BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas, dimana dalam penggunaannya organisme hidup, terutama manusia

Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. dirumuskan kesimpulan seperti di bawah ini. 1. Kondisi anak tunagrahita di SDLB-C PGRI Among Putra Ngunut,

BAB II LANDASAN TEORI. pertumbuhan atau perkembangan mengalami kelainan atau penyimpangan

2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. menganalisis bunyi bahasa secara umum. Fonologi mempunyai dua

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap

BAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan anak yang sehat secara fisik dan mental. Pada kenyataannya tidak

BAB I PENDAHULUAN Suhartoyo, 2014

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millatulhaq, 2014

Tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Subaverage),

SINDROMA DOWN Deteksi dini, Intervensi dini dan Pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada retardasi mental. Anak dengan down sindrom memiliki kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak luar biasa yang mempunyai

2016 PENGARUH MED IA PUZZLE KERETA API D ALAM MENYAMBUNGKAN SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK D OWN SYND ROM

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Nama Penyakit/ Diagnosis : Sindrom Down

BAB I PENDAHULUAN. khusus (ABK) adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau. sosial dan emosional dibanding dengan anak-anak lain seusianya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG

INSTRUMEN PENJARINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH SE-PROPINSI BANTEN. Nama Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaan kepada orang lain. 1. lama semakin jelas hingga ia mampu menirukan bunyi-bunyi bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nera Insan Nurfadillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berarti. Anak datang menawarkan hari-hari baru yang lebih indah, karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan sebelum. jenjang pendidikan dasar, yang merupakan suatu upaya membina yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam

MELATIH MOTORIK ANAK DOWN SYNDROME DENGAN METODE PERSIAPAN MENULIS DI TK PERMATA BUNDA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kita sadari bahwa tidak semua anak di dunia ini dilahirkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. harapan tersebut bisa menjadi kenyataan. Sebagian keluarga memiliki anak yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

Bayi yang sehat dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia. aktifitas bermain dan beradaptasi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Ponija, 2014

BIMBINGA G N N P ADA S ISWA W DENGAN HAMBATA T N

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hana Haniefah Latiefah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Musik merupakan bahasa yang universal karena musik mampu dimengerti

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasannya jauh dibawah rata rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

PENDIDIKAN MUSIK UNTUK ANAK AUTIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROPOSAL TUGAS AKHIR IPTEK BAGI FISIOTERAPI

BAB V PEMBAHASAN. A. Pendekatan Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita kategori ringan membutuhkan pendidikan sebagaimana anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekurangan, salah satunya adalah keterbelakangan mental.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 Sumber Data Literatur Buku 1. "Mengasuh & Mensukseskan Anak Berkebutuhan Khusus" oleh Geonifam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hadirnya seorang anak merupakan harapan dari setiap orangtua.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang sudah berkembang ini seseorang yang mengamati

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB V PENUTUP. Pelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Tunagrahita di SDLB Negeri. Batang maka dapat di simpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat. Pendidikan juga merupakan usaha sadar untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

UKDW BAB Latar Belakang

KEGIATAN BERMAIN KEYBOARD ANAK SLOW LEARNER DI SEKOLAH INKLUSIF SD 1 TRIRENGGO BANTUL TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP ANATOMI, FISIOLOGI, DAN GENETIKA. : Memahami garis besar materi perkuliahan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

BAB I PENDAHULUAN. telah diamanahkan Allah SWT untuk menjalani proses kehamilan. Proses

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pemberian layanan agar anak dapat tumbuh secara optimal antara lain dengan memperhatikan pertumbuhan anak secara fisik. Faktor nutrisi, kesehatan dan kecakapan anak dalam melakukan kegiatan sehari-hari juga menjadi fokus orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak agar dapat tumbuh dengan baik. Down Syndrome merupakan salah satu jenis penyebab seorang anak mengalami gangguan mental. Gangguan ini dalam Pendidikan Luar Biasa disebut retardasi mental atau Tunagrahita. Down Syndrome terjadi karena penyimpangan kromosom dalam sel tubuhnya sewaktu anak masih dalam kandungan ibunya. Selain retardasi mental, seorang anak Down Syndrome memiliki sejumlah ciri-ciri lain yang dapat terlihat pada wajah dan anggota tubuh lainnya. Pada umumnya anak Down Syndrome akan mengalami keterlambatan secara menyeluruh pada aspek-aspek perkembangan seperti motorik kasar, motorik halus, pengamatan, sosial dan bicara tentunya. Sekitar 90-95% anak Down Syndrome akan memiliki kecerdasan yang rendah dan memiliki wajah yang hampir sama, maka dari itu ada yang mengatakan bahwa kelainan ini disebut kembar sedunia atau mongoloid karena wajahnya yang mirip dengan suku dari bangsa mongol, sebagaimana yang

2 terdapat dalam Suara Pembaruan Daily (http://ceritamamaayu.blogspot.com 2008): 1) Bentuk kepala yang relatif kecil dengan bagian belakang yang tampak mendatar. 2) Hidung kecil dan datar, hal ini mengakibatkan mereka sulit bernapas.3) Mulut yang kecil dengan lidah yang tebal dan pangkal mulut yang cenderung dangkal yang mengakibatkan lidah sering menjulur keluar. 4) Bentuk mata yang miring dan tidak punya lipatan di kelopak matanya. 5) Letak telinga lebih rendah dengan ukuran telinga yang kecil, hal ini mengakibatkan mudah terserang infeksi telinga. 6) Rambut lurus, halus dan jarang. 7) Kulit yang kering. 8) Tangan dan jari-jari yang pendek dan pada ruas kedua jari kelingking miring atau bahkan tidak ada sama sekali, sedangkan pada orang normal memiliki tiga ruas tulang. 9) Pada telapak tangan terdapat garis melintang yang disebut simian crease. Garis tersebut juga terdapat di kaki mereka yaitu di antara telunjuk dan ibu jari yang jaraknya cenderung lebih jauh dari pada kaki orang normal. Keadaan telunjuk dan ibu jari yang berjauhan itu disebut juga sandal foot simian crease atau garis melintang pada telapak tangan. 10) Otot yang lemah (hypotonus), mengakibatkan pertumbuhan terganggu (terlambat dalam proses berguling, merangkak, berjalan, berlari dan berbicara). 11) Pertumbuhan gigi geligi yang lambat dan tumbuh tidak beraturan sehingga menyulitkan pertumbuhan gigi permanen. Dapat disimpulkan bahwa anak Down Syndrome memiliki perbedaan yang cukup mencolok dan khas apabila melihat dari ciri ciri yang dipaparkan di atas dari anak yang lainnya. Menurut Gunarhadi (2005: 19) menyatakan bahwa: Ada sejumlah 50 lebih ciri-ciri yang menandai bahwa seseorang mengalami gangguan Down Syndrome. Ciri-ciri tersebut secara fisik tampak antara lain ; pada wajah, kepala, tangan dan kaki. Down Syndrome juga menjadi salah satu penyebab gangguan mental atau retardasi mental. Penyebab Down Syndrome pertama kali diketahui oleh seorang dokter berkebangsaan Inggris, yang bernama Langdon Haydon Down. Melalui penelitiannya, beliau mengetahui secara klinis tanda-tanda aneuploidi (perubahan jumlah kromosom, yang memiliki kekurangan atau kelebihan) yang kemudian

3 diberi nama trisomi 21. Secara klinis tanda-tanda ini menunjukkan penyerupaan wajah orang Mongol, sehingga kelainan ini diberi istilah mongoloid atau mongolisme. Namun bukan berarti kelainan ini hanya terjadi pada suku Mongol saja. Sindroma Down dapat terjadi pada bangsa atau suku apapun di dunia ini, tidak terkecuali negara-negara maju dan berkembang. Aktifitas gerak merupakan kebutuhan yang hakiki bagi manusia seperti halnya kebutuhan hidup lainnya. Aktifitas gerak adalah inti dari aktivitas kehidupan, pepatah mengatakan karena bergerak kita hidup. Hal ini tidak terkecuali pada individu yang mempunyai keterbatasan dalam fungsi fisik, mental dan sosial namun memiliki hak yang sama dalam beraktivitas hidup layaknya seperti orang normal pada umumnya. Sebagai individu yang mempunyai keterbatasan dipandang atau dianggap kurang percaya diri dan cenderung menutup diri dari lingkungannya. Begitu juga pada anak Down Syndrome yang dewasa ini semakin banyak terjadi. Down Syndrome merupakan suatu bentuk kecacatan kromosom yang paling sering terjadi. Kelainan yang berdampak pada pertumbuhan fisik dan mental. Musik adalah salah satu bentuk apresiasi seni yang menyangkut perasaan dan jiwa manusia. Dalam perkembangannya ternyata musik berpengaruh banyak terhadap sistem kerja otak. Penelitian penelitian membuktikan bahwa musik memberikan banyak manfaat seperti, merangsang pikiran, memperbaiki konsentrasi dan ingatan, meningkatkan kecerdasan kognitif dan membangun kecerdasan emosional. Musik juga dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan yang berarti menyeimbangkan perkembangan aspek intelektual dan emosional. Merrit (2003) menyatakan bahwa :

4 Pola-pola yang ritmis dan melodius, harmoni dan nada, semuanya menggugah emosi kita. Musik memang bisa mempengarungi emosi tanpa bisa dianalisis atau dipahami. Bahasa hati ternyata bisa menjangkau wilayah otak, termasuk wilayah kiri korteks serebri atau sistem limbik yang tidak bereaksi terhadap komunikasi intelektual murni. Musik sertakan hati dalam proses pembelajaran. Melihat paparan diatas, musik mengubah pola dan sistem emosi kita tanpa bisa dimengerti atau dipahami. Stimulus yang dihasilkan oleh musik bersifat abstrak dan hanya dapat dianalisis oleh perubahan emosi yang ditimbulkan. Ada berbagai jenis ragam dalam musik seperti Jazz, Classic, Rock, Pop, Melayu dan masih banyak lagi ragam musik yang ada di dunia ini. Di Indonesia ini musik melayu merupakan ibu dari musik yang sekarang berkembang. Melihat semua ini, saya tertarik untuk mengangkat masalah mengenai Pengaruh musik melayu yang berirama cepat dalam pengingkatan atensi anak Down Syndrome dalam pembelajaran senam, karena semua itu mempunyai keterkaitan satu sama lain. Anak Down Syndrome yang kita kenal banyak memiliki hambatan dalam motoriknya baik itu motorik kasar ataupun motorik halus, dengan pembelajaran senam diharapkan dapat melatih gerak dari anak Down Syndrome tersebut. Adapun aspek yang ingin dicapai yaitu Atensi dari anak tersebut, bagaimana cara agar anak tersebut tertarik dengan pembelajaran senam. Thorndike menyatakan bahwa : Hal yang harus diperhatikan ialah, adanya sebuah connections. Tanpa adanya sebuah connections, maka tidak ada stimulus yang disampaikan dan respon pun tidak terjadi. Connections dapat terbentuk secara sambung menyambung dalam urutan yang panjang. Sebuah connections yang tadinya response bisa menjadi stimulus.

5 Maka dari itu dengan media musik yang berirama cepat diharapkan dapat merangsang anak agar dapat meningkatkan Atensi dalam pembelajaran senam, karena musik yang berirama cepat dapat meningkatkan adrenalin di dalam tubuh kita sesuai dengan beat (irama). Semakin cepat irama musik maka semakin cepat pula adrenalin yang dipacu, sebaliknya semakin lambat irama musik maka semakin menurun adrenalin kita. Berdasarkan permasalahan inilah diperlukan suatu upaya untuk meningkatan kemampuan atensi anak dalam pemusatan perhatian pada kegiatan pembelajan senam. Ide ide atau gagasannya yaitu melalui pemanfaatan fungsi pendengarannya dengan menggunakan media musik. Penulis memiliki anggapan bahwa media musik melayu yang berirama cepat merupakan salah satu media yang dapat melatih anak Down Syndrome dalam peningkatan atensi anak pada pembelajaran senam yang merupakan suatu kesatuan rangkaian kegiatan utuh yang sistematis, dari media ini pula diharapkan anak mendapatkan suatu ragam sarana rekreasi yang dapat menciptakan suasana belajar mengajar menjadi lebih menarik. B. Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan pada kajian tentang pengaruh musik melayu yang berirama cepat terhadap peningkatan atensi anak Down Syndrome usia 12 tahun pada pembelajaran senam di SLB Angkasa Bandung, dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan Bagaimanakah pengaruh musik melayu yang berirama

6 cepat terhadap peningkatan atensi anak Down Syndrome pada pembelajaran senam? Alasan peneliti memilih fokus kajian di atas didasarkan pada pemikiran bahwa anak Down Syndrome yang memiliki gangguan dalam atensinya, akan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran pada kehidupan sehari-harinya. C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1. Rumusan Masalah Sejalan dengan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut : Apakah penerapan musik melayu poco poco yang berirama cepat dapat meningkatkan atensi dalam pembelajaran senam pada anak Down Syndrome? 2. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang, maka dapat diidentifikasikan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut : a. Bagaimanakah kemampuan atensi anak Down Syndrome tingkat SMPLB dalam pembelajaran senam setelah mendapat pengaruh musik melayu poco poco yang berirama cepat? b. Bagaimana pengaruh musik melayu poco poco yang berirama cepat terhadap peningkatan atensi anak Down Syndrome.

7 D. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah 1. Musik melayu yang berirama cepat sebagai variabel bebas dan 2. Peningkatan atensi sebagai variabel terikat atau disebut juga target behavior. 2. Definisi Operasional Variabel a. Musik Melayu Musik melayu yang berirama cepat ini merupakan variabel bebas atau variabel penyabab yang mempengaruhi variabel lain. Musik melayu yang berirama cepat adalah musik yang bergenrekan melayu atau musik yang menjadi ibu dari musik yang ada sejak lama di tanah negeri kita ini. Musik melayu itu mencakup jenis musik Pop, Dangdut, Keroncong, Gambus, dan musik-musik tradisional lainnya. Salah satu lagu yang tergolong musik melayu adalah lagu Poco poco yang mana lagu ini kita tahu ada gerakan senamnya pula yang disebut senam Poco poco. Pada penelitian ini musik melayu digunakan sebagai media dalam melatih kemampuan atensi anak Down Syndrome dalam pembelajaran senam. b. Peningkatan Atensi Peningkatan atensi merupakan variable terikat atau target behavior. Variable terikat ini diartikan sebagai variable yang kemunculannya akibat variable bebas. Atensi Merupakan kemampuan mental yang dimiliki seseorang untuk mereaksi secara cepat adanya sebuah stimulus, sehingga bisa secara cepat mengarahkan diri pada suatu informasi. Peningkatan atensi sangatlah penting

8 untuk terlaksananya suatu pembelajaran tersebut jika dilihat dari latar belakang anak Down Syndrome yang mengalami hambatan dalam memusatkan perhatian atau merespon suatu informasi dalam proses pembelajaran. Adapun indikasi yang ingin dicapai dalam peningkatan atensi ini adalah, anak dapat memfokuskan perhatiannya selama pembelajaran senam hingga dapat mengikuti gerakan senam tersebut. Pada penelitian ini keterampilan dalam pembelajaran senam diukur dalam bentuk atensi anak dalam mengikuti gerakangerakan senam, semakin besar perhatian yang terjadi pada anak Down Syndrome tersebut maka dapat diartikan bahwa keterampilan dalam pembelajaran senam semakin baik. Kriteria yang digunakan untuk mengukur keterampilan anak Down Syndrome dalam pembelajaran senam yaitu dengan menggunakan sistem durasi atau waktu, selama apakah anak dapat mengikuti proses pembelajaran senam tersebut apakah 30 detik, 1 menit, 2 menit atau bahkan 5 menit. Dengan mengunakan stopwatch kita dapat menghitung berapa lama anak dapat memusatkan perhatiannya dan mengikuti gerakan-gerakan pada pembelajaran senam ketika intervensi sedang dimulai. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan a. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh musik melayu yang berirama cepat terhadap peningkatan atensi anak Down Syndrome pada pembelajaran senam.

9 b. Tujuan Khusus Sejauh mana peningkatan atensi anak Down Syndrome setelah diberikan intervensi pada pembelajaran senam. 2. Kegunaan a. Kegunaan Bagi Lembaga Memberikan Memberikan rekomendasi kepada pihak sekolah atau lembaga-lembaga yang bersangkutan sebagai sarana untuk meningkatakan atensi pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). b. Kegunaan Bagi Ilmu Pendidikan Menjadi bahan kajian keilmuan mengenai permasalahan atensi pada anak Down Syndrome dalam pembelajaran senam. c. Kegunaan Bagi Peneliti Pemberian media musik melayu yang berirama cepat pada pembelajaran senam ini dapat dijadikan salah satu media kongkrit yang dapat dikembangkan menjadi berbagai macam permainan. F. Anggapan Dasar Dalam kegiatan penelitian, anggapan dasar merupakan kerangka berpikir yang sangat mendasar. Anggapan dasar adalah pendapat yang mendasari penelitian dan kebenarannya tidak disangsikan lagi oleh peneliti. Menurut Winarno (1994:107). anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak penelitian yang kebenarannya diterima oleh penyelidik itu.

10 Dalam penelitian ini penulis berpegang pada anggapan dasar bahwa musik dapat berpengaruh banyak terhadap sistem kerja otak dan juga salah satu bentuk apresiasi seni yang menyangkut perasaan dan jiwa manusia.