BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi pengembangan sumber daya perikanan di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sangat stategis untuk dikembangkan karena didukung oleh beberapa faktor antara lain, didukung oleh suatu kawasan hinterland perikanan yang cukup potensial untuk dikembangkan, selain itu posisi strategis Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang menghadap Samudera Hindia dan Selat Malaka, garis pantai yang panjang, dan memiliki dua laut potensial yakni kawasan teritorial dan kawasan ZEE Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) didukung oleh suatu kawasan hinterland perikanan yang cukup potensial dikembangkan baik dari sisi budidaya laut, budidaya air tawar, budidaya tambak, maupun perikanan laut (perikanan tangkap) inshore maupun offshore. Potensi sumber daya perikanan tersebar di 7 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Besar, kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh Barat, dan Kabupaten Simeulue. Posisi Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang menghadap Samudera Hindia dan Selat Malaka merupakan lokasi yang strategis diujung Barat sebagai pintu masuk dan pintu keluar dari segitiga wilayah pengembangan perdagangan Thailand, Singapura dan NAD. Sebagai wilayah yang memiliki garis pantai sepanjang 1.660 km 2 dan didukung oleh 2 (dua) jenis wilayah perairan masingmasing laut territorial seluas 320,071 km 2 dan laut Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 534,520 km 2. Luas wilayah perairan yang mendukung propinsi ini dapat menggambarkan besarnya potensi sumber daya perikanan yang tersedia untuk dikembangkan. Rika Afriana (15002085) I-1
Berikut komoditi unggulan potensial yang dapat dikembangkan oleh Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Tabel 1. 1 Kelompok Komoditi Unggulan Propinsi NAD Sumber: 1. ICOR, Kusumastanto, T. 2002 2. Penghasil devisa: Ditjen Budidaya DKP, 2003 3. Daya saing (RCR), PT Aperindo, 2004 4. Net profitability, value added: Madecor Group, 2001 Untuk mengembangkan potensi sumberdaya perikanan yang sangat besar di Propinsi Nangroe Aceh perlu didukung oleh Pelabuhan Berkala Internasional yakni berupa Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS). Wilayah pelabuhan yang paling cocok untuk dikembangkan adalah PPP Lampulo. Hal ini didukung oleh kondisi perairan wilayah Lampulo yang landai dan terletak pada wilayah segi tiga (Thailand, Singapura dan NAD), selain itu juga akan didorong oleh perkembangan wilayah perdagangan bebas Sabang maupun Pulau Batam. Rika Afriana (15002085) I-2
Lokasi Gambar 1. 1 Peta Wilayah Lokasi Studi Dalam perencanaan jangka panjang wilayah ini akan semakin berkembang bukan saja dilihat dari segi tiga (Thailand, Singapura dan NAD) wilayah pengembangan perdagangan itu sendiri tetapi juga terdorong oleh semakin berkembangnya wilayah perdagangan bebas Sabang maupun Pulau Batam. Secara politis pengembangan PPP Lampulo menjadi PPS Lampulo dapat juga menjadi penguat terhadap posisi pembangunan nasional seutuhnya, sehingga yang mendorong terwujudnya pembangunan sektor perikanan yang bertujuan antara lain peningkatan pendapatan nelayan, peningkatan konsumsi, peningkatan ekspor. Sehingga dapat menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan barat Indonesia, baik bagi masyarakat pesisir khususnya nelayan maupun pusat pertumbuhan ekonomi pada umumnya yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Selain itu, pengembangan PPP Lampulo juga semakin mendesak untuk dilakukan karena gempa bumi kuat yang berskala (8.9 skala Richter) pada tanggal 26 Desember 2004. Gempa yang berpusat di Samudera Hindia di lepas pantai barat Rika Afriana (15002085) I-3
Pulau Sumatera ini juga menyebabkan gelombang tsunami yang menghancurkan tidak hanya wilayah PPP Lampulo tapi juga sebagian besar wilayah Aceh dan Nias di wilayah Indonesia, sebagian wilayah Thailand, Sri Lanka, Maladewa (Maldives), Bangladesh, Burma, bahkan sampai ke pantai Somalia di Afrika Timur. Lokasi Gambar 1. 2 Kondisi PPP Lampulo yang Mengalami Kerusakan Mengacu kondisi eksisting sekarang, dimana umumnya fasilitas TPI Lampulo sudah mengalami kerusakan parah akibat Tsunami, maka permasalahan utama yang dihadapi nelayan saat ini adalah mengalami kendala dalam hal bongkar muat hasil tangkap. Saat ini kapal-kapal nelayan banyak bertambat di tebing sungai Krueng Aceh. Rika Afriana (15002085) I-4
Gambar 1. 3 Situasi kapal-kapal yang bertambat di tebing sungai Krueng. Disamping itu juga ada masalah mengenai aspek hidro-oceanografi pasca tsunami, dalam hal ini berupa perubahan morfologi dan ekosistem yang ada. Kondisi ini menyebabkan alur masuk ada yang terjadi pendangkalan akibat sedimentasi. 1.2 Maksud dan Tujuan a. Maksud Menyusun Master Plan dan Detail Desain sebagai dasar dalam pelaksanaan pekerjaan pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh. b. Tujuan Mendapatkan gambaran mengenai rencana pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera pada lokasi yang direncanakan beserta segenap sasarannya yang digunakan sebagai dasar bagi pelaksanaan konstruksi nantinya untuk pengembangan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. 1.3 Ruang Lingkup Sesuai dengan tujuan kegiatan, maka lingkup kegiatan ini sebagai berikut: 1. Kegiatan Persiapan 2. Pengumpulan dan Analisa Data 3. Perencanaan Masterplan dan Detail Engineering Design Rika Afriana (15002085) I-5
1.4 Metodologi dan Tahapan Pelaksanaan Gambar 1. 4 Flow chart Metodologi Pelaksanaan Rika Afriana (15002085) I-6
Sistematika pelaksanaan penyusunan master plan dan detail desain Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo berdasarkan skema di atas dengan penjelasan sebagai berikut : A. Tahapan Persiapan Dalam tahapan persiapan berisi kegiatan-kegiatan pendukung yang berfungsi sebagai landasan kerja dan proses awal pelaksanaan penyusunan master plan dan detail desain Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh. 1. Identifikasi Masalah Dalam proses ini, kegiatan akan difokuskan untuk mengidentifikasi dan merinci permasalahan yang bertujuan agar pelaksanaan penyusunan master plan dan detail desain pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, menjadi lebih jelas dan terarah. 2. Ruang Lingkup Pembahasan Dalam proses ini, dilaksanakan perumusan dan pembatasan kajian dalam pelaksanaan penyusunan master plan dan detail desain pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh. 3. Sistematika Pembahasan Selanjutnya rumusan dan pembatasan kajian dalam pelaksanaan penyusunan master plan dan detail desain pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh dituangkan dalam bentuk tahapan pekerjaan yang sistematis. 4. Studi Pustaka Meliputi kajian ilmu yang mendasari metodologi pengerjaan penyusunan master plan dan detail desain Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh. Studi kepustakaan berisi mengenai konsep pengembangan dan studi perencanaan pelabuhan perikanan terpadu, yang meliputi hidrograf banjir, analisa gelombang, pantai, fasilitas-fasilitas pelabuhan dan analisa ekonomi. Dalam tahapan proses persiapan, dari turunanan identifikasi masalah, ruang lingkup pembahasan, sistematika pemahasan dan studi pustaka maka dalam pelaksanaan penyusunan master plan dan detail desain Pelabuhan Rika Afriana (15002085) I-7
Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, akan menggunakan dua metode yakni metode pendekatan dan metode studi Dalam metode pendekatan, proses pelaksanaan pekerjaan mengacu pada konsepsi pengembangan wilayah yang meliputi kondisi potensi sumberdaya perikanan, lokasi konsentrasi nelayan, aksesibilitas dan kondisi pasar serta aspek fisik, sosial ekonomi dan kebijakan pemerintah. Metode yang kedua adalah metode studi yang mengacu lewat pengumpulan data sekunder saja, hal ini dikarenakan pengumpulan data primer akan membutuhkan banyak waktu dan biaya yang tidak sedikit. B. Tahapan Pengumpulan Data dan Analisa Data Dalam tahapan ini dilaksanakan pengumpulan data sekunder saja, karena dalam pengumpulan data primer akan membutuhkan banyak waktu dan biaya. Data-data tersebut melingkupi data yang berkaitan dengan kondisi fisik teknis, sosial ekonomi perikanan dan kebijaksanaan pemerintah, untuk selanjutnya dianalisa guna memperoleh gambaran tentang daya dukung terhadap Rencana Pembangunan PPS Lampulo ini. Dalam pengumpulan data, disertai dengan list data untuk menghindari terlewatnya data yang harus diambil pada saat survai, juga untuk menghindarkan adanya perolehan data ganda. Evaluasi dan analisis data akan dilakukan, selanjutnya akan didiskusikan mengingat fungsinya yang saling terkait satu dan lainnya. Data Kondisi Fisik Teknis melingkupi: Foto udara (jika ada) Peta topografi Peta bathimetri Peta geologi Data hidrooceanografi (pasang surut, arus) Data hidrologi (curah hujan, debit sungai) Rika Afriana (15002085) I-8
Data meteorologi (angin, temperatur, kelembaban) Sediment Transport Laporan studi / desain sebelumnya Dan sebagainya Data Perikanan Data ini meliputi semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perikanan, antara lain : Potensi sumberdaya perikanan, daerah penangkapan (fishing ground), tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan, dan sisa potensi yang masih dapat dieksploitasi; Armada/kapal perikanan meliputi jenis, ukuran, jumlah, domisili dan lainlain; Alat tangkap meliputi jenis dan jumlahnya; Produksi meliputi jenis ikan, jumlah, harga rata-rata, mutu dan nilainya; Nelayan meliputi jumlah dan lokasi pemukiman nelayan; Pengolahan meliputi jenis pengolahan, jumlah dan lokasi pengolahan; Pemasaran meliputi lokasi pemasaran, potensi pasar, jenis ikan yang dipasarkan, transportasi dan lain-lain; Penentuan kecepatan bongkar; Penentuan kecepatan muat; Penentuan lama kapal di pelabuhan; Penentuan lama ikan dalam proses pelelangan; dan Penentuan kualitas ikan di PPS. Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan Data yang dikumpulkan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan kegiatan usaha perikanan, antara lain : Jenis usaha perikanan yang dilakukan oleh nelayan/pengusaha setempat; Rika Afriana (15002085) I-9
Cara memperoleh modal investasi dan modal kerja; Pendapatan/sisa hasil usaha, biaya eksploitasi, jumlah hari operasi per trip, jumlah hari operasi per tahun, harga jual ikan, biaya retribusi lelang, biaya tambat labuh di pelabuhan dan lain-lain; Tingkat pendidikan dan keterampilan nelayan; Tingkat pendapatan nelayan (rata-rata per bulan/per tahun); Rata-rata jumlah anggota keluarga dan jumlah tanggungan masing-masing rumah tangga nelayan; Adat istiadat atau kebudayaan masyarakat nelayan setempat; dan Aspirasi dan persepsi masyarakat nelayan terhadap Pembangunan PPS Lampulo. Data Survai Lokasi, meliputi : Survai topografi dan bathimetri; Survai hidrooceanografi, meliputi : Pengukuran pasang surut Arus Gelombang Pengambilan contoh sedimen Penyelidikan tanah dengan sondir dan boring; Data sarana dan prasarana, muka air bersih serta bahan bangunan setempat. Pengumpulan data tentang kebijaksanaan pemerintah : RUTR (Rencana Tata Ruang) Peraturan Daerah (Perda) Program Pemerintah Daerah Program instansi terkait Dan lain-lain Rika Afriana (15002085) I-10
C. Tahapan Desain dan Perencanaan Dalam tahap desain dan perencanaan bertujuan untuk menghasilkan dua produk akhir yakni master plan dan detail engineering design (DED) dari pembangunan pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh. 1. Tahapan Penyusunan Master Plan a) Analisis Pembangunan PPS Lampulo Merumuskan gambaran tingkat kebutuhan Pembangunan PPS Lampulo berdasarkan kondisi fisik teknis, sosial ekonomi perikanan dan kebijaksanaan Pemerintah, dalam konteks pengembangan perikanan tangkap dan pengembangan wilayah yang diproyeksikan untuk jangka waktu 20 tahun. Berdasarkan hasil analisa aspek-aspek sumberdaya perikanan, sarana produksi, pemasaran, usaha perikanan, sumberdaya nelayan, regional dan kebijaksanaan Pemerintah serta daya dukung fisik teknis, maka dapat disusun konsep Pembangunan PPS Lampulo yang mencakup antara lain : Pola pikir pembangunan dan pengembangan; Analisa pembangunan dan pengembangan; Proyeksi pembangunan dan pengembangan; Skala dan tahapan pembangunan dan pengembangan; dan Strategi pembangunan dan pengembangan dan langkah-langkah kebijaksanaan b) Penyusunan Master Plan Dalam penyusunan master plan meliputi dua tahapan, yakni : 1) Perencanaan Kebutuhan Fasilitas Membuat analisa kebutuhan fasilitas bagi PPS sesuai dengan skala dan tahapan Pengembangan. Rika Afriana (15002085) I-11
Berdasarkan proyeksi perikanan yang mencakup proyeksi produksi dan proyeksi armada kapal, maka Konsultan akan membuat analisa kebutuhan fasilitas yang meliputi : Fasilitas dasar; Fasilitas fungsional; dan Fasilitas penunjang. Selain itu, dikembangkan juga lahan perindustrian perikanan untuk mendorong perkembangan investor swasta. 2) Perencanaan Master Plan Berdasarkan hasil analisa pembangunan dan pengembangan dan perencanaan kebutuhan fasilitas, maka Konsultan akan menyusun master plan PPS yang mencakup : Pengalokasian zona kegiatan Perencanaan layout Penyusunan tahapan pelaksanaan Pengalokasian Zona Kegiatan Pengalokasian zona kegiatan dibuat berdasarkan pola kegiatan operasional PPS yang meliputi antara lain : zona kegiatan bongkar zone pelayanan/muat perbekalan zona perbaikan dan pemeliharaan zona adminstrasi zona pengolahan zona pengembangan industri perikanan zona kegiatan sosial Selain pembagian zona menurut kegiatan, maka fasilitas-fasilitas yang ada di PPS ini dapat dikelompokkan berdasarkan pola pengelolaannya yang antara lain sebagai berikut : Rika Afriana (15002085) I-12
unit pelaksanaan teknis (UPT) koperasi nelayan (KUD) investor swasta instansi terkait (perhubungan, kepolisian, bea cukai, dll) Perencanaan Layout Berdasarkan pola kegiatan operasional PPS dan pengalokasian zona kegiatan tersebut, dibuat beberapa alternatif layout dengan kriteria sebagai berikut : Fasilitas laut dibagi menjadi 2 zona : Zona I Zona II : untuk kapal kecil/tradisional : untuk kapal motor ukuran besar Pada masing-masing zona diadakan pemisahan antara dermaga bongkar (unloading berth) dengan dermaga pelayanan/muat (service berth). Atau dibuat satu dermaga serbaguna disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia. Areal darat dibagi menjadi beberapa blok kegiatan : fasilitas administrasi fasilitas operasional fasilitas pelayanan perbekalan fasilitas pengolahan fasilitas pemeliharaan fasilitas sosial areal pengembangan industri perikanan Tahapan Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa rencana Pembangunan PPS Lampulo dibagi dalam 3 tahapan : Tahap jangka pendek; Tahap jangka menengah; dan Rika Afriana (15002085) I-13
Tahap jangka panjang. 2. Tahapan Detail Desain PPS Membuat perencanaan detail semua struktur bangunan fasilitas laut (fasilitas dasar) dan darat (fasilitas fungsional dan penunjang) yang dilengkapi dengan perhitungan-perhitungan teknis dan disajikan dalam gambar konstruksi. Berdasarkan hasil analisa kebutuhan fasilitas dan layout yang sudah disetujui ini, perencanaan detail dengan berpedoman pada standar dan peraturan yang berlaku. (Standar Umum Pelabuhan, PBI, PMI, PKKI, PPBBI, ASTM dan lain-lain). Kriteria yang akan digunakan dalam membuat perencanaan detail ini antar lain sebagai berikut : Setiap fasilitas akan direncanakan terhadap kemudahan operasional terutama disain dermaga akan diperhitungkan terhadap kemudahan bongkar muat bagi kapal-kapal yang akan bertambat. Perencanaan struktur akan diperhitungkan terhadap keamanan, daya tahan serta kemudahan memperoleh material di lokasi. Semua perhitungan struktur akan dibuat analisanya berdasarkan analisa yang lazim digunakan. Konstruksi permanen dengan batas umur pengembangan minimal 20 tahun. Efisiensi biaya dengan mempertimbangkan sistem konstruksi yang paling mudah, bahan bangunan setempat, peralatan dan kemampuan teknis kontraktor. Keamanan dalam pelaksanaan Kemudahan dalam operasi dan pemeliharaan Rika Afriana (15002085) I-14
1.5 Sistematika Laporan Laporan ini terdiri atas tujuh bab. Untuk lebih jelasnya tiap-tiap bab terdiri dari sub bab-sub bab. Bab-bab tersebut adalah : Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan sistematika penulisan laporan. Bab II Dasar Teori dan Kriteria Perencanaan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dan kriteria perencanaan yang mengangkut hidrologi, hindcasting gelombang, pasang surut, GENESIS dan fasilitasfasilitas PPS Lampulo, Banda Aceh. Bab III Deskripsi Wilayah Studi Pada bab ini akan dijelaskan gambaran kondisi wilayah studi melalui aspek admistrasi dan geografi, fisik teknis dan sosial perikanan. Bab IV Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo Pada bab ini akan dijelaskan menegenai konsep pengembangan, analisa kebutuhan, analisa kebutuhan, perencanaan lay out, zonifikasi dan pentahapan pembangunan. Bab V Desain Rinci Pada bab ini dijelaskan mengenai dermaga, breakwater, tempat pelelangan ikan (TPI), dan analisis hidrologi. Bab VI Volume Pekerjaan dan Analisa Ekonomi Pada bab ini akan dijelaskan mengenai volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya. Bab VII Kesimpulan dan Saran Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran dari laporan ini. Rika Afriana (15002085) I-15