegrasikan mikrokontroler ATMega8535 dengan sensor pengukur denyut nadi. 1.4 Batasan Masalah Adapun batasan-batasan yang akan dibahas pada proyek ini yaitu sebagai berikut. 1. Sensor temperatur yang digunakan adalah LM35 2. Sensor temperatur hanya mengukur temperatur tubuh manusia normal 3. Sensor untuk mengukur denyut nadi manusia adalah dioda infared dan photo dioda 4. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Pemrograman C dengan menggunakan software CodeVisionAVR. 5. Teknik mengukur denyut nadi yang digunakan adalah Photoplethysmograph. 6. Alat hanya menghitung jumlah denyut nadi sedangkan interpretasinya diterjemahkan oleh tenaga medis 7. Alat hanya menampilkan temperatur tubuh manusia sedangkan interpretasinya diterjemahkan oleh tenaga medis. 2
1.5 Definisi Operasional 1. Pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur (Kamus Bahasa Indonesia, 2012). Alat ini akan difungsikan untuk mengukur denyut nadi dan temperatur tubuh manusia. 2. Denyut Nadi adalah getaran denyutan aliran darah pada arteri yang bisa dipalpasi pada berbagai macam titik di tubuh. Nadi dihasilkan oleh ejeksi volume sekuncup dan distensi dinding aorta, secara bersamaan menciptakan gelombang nadi yang merambat hingga titik distal arteri. Oleh karena perambatan nadi ini hingga mencapai bawah tulang dan otot, kita bisa mempalpasi nadi dengan menekan secara lembut di atas beberapa lokasi titik nadi (Debora, 2011). Frekuensi nadi pada tiap tahap usia berbeda-beda. Berikut adalah tabel rentang normal hasil pengukuran nadi pada tiap tahapan usia (Evelyn C Pearce(1992:212). Tabel 1.1 Rentang Normal Hasil Pengukuran Denyut Nadi Usia Frekuensi Denyut Nadi per Menit < 1 bulan 90-170 < 1 tahun 80-160 2 tahun 80-120 6 tahun 75-115 10 tahun 70-110 14 tahun 65-100 >14 tahun 60-100 3
3. Temperatur Tubuh adalah perbedaan antara panas yang dihasilkan tubuh dengan jumlah panas yang dilepaskan ke lingkungan. Termoregulasi adalah fungsi fisiologis tubuh untuk mempertahankan agar suhu tubuh tetap konstan. Pengukuran temperatur tubuh di dokumentasikan dengan satuan derajat ( C), misalnya 38 C. Ada beberapa tempat untuk memeriksa suhu tubuh, yaitu sebagai berikut: a. Aksila (ketiak) b. Rektal (anus) c. Oral (mulut) d. Timpani (telinga) Hasil pengukuran suhu tubuh bisa bervariasi, bergantung pada berbagai macam faktor. Berikut adalah rentang hasil pengukuran suhu berdasarkan usia (Debora, 2011). Tabel 1.2 Rentang Normal Suhu Tubuh Usia Lokasi C Bayi baru lahir Aksila 35,5-39,5 1 tahun Oral 37,7 3 tahun Oral 37,2 5 tahun Oral 37,0 Oral 37,0 Dewasa Aksila 36,4 Rektal 37,6 +70 tahun Oral 36,0 4
4. Mikrokontroler adalah sebuah sistem microprosesor dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock, dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai.sehingga kita tinggal memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya (Winoto, 2008). 1.6 Metode Pengerjaan Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan, metode yang digunakan dalam penyusunan Laporan Proyek Akhir ini adalah metode Prototype. Adapun tahapantahapan yang ada dalam metode prototype adalah sebagai berikut : Gambar 1.1 Metode Prototype 1. Analysis Pada tahap ini adalah tahap untuk menganalisa kebutuhan sistem. Baik dari sisi software maupun hardware yang akan digunakan. Bagaimana sistem akan dibuat, jadwal pengerjaan dan estimasi biaya yang akan dibutuhkan pun dilakukan pada tahap analysis ini. 2. Design Pada tahap ini, mulai dilakukan perancangan sistem yang akan dibuat. Bagaimana caranya untuk mengintegrasikan mikrokontroler dengan sensor- 5
sensor yang digunakan. Komponen-komponen yang akan digunakan pun harus sudah dirancang pada tahap ini. 3. Implementation Pada tahap ini, pengimplementasian program harus menggunakan simulator. Untuk proyek ini digunakan Proteus sebagai simulator. Penggunaan proteus dimaksudkan untuk melihat apakah program yang dibuat sudah dapat berjalan atau belum. Sehingga apabila programnya sudah berjalan dengan benar, bisa langsung ditanamkan kedalam mikrokontrolernya. 4. Testing Pada tahap ini, akan dilakukan pengukuran menggunakan alat-alat yang biasa digunakan untuk mengukur denyut nadi dan temperatur manusia. Setelah itu akan dilakukan pengukuran menggunakan pengukur denyut nadi dan temperatur manusia portabel yang telah dibuat. Kemudian pengujian kedua metode tersebut akan dibandingkan sehingga menghasilkan perhitungan yang akurat/tidak. 6
1.7 Jadwal Pengerjaan Tabel 1.3 Tabel Pengerjaan 7