Investasi Gizi 1000 HPK dan Produktivitas Generasi Indonesia. Endang L Achadi Guru Besar FKM UI; Ketua PP PDGMI

dokumen-dokumen yang mirip
Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global

Kebijakan Strategis dan Rencana Aksi Pangan dan Gizi (KSRAN-PG), Gizi sebagai Sentral dalam Pembangunan Endang L. Achadi, FKM UI

GIZI PRA-KONSEPSI DAN GIZI SELAMA KEHAMILAN UNTUK PREGNANCY OUTOME YANG SEHAT

Endang L. Achadi FKM UI PP PDGMI

Peran Periode 1000 HPK dalam Menentukan Masa Depan Bangsa FKM UI. Endang L Achadi Guru Besar FKM UI; Ketua PP PDGMI

Food 1000 HPK. for Kids. Warisan untuk Anak Cucu. Asal... Luar Biasa! 1000 HPK. Kehamilan Usia 1 Tahun Usia 2 Tahun. GEN CERDAS Bisa Diturunkan,

Pokok-Pokok Kebijakan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG)

PENANGANAN STUNTING TERPADU TAHUN 2018

IKAN UNTUK KETAHANAN PANGAN DAN GIZI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan,

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN STRATEGIS DAN RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (KSRAN-PG) sebagai Acuan Dasar bagi Pembangunan Pangan dan Gizi

2017, No Indonesia Nomor 5360); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indones

MENGAPA KITA PERLU MEMAHAMI SCALING UP NUTRITION (SUN)

TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

PERAN GIZI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

Mencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting.

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Afrika belum mampu mendekatinya. Indonesia masih terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stunting atau pendek merupakan salah satu indikator gizi klinis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan

Pemberian Makanan Tambahan dalam meningkatkan status gizi anak

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut WHO Child

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal perkembangan otak dan pertumbuhan fisik yang baik. Untuk memperoleh

Small for Gestational Age: What We Have Worried about?

STUNTING DI INDONESIA DAN GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI (GERAKAN 1000 HPK)

PENDAHULUAN Latar Belakang

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. terutama dalam masalah gizi. Gizi di Indonesia atau negara berkembang lain memiliki kasus

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas

Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengatasi Masalah Malnutrisi

BULETIN 1 MEI 2013 PERKEMBANGAN GERAKAN 1000 HPK PERIODE EMAS PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DATA KUNCI

GIZI KURANG PENYEBAB STUNTING

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

PERKEMBANGAN MASALAH GIZI DAN PENGUATAN PELAYANAN GIZI DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan keberhasilan pembangunan SDM antarnegara. perkembangan biasanya dimulai dari sejak bayi. Kesehatan bayi yang

TRANSISI MASALAH GIZI DAN KESIAPAN TENAGA PROFESIONAL GIZI DAN PROFESI LAIN TERKAIT OLEH: PROF (EM.) SOEKIRMAN

Kerusakan DNA Pada 1000Hari Pertama Kehidupan

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

SALINAN. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana. Mengingat : 1. Fusat, Pemerintah Daerah, dan para pemangku. Menimbang : a.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang dimulai sejak janin berada di kandungan sampai anak berusia 2 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

Dinas Kesehatan Aceh 2016

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MAKRO

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

Penentu Ribuan Hari Berikutnya

Strategi Penanggulangan Masalah Gizi Melalui Desa Siaga. Arum Atmawikarta Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

World Hunger Organization (WHO), terdapat empat jenis masalah kekurangan. Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA) dan Gangguan Akibat

BAB I PENDAHULUAN. pendek atau stunting. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik berupa

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. prevalensi balita pendek kurus dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa periode awal kehidupan atau biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI

STUDI DETERMINAN KEJADIAN STUNTED PADA ANAK BALITA PENGUNJUNG POSYANDU WILAYAH KERJA DINKES KOTAPALEMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Efektif Intervensi Gizi dan Perkembangannya di Indonesia Oleh Prof. (Em) Soekirman Yay. Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia

Nutrition program priorities in dealing with maternal and child undernutrition in Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara. berkembang termasuk di Indonesia, masalah yang timbul akibat asupan gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN

S PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Tinjauan yang Lalu dan Rumusan Baru Tentang Pedoman Gizi Seimbang dan Implementasi Melalui Kemitraan. Dr. Minarto, MPS Ketua Umum PERSAGI

Periode Kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Dampak Jangka Panjang terhadap Kesehatan dan Fungsinya

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

Transkripsi:

Investasi Gizi 1000 HPK dan Produktivitas Generasi Indonesia Endang L Achadi Guru Besar ; Ketua PP PDGMI

SEJARAH Fenomena keterkaitan 1000 HPK dg kualitas SDM berawal dari penelitian Dr. Barker di Inggris thn 1980an: tidak seperti yang dipresumsikan, prevalensi P jantung pd populasi miskin lebih tinggi dibanding populasi kaya. Penelitian lanjutan di daerah lain di Inggris mengonfirmasikan fenomena tsb Selanjutnya Dr. Barker menemukan bahwa risiko penyakit jantung koroner lebih tinggi pd kelompok yang lahir dengan BBLR dibandingkan dg yang lahir dengan berat badan di atas 2500 gram

Penelitian lain setelahnya juga menunjukkan bahwa kelompok yang lahir dengan berat badan rendah mempunyai risiko lebih tinggi untuk terjadinya penyakit-penyakit seperti jantung koroner, hipertensi, stroke, dan diabetes mellitus tipe 2 Hal ini kemudian disebut sebagai 'Fetal Origin Hypothesis' yang dapat diartikan bahwa penyakitpenyakit kronis tersebut berasal dari respons tubuh thd kekurangan gizi pd masa awal kehidupan (fetal stage) DOHAD (Developmental Origin of Health and Disease)

Dr. David Barker (Barker Hypotesis) Di dalam batasan yang luas yang ditentukan oleh gen yang kita warisi, setiap diri kita mempunyai suatu rentang pilihan hidup masing-masing. Lingkungan kita, yaitu di dalam kandungan dan beberapa bulan setelah lahir, memilihkan jalan khusus untuk pertumbuhan dan perkembangan yang kita jalani... Orang membicarakan tentang anak yang tumbuh mengikuti potensi genetiknya, padahal yang sesungguhnya terjadi adalah anak tumbuh menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sumber: Dr. David Barker, yang memperkenalkan the Barker Hypothesis dan DOHAD (Developmental Origin of Health and Disease), dlm bukunya Nutrition in the Womb, 2008

MENGAPA 1000 HPK? Pernyataan Dr. Barker tersebut dengan tegas menyatakan bahwa dari gen yang diturunkan kepada kita, masih terbentang luas peluang untuk menciptakan jalan kita masing-masing agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal Peluang itu adalah 1000 Hari Pertama Kehidupan (yaitu 270 hari di dalam kandungan dan 730 hari dlm 2 tahun pertama setelah lahir)

Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Akibat Gangguan Gizi Pada Masa Janin dan Anak Usia Dini PBBH rendah Dampak Jangka Pendek Dampak Jangka Panjang BB Ibu Prahamil rendah Ibu Pendek Gangguan Gizi pada Masa Janin dan Usia Dini Perkembangan Otak terganggu Pertumbuhan terganggu (IUGR) Metabolic Programing Kemampuan Kognitif & Pendidikan rendah Stunting/ Pendek -Hipertensi -Diabetes -Obesitas -PJK -Stroke Sumber : Modifikasi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003

Akar Trans-generasi Penyakit Khronis Barker, Public Health 2012 100 tahun Alur gizi Nenek: Ibu: Placenta: Janin: Bayi/Anak: Membuat telur/ovum cucunya Mendona sikan gen Melepaskan telur; Menyediakan zat gizi/makanan; Mempengaruhi plasenta; Melahirkan bayi; Memberi makan bayi; Menstimulasi bayi; Memberi makan anak Bapak: Mendonasikan gen Mentrans portasikan zat gizi; Memproduk si hormon; Mengeluark an buangan Membuat plasenta; Mengambil zat gizi; Membuat organ; Bertumbuh Makan makanan; Bertumbuh Kerentanan thd penyakit khronik, kanker dan infeksi Perkembangan 1000 hari

GLOBAL MOVEMENT Antara lain: 1. SUN Movement (Scaling Up Nutrition Movement): 2010 2. EWEC (Every Woman Every Child): 2010 3. N4G (Nutrition for Growth): 2013

Muncul sebagai respons thd Masalah gizi global yg tidak membaik, terutama Stunting/pendek dan akibatnya Bukti yg conclusive ttg Risiko malnutrition pada periode 1000 HPK terhadap kesehatan (Penyakit Tidak Menular) dan kualitas SDM Rendahnya perhatian dunia terhadap masalah gizi

SUN Movement Disampaikan pd thn 2010, oleh Sekjen PBB sendiri Diikuti oleh 56 negara termasuk Indonesia Fokus pada 1000 HPK Multi-partners, termasuk swasta dan masyarakat madani, tetapi tetap dalam Satu Platform Merekomendasikan Pendekatan Three-Ones Satu Kerangka Kerja sebagai dasar untuk koordinasi kerja semua mitra; Satu Otoritas Koordinasi tingkat Nasional; Satu Sistem Monitoring & Evaluasi tkt Nasional

Fokus SUN Movement pada Stunting bukan semata pada ukuran fisik pendek, tetapi lebih pada konsep bahwa proses terjadinya stunting bersamaan dengan proses terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya, termasuk otak: Artinya seorang anak yang menderita stunting, kemungkinan besar juga telah mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya

Remarks Hillary Rodham Clinton, Secretary of State at CARE's 2010 National Conference and Celebration, May 11, 2010.Nutrition plays the most critical role in a person s life during a narrow window of time the 1,000 days that begin at the start of a pregnancy and continue through the second year of life... The quality of nutrition during those 1,000 days can help determine whether a mother and child survive pregnancy and whether a child will contract a common childhood disease, experience enough brain development to go to school and hold a job as an adult

Stunting: The Face of Poverty Sri Mulyani Indrawati, Managing Director, WB, 06/06/2013 Globally, 165 million children under age 5 suffer from chronic malnutrition also known as stunting, or low height for age. Much of this damage happens in pregnancy and the first two years of a child s life. It means a child has failed to develop in full Malnutrition diminishes not only the futures of individuals, but also of nations... The latest evidence published in The Lancet also tells us with greater certainty that the roots of child malnutrition can even be traced to the health and nutritional well-being of adolescent girls before pregnancy

Pidato Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI di Kampus UI, 26 Juli 2016 Sekitar 37% balita Indonesia mengalami stunting Stunting mengakibatkan otak seorang anak kurang berkembang. Ini berarti 1 dari 3 anak Indonesia akan kehilangan peluang lebih baik dalam hal pendidikan dan pekerjaan dalam sisa hidup mereka Ini adalah musibah bagi Indonesia. Tingkat stunting di Indonesia sangat tinggi dibanding negara tetangga. Misalnya, tingkat stunting di Thailand adalah 16%, dan di Vietnam 23% http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3261622/ini-pidato-lengkap-sri-mulyani-di-kampus-ui-hariini

Lawrence Haddad & Endang L. Achadi, The Jakarta Post: Tue, February 10 2015, 9:10 AM Indonesia is becoming an economic powerhouse in the region and the world. In contrast, the silent crisis of malnutrition in Indonesia carries on, corroding and damaging human hardware and software and acting as a brake on economic growth that could be as extraordinary as China s The babies and infants we can prevent from becoming stunted now will grow up to be even more productive members of the workforce in 20 years time

Target World Health Assembly thn 2025 1. Menurunkan Jumlah Anak Stunting (pendek & sangat pendek) pd Balita, 40% 2. Menurunkan Anemia pada WUS, sebesar 50% 3. Menurunkan Bayi Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR,) sebesar 30% 4. Tidak ada kenaikan proporsi Overweight, pd Balita 5. Meningkatkan ASI eksklusif bayi 0-6 bulan setidaknya sp 50% 6. Menurunkan & mempertahankan Wasting pd Balita menjadi < 5%

Intervensi Cost-Effective untuk Mengatasi Kurang Gizi pd Ibu & Anak (the Lancet, 2008) Intervensi langsung untuk mencegah dan menangani kurang gizi 1. Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif untuk bayi sampai usia 6 bulan 2. Pemberian Makanan Pendamping ASI setelah usia 6 bulan 3. Memperbaiki perilaku bersih/hygienis termasuk mencuci tangan

Intervensi Cost-Effective untuk Mengatasi Kurang Gizi pd Ibu & Anak (the Lancet, 2008) Meningkatkan asupan vitamin dan mineral melalui pemberian mikronutrien untuk anak-anak dan ibunya 4. Suplementasi vitamin A secara periodik 5. Suplemen zinc untuk penanganan penyakit diare 6. Tabur multiple mikronutrien 7.Pemberian obat cacing untuk anak-anak untuk mengurangi hilangnya zat gizi akibat kecacingan 8.Pemberian suplementasi besi dan asam folat bagi ibu hamil untuk mencegah dan mengobati anemia 9.Memberikan kapsul iodium di daerah di mana garam beriodium tidak ada

Intervensi Cost-Effective untuk Mengatasi Kurang Gizi pd Ibu & Anak (the Lancet, 2008) Pemberian mikronutrien melalui fortifikasi makanan untuk semua masyarakat: 10.Garam beriodium 11.Fortifikasi makanan pokok Pemberian makanan tambahan terapeutik untuk anak kurang gizi dengan makanan khusus: 12.Pencegahan dan penanganan kurang gizi yang moderat/sedang 13.Pengobatan kurang gizi buruk/berat ( severe acute malnutrition ) dengan ready-to-use therapeutic foods (RUTF).

Posisi Masalah Gizi di Indonesia Secara Global

Indonesia termasuk didalam 17 negara, diantara 117 negara, yg mempunyai prevalensi tinggi Stunting, Wasting, dan Overweight pd Balita 37.2% Stunting 12.1 % Wasting 11.9% Overweight Indonesia termasuk Negara yang mempunyai prevalensi Stunting tinggi, tetapi kecepatan penurunan per-tahun rendah Sumber: GNR 2014

Indonesia merupakan kontributor terbesar ke 4 di dunia dalam jumlah Balita wasting/kurus Kontributor terbesar ke 5 di dunia dalam jumlah Stunting pada Balita Indonesia mempunyai jumlah kelompok penduduk berisiko tinggi (mempunyai kemampuan kognitif rendah, risiko PTM dan stunting) ke 5 terbesar di dunia Implikasi untuk Kualitas SDM kedepan??

Indonesia termasuk didalam 47 negara dari 122 negara yang mempunyai masalah Stunting pd balita dan Anemia pada WUS Sumber: GNR 2014 22. 7% WUS menderita Anemia (Riskesdas 2013)

MASALAH PTM DI INDONESIA

10 Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia 2014 Kompas tgl 18 Mei 2015 1. Stroke 2. Jantung dan Pembuluh Darah 3. DM dan Komplikasinya 4. Tuberkulosis Pernapasan 5. Hipertensi dengan komplikasinya 6. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah 7. Liver 8. Kecelakaan Lalu Lintas 9. Pneumonia 10.Diare disertai Infeksi Pencernaan 4 dari 5 penyebab utama kematian adalah PTM terkait Gizi (Nutritionrelated NCDs)

Apakah semata-mata karena Life Style?? Bila ya, seharusnya Prevalensi pada Kelompok Terkaya >> Termiskin Riskesdas 2013: Penderita PTM (hipertensi, DM, obesitas, Kanker): 48.6% Kuintil termiskin: 45.2 versus Kuintil terkaya: 53.2

Perbedaan Prevalensi Hipertensi pada kelompok 20% termiskin (Q1) dg kelompok 20% terkaya (Q5) hanya 2.5% (30,5% vs 33%) Sumber: Atmarita, PhD Riskesdas 2007 Prevalensi Penyakit Jantung Koroner pada kelompok 20% termiskin (Q1) dg kelompok 20% terkaya (Q5) hanya beda 0.5% (6.8% vs 7.3%)

Perbedaan Prevalensi Stroke pada kelompok termiskin (7.7 0/00) dengan pada kelompok terkaya (9.3 0/00) hanya 2.5 0/00 Prevalensi Diabetes di Indonesia ke 7 tertinggi di dunia: Pd kelompok terkaya 1.7% dibandingkan dg pd kelompok termiskin 0.8% Sumber: Atmarita, PhD Riskesdas 2007

KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK INDONESIA

Posisi Tingkat Kompetensi Anak Indonesia secara global Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (the Organisation for Economic Co-operation and Development - Programme for International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi, terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara, termasuk Indonesia, dalam bidang membaca, matematika, dan science : Indonesia berada di urutan ke 64 dari 65 negara tersebut Posisi Singapura, Vietnam, Thailand, dan Malaysia berturutturut adalah pada urutan ke 2, 17, 50, dan 52.

Kemampuan Kognitif Anak pd Umur 7-8 Tahun Hampir separo (48.6%) Anak umur 7-8 tahun mempunyai Kemampuan kogntif kurang 51.4% Mempunyai Kemampuan kognitif baik HASIL PENELITIAN DR. Feri Ahmadi Data IFLS tahun 2000 dan 2007: 13 prov, 492 anak

Bayi umur 0-6 bulan yang pendek dan tetap pendek sampai dengan umur 7-8 tahun berisiko mempunyai kemampuan kognitif kurang sebesar 2,8 kali dibandingkan dengan anak yang mempunyai panjang/tinggi badan normal pada umur 0-6 bulan dan tetap normal sampai dengan umur 7-8 tahun Sumber: DR. Feri Ahmadi 2015

Potensi Investasi untuk Indonesia

Rasio Manfaat-Biaya untuk paket inti intervensi spesifik gizi dengan cakupan >= 90% untuk menurunkan Stunting Setiap investasi 1 USD u/ menurunkan Stunting akan memberikan manfaat sebesar 48 kalinya (48 USD) Indonesia: 48

Bila Target WHA 2025 tercapai

Implikasi bila Investasi pada 1000 HPK melalui pencapaian Target WHA 2025 1. Menurunkan Jumlah Anak Stunting pd Balita, 40% Menurunkan risiko Anak dg Kemampuan kognitif kurang Menurunkan risiko PTM

Implikasi bila Investasi pada 1000 HPK bila Target WHA 2025 tercapai 2. Menurunk an Anemia pada WUS, sebesar 50% Meningkatkankesehatan dan produktivitas Bumil Menurunkan risiko perdarahan pd Bumil turunkan kematian kematian Menurunkan risiko melahirkan bayi BBLR Menurunkan bayi dg risiko anemia usia dini dan rendahnya IQ

Rujukan: Target WHA 2025 3. Menurunkan Bayi Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR,) sebesar 30% Menurunkan risiko kesakitan dan kematian Neonatal dan Bayi Menurunkan risiko Stunting Menurunkan risiko Anak dg Kemampuan kognitif kurang Menurunkan risiko Penyakit khronis/ptm

Rujukan: Target WHA 2025 4. Tidak ada kenaikan proporsi Overweight, pada Balita Menurunkan risiko Obesitas dan Penyakit khronis/ptm lainnya

Rujukan: Target WHA 2025 5. Meningkat kan ASI eksklusif bayi 0-6 bulan sp 50% Memperbaiki Asupan zat gizi Menurunkan risiko terjadinya Infeksi Menurunkan risiko terjadinya Stunting, dst

Rujukan: Target WHA 2025 6. Menurunkan & mempertahan kan Wasting pd Balita menjadi < 5% Meneurunkan risiko terjadinya gisiko gizi buruk Menurunkan risiko terjadinya infeksi dan akibatnya

10,000,000 9,000,000 8,000,000 7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 Jumlah Stunting dapat dicegah bila Target WHA tercapai (thn 2025=22%)* 8,711,711 8,422,925 8,498,240 Jumlah risiko Kemampuan Kognitif rendah dan PTM dapat dicegah bila Stunting 8,221,382 turun 6,573,224 + 2 juta balita antara thn 2020-2025 1,925,016 3,224,962 > 3 juta balita antara 2025-4,996,420 2030 1,000,000-288,786 2015 2020 2025 Balita stunting (stagnan 36.2%) Stunting thn 2015=35%, 2020=28%, 2025=22% (WHA) Stunting dicegah * Berdasarkan proyeksi PBS penduduk baliita thn 2015, 2020, 2025; prevalensi stunting 36.2% Riskesdas 2010 sbg awaldan perkiraan prevalensi 35%, 28% dan 22% thn 2015, 2020 dan 2025

Return of Investment bila Target WHA tercapai (thn 2025=22%)* 10,000,000 9,000,000 8,000,000 7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 8,711,711 8,422,925 8,498,240 return of investment thn 2020-2025 bila 6,573,224 investasi pd penurunan 2 juta stunting adalah: 96 juta USD (1.34 T) return of investment thn 2020-2025 bila investasi pd penurunan 3 juta stunting adalah: 144 8,221,382 4,996,420 juta USD (2 T) 3,224,962 2,000,000 1,925,016 1,000,000-288,786 2015 2020 2025 Balita stunting (stagnan 36.2%) Stunting thn 2015=35%, 2020=28%, 2025=22% (WHA) Stunting dicegah * Berdasarkan proyeksi PBS penduduk baliita thn 2015, 2020, 2025; prevalensi stunting 36.2% Riskesdas 2010 sbg awaldan perkiraan prevalensi 35%, 28% dan 22% thn 2015, 2020 dan 2025

DI INDONESIA: Hampir semua 13 Intervensi yg cost-effective sudah dijalankan

Intervensi Cost-Effective untuk Mengatasi Kurang Gizi pd Ibu & Anak (the Lancet, 2008) 1. Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif untuk bayi sampai usia 6 bulan

Indikator Pola Makan pada Bayi dan Anak Usia Dini (SDKI 2007-2012) 2. Pemberian Makanan Pendamping ASI setelah usia 6 bulan

3. Memperbaiki perilaku bersih/hygienis termasuk mencuci tangan Akses air bersih: 66.8% Akses fasilitas sanitasi: 59.8% Rumah tangga berdefekasi di ruang terbuka 24%

55 juta orang BAB di tempat terbuka (no 2 di dunia) 9 juta balita pendek stunted (no 5 di dunia) % HH with no access to improved latrine <30% 30-44% 45-49% 50+% Prevalence of stunting <30% 30-39% 40-49% 50+% Basic Health Research Survey, 2013

MODEL Angka Penurunan Perbaikan Faktor yang mendasari terjadinya Stunting yg Dibutuhkan, untuk Menurunkan Stunting, dari perkiraan 29.2% (2010) menjadi 15% (2025) Kenaikan per-tahun yg harus dicapai utk Menurunkan Stunting pd Balita menjadi 15% Akses terhadap air bersih 0.92% Akses terhadap fasilitas sanitasi 2.28% Partisipasi perempuan di SLTP 3.11% Suplai Energi dari Diet per kapita (kcal) 0.54 Poporsi sumber energi dari non makanan pokok 0.81%

4. Suplementasi Vitamin A secara periodik Capaian: 75.5% 5. Kepatuhan TTD Capaian: 30% 6. Tabur Multipel Mikronutrien Belum dilaksanakan sebagai program 7. Pemberian zinc pd kasus Diare Belum dilaksanakan sebagai program

Berbagai strategi intervensi sensitif gizi yang sudah ada, tetapi cakupan belum optimal: Posyandu; Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) termasuk Pemanfaatan Pekarangan, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan UKS Pesantren; Pernikahan Usia Remaja, 4 Terlalu, dll

Potensial Bermanfaat: Kartu Sehat Indonesia/JKN bila komponen promosi dan preventive adekuat Kartu Pintar Indonesia: meningkatkan pendidikan perempuan PMT AS?

Arah Kebijakan sesuai Perpres PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS DAN RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI (KSRAN-PG) TAHUN 2016-2019

Kerangka Pikir KSRAN-PG 2015-2019 Status Gizi yg Baik untuk Menjamin SDM Berkualitas dan Berdaya Saing Tinggi hanya dapat dicapai bila Sektor non-kes juga berperan Aktif

KEBIJAKSANAAN STRATEGIS KSRAN-PG (program/kegiatan/input) (1) A. Ketersediaan Pangan 1. Peningkatan produksi pangan domestik 2. Penguatan cadangan pangan (CPP, CPPD, CPM) 3. Perdagangan pangan 4. Penyediaan pangan berbasis sumberdaya lokal B. Keterjangkauan (akses) Pangan 1. Efisiensi pemasaran pangan 2. Penguatan sistem logistik pangan 3. Stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok dan penting 4. Pemberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah 5. Penanganan kerawanan pangan dan gizi 6. Pemenuhan gizi masyarakat 7. Penyediaan bantuan pangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah 56

KEBIJAKSANAAN STRATEGIS KSRAN-PG (program/kegiatan/input) (2) C. Pemanfaatan (konsumsi) Pangan 1. Pengembangan pola konsumsi pangan B2SA 2. Pengembangan jejaring dan informasi pangan 3. Peningkatan pengawasan kemananan pangan. D. Perbaikan Gizi Mayarakat (pelayanan kesehatan) 1. Perbaikan pola konsumsi pangan perseorangan dan masyarakat yang B2SA 2. Perbaikan atau pengayaan gizi pangan tertentu 3. Penegakan regulasi persyaratan khusus komposisi pangan 4. Pemenuhan kebutuhan gizi bagi remaja, ibu hamil, dan balita 5. Penguatan sistem surveilan pangan dan gizi 6. Penguatan program gizi lintas sektor (program sensitif gizi). 57

KEBIJAKSANAAN STRATEGIS KSRAN-PG (program/kegiatan/input) (3) E. Penguatan Kelembagaan Pangan dan Gizi 1. Penguatan peran sentral pangan dan gizi dalam pembangunan, dengan membentuk kelembagaan pangan nasional yang memiliki wibawa dan otoritas kuat 2. Penguatan fungsi DKP di pusat dan daerah dalam merumuskan kebijakan serta melaksanakan evaluasi dan pengendalian, guna mewujudkan ketahanan pangan dan gizi tingkat daerah dan nasional 3. Pengefektifan Gugus Tugas Gerakan Nasional Perbaikan Gizi 4. Pengembangan kemitraan ABGC (academic, business, government, civil society), dengan mengembangkan kerja sama yang setara serta meningkatkan governasi kemitraan. 58

Kerangka Pikir KSRAN-PG 2015-2019

Endang L Achadi, 2015

Diperlukan Penguatan Koordinasi dan Sinergi berbagai pemangku kepentingan untuk intervensi spesifik gizi Lingkungan yg mendukung dari semua stakeholders u/ intervensi sensitif gizi : sektor pemerintah terkait (Pertanian, Perikanan, DikBud, BKKBN, Agama, Perdagangan, Perindustrian, dll) ; Swasta; LSM; Masyarakat; Organisasi Internasional

Prioritas secara bertahap: target populasi, target daerah, jenis intervensi spesifik gizi, jenis intervensi sensitive gizi, Diperlukan Koordinasi antar program spesifik Diperlukan Koordinasi antar pogram spesifik dengan program sensitif

Diperlukan kepemimpinan yang kuat di setiap tingkat: Nasional, Prov, Kab dan Kota, Desa Diperlukan Nutrition Champion di setiap tingkat: KH Shalahuddin Wahid; Sri Mulyani, Ibu Negara, Ibu Bupati/Walikota, Tokoh Agama daan Masyarakat, Anggota DPR, dll?

KESIMPULAN

Kesimpulan (1) Masalah Gizi di Indonesia sangat memprihatinkan, indikasi masalah gizi pada ibu hamil dan pada usia dini sejalan dengan masalah kesehatan pd usia dewasa (PTM) dan kemampuan kognitif Fokus pada Penyelamatan 1000 HPK

Kesimpulan (2) Prioritas secara bertahap Multi-partners, termasuk swasta dan masyarakat madani, tetapi tetap dalam Satu Platform Diperlukan Koordinasi antar program spesifik Diperlukan Koordinasi antar pogram spesifik dengan program sensitif Diperlukan kepemimpinan yang kuat di setiap tingkat Diperlukan Nutrition Champion di setiap tingkat

Kesimpulan (3) Merekomendasikan Pendekatan Three-Ones Satu Kerangka Kerja sebagai dasar untuk koordinasi kerja semua mitra; Satu Otoritas Koordinasi tingkat Nasional; Satu Sistem Monitoring & Evaluasi tkt Nasional

TERIMA KASIH