BAB I PENDAHULUAN. Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan. menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Dari catatan Komnas Perempuan, yang dimuat pada harian Kompas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau disingkat BNP2TKI menyatakan bahwa selama periode 1

BAB I PENDAHULUAN. dan pemaknaan dari berbagai kelompok akan mendapatkan perlakuan yang sama

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pemberitaan seputar eksekusi terpidana mati Amrozi cs 2008 telah menarik

BAB I PENDAHULUAN. nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi semakin tinggi, maka beragam upaya dengan teknologi. pendukungnya pun semakin canggih. Manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan dengan mengamati teks online

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

BAB I PENDAHULUAN. tempo.com, Jumat, 21 Juni 2013, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. artikel ke-20 Deklarasi Universal mengenai Hak Asasi Manusia, (1) Everyone

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, interaksi dapat terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendarah daging menjadi sebuah budaya di Indonesia. Transparency

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada awal pemerintahan Jokowi di tahun 2015, muncul konflik antara KPK dan Polri. Hal ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. banyak karena melibatkan anak menteri. kecelakaan maut yang kembali terjadi di Tol Jagorawi KM yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com

KONSTRUKSI BERITA PELANGGARAN HAM DI MESUJI (Studi Analisis Framming tentang Konstruksi Pemberitaan Pelanggaran HAM di Mesuji pada Harian KOMPAS)

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab III. Metodologi Penelitian. diciptakan melalui tayangan program Minta Tolong di RCTI.

Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemuda Arab, diduga pelaku adalah warga Palestina. Seperti

BAB I PENGERTIAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN ANAK

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kekerasan semakin merajalela di Indonesia. Menurut data Markas Besar

BAB I. kualitas maupun kuantitas. Menurut Rivai (2006) kinerja adalah perilaku nyata yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat. Menurut data Komnas Perlindungan Anak dalam artikel berjudul Tawuran Tradisi Buruk Tak Berkesudahan di Kompas online, jumlah tawuran pelajar di Jabodetabek pada tahun 2011 sebanyak 339 kasus tawuran pelajar meningkat jika dibanding 128 kasus yang terjadi pada tahun 2010. Komnas Perlindungan Anak mencatat, dari 339 kasus kekerasan antar sesama pelajar SMP dan SMA ditemukan 82 di antaranya meninggal dunia, selebihnya luka berat dan ringan. Data dari jajak pendapat Kompas dalam artikel berita Tawuran Tradisi Buruk Tak Berkesudahan di Kompas online pada bulan Oktober 2011, dilakukan survei dengan responden pelajar dari 12 kota di Indonesia diketahui sebanyak 17,5 persen responden mengaku bahwa saat bersekolah SMA, sekolahnya pernah terlibat tawuran antar pelajar. 1

Tidak sedikit pula responden atau keluarga responden yang mengaku pada masa bersekolah terlibat tawuran atau perkelahian massal pelajar. Jumlahnya mencapai 6,6 persen atau sekitar 29 responden. Adapun persentase terjadinya tawuran disebabkan karena motif sebagai berikut: Alasan Persentase Solidaritas 41,4% Masalah pribadi 31,0% Spontanitas dan jati diri 10.3% Tidak tahu atau tidak jawab 17,3% 1.1 Tabel alasan siswa terlibat tawuran. Berdasarkan tabel di atas, terlihat persentase terbesar alasan siswa ikut dalam tawuran pelajar karena solidaritas (Tabel 1.1). Dari hasil data Komnas Perlindungan Anak dan jajak pendapat Kompas masuk akal bila masalah tawuran pelajar perlu dicermati, mengingat tawuran itu dilakukan oleh pelajar yang pada hakikatnya adalah remaja. Menurut Soekanto (1990: 414) masa remaja adalah masa pembentukan kepribadian dari tahap anak-anak ke tahap kedewasaan. 2

Mengenai remaja lebih lanjut Drost (1998) menyatakan remaja adalah generasi penerus bangsa yang seharusnya berbudi pekerti luhur, yang sedang dalam proses bertumbuh menjadi manusia dewasa, yang ingin menemukan jati dirinya bukan lewat tawuran melainkan lewat karya-karya innovatif. Merujuk kepada Eriyanto (2002: 7) media massa khususnya surat kabar merupakan agen yang secara aktif menafsirkan realitas untuk disajikan kepada khalayak luas. Selain itu media massa surat kabar mempunyai fungsi sebagai menyampaikan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi (Effendi, 1993: 119). Tawuran pelajar di Jabodetabek pada dasarnya sebuah realitas yang ditampilkan di media. Menurut Eriyanto (2002: 19) realitas itu bersifat subjektif, bukan objektif karena realitas tercipta lewat konstruksi dan pandangan tertentu. Mungkin sekali sebuah berita bukan refleksi dari realitas melainkan sebuah hasil konstruksi sosial yang melibatkan pandangan, ideologi, dan nilai-nilai dari wartawan atau media. Melihat sosok pelajar yang melakukan tawuran dan berita tawuran antar pelajar banyak dimuat oleh surat kabar Kompas, peneliti tertarik melakukan penelitian bagaimana surat kabar Kompas mengonstruksi realitas tawuran pelajar di Jabodetabek pada tahun 2011. Alasan peneliti memilih berita tawuran di Jabodetabek tahun 2011 karena pada tahun 3

2011 jumlah kasus tawuran di Jabodetabek meningkat hingga 339 kasus tawuran, dibandingkan jumlah kasus dari tahun-tahun sebelumnya. Peneliti memilih surat kabar Kompas karena memiliki ideologi humanisme transendental yang memiliki arti Kemanusiaan yang beriman, selain itu Kompas juga merupakan salah satu surat kabar nasional di Indonesia yang saat ini tirasnya mencapai 500.000 eksempar setiap hari. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan jenis kualitatif yang bersifat deskriptif dengan teknik analisis framing model Robert N. Entman yang adalah suatu pendekatan untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk dan dikonstruksi oleh media, framing model Entman digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek yang tertentu dari realitas di media. 4

1.2 Rumusan Masalah Fenomena tawuran pelajar di Jabodetabek tahun 2011 yang makin meningkat secara kuantitas dan kualitas yang dapat dirumuskan dengan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana surat kabar Kompas mengonstruksi realitas tawuran pelajar di Jabodetabek tahun 2011? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana surat kabar Kompas mengonstruksi realitas tawuran pelajar di Jabodetabek tahun 2011. 5

1. 4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Akademis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya khususnya di bidang jurnalistik yang mengambil penelitian framing dan memberikan sedikit gambaran mengenai pembingkaian berita yang dikembangkan oleh surat kabar Kompas ketika memberitakan suatu peristiwa, khususnya mengenai tawuran pelajar di Jabodetabek. 1.4.2 Praktis Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan bagaimana sebuah peristiwa disajikan menjadi sebuah berita dan untuk mengetahui harian Kompas dalam mengonstruksi realitas tawuran pelajar di Jabodetabek. 1.5 Pembatasan Masalah Pemberitaan seputar tawuran pelajar di Jabodetabek cukup banyak di muat di harian Kompas namun peneliti membatasi pada periode 2011. Dan penelitian dibatasi pada bulan Mei-Desember tahun 2011, dengan jumlah delapan berita yang diteliti. 6