PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN VII BIAYA ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

ANALISIS WAKTU PERGANTIAN ALAT BERAT JENIS WHEEL LOADER DENGAN METODE LEAST COST

BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN ALAT BERAT

PRODUKSI ALAT BERAT Rumus umum produksi alat :

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Teknik Pelaksanaan & Alat Berat ( TPAB )

ANALISIS EKONOMIS SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGGANTIAN EXCAVATOR

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

KEUNTUNGAN = BIAYA YANG DIKELUARKAN PENDAPATAN YANG DITERIMA ANALISIS BIAYA DARI PROSES PRODUKSI

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 ( ) ISSN:

PEMBUATAN PROGRAM ANALISA BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BELI-SEWA BACKHOE

VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA MANUFAKTUR

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Volume 14 No. 02 September 2013 ISSN :

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

BAB III METODOLODI PERHITUNGAN

BIAYA DAN KEBUTUHAN ALAT BERAT UNTUK PEMINDAHAN TANAH (Studi Kasus :Pekerjaan Timbunan Tanah di Baturetno, Wonogiri) Dian Arumningsih D.P.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI USAHA PERSEWAAN CRAWLER TRACTOR DI KOTA Y. Pingkan Ane Kristy Pratasis ABSTRAK

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH PENGATAR PAJAK. Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

STUDI PEMILIHAN ALTERNATIF PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan

dimana : D = Dana depresiasi untuk setiap tahun (Rp). P = Harga awal mesin (Rp). L = Harga akhir mesin (Rp). n = Umur pakai mesin (tahun).

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN LPB PADA PENINGKATAN JALAN CILIK RIWUT DI KECAMATAN MURUNG KALIMANTAN TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

Penyusutan. r = PENYUSUTAN 1. 1 PENDAHULUAN 1. 2 METODE RATA-RATA Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

PAPER EKONOMI TEKNIK (METODE PENYUSUTAN, UMUR EKONOMIS, DAN ANALISA EKONOMI)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

Penerapan Biaya Diferensial Dalam Rencana Membeli Atau Menyewa Alat Bulldozer Pada CV. Niagara Di Bekasi

STUDI ANALISIS INVESTASI ALAT BERAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BIAYA PENYUSUTAN. Biaya penyusutan: penurunan nilai modal suatu alat / mesin akibat perubahan umurnya

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab. 5. PENYUSUTAN Tujuan penyusutan dan jenis-jenisnya Tujuan memperhitungkan penyusutan : Jenis-jenis penyusutan:

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 9 AKTIVA TETAP BERWUJUD (2) DAN AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB IV ANALISIS DATA. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada hari senin tanggal 10 November

Rahmat Hidayat SE., MM

Menghitung hasil perkalian antara Perkiraan Volume Pekerjaan dan perkiraan Harga Satuan Pekerjaan Volume pekerjaan bisa berubah-ubah sesuai realisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI Data Data-data yang didapat dalam proyek gedung Ditjen Dikti Jakarta merupakan data-data umum dan teknis berupa :

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : SDP.BOR.239.LPSE/ULP_POKJA I/LMD/IV/2017 Tanggal : 17 April 2017

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

Modal merupakan barang ekonomi yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa Modal pada usahatani mencakup semua barang-barang yang dapat

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB V AKTIVA TETAP PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU

Transkripsi:

DIKTAT KULIAH PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN VII BIAYA ALAT ALAT BERAT OLEH FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP. 19690626 199503 2 002 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN OKTOBER 2009

KATA PENGANTAR Pengembangan Tanah Mekanik dan Alat Alat Berat (PTM & AB) merupakan mata kuliah pada Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Mengingat buku mengenai PTM & AB memang sangat jarang, dan yang ada hingga saat ini hanya satu yakni dalam edisi Bahasa Inggris, dan selebihnya, mahasiswa serta dosen mencari bahanbahan pendukung materi kuliah melalui Internet, sehingga untuk itu penulis sebagai dosen mata kuliah PTM & AB mencoba menulis diktat ini. Diktat PTM & AB ini dibuat berseri yakni Bagian I s/d Bagian VII, sementara Bagian IV dan V digabungkan karena cakupan materinya tidak luas. Adapun ke 7 bagian diktat PTM & AB yang disusun penulis adalah sbb.: Pengenalan Umum (Bagian I), Alat Alat Gusur (Bagian II), Alat Alat Gali (Bagian III), Grader dan Compactor (Bagian IV dan V), Truk (Bagian VI), Biaya Alat Alat Berat (Bagian VII). Diktat PTM & AB Bagian I s/d VII ini ditulis sesuai dengan kurikulum dan silabus yang ditetapkan pada Departemen Teknik Sipil, oleh karena itu diharapkan diktat PTM & AB Bagian I s/d Bagian VII ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan masalah masalah yang dihadapi dalam perkuliahan terkait. Dalam penulisan ke 7 bagian diktat PTM & AB ini, setiap modul (bagian) dilengkapi dengan contoh contoh soal yang telah diselesaikan penulis maupun soal soal latihan yang dikerjakan mahasiswa, dengan maksud agar mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan teori yang mereka peroleh di kelas. Semoga ke 2 seri diktat PTM & AB ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa. Penulis akan dengan senang hati menerima masukan yang bersifat membangun untuk penyempurnaan isi dari ke 7 seri diktat PTM & AB ini. Terimakasih. Medan, Oktober 2009 Penulis, Filiyanti Teta Ateta Bangun, S.T., M.Eng.

DAFTAR ISI Kata Pengantar........ i Daftar Isi... ii VII. Biaya Alat Alat Berat...1 VII.1. Umum...1 VII.2. Owning Cost...1 VII.3. Operating Cost........3 VII.4. Biaya Sewa.....5 VII.5. Daftar Pustaka......6

DIKTAT KULIAH PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN VII BIAYA ALAT ALAT BERAT OLEH FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP. 19690626 199503 2 002 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN OKTOBER 2009

VII. BIAYA ALAT ALAT BERAT VII.1. UMUM Dalam pekerjaan pekerjaan yang besar seperti pekerjaan konstruksi, pekerjaan transportasi dan pekerjaan bendungan, selalu digunakan alat alat berat. Untuk operasi dengan alat alat berat harus dipertimban gkan biaya biaya yang disediakan un tuk penggunaan alat, wakt u yang harus diselesaikan, keuntungan yang diperoleh dan pertimbangan lainnya. Biaya untuk alat berat dapat dihitung dengan prakiraan prakiraan yang dapat dipertanggungjawabkan. Biaya tersebut meliputi Owning Cost (biaya kepemilikan) dan Operating Cost (biaya operasi) yang sering disebut sebagai O & O cost (Owning and Operating Cost). Owning Cost secara pasti sangat sulit ditentukan karena dipengaruhi oleh umur ekonomis alat yang tidak dapat diramalkan dengan tepat, suku bunga, pajak dan asuransi, yang setiap waktu dapat berubah ubah besarnya. Operating Cost besarnya dipengaruhi oleh pemakaian bahan bakar, minyak pelumas untuk mesin dan hidrolis, umur ban, reparasi dan pemeliharaan, penggantian suku cadang khusus dan upah operator. Pada bab bab berikut akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan untuk menghitung biaya biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan alat berat. V II.2. OWNING COST Owning cost ialah biaya kepemilikan alat yang harus diperhitungkan selama alat yang bersangkutan dioperasikan, apabila alat tersebut milik sendiri. Biaya ini harus diperhitungkan karena alat semakin lam a akan berkurang hasil produksinya, bahkan pada waktu tertentu alat sudah tidak dapat berproduksi lagi, hal ini disebut sebagai depresiasi. Nilai depresiasi ditentukan oleh harga beli alat waktu didatangkan beserta perlengkapannya, prakiraan umur ekonomis alat, nilai residu alat (nilai jual pada akhir umur ekonomis) dan nilai reproduksi alat. Untuk menentukan nilai depresiasi alat dalam satuan waktu tertentu ada beberapa metode seperti berikut ini. 1. Straight Line Method Straight Line method ialah metode untuk menentukan nilai depresiasi alat tiap tahun nya sama besar atau sering disebut dengan metode Garis Lurus. Pada metode ini nilai depresiasi tiap tahunnya diperoleh dengan membagi nilai reproduksi dengan Umur Ekonomis alat. Contoh 7 1 : Harga beli ala t : Rp. 100.000.000, Umur ekonomis : 5 tahun Niali residu : Rp. 20.000.000, Nilai Reproduksi = Rp. 100.000.000, = Rp. 20.000.000, ( ) = Rp. 80.000.000, Depresiasi = Rp.80.000.000, 5 = Rp.16.000.000, pertahun Metode ini sangat sesuai digunakan apabila alat bekerja kontinu setiap tahun, misalnya dapat diperkirakan bekerja selama 2000 jam pertahunnya. 2. Reducing Charge Method Reducing Charge Method adalah metode untuk menentukan jumlah depresiasi yang menurun atau berkurang jumlahnya untuk setiap tahunnya. Pertimbangan cara ini ialah semakin tua alat semakin menurun produksinya. Metode ini dibedakan dalam dua metode lagi ialah sebagai berikut :

a. Declining Balance Method, ialah metode untuk menentukan jumlah depresiasi dari tahun ke tahun adalah sebesar prosentase tertentu dari nilai buku alat pada tahun yang bersangkutan. Besarnya prosentase dapat dihitung berdasarkan harga beli, nilai residu dan umur ekonomis alat. Nilai buku adalah harga beli alat dikurangi depresiasi yang telah diperhitungkan. Contoh 7 2 : Harga beli alat : Rp. 30.000.000, Depresiasi per tahun : 40% dari nilai buku Umur ekonomi s alat : 5 tahun Nilai Residu : Rp. 4.000.000, Harga beli alat = Rp.30.000.000, Depresiasi tahun ke 1 = 40% x Rp.30.000.000, = Rp.12.000.000, Nilai buku tahun ke 2 = Rp.18.000.000, Depresiasi tahun ke 2 = 40% x Rp.18.000.000, = Rp.7.200.000, Nilai buku tahun ke 3 = Rp. 10.800.000, Seterusnya lihat tabel VII 1. Tabel VII 1. Depresiasi dengan Metode Declining Balance Method Tahun Ke 1 2 3 4 51) 5 2) Depresiasi % 40 40 40 40 40 Depresiasi (Rp.) 12.000.000 7.200.000 4.320.000 2.592. 000 1.555. 200 Nilai Buku (Rp.) 30.000.000 18.000.000 10.800.000 6.480.000 3.888.000 4.000.000 Dari Tabel VII 1 dapat dilihat nilai buku tidak lagi mengalami depresiasi setelah mencapai nilai residu yang telah diperkirakan pada contoh diatas sebesar Rp. 4.000.000,, sehingga nilai buku yang digunakan adalah nilai buku pada tahun ke 5 2), untuk kasus yang lain mungkin berlaku pada nilai buku tahun ke 5 1). b. Sum of the Year s Digit Method, ialah metode untuk menentukan besarnya depresiasi tiap tahun berdasar pada jumlah angka angka tahun dari umur ekonomis alat yang bersangkutan sebagai koefisien pembagi, dan bedasar pada sisa umur ekonomis dari alat. Contoh 7 3 : Harga beli ala t : Rp. 100.000.000, Prakiraan umur ekono mis : 5 tahun Nilai residu : Rp. 25.000.000, Berdasar umur ekonomis, jumlah angka angka tahun adalah : 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15 Nilai reproduksi = Rp. 100.000.000 ( ) Rp. 25.000.000 = Rp. Besar Depresiasi dari tahun ke tahun dihitung seperti pada Tabel VII 2.

Tabel VII 2. Depresiasi Berdasar Nilai Angka Tahun Tahun Ke Rasio Depresiasi Nilai Reproduksi (Rp.) Depresiasi (Rp.) Nilai buku (Rp.) 0 1 2 3 4 5 0 5/15 4/15 3/15 2/15 1/15 0 25.000.000 20.000.000 15.000.000 10.000.000 5.000.000 100.000.000 55.000.000 40.000.000 30.000.000 25.000.000 Pada Tabe l VII 2 terlih at nilai buku pada ta hun ke 5 pada akhir umur ekonomis alat yang besarnya Rp. 25.000.000, sesuai dengan prakiraan nilai residu. Untuk menghitung Owning Cost, di samping menentukan depresiasi harus juga diperhitungkan suku bunga, pajak, asuransi dan biaya penyimpanan. Cara menentukan besarnya suku bunga, pajak dan asuransi tiap tiap negara berbeda beda, tergantung di negara mana alat tersebut digunakan. Nilai rata rata untuk suku bunga, pajak dan asuransi per tahun didasarkan pada nilai rata alat selama umur ekonomis. Untuk menghitung dengan mudah dapat digunakan rumus yang rata didasarkan pada nilai depresiasi dengan metode garis lurus berikut. P ( n + 1) + S( n 1) P= 2n Keterangan : P = biaya rata rata yang dikeluarkan per tahun P = harga beli alat S = salvage value (nilai residu) n = prakiraan umur ekonomis alat = 50 tahun Contoh 7 4 : Harga beli alat : Rp. 100.000.000, Nilai residu : Rp. 25.000.000, Umur ekonomis : 5 tahun (2000 jam pertahun) Misalnya suk u bunga : 15% Pajak : 2,5% A sura nsi dll : 2,5% Total annual rates : 20% Rp.100.000.000(5 + 1) + Rp.25.000. 000(5 1) P = 2( 50) P = Rp. 70.000.000, per tahun atau P = Rp. 35.000, per jam Sehingga suku bunga, pajak dan asuransi dihitung : Rp. 35.000, x 20% = Rp. 7.000, per jam VII.3. OPERATING COST Operating Cost atau biaya operasi alat yang dikeluarkan selama alat tersebut digunakan. Biaya operasi ini meliputi bahan bakar, minyak pellumas atau minyak hidrolis, penggantian ban, perbaikan atau pemeliharaan, penggantian suku cadang khusus, misalnya mata pisau pada dozer dan gaji operator.

1. Bahan Bakar Untuk konsumsi bahan bakar alat tergantung dari besar kecilnya daya mesin yang digunakan disamping kondisi medan yang ringan atau berat juga menentukan. Pabrik pembuat alat biasanya memberikan prakiraan konsumsi bahan bakar sesuai daya mesin alat yang dinyatakan dalam liter/jam atau galon/jam. Apabila tidak ada prakiraan konsumsi bahan bakar dapat digunakan pendekatan berikut : a. 0,06 galon/jam untuk mesin dengan bahan bakar bensin b. 0,04 galon/jam untuk mesin dengan bahan bakar solar/disel Perlu diperhatikan bahwa selama pengoperasian alat, mesin tidak selalu bekerja 100%. Misalnya pada alat gali, pemakaian tenaga mesin 100% hanya pada waktu menggali dan mengangkat tanah saja, sedang pada waktu bucket kosong mesin tidak menggunakan tenaga penuh. Efisiensi kerja operator dalam satu jam kerja juga tidak penuh 100%, misalnya hanya 50 menit/jam saja, hal ini disebut dengan Operating Factor, yang semakin besar operating factornya makin besar pula tenaga mesin bekerja. 2. Minyak Pelumas Kebutuhan minyak pelumas dan minyak hidrolis tergantung pada besarnya bak karter (crank case) dan lamanya periode penggantian minyak pelumas, basanya i antara 100 sampai 200 jam pemakaian. Untuk kebutuhan minyak pelumas, minyak hidrolis, gemuk (grease) dan filter biasanya pabrik pembuat memberikan prakiraan yang dinyatakan dalam liter/jam atau gallon/jam tergantung kondisi medan kerjanya. Kondisi medan kerja dibedakan dalam tiga keadaan yaitu : a. R ingan : gerakan gerakan teratur dan banyak istirahat, tidak membawa muatan penuh, b. Sedang : gerakan gerakan teratur muatan tidak penuh, c. Berat : bekerja terus menerus dengan tenaga mesin penuh (operating factor besar). Apabila dari pabrik tidak memberikan prakiraan konsumsi minyak pelumas, maka dapat diprakirakan sebagai berikut : q = (mahasiswa) Keterangan : 3. Biaya Ban q = Kebutuhan minyak pelumas ( galon/jam) HP = Daya mesin (HP atau Daya Kuda) C = Kapasitas bak karter (galon) T = Waktu pemakaian Biaya ban bergantung dari harga ban di tempat alat yang bersangkutan dioperasikan dan prakiraan umur ban menurut pengalaman, atau menurut rekomendasi pabrik pembuatnya. Besarnya biaya penggantian ban ditentukan sebagai berikut : - Biaya Perbaikan/Pemeliharaan Untuk menjaga kondisi alat agar dapat bekerja normal dan baik perlu adanya pemeliharaan, penggantian suku cadang dengan yang baru. Faktor yang mempengaruhi besarnya biaya perbaikan alat adalah kondisi pemakaian alat, kecakapan operator dan adanya perawatan yang memadai. Besarnya faktor untuk menentukan biaya perbaikan dan pemeliharaan biasanya sudah ada rekomendasi dari pabrik pembuat alat, yang besarnya tergantung dari kondisi pemakaiannya dan ditentukan sebagai berikut :

Penggantian Suku Cadang Khusus Suku cadang khusus yang dimaksud adalah bajak, ujung mata pisau pada bulldozer dan alat alat khusus lainnya yang kerusakannya lebih cepat dibanding suku cadang yang lain, waktu kerusakannya tidak tertentu, tergantung pemakaian dan medan kerja. Untuk menghitung biaya suku cadang khusus ini tidak termasuk dalam pos perbaikan dan pemeliharaan tetapi dihitung dalam pos tersendiri. 4. Gaji Operator Untuk menentukan gaji atau upah operator faktor yang mempengaruhi ialah kecakapan dan pengalaman operator, kemampuan pemilik alat serta kondisi sosial negara yang bersangkutan. VII.4. BIAYA SEWA Berdasar analisis analisis yang diuraikan di atas, Departemen Pekerjaan Umum mengeluarkan buku Pedoman Tata Cara Penggunaan Peralatan, yang menyangkut juga besarnya nilai sewa alat alat berat yang dipengaruhi oleh umur ekonomis alat dan penetapan tarif sewa sesuai umur alat yang bersangkutan. Dari buku Pedoman Tata Cara Penggunaan Peralatan ada beberapa tabel yang dapat digunakan, salah satunya seperti Tabel VII 3. Contoh 7 5 : Cara pemakaian Tabel VII 3. Bulldozer Caterpillar D4 D, harga beli Rp. 53.000.000, Umur ekonomis 5 tahun (5 x 2000 = 10.000 jam) Jumlah biaya pemeliharaan selama umur ekonomis 90%. Dari Tabel VII 3 dapat diketahui, - Pada tahun sewa ke 1, faktor pengali 252,00 - Pada tahun sewa ke 2, faktor pengali 231,00 - Pada tahun sewa ke 3, faktor pengali 214,00 - Pada tahun sewa ke 4, faktor pengali 201,00 - Pada tahun sewa ke 5, faktor pengali 193,00 Untuk menghitung besarnya biaya sewa perjam digunakan rumus berikut : Biaya sewa = (mahasiswa) Sehingga biaya sewa pada : (mahasiswa) - tahun ke 1 = - tahun ke 2 = - tahun ke 3 = Biaya sewa tersebut diatas belum termasuk biaya untuk bahan bakar, minyak pelumas dan minyak hidrolis, penggantian ban, biaya untuk suku cadang khusus dan upah operator. Tabel VII 3. DAFTAR FAKTOR PENGALI TARIF SEWA PERALATAN PER JAM PEMELIHARAAN TK.III dan TK.IV OLEH DEPT.PU (PERBAIKAN DALAM POS KONSTRUKSI) (mahasiswa)

VII.5. D AFTAR PUSTAKA 1. Handbook of Caterpillar (the Internet downloaded, 2009); 2. Handbook of Ko matsu (the Internet downloaded, 2009) ; 3. Peurifoy, P.E., Ledbetter, W.B., Schexnayder, C.J., Construction Planning, Equipment, And Methods,The McGraw Hill Companies, Inc., NY, 2007.