BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
penting. Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga penghimpunan dana masyarakat. (Kuncoro, 2002:538) Setiap

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen dalam. Mudrajat (2002:279). Kewajiban yang timbul dari sisi aktiva misalnya

BAB II LANDASAN TEORI

SUMBER DAN ALOKASI DANA PERBANKAN. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

A. PENGERTIAN MANAJEMEN DANA BANK

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum aktiva bagi perusahaan merupakan sumber daya yang harus dikelola secara baik guna mendatangkan penghasilan. Menurut sifat dan jangka

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Bank menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah lembaga yang berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

LAPORAN KEUANGAN BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 1 No. 2 Juni 2014 ANALISIS LIKUIDITAS BANK MANDIRI TAHUN Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB I PENDAHULUAN. Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Sumber Dana dan Alokasi Dana dalam Perbankan

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB II LANDASAN TEORI

M 1 KARTIKA SARI. Universitas Gunadarma. Tujuan. MATERI AKPER 1 Hal -1

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini, tidak pernah

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

TINJAUAN PUSTAKA Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V ini, berdasarkan hasil penelitian terhadap analisis sumber dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan jelas dalam GBHN bahwa

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

JAWABAN BAB 7. Nama : Fitri Gusniawati. Nim :

ANALISIS KINERJA BANK

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tangga 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akutansi Keuangan dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 792 tahun 1990. Pengertian bank menurut Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) mengenai Akutansi perbankan, yaitu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Selain itu Menurut Kasmir (2012:12), pengertian bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Pengertian lembaga keuangan sendiri menurut Kasmir (2012:12) adalah setiap perusahaan yang bergerak di 7

bidang keuangan di mana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat agar lebih senang menabung. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut. 2.1.2 Sumber Dana Bank Pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat (Kasmir, 2012:50). Dalam mengimpun dana tersebut sudah tentu bank harus mengenal sumber-sumber dana yang terdapat di dalam berbagai lapisan masyarakat dengan bentuk yang berbeda-beda pula. Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari : 1. Bank itu sendiri, perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dalam bank. 8

Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari: a. Setoran modal dari pemegang saham, yaitu merupakan modal dari para pemegang saham lama atau pemegang saham baru b. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank dan sementara waktu belum digunakan. c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham 2. Masyarakat luas, sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasi sumber dana ini. Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga jenis produk sebagai berikut : a. Giro b. Tabungan c. Deposito 3. Dana yang bersumber dari lembaga lain, merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana dari bank itu sendiri dan masyarakat luas. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari : a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan dana yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. b. Pinjaman antar bank (Call Money), biasanya pinjaman ini 9

diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah klring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh perbankan dari pihak luar negeri 4. Surat Berharga Pasar Uang (SPBU), dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. 2.1.2.1 Dana Pihak Ketiga Menurut Kasmir (2011:62) sumber dana dari masyarakat luas merupakan sumber dana yang paling utama bagi bank, terdiri dari 3 jenis yaitu: 1) Giro (Demand Deposit) Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan surat perintah pembayaran lainnya atau pemindah bukuan. Dalam pelaksanaan tata usaha giro dilakukan melalui suatu rekening yang disebut sebagai rekening koran. Biasanya giro dibedakan atas dua kategori pemilik yaitu, rekening perorangan dan rekening atas nama badan. Motivasi simpanan uang dalam bentuk giro adalah untuk memenuhi keperluan usaha sehari-hari, sehingga 10

pengendapan dana pada umumnya tidak lama dan sulit diperkirakan. 2) Tabungan (Saving Deposit) Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Setoran tabungan dapat dilakukan sewaktu-waktu dan dalam melakukan penarikan dana, nasabah tidak perlu memperhatikan jatuh tempo pencairan seperti pada deposito. Motif masyarakat dalam menabung pada produk ini adalah sebagai penanaman dana dan berjaga-jaga atau untuk menghimpun dana dalam mencapai maksud tertentu setelah dananya mencukupi akan ditarik kembali. 3) Deposito (Time Deposit) Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Deposito merupakan sumber dana pinjaman terbesar bagi kebanyakan bank. Semakin 2.1.3 Pengertian Likuiditas Likuiditas sering digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Kewajiban tersebut 11

bersifat jangka pendek. Kewajiban jangka pendek itu seperti membayar tagihan listrik, gaji pegawai, atau hutang yang telah jatuh tempo. Tetapi terkadang ada beberapa perusahaan tidak sanggup membayar hutang tersebut pada waktu yang telah ditentukan, dengan alasan perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk menutupi hutang yang telah jatuh tempo tersebut. Kasus tersebut akan mengganggu hubungan antara perusahaan dengan para kreditor, maupun para distributor. Dalam jangka panjang, kasus tersebut akan berdampak kepada para pelanggan. Artinya pada akhirnya perusahaan akan mengalami krisis ekonomi. Hal tersebut dikarenakan perusahaan tidak memperoleh kepercayaan dari pelanggan. Menurut Kasmir (2012:128), ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu: 1. Bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali, atau 2. Bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup dana secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual sediaan atau aktiva lainnya). 2.1.4 Teori Manajemen Likuiditas Terdapat empat teori likuiditas perbankan yang dikenal yaitu sebagai berikut: 12

2.1.4.1Commercial Loan Theory Teori ini dianggap paling kuno, nama lain dari teori ini adalah real bills doctrine. Teori ini mulai dikenal sekitar 2 abad lalu. Kajian teori ini dilakukan oleh Adam Smith dalam bukunya yang terkenal The Wealth of Nation yang diterbitkan tahun 1776. Teori ini beranggapan bahwa bank hanya boleh memberikan pinjaman dengan surat dagang jangka pendek yang dapat dicairkan dengan sendirinya (self liquiditing). Self Liquiditing berarti pemberian pinjaman mengandung makna untuk pembayaran kembali. 2.1.4.2 Shiftability Theory Shiftability theory teori tentang aktiva yang dapat dipindahkan dan teori ini beranggapan bahwa likuiditas sebuah bank tergantung pada kemampuan bank memindahkan aktivanya kepada orang lain dengan harga yang dapat diramalkan, misalnya dapat diterima bagi bank untuk berinvestasi pada pasar terbuka jangka pendek dalam portofolio aktivanya. Jika dalam keadaan ini sejumlah depositor harus memutuskan untuk menarik kembali uang mereka, bank hanya tinggal menjual investasi tersebut, mengambil yang diperoleh (atau dibeli), dan membayarnya kembali kepada depositornya. 2.1.4.3 Anticipated Income Theory Sebagai teori yang dikenal tahun 1940 yang menonjol di Amerika Serikat, yaitu teori pendapatan yang diharapkan (the anticipated income theory) ini berarti semua dana yang dialokasikan atau setiap upaya 13

mengalokasikan dana ditunjukkan pada sektor yang feasible dan layak akan menguntungkan bagi bank. 2.1.4.4 The Liability Management Theory Maksud teori ini adalah bagaimana bank dapat mengelola pasivanya sedemikian rupa sehingga pasiva itu dapat menjadi sumber likuiditas. Likuiditas yang diperlukan bagi bank adalah: a. untuk menghadapi penarikan oleh nasabah b. memenuhi kewajiban bank yang jatuh tempo c. memenuhi permintaan pinjaman dari nasabah. 2.1.5 Penilaian Likuiditas Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besar penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Pengelolaan dana oleh bank tidak hanya berupa penyaluran kredit kepada masyarakat akan tetapi bisa juga dilakukan dengan investasi atau penanaman dana ke dalam aktiva produktif lainnya, yaitu surat-surat berharga, seperti obligasi, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dalam rangka memperkuat likuiditas bank. Likuiditas untuk memastikan dilaksanakan manajemen asset dan kewajiban dalam menentukan dan menyediakan likuidititas yang cukup. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk 14

memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. Menurut Kasmir (2010:286) rasio likuiditas dapat dicari dengan menggunakan cash ratio. Hal in juga didukung oleh Munawir (2002) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai operasi dan memenuhi kewajiban financial saat ditagih. Menurut Muhammad dan Dwi Suyikno (2009) dalam perbankan pengukuran rasio likuiditas berbeda dibandingkan dengan perusahaan pada umumnya, di industri perbankan rasio likuiditas dalah satunya dapat diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tetang sistem penilaian kesehatan bank umum dinyatakan bahwa dalam mengukur tingkat kesehatan bank dengan penilaian terhadap likuiditasnya dilakukan dengan salah satunya menghitung nilai Loan to Deposit Ratio agar diperoleh tingkat kewajaran likuiditas suatu bank. Menurut Harefa (2011), Natsir (2012), Endrabawana (2013) dan Kasmir (2010:286) rasio likuiditas pada perbankan juga dapat diukur dengan menggunakan rasio Loan to Asset Ratio. Mengukur likuiditas dengan membandingkan antara pinjaman yang diberikan dengan jumlah aset yang diberikan. Penjelasan masing-masing rasio sebagai berikut : 15

2.1.5.1 Cash Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah atau deposan pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya. x 100% 2.1.5.2 Loan To Deposit Ratio (LDR) Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Menurut Sugiharto dan Hadad (2007) semakin tinggi rasio LDR memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar dengan rumus sebagai berikut: x 100 2.1.5.3 Loan to Assets Ratio (LAR) Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. LAR merupakan perbandingan antar besarnya kredit yang diberikan bank dengan besarnya total asset yang dimiliki bank. Loan to Assets Ratio dirumuskan dengan: 16

x 100 2.1.6 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Agar tidak salah dalam memakai informasi (laporan akuntansi) ini, maka perlu diketahui secara benar pengertian dari proses akuntansi. 2.1.6.1 Pengertian Laporan Keuangan Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan keuangan, berikut dikemukakan beberapa pengertian mengenai laporan keuangan antara lain: Ikatan Akuntan Indonesia (2012:5) mengemukakan pengertian laporan keuangan yang merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas.tujuan umum dari laporan keuangan ini untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial performance), dan arus kas (cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk membuat keputusan ekonomis bagi para penggunanya. Untuk dapat mencapai tujuan ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari entitas yang terdiri dari aset, kewajiban, networth, beban, dan pendapatan (termasuk gain dan loss), perubahan ekuitas dan arus kas. 17

Informasi tersebut diikuti dengan catatan, akan membantu pengguna memprediksi arus kas masa depan. 2.1.6.2 Tujuan Laporan Keuangan Hasil akhir dari suatu proses akuntasi adalah laporan keuangan yang merupakan cerminan dari prestasi manajemen perusahaan pada suatu periode tertentu. Selain digunakan sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan diperlukan sebagai dasar dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi. Menurut Fahmi (2012:26) tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka dalam satuan moneter. Menurut Standar Akutansi Keuangan (2011:6) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Kasmir (2012:10) juga mengungkapkan bahwa laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Beberapa tujuan dan manfaat laporan keuangan dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset perusahaan sangan dibutuhkan oleh para pemakai laporan 18

keuangan, sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang tibul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. 2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan kondisi perusahaan di masa sekaang dan di masa yang akan datang, sehingga apakah akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan. 3. Informasi perbahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan jugga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi 2.1.6.3. Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan ringkasan dari harta, kewajiban, dan kinerja operasi selama suatu periode akuntansi tertentu. Pada umumnya laporan keuangan terdiri atas tiga hal utama, yaitu neraca (Balance Sheet), laporan laba rugi (Income Statement), dan laporan perubahan modal (Statement of Changes in Capital). Dalam perkembangannya komponen laporan keuangan bertambah dengan satu laporan keuangan yaitu laporan arus kas (Cash Flow). Di mana menurut Gumanti (2011:103) jenis laporan keuangan yaitu : 1. Neraca (Balance Sheet) Merupakan laporan tentang kekayaan dan kewajiban atau beban suatu 19

perusahaan dalam suatu periode tertentu. 2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement) Menunjukkan kinerja operasi suatu perusahaan dalam suatu peridoe akutansi tertentu dan juga menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu menjalankan kegiatan usaha serta seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. 3. Laporan Perubahan Modal (Statement of Changes in Capital) Menunjukkan berapa besar bagian atau porsi dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan yang diinvestasikan lembali ke perusahaan yang mempengaruhi besaran modal secara keseluruhan. 4. Laporan Arus Kas (Cash Flow) Menyajikan Informasi tentang arus kas bersih dari tiga kegiatan utama di perusahaan, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari pendanaan, dan arus kas dari aktivitas investasi. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian tentang analisis likuiditas sudah pernah dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya dimana rasio likuiditas yang digunakan hampir sama satu sama lain tergantung dengan lokasi penelitian perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau manufaktur. Berikut dijelaskan beberapa pembahasan penelitianpenelitian sebelumnya : 1) Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Natsir (2012) dengan judul "Analisis Tingkat Likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah" meneliti kondisi likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia dengan 20

menggunakan rasio LDR, LAR, dan Cash Ratio pada periode tahun 2006 2010 serta membandingkannya dengan Bank BUMN. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa beberapa BPD memiliki likuiditas yang perlu menjadi perhatian yakni BPD Papua, BPD Sulut, dan BPD Sulselbar dibuktikan dengan memperhatikan NPL, pertumbuhan kredit dan DPKnya. Secara umum, dengan melihat rasio LDR dan NPL tanpa melupakan faktor DPK dan kredit, Bank BPD lebih baik dari Bank BUMN namun dari segi proporsi dana dapat ditarik kesimpulan manajemen dana Bank BUMN jauh lebih baik dari Bank BPD. 2) Penelitian yang dilakukan oleh Erwin Endrabawana (2013) dengan judul Analisis Tingkat Likuiditas pada PT.Bank Permata Tbk menemukan bahwa secara umum kondisi likuiditas dengan menggunakan rasio LDR, LAR, dan Cash Ratio pada PT Bank Permata Tbk tergolong baik. Namun dalam hal manajemen dana yang masih kurang yang dibuktikan dengan memperhatikan NPL, pertumbuhan kredit dan DPKnya. Secara umum, dengan melihat rasio LDR dan NPL tanpa melupakan faktor DPK dan kredit, PT Bank Permata Tbk lebih baik dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Namun dari segi proporsi dana dapat ditarik kesimpulan manajemen dana PT Bank Mandiri (Persero) Tbk jauh lebih baik dari PT Bank Permata Tbk. 3) Penelitian yang dilakukan oleh Noviyanita (2012) dengan judul Analisis tingkat likuiditas pada PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) 21

Palembang. Peneliti menemukan bahwa PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang telah memenuhi standar rasio yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari perhitungan rasio likuiditas berdasarkan perhitungan pada tahun 2007 dan 2008 terjadi peningkatan. Meskipun terdapat penurunan, penurunan tersebut tidak terlalu rendah masih dalam keadaan sesuai dengan standar rasio maupun standar industri untuk penjualan dan persediaan. Tingkat rasio keuangan dari tahun 2007 dan 2008 sudah memenuhi standar rasio berdasarkan perhitungan tahun 2007 memiliki persentase rasio likuiditas sebesar 184,6 persen untuk current rasio, 135 persen untuk acid test rasio, 116 persen cash rasio, untuk working capital to total assets rasio 20,3 persen, untuk perputaran piutang 16 kali, dan untuk perputaran persediaan 6 kali. Untuk tahun 2008 memilki persentase rasio likuiditas sebesar 167,5 persen untuk current rasio, 130 persen untuk acid test rasio, 120 persen, cash rasio, untuk working capital to total assets rasio 23,3 persen, untuk perputaran piutang 19 kali, dan untuk perputaran persediaan 5 kali. Dalam hal ini keuangan PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang masih dalam keadaan yang masih likuid, terlihat dari laba yang dihasilkan dari tahun 2007 dan tahun 2008 telah meningkat, dan terlihat dari perbandingan antara aktiva lancar lebih besar dari pada hutang lancar. 22