Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

dokumen-dokumen yang mirip
BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

Kajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor)

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

Pelestarian Kesenian Kuda Lumping oleh Paguyuban Sumber Sari di Desa Pandansari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo

Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen

TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI)

ANALISIS BENTUK DAN NILAI PERTUNJUKAN JARAN KEPANG TURANGGA SATRIA BUDAYA DI DESA SOMONGARI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

Kajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

Pelestarian Bentuk dan Makna Kesenian Kuda Lumping Turonggo Mudo Desa Prigelan Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

RITUAL MALEM MINGGU WAGE PAGUYUBAN TUNGGUL SABDO JATI DI GUNUNG SRANDIL, DESA GLEMPANG PASIR, KECAMATAN ADIPALA, KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH

Oleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

ANALISIS SOSIOLOGI BUDAYA DALAM KESENIAN TRADISIONAL JATHILAN TRI TUNGGAL MUDA BUDAYA DUSUN GEJIWAN DESA KRINJING KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

BAB V PENUTUP. untuk mendeskripsikan setting, asal-usul, prosesi, sesaji, makna simbolik, serta

Oleh: Ratna Lestari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

PERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor)

MITOS DI GUNUNG SLAMET DI DUSUN BAMBANGAN, DESA KUTABAWA, KECAMATAN KARANG REJA, KABUPATEN PURBALINGGA. SKRIPSI

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

BENTUK MAKNA SIMBOLIS DAN FUNGSI TRADISI NYADRAN DI DESA KEDUNGLO KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen

ANALISIS BENTUK DAN NILAI KESENIAN NDOLALAK PUTRI DWI LESTARI DESA PLIPIR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB IV ANALISIS DATA

ASPEK PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM PROSESI INJAK TELUR PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA

Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul

Pola Perilaku Kesurupan Endhang Mayit dalam Kesenian Kuda Kepang Turangga Mudha di Desa Banioro Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen

BENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK KESENIAN KUBRO DI DESA BANGSRI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

PENGARUH DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN UPACARA SEDEKAH BUMI TERHADAP MASYARAKAT DESA BAGUNG SUMBERHADI KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

NILAI PENDIDIKAN RELIGI PADA UPACARA SELAPANAN DALAM TRADISI ADAT JAWA (Studi Kasus di Desa Talang Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten)

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

LAKU NENEPI DI MAKAM PANEMBAHAN SENOPATI KOTAGEDE

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan upacara adat 1 Sura dalam pelaksanaanya terdapat dua

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari tanda,

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

AJARAN ETIKA JAWA DI PADEPOKAN PAYUNG AGUNG CILACAP

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI NYADRAN DI DESA PAGUMENGANMAS KEC. KARANGDADAP KAB. PEKALONGAN

: Klinggen Rt.05/II, Guwokajen, Sawit, Boyolali.

UPAYA PELESTARIAN TRADISI BARITAN DALAM UPACARA ADAT SEDEKAH BUMI DI DESA KEDUNGWRINGIN KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN

ASPEK NILAI-NILAI SOSIAL PADA TRADISI BERSIH DESA JULUNGAN. (Studi Kasus Pada Pelaksanaan Tradisi Bersih Desa Julungan di desa Kalisoro

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

Dosen Pembimbing : Muhammad Akram SIP., MPS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENGANTAR. I.I. Latar Belakang Masalah. secara kolektif dalam suatu masyarakat ( Mardimin, 1994: 55 ). Berdasarkan

ANALISIS SEMANTIK NAMA ORANG JAWA DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Masing-masing daerah memiliki kebudayaan dan tradisi yang berbeda-beda.

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB IV ANALISIS TENTANG UPACARA MANGANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PELAKSANAAN TRADISI MERON (Studi Kasus di desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI

II. Tinjauan Pustaka. masyarakat (Johanes Mardimin, 1994:12). Menurut Soerjono Soekanto, tradisi

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

pernah dialami oleh sesepuh dalam kelompok kejawen dilakukan sebagai bentuk

MERTI DUSUN DI DUSUN GINTUNGAN

KAJIAN FOLKLOR UPACARA ADAT MERTITANI DI DUSUN MANDANG DESA SUCEN KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. membangun rumah tidak dapat diketahui secara pasti, karena tradisi dilaksanakan

Sejarah Perkembangan Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR

SOSIALISASI KELUARGA DALAM MELESTARIKAN BUDAYA NAIK AYUN PADA ETNIS BUGIS

BAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB IV ANALISIS RITUAL MOLANG AREH

Pandangan Masyarakat Islam di Desa Tegalsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terhadap Kesenian Sintren

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari pulau-pulau dan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian

BAB III TRADISI TINGKEPAN PARI DI DESA PANDAN. tidak dapat dengan detail mengetahui semua fenomena-fenomena alam yang

PERUBAHAN BUDAYA DALAM TRADISI NYADRAN DI KELURAHAN NGANTRU KECAMATAN TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR

TRADISI THEDAK SITEN JAWA DALAM PENGEMBANGAN KARAKTER. Andi Wete Polili Mahasiswa Program Doktor Linguistik FIB USU

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialbudaya,

BAB V PENUTUP. terperinci simpulannya adalah sebagai berikut: 2. Asal mula mitos di Gunung Slamet di Dusun Bambangan yaitu mitosnya

BAB IV ANALISIS. Pada bab ini, penulis akan menganalisis hasil dari penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen Oleh: Tri Raharjo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa trie.joejoe@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) Prosesi upacara tradisi menguras sumur di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen dan (2) Makna sesaji atau ubarampe yang digunakan dalam tradisi menguras sumur di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, datanya dikumpulkan, dideskripsikan, dan dianalisis data kualitatif, prosesi dan makna simbolis yang terdapat dalam tradisi menguras sumur di Pemandian Air Panas Krakal. Objek penelitian ini yaitu sesepuh Pemandian Krakal, petugas Pemandian Krakal, masyarakat Pemandian Krakal. Data yang diambil berupa data hasil wawancara dengan narasumber. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Selanjutnya teknik keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil dari penelitian prosesi pelaksanaan tradisi menguras sumur di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen, (1) Pra pelaksanaan, meliputi (a) Membersihkan area pelaksanaan, (b) Pembuatan sesaji (ubarampe), (c) Obong menyan, (2) Pelaksanaan tradisi menguras sumur, meliputi: Slametan, menguras sumur, dan (3) Pasca pelaksanaan, yaitu orang yang menguras sumur membersihkan diri dan langsung pulang ke rumah masing-masing. Makna simbolik sesaji atau ubarampe pelaksanaan tradisi menguras sumur terdapat pada (a) nasi tumpeng, (b) ayam rebus, (c) jenang abang putih, (d) sekar setaman, (e) gedhang raja, (f) degan, (g) wedang kopi, wedang teh, wedang susu, wedang putih, (h) jajan pasar, (i) wajik, (j) kue cucur, (k) rokok, (l) godhong tawa, (m) beras, kaca, sisir, bedak dan telur kampung, (n) nasi golong, (o) minyak telon, (p) gemblong, (q) daun dadap. Kata kunci : Tradisi, menguras sumur Pendahuluan Salah satu aspek kehidupan yang sangat erat kaitannya dengan budaya Jawa adalah tradisi, karena tradisi mempunyai nilai yang tinggi bagi kebudayaan Jawa, sehingga peneliti minat untuk menelitinya, karena tradisi merupakan warisan leluhur yang masih mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Begitu juga dengan upacara tradisi adalah bentuk keanekaragaman budaya dan warisan leluhur yang masih memegang peranan penting di dalam kehidupan masyarakat. Upacara tradisi merupakan kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh warga pendukungnya untuk mencapai keselamatan. Biasanya tradisi ini selalu dilaksanakan secara turun temurun dan tidak pernah ditinggalkan meskipun zaman sudah modern. Seperti halnya di Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 59

Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen yang terdapat tradisi yang selalu dilakukan setiap satu tahun sekali yaitu pada bulan Sura. Setiap bulan Sura, Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen mengadakan upacara tradisi menguras sumur karena terdapat makna yang terkandung di dalam suatu tradisi itu sendiri dari pencipta kepada khalayak. Tradisi menguras sumur merupakan tradisi yang masih dilaksanakan hingga saat ini. Hal ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat dan rasa saling memiliki, khususnya di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. Upacara tradisi menguras sumur dilaksanakan pada waktu siang hari dan memerlukan waktu sekitar dua jam. Pengurasan sumur ini dilaksanakan oleh masyarakat sekitar pemandian air panas Krakal. Biasanya, dalam suatu pelaksanaan tradisi menguras sumur masyarakat tidak pernah lepas dari penggunaan simbol-simbol di dalamnya. Salah satu simbol yang biasa digunakan ialah sesaji. Sesaji dalam masyarakat Jawa merupakan sebuah lambang keinginan masyarakat terhadap Tuhan agar dikabulkan atas segala apa yang diinginkan. Alasan yang melatarbelakangi peneliti mengambil judul ini adalah Bentuk, makna, dan fungsi tradisi menguras sumur di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. Alasan peneliti meneliti tradisi menguras sumur yaitu selain belum pernah diteliti peneliti juga mempunyai alasan yang lain yaitu (a) pemahaman masyarakat tentang tradisi menguras sumur ini lebih didasarkan karena tradisi menguras sumur ini merupakan warisan leluhur yang diturunkan secara turun temurun, serta sebagai upaya pelestarian kebudayaan daerah, (b) masyarakat kurang memahami apa yang di inginkannya, sehingga itu perlu di laksanakan lebih lanjut, (c) tradisi menguras sumur di Pemandian Air panas Krakal terdapat keunikan tersendiri, misalnya di dalam sumur terdapat uang logam yang diambil pada saat pengurasan dan uang logam tersebut diambil dan dibagikan kepada orang yang ikut menguras sumur dan sebagiannya lagi dibagikan pada masyarakat sekitar, (d) adanya keterbukaan dari pihak pengelola Pemandian Air Panas Krakal sehingga dapat memperlancar dalam memperoleh informasi. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 60

Metode Penelitian Metode penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif. pengumpulan data berupa kata-kata, gambaran, dan bukan angka-angka, Moleong (2007: 11). Data berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, dan dokumen lainnya. Tujuan penelitian deskripsi kualitatif adalah memperoleh gambaran atau deskripsi mengenai kualitas objek kajian yang berbentuk tradisi. Lokasi penelitian ini di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. Waktu penelitian dilakukan selama enam bulan yaitu pada bulan Juli 2014 sampai Desember 2014. Sumber data primer diperoleh dari wawancara dengan narasumber, sedangkan sumber sekunder diperoleh melalui dokumentasi. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian meliputi teknik wawancara, teknik observasi dan teknik dokumentasi. Instrumen penelitian yang utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, sedangkan instrumen pendukung lainnya yaitu alat-alat tulis, kamera, dan alat perekam. Teknik keabsahan data dalam penelitian ini meliputi triangulasi sumber data (Moleong, 2007: 330). Teknik analisis data meliputi mencatat dan merekam hasil wawancara, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data, setelah data dikumpulkan lalu diolah sehingga mempunyai makna. Teknik penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode penyajian data secara informal. Hasil Penelitian Bentuk penyajian dalam pelaksanaan tradisi menguras sumur meliputi empat tahap, yaitu: 1. Tahap persiapan (pra pelaksanaan), 2. Tahap pelaksanaan, 3. Pasca pelaksanaan, dan 4. Unsur pelaksanaan. 1) Tahap persiapan (pra pelaksanaan) a. Mempersiapkan arena pelaksanaan Persiapan yang dilakukan antara lain adalah membersihkan area pelasanaan yaitu di sekitar Pemandian Air Panas Krakal. Dari kegiatan kerja bakti itu tercermin sikap saling bergotong royong antar sesama manusia, Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 61

yang membuktikan bahwa manusia adalah mahluk social yang saling membutuhkan satu sama lain. b. Pembuatan ubarampe atau sesaji Ubarampe yang digunakan dalam pelaksanaan tradisi menguras sumur ini meliputi nasi tumpeng, ayam ingkung, jenang abang putih, sekar setaman, gedang raja, degan, wedang kopi, wedang teh, wedang susu, dan wedang putih, jajan pasar, wajik, kue cucur, rokok, godhong tawa, beras, kaca, sisir, bedak dan telur kampung, nasi golong, minyak telon, gemblong, daun dadap. c. Obong menyan (membakar kemenyan) Sebelum pelaksanaan tradisi menguras sumur dimulai, seorang sesepuh harus melaksanakan acara obong menyan (membakar kemenyan). 2) Tahap Pelaksanaan a. Slametan (tahlilan) Slametan adalah merupakan heharusan yang harus dilakukan dalam tradisi menguras sumur di Pemandian Air Panas Krakal karena selain untuk meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa juga untuk mendoakan para leluhur supaya dalam menguras sumur di berikan ke selamatan. b. Menguras sumur Setelah melakukan ritual dan slametan (tahlilan) selesai bertanda bahwa menguras sumur di Pemandian Air Panas Krakal akan segera dilaksanakan pengurasan sumur. Lalu beberapa orang masuk kedalam sumur mengambil koin-koin yang ada didalamnya untuk dibagikan kepada masyarakat Pemandian Krakal dan untuk yang mengurasnya. 3) Pasca pelaksanaan Dalam pasca pelaksanaan tradisi menguras sumur di Pemandian Krakal, orang yang ikut menguras sumur kemudian berkemas-kemas atau membersihkan diri untuk pulang kerumah masing-masing. 4) Unsur pendukung Unsur pendukung dalam pelaksanaan tradisi menguras sumur meliputi: Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 62

a. Mesin diesel mesin diesel ini untuk membantu menguras sumur supaya dalam menguras sumur cepat selesai, maka dari itu mesin diesel sangat membantu dalam melakukan pengurasan sumur. b. Jumlah orang dalam menguras sumur Orang yang ikut menguras sumur ini tidak di batasi hanya saja yang mau ikut menguras sumur. Orang yang ikut dalam pengurasan sumur ini hanya masyarakat sekitar pemandian air panas Krakal. 2. Makna simbolis sesaji atau ubarampe prosesi tradisi menguras sumur di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen a. Nasi Tumpeng Nasi tumpeng ini mempunyai makna yaitu melambangkan sebagai keselamatan, kesuburan, kesejahteraan dan menggambarkan kemakmuran yang sejati bagi kehidupan manusia. b. Ayam Ingkung Ayam ingkung ini mempunyai makna sebagai simbol permohonan ampun seluruh warga masyarakat desa dan dijauhkan dari segala dosa dan kesalahan. c. Jenang Abang Putih Mempunyai makna yaitu sebagai wujud penghormatan dan permohonan kepada kedua orang tua agar senantiasa diberi doa restu sehingga selalu mendapatkan keselamatan. d. Sekar setaman Maksud dari sekar setaman ini mempunyai makna sebagai wujud keharuman diri manusia, yang artinya manusia harus menjaga keharuman namanya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang negatif. e. Pisang Raja Mempunyai makna agar orang-orang dapat mencontoh sifat seorang raja yang adil bijaksana, berbudi luhur dan mampu mengayomi seluruh warganya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 63

f. Degan Melambangkan bahwa orang itu diharapkan bisa berdiri atau berhasil dalam mencari rejeki sehingga bisa gemah ripah loh jinawi. g. Wedang kopi, wedang teh, wedang susu dan wedang putih Mempunyai makna bahwa elemen air merupakan salah satu kebutuhan manusia dan menjadi lambang persaudaraan bila ada perkumpulan atau pertemuan. Simpulan Bentuk penyajian tradisi menguras sumur meliputi empat tahap, yaitu tahap persiapan pra pelaksanaan, pelaksanaan, pasca pelaksanaan, unsur pendukung. Makna simbolis sesaji atau ubarampe meliputi: nasi tumpeng, ingkung, jajan pasar, pisang raja, degan. Daftar pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan raktik). Jakarta: PT Rineka Cipta Endraswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Widyatama Endraswara, Suwardi. 2010. Folklor Jawa (Bentuk, Macam, dan Nilainya). Jakarta, Penaku Giri Wahyana MC. 2010. Sajen dan Ritual Orang Jawa. Jakarta. PT. Suka Buku Herusatoto Budiono. 2008. Simbolis Jawa. Yogyakarta. Ombak Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya Dan Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 64