STUDI ASPEK FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA UMUR PENYIMPANAN BENIH YANG BERBEDA

dokumen-dokumen yang mirip
PERKECAMBAHAN BENIH SEBAGAI SUATU SISTEM

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

PENGERTIAN. tanaman atau bagian tanaman akibat adanya

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman di Dalam Polyethylene Glycol (PEG) 6000

2014/10/27 O OH. S2-Kimia Institut Pertanian Bogor HERBISIDA. Company LOGO HERBISIDA PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH :

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYAM (Amaranthus spinosus)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

PENGARUH CARA PELEPASAN ARIL DAN KONSENTRASI KNO 3 TERHADAP PEMATAHAN DORMANSI BENIH PEPAYA (Carica papaya L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

Perkecambahan Benih dapat dikaji secara :

1. Kecambah Normal. adalah kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam dalam kondisi optimum.

VIABILITAS BENIH BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.)) SELAMA PENYIMPANAN 4 BULAN DENGAN TINGKAT KADAR AIR BERBEDA DALAM BEBERAPA JENIS KEMASAN TESIS

PENGARUH TAKARAN KOMPOS BLOTONG DAN UMUR SIMPAN MATA TUNAS TUNGGAL TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TEBU (Saccharum officinarum L.)

VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA. secara umum dapat dikeringkan hingga kadar air 5% tanpa kerusakan. Karena sifat ini,

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedikit glukosa, fruktosa, dan maltosa. Komponen terbesar pati endosperm adalah

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya Medan, 23 Agustus 2014 MAKALAH PENDAMPING #3 FISIOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter penelitian di. normal di akhir pengamatan (Fridayanti, 2015).

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS UREA PADA BEBERAPA VARIETAS SORGUM ( Sorghum bicolor L.) TERHADAP HASIL DAN MUTU BENIH

I. PENDAHULUAN. Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

Nanda Fadila et al. (2016) J. Floratek 11 (1): 59-65

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara II PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU RESPIRASI

PEMATAHAN DORMANSI UMBI BAWANG MERAH (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) DENGAN PERENDAMAN DALAM ETHEPON

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berbeda menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Cabe merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang

PEMANFAATAN BIOPLASTIK DARI SINGKONG (Manihot esculenta) SEBAGAI PELAPIS BENIH JAGUNG SKRIPSI SARJANA KIMIA. Oleh: YULI WIDYA AGUSTIN BP:

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

Agros Vol.16 No.1 Januari 2014: ISSN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. saat ini. Kedelai berasal dari Asia, diperkenalkan ke Amerika Utara, Eropa,

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kemunduran Benih Kedelai Akibat Pengusangan Cepat Menggunakan Alat IPB 77-1 MM dan Penyimpanan Alami

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

FISIOLOGI PERKECAMBAHAN BENIH. Oleh : Eny Widajati

MAKALAH SEMINAR UMUM. ANALISIS MATEMATIS PENDUGAAN UMUR SIMPAN BENIH CABAI MERAH (Capsicum annum L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERENDAMAN BENIH SAGA (Adenanthera pavonina L.) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI AIR KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KECAMBAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Cut Nur Ichsan (2006) J. Floratek 2 : 37 42

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

ABSTRAK. Kata Kunci : Amilase, Zea mays L., Amonium sulfat, Fraksinasi, DNS.

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ASAM SULFAT TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI AREN ( Arenga pinnata Merr. ) SKRIPSI

PENGARUH PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI SECARA KIMIA TERHADAP VIABILITAS BENIH DELIMA (Punica granatum L.) SKRIPSI. Oleh :

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PABRIK KERTAS SEBAGAI MEDIA KECAMBAH BENIH KECAMBAH BENIH AKASIA (Acacia mangium Willd) DENGAN METODE HYDROSEEDING

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL

PENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

PERIODE KRITIS PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) SKRIPSI OLEH : WILTER JANUARDI PADANG

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

Transkripsi:

STUDI ASPEK FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA UMUR PENYIMPANAN BENIH YANG BERBEDA STUDY ON PHYSIOLOGY AND BIOCHEMISTRY ASPECTS OF CORN (Zea mays L.) SEED GERMINATION IN DIFFERENT SEED STORAGE PERIODE Tatag Chariesma Andhi.W.A 1, Aziz Purwantoro 2 dan Prapto Yudono 2 ABSTRACT This research aims to study the physiological and biochemical aspects of seed germination of corn (Zea mays L) at different storage periode. Storage life of seeds affect the speed of growth and crop production. New-seed in general have a more rapid growth than the seed-time. The study was prepared using the 2 treatment on storage life of seeds. The first treatment is a new-seed corn with a shelf life of 2 weeks, both treatments were corn old with a 1-month shelf life. Each treatment had four replicates with each repetition has a sample of 54 grains of seed corn. Each treatment germinated for 7 days and made observations on the forces of germination, vigor index, shoot growth, root length growth, normal seedling dry weight, respiration rate and starch content. Treatment of seed age 2 weeks and 1 months to give significantly different results for the parameters of respiration rate, starch content, shoot growth, root growth, shoot dry weight, the germination and vigor index. In the treatment of seed age 2 weeks, the relationship between shoot growth, root growth and seedling dry weight of normal has a positive correlation with seed respiration rate, and negative correlation with starch content of seeds. In the treatment of seed age 2 weeks, the relationship between the germination and vigor index had positive correlation with seed respiration rate, and negative correlation with starch content of seeds. Key words : Zea mays L., physiology, biochemistry, storage periode INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aspek fisiologis dan biokimia perkecambahan benih jagung (Zea mays) pada umur penyimpanan yang berbeda. Umur penyimpanan benih mempengaruhi kecepatan pertumbuhan serta produksi tanaman. Benih baru pada umumnya memiliki pertumbuhan yang lebih pesat dibandingkan dengan benih-lama. Penelitian ini disusun menggunakan 2 perlakuan berdasarkan umur penyimpanan benih. Perlakuan pertama adalah benih jagung baru dengan umur simpan 2 minggu, perlakuan kedua adalah benih jagung lama dengan umur simpan 1 bulan. Masing-masing perlakuan memiliki empat ulangan dengan setiap ulangan memiliki sampel 54 butir benih jagung. Masing-masing perlakuan dikecambahkan selama 7 hari dan dilakukan pengamatan terhadap gaya berkecambah, indeks vigor, pertumbuhan tunas, pertumbuhan panjang akar, berat kering kecambah normal, laju respirasi dan kadar pati. Perlakuan umur penyimpanan benih 2 minggu dan 1 bulan 1Alumni Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 2 Fakultas Pertanian Gadjah Mada, Yogyakarta

memberikan hasil yang berbeda nyata untuk variabel laju respirasi, kadar pati, pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, berat kering kecambah, daya berkecambah dan indeks vigor. Pada perlakuan umur penyimpanan benih 2 minggu, hubungan antara pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar dan berat kering kecambah normal memiliki korelasi positif dengan laju respirasi benih, serta korelasi negatif dengan kadar pati benih. Pada perlakuan umur penyimpanan benih 2 minggu, hubungan antara daya berkecambah dan indeks vigor memiliki korelasi positif dengan laju respirasi benih, serta korelasi negatif dengan kadar pati benih. Kata kunci : Zea mays L., fisiologi, biokimia, umur penyimpanan PENDAHULUAN Perkecambahan merupakan suatu rangkaian komplek perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia benih tanaman. Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi protoplasma. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk terlarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahanbahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan sel-sel baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh (Sutopo, 22). Pengetahuan mengenai aspek fisiologis dan biokimia perkecambahan benih sangat penting dalam industri perbenihan, karena dalam industri benih faktor pemacu dan faktor penghambat perkecambahan dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan kebutuhan serta tahapan proses dalam industri tersebut. Secara umum diketahui bahwa umur benih mempengaruhi kecepatan pertumbuhan serta produksi tanaman. Benih-baru pada umumnya memiliki pertumbuhan yang lebih pesat dibandingkan dengan benih-lama (Kamil, 1979). Penelitian ini mengkaji mengenai aspek fisiologis dan biokimia perkecambahan benih jagung (Zea mays) dengan umur penyimpanan benih yang berbeda. Hipotesis penelitian ini adalah benih jagung dengan umur penyimpanan 2 minggu memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan benih jagung dengan umur penyimpanan 1 bulan.

BAHAN DAN METODE Benih yang digunakan adalah benih jagung manis varietas komposit yang merupakan hasil produksi produsen benih jagung manis di daerah Sewon, Bantul.Penelitian ini disusun menggunakan 2 perlakuan berdasarkan umur penyimpanan benih. Perlakuan pertama adalah benih jagung dengan umur penyimpanan 2 minggu, perlakuan kedua adalah benih jagung dengan umur penyimpanan 1 bulan. Masing-masing perlakuan memiliki empat ulangan dengan setiap ulangan memiliki sampel 54 butir benih jagung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 211 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian dan Laboratorium Bioteknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pengamatan dilakukan terhadap unsur viabilitas yakni indeks vigor, gaya berkecambah, panjang tunas, panjang akar serta laju respirasi dan kadar pati. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 7 hari perkecambahan. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan uji T test. HASIL DAN PEMBAHASAN Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Respirasi aerob adalah respirasi yang memerlukan oksigen. Respirasi aerob terjadi pada sitoplasma dan di dalam mitokondria dan menghasilkan 36 ATP dari satu molekul glukosa. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Pada Gambar 1 dapat diketahui bahwa pada saat kondisi belum berkecambah tingkat respirasi biji perlakuan benih-baru sebesar.51 mg CO 2 / jam sedangkan pada perlakuan benih-lama sebesar.225 mg CO 2 / jam, hal ini menunjukan bahwa benih tersebut aktif melakukan metabolisme meskipun dalam kondisi minimal karena belum mengalami pertumbuhan. Setelah benih tersebut mengalami perkecambahan, terlihat tingkat respirasi meningkat pada setiap hari pengamatan. Pada perlakuan benih-baru tingkat respirasi terus meningkat dari.725 mg CO 2 / jam pada hari pengamatan kedua menjadi.775 mg CO 2 / jam pada hari pengamatan keenam. Peningkatan laju respirasi benih-baru terlihat

Kadar Pati (%) Laju Respirasi (mg CO2 / jam) pada hari pengamatan kedua dan ketiga. Hal ini disebabkan pada tahap tersebut merupakan kondisi pertumbuhan kecambah paling pesat. Pada perlakuan benih-lama tingkat respirasi tidak mengalami peningkatan yang cukup berarti bahkan cenderung mengalami penurunan yakni.225 mg CO 2 / jam pada hari pengamatan pertama menjadi.2 mg CO 2 / jam pada hari pengamatan keenam. Hal ini disebabkan oleh penurunan kualitas benih yang dialami oleh benih-lama yang dapat dipengaruhi oleh faktor lama penyimpanan benih maupun metode penyimpanan yang dilakukan. 1,8,6,4,2 1 2 3 4 5 6 7 Hari Pengamatan Benih baru Benih lama Gambar 1. Grafik laju respirasi perlakuan benih-baru dan benih-lama Pada perlakuan benih-baru terlihat penurunan kadar pati yakni dari 48.9% pada saat belum berkecambah berangsur-angsur menjadi 8.4% pada akhir pengamatan. Begitu pula halnya pada perlakuan benih-lama, terjadi penurunan kadar pati yakni 44% pada saat belum berkecambah berangsur-angsur menjadi 3.6% pada akhir pengamatan. 6,% 4,% 2,%,% 1 2 3 4 5 6 7 Hari Pengamatan Benih Baru Benih Lama Gambar 2. Grafik kadar pati perlakuan benih-lama dan benih-baru Pada biji, pati terdiri dari dua bentuk yakni amilopektin dan amilose. Enzim alfa amilase akan merombak amilopektin dan amilose menjadi dekstrin, selanjutnya enzim glukoamilase akan mengubah dekstrin menjadi gula-gula sederhana seperti maltose dan glukose yang nantinya dipakai sebagai bahan bakar respirasi.

Panjang Akar (cm) 1 8 6 4 2 1 2 3 4 5 6 Hari Pengamatan Benih Baru Benih Lama Gambar 3. Grafik pertumbuhan akar perlakuan benih-baru dan benih-lama Pada pertumbuhan akar perlakuan benih-baru terlihat adanya pertambahan panjang akar yakni 1.5 cm pada hari ke 2 sampai dengan 9.3 cm pada hari ke 6 pengamatan. Proses pertumbuhan dan perkembangan embrio semula terjadi pada ujung-ujung tumbuh akar kemudian diikuti oleh ujung-ujung tumbuh tunas. Proses pertumbuhan akar pada perlakuan benih-baru cukup pesat terlihat dari peningkatan grafik pertumbuhan pada Gambar 3. Hal yang berbeda tampak pada perlakuan benih-lama. Kualitas benih yang telah menurun menyebabkan pertumbuhan benih sangat lambat dan berangsur-angsur mati. Hal ini tampak dari tidak terjadinya pertumbuhan akar seperti pada perlakuan benih-baru. Hal ini disebabkan telah matinya embrio pada perlakuan benih-lama sehingga tidak mengalami pertumbuhan. Proses pembagian dan membesarnya sel-sel tergantung dari terbentuknya energi dan molekul-molekul komponen tumbuh yang berasal dari jaringan persediaan makanan. Molekul protein dan lemak penting untuk pertumbuhan protoplasma, sedangkan molekul kompleks polisakarida dan asam poliuronat untuk pembentukan dinding sel. Pada pertumbuhan tunas perlakuan benih-baru terlihat adanya pertambahan panjang tunas yakni.911 cm pada hari pengamatan kedua sampai dengan 9.46 cm pada hari pengamatan keenam. Proses pembagian dan membesarnya sel-sel ini tergantung dari terbentuknya energi dan molekulmolekul komponen tumbuh yang berasal dari jaringan persediaan makanan. Molekul protein dan lemak penting untuk pertumbuhan protoplasma, sedangkan molekul kompleks polisakarida dan asam poliuronat untuk pembentukan dinding sel.

Pertumbuhan Tunas (cm) Panjang Tunas (cm) 1 8 6 4 2 1 2 3 4 5 6 Hari Pengamatan Benih baru Benih lama Gambar 4. Grafik pertumbuhan tunas perlakuan benih-baru dan benih-lama Pada perlakuan benih-lama tidak terlihat adanya pertumbuhan, hal ini disebabkan kualitas benih lama yang telah menurun dan berangsur-angsur mengalami kematian. 1 5 y = - 16.39 + 29.75x R² =.64-5,2,4,6,8 1 Laju Respirasi (mg CO2 / jam) Gambar 5. Grafik persamaan regresi pertumbuhan panjang tunas dan laju respirasi perlakuan benih-baru Dari data selisih peningkatan laju respirasi dan pertumbuhan tunas dapat dilihat bahwa pada hari pertama dan hari kedua terdapat peningkatan laju respirasi sebesar.1925 mg CO 2 / jam yang diikuti dengan pertumbuhan tunas sebesar.911 cm. Pada hari kedua dan ketiga terdapat peningkatan laju respirasi sebesar.4 mg CO 2 / jam yang diikuti dengan pertumbuhan tunas sebesar 2.56 cm. Pada hari ketiga dan keempat terdapat peningkatan laju respirasi sebesar.2 mg CO 2 / jam yang diikuti pertumbuhan tunas sebesar 3.1 cm. Pada hari keempat dan kelima terdapat peningkatan laju respirasi sebesar.75 mg CO 2 / jam yang diikuti dengan pertumbuhan tunas sebesar 1.67 cm. Pada hari kelima dan keenam terdapat peningkatan laju respirasi sebesar.5 mg CO 2 / jam yang diikuti dengan pertumbuhan tunas sebesar 1.35 cm. Selisih pertumbuhan tunas pada hari kedua dan ketiga serta pada hari ketiga dan keempat memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan

Kadar Pati (%) pengamatan pada hari yang lain, hal ini dapat terjadi karena pertumbuhan kecambah mengikuti kurva sigmoid. Fase awal perkecambahan merupakan fase inisiasi yang merupakan fase awal yang ditandai dengan perkembangan yang lambat karena jumlah sel-sel yang masih sedikit. Fase selanjutnya adalah fase sentral yang merupakan fase akselerasi yang ditandai dengan peningkatan laju pertumbuhan yang sangat cepat. Hal ini seperti terlihat pada selisih pertumbuhan tunas hari kedua dan ketiga serta hari ketiga dan keempat. 5% 4% 3% 2% 1% % y =.376 -.31x R² =.972 2 4 6 8 1 Petumbuhan Tunas (cm) Gambar 6. Grafik persamaan regresi pertumbuhan panjang tunas dan kadar pati perlakuan benih-baru Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa pada hari pertama dan hari kedua terdapat penurunan kadar pati sebesar 9.25% yang diikuti dengan pertumbuhan tunas sebesar.911 cm. Pada hari kedua dan ketiga terdapat penurunan kadar pati sebesar 5.8% yang diikuti dengan pertumbuhan tunas sebesar 2.56 cm. Pada hari ketiga dan keempat terdapat penurunan kadar pati sebesar 8.92% yang diikuti pertumbuhan tunas sebesar 3.1 cm. Pada hari keempat dan kelima terdapat penurunan kadar pati sebesar 6% yang diikuti dengan pertumbuhan tunas sebesar 1.67 cm. Pada hari kelima dan keenam terdapat penurunan kadar pati sebesar 3.1% yang diikuti dengan pertumbuhan tunas sebesar 1.35 cm. Apabila dihubungkan dengan nilai koefisien relasi yang cukup besar yakni mendekati -1 mengindikasikan bahwa pertumbuhan tunas sangat dipengaruhi oleh kadar pati. Berdasarkan grafik persamaan regresi di atas, seiring dengan peningkatan laju respirasi maka pertumbuhan akar juga akan semakin tinggi. Laju respirasi sebagai faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan akar benih. Apabila benih berada pada lingkungan yang mendukung terjadinya respirasi maka benih akan memiliki energi dan cadangan makanan untuk tumbuh. Proses respirasi sebagai proses katabolisme akan menguraikan cadangan makanan

Kadar Pati (%) Pertumbuhan Akar (cm) dalam benih yakni mengubah glukosa menjadi energi yang dibutuhkan oleh benih untuk tumbuh. Setelah benih mengalami penyerapan air maka membran kulit benih akan bersifat permeable sehingga memungkinkan penyerapan oksigen. Oksigen tersebut digunakan dalam proses pembakaran glukosa. 1 5 y = - 14.96 + 27.11x R² =.547-5,2,4,6,8 1 Laju Respirasi (mg CO2 / jam) Gambar 7. Grafik persamaan regresi pertumbuhan panjang akar dan laju respirasi perlakuan benih baru Berdasarkan grafik persamaan regresi di atas, penurunan kadar pati benih akan diiringi dengan peningkatan pertumbuhan tunas. Hal ini dapat terjadi karena penurunan kadar pati merupakan suatu rangkaian katabolisme yang berhubungan dengan respirasi dalam hal penyediaan energi dan cadangan makanan untuk pertumbuhan benih. Setelah terjadi penyerapan air oleh benih, enzim-enzim pertumbuhan menjadi aktif. Enzim alfa amilase dan glukoamilase menghidrolisis pati menjadi glukosa yang memiliki struktur lebih sederhana. Bahan-bahan ini setelah dirombak maka sebagian langsung dipakai sebagai bahan penyusun pertumbuhan di titik-titik tumbuh diantaranya pertumbuhan di bagian ujung-ujung akar benih. 5% 4% 3% 2% 1% % y =.367 -.32 x R² =.957 2 4 6 8 1 Pertumbuhan akar (cm) Gambar 8. Grafik persamaan regresi pertumbuhan panjang akar dan kadar pati perlakuan benih-baru

Indeks Vigor (%) Daya Berkecambah (%) 12% 1% 1% 8% 6% 4% 2% % Benih Baru Gambar 9. Histogram gaya berkecambah perlakuan benih-baru dan benihlama Daya berkecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase kecambah tumbuh normal berdasarkan penilaian terhadap struktur penting yang tumbuh pada embrio yang diamati secara langsung. Kecambah yang tidak menunjukan kemampuan untuk tumbuh menjadi tanaman normal dinilai sebagai kecambah abnormal. Pada penelitian ini daya berkecambah benih baru sebesar 1% sedangkan daya berkecambah benih lama sebesar 1%. 3 25 1% Benih Lama 2 15 1 5 Benih baru Benih lama Gambar 1. Histogram indeks vigor perlakuan benih-baru dan benih-lama Indeks vigor atau kecepatan tumbuh merupakan indikasi waktu yang diperlukan benih untuk tumbuh serempak selama proses perkecambahan. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan maka kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman dewasa semakin baik sehingga dapat diduga potensi hasil

yang akan diperoleh juga lebih tinggi. Pada Gambar 1 di atas, perlakuan benihbaru terlihat memiliki kecepatan tumbuh yang lebih cepat dibandingkan dengan benih-lama. Pada industri perbenihan penelitian ini bermanfaat dalam tujuan mempertahankan kualitas benih selama penyimpanan. Informasi mengenai metabolisme perkecambahan yang diamati dari proses fisiologis dan biokimia serta kaitan diantara keduanya akan sangat bermanfaat bagi analis benih dalam tujuannya mempertahankan kualitas benih selama penyimpanan. KESIMPULAN 1. Perlakuan umur penyimpanan benih 2 minggu (benih-baru) dan umur penyimpanan benih 1 bulan (benih-lama) memberikan hasil yang berbeda nyata untuk variabel laju respirasi, kadar pati, pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, berat kering kecambah, daya berkecambah dan indeks vigor. 2. Pada perlakuan umur penyimpanan benih 2 minggu (benih-baru), hubungan antara pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar dan berat kering kecambah normal memiliki korelasi positif dengan laju respirasi benih, serta korelasi negatif dengan kadar pati benih. 3. Pada perlakuan umur penyimpanan benih 2 minggu (benih-baru), hubungan antara daya berkecambah dan indeks vigor memiliki korelasi positif dengan laju respirasi benih, serta korelasi negatif dengan kadar pati benih. 4. Pada perlakuan umur penyimpanan benih 2 minggu (benih-baru), peningkatan laju respirasi sebesar.5 mg CO 2 /jam dapat merombak cadangan makanan karbohidrat sehingga menurunkan kadar pati sebesar 6 % yang menghasilkan energi untuk pertumbuhan tunas sebesar 1.89 cm dan pertumbuhan akar 1.87 cm dan meningkatkan berat kering kecambah normal (BKKN) sebesar.14 gram. 5. Aspek fisiologis dan biokimia dapat digunakan untuk menduga mutu benih. Keduanya saling melengkapi informasi pendugaan mutu benih, maupun dapat saling menggantikan terutama pada kondisi diperlukan informasi yang cepat dalam pendugaan mutu benih.

UCAPAN TERIMAKASIH Rasa terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang mendukung penelitian ini sehingga dapat dilaksanakan dengan baik, antara lain kepada : 1. Dr. Ir. Aziz Purwantoro, M.Sc. 2. Prof. Dr. Ir. Prapto Yudono, M.Sc. 3. Prof. Dr. Ir. Djoko Prajitno, M. Sc 4. Seluruh staf dan karyawan Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, UGM DAFTAR PUSTAKA Kamil, J. 1979. Teknologi Benih. Angkasa Raya, Padang. Sutopo, L. 22. Teknologi Benih. 5th Ed. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.