BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui

BAB I PENDAHULUAN. penerus dari masa depan mereka. Dalam kesehariannya, dunia anak memang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut dr. Andre Yanuar, MD, M.Med, FICS, yang diwawancarai melalui via e-

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. teknik belajar pribadinya. Orangtua dapat memanfaatkan multimedia interaktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejarah merupakan salah satu pembentuk identitas suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melalui penampilan fisik, bila keduanya bersatu maka seorang wanita dapat

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada usia dini tumbuh dengan cepat, sehingga mereka sering melewatkan

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter, watak, dan moralitas anak. Seperti yang dikemukakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menghambat perkembangan perilaku. Autisme bisa dideteksi

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan anak usia empat sampai enam tahun, anak harusnya mulai

BAB I PENDAHULUAN. Sosiolog dari Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor yang dikutip dalam situs

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi bangsa dimasa depan yang sering kali terabaikan,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan gaya hidup. Pusat Promosi Departemen Kesehatan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Fabel adalah cerita singkat yang tokohnya berupa binatang dan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house

BAB I PENDAHULUAN. bangsawan serta orang kaya di Eropa pada masa itu (Haviland, 1988:228).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi pelajaran wajib untuk Taman Kanak-Kanak (TK). Terkadang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Aksara Jawa merupakan salah satu budaya peninggalan dari zaman nenek

BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang. Hingga tidak disadari kemudahan yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana

BAB I PENDAHULUAN. sayur.menurut situs fundacionshe.org(diakses pada tanggal 2 oktober 2014 pukul

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak-anak akan memasuki usia pra-remaja. Pada usia pra-remaja ini anakanak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mengajarkan hakikat karakter dalam ketiga aspek yaitu cipta,

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi nya yang kita kenal sebagai profil perusahaan (company profile /

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Balon Bunga merupakan penyedia jasa dekorasi, bunga hantaran dan special effect

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat dimana berbagai informasi yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan tiba, angka gelandangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis terhadap lima puluh partisipan

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah baby blues (Ida Ahdiah, 2014, hlm. 97). dosen kampus Atmajaya dengan Wieka Dyah Partasari, Psi., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni. Hal inilah yang mendasari adanya sebuah pameran seni. Dengan

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. usia dini (diakses pada 21 November 2013, jam 21.30).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pusat bengkel yang ada di daerah Jakarta Selatan adalah Pusat Onderdil

BAB I PENDAHULUAN. Setiap produk memiliki suatu image yang unik untuk dijual ke pasar, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN. CV Teroka Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi

BAB I PENDAHULUAN. menyerang anak-anak. Penyakit Kawasaki adalah penyakit demam akut pada anak

BAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III

BAB I PENDAHULUAN. teman manusia tertua seperti yang dikutip dalam buku Encyclopedia of Pet

BAB I PENDAHULUAN. ditanamkan kepada masyarakat, khususnya remaja. Salah satu dari budaya yang

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Alkitab merupakan pesan dari Allah untuk manusia.alkitab merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi target. (Farase, Kimbrell dan Woloszyk, 2006, hlm.19)

BAB I PENDAHULUAN. yang atletis dan ideal adalah dengan fitness. (

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB III ANALISIS DATA. Analisis diperlukan guna mengetahui perilaku target terhadap masalah dalam. 5W+1H Pertanyaan Jawaban. Apa yang menjadi masalah

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 15 juta unit kendaraan bermotor di Jakarta (

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan makanan yang beraneka ragam. Terdapat juga nilai negatif apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat, media promosi sangat diperlukan dalam memasarkan. produk dan membuat produk dikenal oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Membiasakan anak untuk membaca memiliki banyak manfaat, seperti membantu

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Dr. Yahmin Setiawan (diakses dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. indonesia.org (n.d.: 8 Februari 2014), kanker adalah suatu penyakit yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. peringatan bahaya kepada kita. Silent killer, itulah sebutan untuk hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. potensi di bidang perikanan yang sangat berlimpah. Produksi ikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sudah ditanamkan dalam benak anak sejak kecil oleh orang tuanya.

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang dapat digunakan pelajar untuk menuju ke sekolah. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Diecast adalah salah satu bentuk teknik cor pada mainan berkategorikan

BAB I PENDAHULUAN. Rosyadi (2006) menjelaskan bahwa kebudayaan Cina banyak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. berminat untuk mengunjungi pasar sebagai tempat wisata.apalagi beberapa pasar

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kucing merupakan hewan yang sering ditemui dalam keseharian. Di Jakarta Utara populasi kucing bahkan mencapai 47.000 ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014). Dengan populasi sebanyak itu interaksi antara kucing dan manusia pasti terjadi, baik sekadar memegang atau memelihara kucing. Selama proses interaksi tersebut tentu ada yang pernah dicakar atau digigit oleh kucing terutama anak-anak yang mengajaknya bermain. Hal ini tampak dari survei yang penulis lakukan mengenai interaksi anak-anak dengan kucing di SD Kesatuan Bogor pada tanggal 11 September 2015. Para responden menjawab bahwa mereka tidak tahu kapan kucing merasa tidak nyaman saat mereka berinteraksi sehingga membuat kucing merasa terganggu dan akhirnya dicakar. Setelah bertanya dengan responden lebih lanjut masalah ini terjadi karena saat berinteraksi anak cenderung iseng pada kucing. Hal ini karena empati mereka terhadap kucing masih kurang sehingga tidak tahu perilaku tersebut dapat membuat kucing merasa tidak nyaman. Menurut Adib Setiawan, M. Psi. perilaku ini dapat terbawa sampai dewasa dan memberi dampak buruk (wawancara, 23 September 2015). Bukti dampak tersebut dapat menyebabkan kucing terluka seperti yang terlihat di Kedoya Permai, Jakarta dimana tiga ekor kucing kehilangan kakinya akibat perbuatan iseng seseorang (www.reinha.com, 21 Februari 2015). Untuk itu perlu mengedukasi anak agar mampu mengembangkan empatinya terhadap kucing. 1

Dalam wawancara, orang tua responden sudah menasehati untuk memperlakukan kucing dengan baik, namun perilaku ini masih kerap diulangi. Menurut Adib Setiawan, M.Psi. hal ini terjadi karena masih kurangnya contoh bagaimana cara menyayangi kucing yang benar sehingga empati anak terhadap kucing belum berkembang. Hal ini karena anak mulai mempelajari sesuatu dengan cara meniru perilaku orang lain. Maka perlu menggunakan cara edukasi yang mampu memberikan contoh perilaku menyayangi kucing yaitu dengan cerita. Beliau menjelaskan lebih lanjut melalui cerita anak dapat merasa ikut terlibat karena dapat menghubungkan dirinya dengan tokoh cerita. Sehingga anak akan meniru perilaku tokoh dan dapat mengembangkan empatinya terhadap kucing. Penyajian cerita ini divisualisasikan dalam bentuk cerita bergambar dengan tujuan anak-anak lebih mudah mengerti contoh perilaku yang disampaikan. Oleh karena itu diperlukan sebuah media yang dapat menampilkan hasil visualisasi dari cerita tersebut antara lain seperti buku ilustrasi, video atau aplikasi permainan. Berdasarkan hasil survei yang dengan responden yang sama, media yang disetujui oleh orang tua responden adalah buku ilustrasi. Media ini banyak dipilih karena lebih mudah diperoleh ketimbang dua media lainnya yang memerlukan alat elektronik untuk menggunakannya. Selain itu berdasarkan penelitian Faizah (2009) anak-anak yang belajar menggunakan buku ilustrasi, lebih tinggi kemampuan berbahasanya ketimbang yang tidak (hlm. 255). Berdasarkan latar belakang di atas penulis melakukan perancangan cerita menggunakan media buku ilustrasi untuk memupuk empati anak terhadap kucing. 2

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana merancang pesan melalui cerita yang dapat membantu anak untuk lebih berempati terhadap kucing? 2. Bagaimana memvisualisasikan cerita agar anak dapat tertarik membacanya? 1.3. Batasan Masalah Agar fokus pembahasan masalah tidak menjadi terlalu luas dari topik yang dibahas maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : 1. Demografis Anak laki-laki dan perempuan dengan usia 6-8 tahun. Berdasarkan survei anak pada usia tersebut cenderung belum tahu cara yang benar untuk berinteraksi dengan kucing. 2. Geografis Wilayah sekitar Jabodetabek. Menurut berita www.kompas.com jumlah populasi kucing untuk bagian Jakarta Utara mencapai 47.000 ekor belum termasuk daerah lainnya. Sehingga anak-anak yang berada di sekitar wilayah tersebut akan lebih sering bertemu dan berinteraksi dengan kucing. 3. Psikografis Anak-anak golongan menengah yang berinteraksi atau memelihara kucing. 3

4. Konten Perilaku sederhana yang menunjukkan empati terhadap kucing dan ekspresi kucing. Menurut wawancara dengan Adib Setiawan, M.Psi., untuk anakanak perilaku sederhana seperti memberi makan dan tidak berbuat iseng sudah termasuk dalam pembelajaran membangun empati. 1.4. Tujuan Perancangan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari perancangan ini adalah : 1. Merancang cerita yang mampu memupuk empati anak terhadap kucing. 2. Memvisualisasikan cerita agar anak dapat tertarik membacanya. 1.5. Manfaat Perancangan Manfaat dari tujuan perancangan tugas akhir ini adalah : 1. Untuk penulis Melalui perancangan tugas akhir ini penulis dapat memperluas wawasan mengenai ilustrasi baik pada tahap perancangan dan penerapannya dalam sebuah cerita. 2. Untuk universitas Hasil penelitian ini akan menjadi tambahan referensi di bidang Desain Komunikasi Visual mengenai penerapan ilustrasi dalam sebuah cerita. 4

3. Untuk masyarakat Melalui perancangan ini masyarakat akan mampu membangun empati untuk menyayangi kucing dan dapat belajar merawatnya terutama sejak usia dini. 1.6. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang penulis lakukan terbagi dalam dua sumber yaitu data primer dan sekunder. Untuk metode pengumpulan penulis mengacu pada buku Media Research Method milik Gunter (2000). Penjabaran mengenai metode ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Survei Survei dilakukan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan fenomena yang terjadi dengan pengumpulan data menggunakan kuisioner (hlm. 25). Kuisioner ini disebarkan kepada 50 anak kelas 3 SD ke atas di SD Kesatuan Bogor pada tanggal 11 September 2015. Tujuan dari kuisioner ini untuk melihat seperti apa interaksi responden dengan kucing. 2. Wawancara Wawancara merupakan pengumpulan informasi dengan menanyakan pertanyaan berdasarkan urutan tertentu kepada narasumber (hlm. 26). Penulis melakukan wawancara kepada psikolog serta editor untuk memberikan informasi yang diperlukan dalam penentuan cara memupuk empati serta teknis buku cerita bergambar. 5

3. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan penulis dengan membaca, mengutip serta melihat buku, artikel, serta jurnal. Data yang didapat akan digunakan sebagai bahan referensi dan bukti teori untuk mendukung rancangan penulis. 4. Studi eksisting Studi eksisting adalah studi mempelajari hal-hal yang telah ada. Penulis melakukan studi dengan mengamati buku ilustrasi yang pernah dirancang sebagai referensi. 5. Kuesioner Visual Kuesioner visual dilakukan untuk menentukan gaya ilustrasi yang dipakai pada buku. Kuesioner berisi alternatif pilihan visual. Pilihan alternatif dibuat berdasarkan pertimbangan dari hasil studi pustaka, wawancara, dan studi eksisting. 1.7. Metode Perancangan Metode perancangan yang penulis gunakan mengacu pada buku Graphic Design Solution oleh Landa (2010). Berikut adalah tahapan Perancangan Cerita Untuk Memupuk Empati Anak Terhadap Kucing: 1. Pengumpulan Material Mengumpulkan data-data untuk memahami lebih dalam terkait fenomena yang terjadi. 6

2. Analisis Melakukan analisa permasalahan untuk menentukan target dan media yang digunakan untuk perancangan. 3. Konsep Visual Setelah melakukan analisa permasalahan, penulis melakukan brainstorming untuk mengembangkan ide yang digunakan sebagai konsep perancangan. 4. Pembuatan Desain Konsep yang telah dirancang sebelumnya diterapkan dalam bentuk sketsa dengan mengaplikasikan teori desain ke dalam perancangan. 5. Implementasi Pada tahap akhir ini hasil rancangan yang dibuat sebelumnya didesain dalam media buku ilustrasi untuk masuk proses pencetakan. 7

1.8. Skematika Perancangan 8