BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dihambat (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber. perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN AKTIVITAS PENANGKAPAN RADIKAL DPPH EKSTRAK MASERASI DAN SOXHLET DARI GAMBIR YANG DIUJI PADA PELARUT YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Efek pangan dapat berdampak terhadap kesehatan, karena

BAB I PENDAHULUAN. efek sebagai antioksidan sedang berkembang pesat saat ini. Efek

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. Buah kelapa merupakan salah satu bahan pangan yang banyak. digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan akan produk kelapa bagi

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bahan alam yang mudah diperoleh dan dapat diupayakan

I. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia, karena

Aktivitas antioksidan ekstrak buah labu siam (Sechium edule Swartz) Disusun oleh : Tri Wahyuni M BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Musaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia, pisang merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. resiko penyakit pada konsumen. Makanan fungsional ini mengandung senyawa atau

BAB I PENDAHULUAN. Antioksidan adalah senyawa kimia baik alami maupun sintetik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riska Rosdiana, 2014 Fortifikasi Tahu Menggunakan Antioksidan Dari Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa Bluggoe)

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah, setiap makhluk hidup atau organisme akan sampai pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit adalah jenis minyak goreng yang paling mendominasi

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EKSTRAKSI DAUN GAMBIR MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL-AIR Oleh: Komalasari, ST.,MT., Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Dr. Ahmad Fadli.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

Namun, peningkatan radikal bebas yang terbentuk akibat faktor stress radiasi, asap rokok, sinar ultraviolet, kekurangan gizi, dan peradangan

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN..

LATAR BELAKANG. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Abstrak. Tumbuhan perdu setengah merambat dengan percabangan memanjang. Daun

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mikroflora pencernaan yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap

I. PENDAHULUAN. ton), dan itik/itik manila ( ton). ayam untuk berkeliaran di sekitar kandang membuat asupan makanan ayam

Company LOGO ZAT WARNA /PIGMEN

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

I. PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR LAMPIRAN. xvii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vi. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan di perairan tropis diketahui memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengaruh radikal bebas terhadap organ tubuh sangatlah berbahaya terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. 2011, prevalensi karies di wilayah Asia Selatan-Timur mencapai 75-90% pada anakanak

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

T" f*", CP" 2 CH,-C-H

bahwa ternyata zat warna sintetis banyak mengandung azodyes (aromatic

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN KATU (Sauropus androgynus L. Merr.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA MINYAK KELAPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengobatan tradisional sebagai alternatif lain pengobatan. Hal ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN SAMPEL DAN EKSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. bahan pengolah bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai

Buah pepaya kaya akan antioksidan β-karoten, vitamin C dan flavonoid. Selain itu buah pepaya juga mengandung karpoina, suatu alkaloid yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter, kloroform, dan

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya

HASIL DAN PEMBAHASAN

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN. tidak berpasangan menyebabkan spesies tersebut sangat reaktif (Fessenden dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai

4. PEMBAHASAN Kadar Lemak dan Kadar Air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

PENENTUAN KADAR FLAVONOID TOTAL DAN AKTIFITAS ANTIOKSIDAN DARI DAUN DEWA (Gynura pseudochina [Lour] DC) DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBEL

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. UCAPAN TERIMA KASIH... v. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

T" f*", CP" 2 CH,-C-H

BAB I. PENDAHULUAN. daerah Gunung Kidul Yogyakarta dan pesisir Nusa Tenggara (Julyasih et

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh mereka untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas ialah atom atau gugus yang memiliki satu atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kelapa merupakan tanaman yang dapat tumbuh di semua

BAB I PENDAHULUAN. (Cyclea barbata Meer), cincau hitam (Mesona palustris), cincau minyak

BAB I PENDAHULUAN. Tempe merupakan makanan tradisional khas Indonesia, sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAI\I. (1) senyawa-senyawa yang bersifat lafuogogue (dapat menstimulir produksi

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri keberadaannya. Dewasa ini, banyak penyebab penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

I. PENDAHULUAN. sehingga memberikan kesegaran bagi konsumen. Warna yang beraneka macam

BAB I PENDAHULUAN. Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul bermuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih elektron tidak berpasangan sehingga, sangat reaktif. Radikal bebas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

Anang Budi Utomo, Agus Suprijono, Ardan Risdianto. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat dihambat (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan antioksidan buatan (sintetik) (Dalimartha dan Soedibyo, 1999). Antioksidan sintetik merupakan antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia (Gordon, 2001), sedangkan antioksidan alami yaitu antioksidan hasil ekstraksi bahan alami bersumber dari bahan pangan (Pratt dan Hudson, 1990). Penggunaan antioksidan sintetik diizinkan dalam pangan pada kadar sesuai dengan aturan yang ditetapkan yaitu maksimal 200 ppm atau 0.02% dari total minyak atau lemak dalam bahan pangan (Decker dkk, 2005). Contoh antioksidan sintetik adalah Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), Propilgalat, Tert-butil Hidroksi Quinon (TBHQ) dan tokoferol (Madhavi dkk, 1996). Beberapa antioksidan buatan dapat menimbulkan efek samping pada kesehatan tubuh. BHA dan BHT telah diteliti dapat menimbulkan tumor pada hewan, apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama dan juga dapat menimbulkan kerusakan hati jika dikonsumsi secara berlebihan (Andarwulan dkk, 1996). Antioksidan alami dapat diperoleh dari vitamin A, karotenoid, vitamin E, senyawa fenolik, flavonoid dan tetrapirolik. Kebanyakan sumber antioksidan alami adalah tumbuhan dan umumnya merupakan senyawa fenolik yang 1

tersebar diseluruh bagian tumbuhan. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katekin dan kalkon (Madhavi, 1996). Antioksidan dalam pangan berperan penting untuk mempertahankan mutu produk, mencegah ketengikan, perubahan nilai gizi, perubahan warna dan aroma, serta kerusakan fisik lain yang diakibatkan oleh reaksi oksidasi (Tahir dkk, 2003). Antioksidan juga diketahui sebagai antimikrobia, hal tersebut dihubungkan dengan adanya kandungan fenolik yang berupa katekin (Pambayun dkk, 2007). Katekin merupakan senyawa flavonoid yang dapat ditemukan pada teh hijau, teh hitam, gambir, anggur dan tanaman pangan lainnya seperti buah-buahan dan kakao (Natsume dkk, 2000). Gambir adalah ekstrak daun dan ranting tanaman Uncaria Gambir (Hunter) Roxb yang dikeringkan (Muchtar dkk, 2008). Ekstrak gambir digunakan sebagai pelengkap makan sirih, ramuan obat, zat pewarna industri tekstil dan ramuan cat (Amos dkk, 2004). Getah gambir mengandung katechin (30-35%), produk kondensasi dalam bentuk asam katechu tanat atau tannin (25-55%), kuersetin, asam gallat, asam alegat, katecol, pigmen dan alkaloid dalam jumlah kecil. Katechin dan tannin merupakan kandungan utama dari gambir yang termasuk senyawa kompleks dari golongan polifenol dengan struktur flavonoid (Muchtar dkk, 2008). Berbagai metode ekstraksi antioksidan dari tanaman telah dilakukan, antara lain metode maserasi, soxhletasi, perlokasi, infundasi, digestasi, dekokta dan destilasi. Pemilihan metode serta bahan pelarut akan berpengaruh terhadap jenis maupun komponen antioksidan terekstrak. Suhu ekstraksi juga mempengaruhi jumlah komponen antioksidan terekstrak (Rauf dkk, 2010). 2

Metode ekstraksi maserasi dan soxhlet sering digunakan untuk mengekstrak gambir, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Pambayun dkk (2007) tentang gambir sebagai antioksidan dengan hasil penelitian yaitu bahan ekstrak paling tinggi diperoleh menggunakan pelarut campuran etanol dan air pada perbandingan 1:1 pada cara maserasi dan soxhlet. Ekstraksi dengan soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Gambir yang diekstrak dengan cara maserasi menunjukkan hasil paling besar apabila digunakan campuran pelarut etanol:air (1:2) pada suhu 60 0 C. Penggunaan berbagai jenis pelarut dalam ekstraksi akan memberikan perbedaan hasil ekstraksi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan tingginya aktivitas penangkapan radikal DPPH tidak hanya ditentukan oleh kandungan total fenolnya, tetapi juga dipengaruhi oleh bentuk dimer atau oligomer dari senyawa fenolnya (Rauf dkk, 2010). Salah satu uji untuk menentukan aktivitas antioksidan penangkap radikal adalah dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) (Sunarni, 2005). DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) secara luas digunakan untuk menguji kemampuan senyawa bertindak sebagai pencari radikal bebas atau donor hidrogen, dan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan dari makanan. Metode ini dipilih karena sederhana, mudah, cepat dan peka serta hanya memerlukan sedikit sampel (Prakash, 2001). Penggunaan sistem pelarut dalam pengujian aktivitas antioksidan akan berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan bahan. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan DPPH akan memiliki aktivitas antioksidan yang berbeda jika diuji dalam sistem pelarut etanol dan metanol. Hal ini sesuai dengan 3

pernyataan Chaiyasit dkk (2005) yang telah mempublikasikan bahwa antioksidan polar memiliki kemampuan penghambat oksidasi yang lebih tinggi pada media yang polar. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan tidak hanya ditentukan oleh sifat komponen antioksidannya, tetapi juga ditentukan oleh media-media pelarut yang digunakan dalam pengujian. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis kadar fenolik dan mengevaluasi aktivitas penangkapan radikal DPPH ekstrak maserasi dan soxhlet dari gambir yang diuji pada sistem pelarut yang berbeda, yaitu metanol dan etanol. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu Apakah terdapat perbedaan kadar fenolik dan aktivitas penangkapan radikal DPPH ekstrak maserasi dan soxhlet dari gambir yang diuji pada pelarut yang berbeda? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar fenolik dan aktivitas penangkapan radikal DPPH ekstrak maserasi dan soxhlet dari gambir yang diuji pada pelarut etanol dan metanol. 2. Tujuan Khusus Penelitian a. Mengukur kadar fenolik dari ekstrak soxhlet dan ekstrak maserasi dari gambir 4

b. Menganalisis perbedaan kadar fenolik dari ekstrak soxhlet dan ekstrak maserasi dari gambir c. Mengukur aktivitas penangkapan radikal DPPH ekstrak maserasi dari gambir yang diuji dalam pelarut metanol dan etanol d. Mengukur aktivitas penangkapan radikal DPPH ekstrak soxhlet dari gambir yang diuji dalam pelarut metanol dan etanol e. Menganalisis perbedaan aktivitas penangkapan radikal DPPH ekstrak maserasi dari gambir yang diuji menggunakan pelarut metanol dan etanol D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa Gizi Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembangan dan penerapan ilmu teknologi pangan dan juga dapat menambah pengetahuan tentang perbedaan kadar fenolik dan aktivitas penangkapan radikal DPPH ekstrak maserasi dan soxhlet dari gambir yang diuji pada pelarut yang berbeda. 2. Bagi Masyarakat/ Industri Pangan Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan serta wacana baru bagi masyarakat/ industri pangan mengenai kadar fenolik dan aktivitas penangkapan radikal DPPH ekstrak maserasi dan soxhlet dari gambir yang diuji pada pelarut yang berbeda dan sebagai bahan pertimbangan masyarakat untuk penelitian lanjutan. 5

3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi ilmiah dan acuan untuk diadakannya penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang penelitian kadar fenolik dan aktivitas penangkapan radikal DPPH ekstrak maserasi dan soxhlet dari gambir yang diuji pada pelarut yang berbeda. 6