BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagai salah satu instrumen dalam pembangunan,

III. METODE PENELITIAN. Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lampung Selatan berupa data PAD

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang

PENDAHULUAN. setiap kegiatan baik di rumah tangga maupun industri. orang, didapatkan oleh perusahaan penyedia layanan jasa. Dalam pengertianya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. karena sampai sekarang ini masih banyak kasus yang timbul mengenai perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas, setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. pelayanan mancakup Bukittinggi, Padang Panjang, Agam, Simpang Empat. Unsur-unsur bauran pemasaran jasa di PLN :

I. PENDAHULUAN. Negara (PLN) masih merupakan satu-satunya perusahaan listrik sekaligus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. masyarakat. Tanpa adanya listik lampu-lampu tidak dapat menerangi desa atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi dalam kehidupan. Listrik

I. PENDAHULUAN. di dunia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam. memengaruhi pembangunan nasional demi kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa ketergantungan akan

BAB I PENDAHULUAN. publik yang berperan penting dalam melayani kebutuhan masyarakat umum. mampu meningkatkan pelayanan publik menjadi lebih terjamin.

Coding Kota / Kabupaten Kecamatan

KUESIONER PENELITIAN PENILAIAN TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PT PLN (PERSERO) DISJAYA dan TANGERANG AREA PELAYANAN GUNUNG SAHARI

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini ruang gerak informasi, investasi, teknologi, sumber daya dan. pesat dan mengarah pada persaingan pasar sempurna.

I. PENDAHULUAN. Pada dewasa ini, listrik menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Listrik

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PLN (Persero) Sumber : Company Profile PT. PLN (Persero) Rayon Cimahi Kota

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 30 PERIODE APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 26 PERIODE 7-22 FEBRUARI 2017

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 32 PERIODE MEI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 35 PERIODE 1-16 JULI Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 38 PERIODE 18 AGUSTUS - 2 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 39 PERIODE 3-18 SEPTEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 41 PERIODE 5-20 OKTOBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 42 PERIODE 21 OKTOBER -5 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 43 PERIODE 6-21 NOVEMBER Luas Baku Sawah Kecamatan

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT-8 EDISI 51 PERIODE MARET Luas Baku Sawah Kecamatan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN PT. PLN (PERSERO) UPJ GROGOL DALAM KEMUDAHAN PEMBAYARAN TAGIHAN REKENING LISTRIK S K R I P S I

LUAS SAWAH PADA FASE PERTANAMAN PADI DATA SATELIT LANDSAT 8 EDISI 29 PERIODE 27 MARET - 11 APRIL Luas Baku Sawah Kecamatan

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

Propinsi LAMPUNG. Total Kabupaten/Kota

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 LAMPUNG

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

BAB I. Wilayah/Distribusi untuk meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan.

PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk terus mengoptimalkan kegiatan usahanya sebagai upaya memenangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

I. TINJAUAN PUSTAKA. dan hukum. Perlindungan berasal dari kata dasar lindung, jika diberi awalan me- dan akhiran

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: republika.co.id, diakses tanggal 2 April 2016) bergerak di bidang public serviceberusaha meningkatkan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada setiap jenis usaha. Hal ini menuntut perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesan yang baik terhadap produk atau layanan tersebut sehingga

Penyesuaian Tarif Listrik Tahun 2014 per 1 Juli 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar bidang usaha dan bagian hidup sehari-hari. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Artinya keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam. tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Perkembangan ekonomi yang semakin maju dan pertambahan

I. PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dan sosial. Keadaan geogarafis Indonesia yang berbentuk

I. PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan adalah instrumen penting dalam memperlancar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan Jaringan) Bandung adalah perusahaan jasa penyedia tenaga listrik yang

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang serba cepat saat ini globalisasi ekonomi telah menciptakan

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa energi listrik di

SISTEM INFORMASI PENGGUNAAN LAYANAN LISTRIK PRA-BAYAR (LPB) PT. PLN (PERSERO) RAYON PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas (reasonable). Perusahaan

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB I PENDAHULUAN. yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi dewasa ini, listrik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Oleh : SUCI ANDRIYANI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengeluarkan produk-produk terbaru mereka yang berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bakpia Pathok 25 ingin menjadikan produknya sebagai market leader. bertahan dan memenangkan persaingan pasar yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun Wings adalah salah satu perusahaan yang telah tumbuh

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, diantaranya untuk membatu kegiatan rumah tangga. Seakan-akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. berpusat pada produk, namun berkembang kepada penciptaan nilai bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, persaingan di dunia bisnis juga mengalami

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan yaitu pada kurun waktu Bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan konsumen merupakan hal penting bagi suatu perusahaan. Maka

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Aktivitas bisnis ritel adalah aktivitas dimana produsen menjual produk secara

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya kinerja perusahaan yang dapat diukur dari peningkatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik, yang memiliki tugas mengelola penjualan tenaga listrik dan mengelola pendistribusian tenaga listrik dari gardu induk hingga Alat Pengukur dan Pembatas (APP) di Provinsi Lampung, dengan unit kerja meliputi (Sumber : www.pln.co.id, 2015) : 1. Rayon Karang : Kecamatan Tanjungkarang barat, Tanjungkarang pusat, Tanjungkarang Timur, Kemiling 2. Rayon Way Halim : Kecamatan Rajabasa, Sukabumi, Sukarame, Kedaton, Tanjung Seneng 3. Rayon Teluk Betung : Kecamatan Padang Cermin, Punduh Pidada, Kelumbayan, Kelumbayan Barat, Panjang, Teluk Betung Barat, Selatan, dan Utara 4. Rayon Sutami : Kecamatan Tanjung Bintang, Tanjungsari, Way Panji, Way Sulan, Waway Karya(sebagian), Merbau Mataram (sebagian) 5. Rayon Natar : Kecamatan Natar, Tegineneng, Jati Agung, Negeri Katon 6. Rayon Sidomulyo : kecamatan Sidomulyo, Katibung, Penengahan, Merbau Mataram (sebagian) 7. Rayon Kalianda : Kecamatan Bajauheni, Candipuro, Kalianda, Ketapang, Palas, Sragi

Melihat bahwa sebagian dari unit kerja PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang berada pada Ibukota Provinsi, serta berada pada daerah dengan tingkat pendidikan dan perekonomian yang lebih baik, maka segala bentuk kegiatan pemasaran produk dan program yang diluncurkan oleh perusahaan akan lebih mudah diterima oleh masyarakat. Produk terbaru yang saat ini giat dipasarkan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang adalah listrik pintar. Listrik pintar atau yang akrab disebut sebagai listrik prabayar adalah layanan pemakaian tenaga listrik dari PT PLN (Persero) kepada pelanggan dengan menggunakan KWh Meter Prabayar, dimana transaksi pembayaran tenaga listrik dilakukan dengan cara melakukan pembelian voucher. Gambar 1.1 Produk Listrik Pintar (Prabayar) (Sumber : www.pln.co.id,2015) Berbeda halnya dengan listrik pascabayar yang total tagihan pemakaian daya perbulannya dihitung oleh petugas PT. PLN (Persero), maka dengan listrik pintar, setiap pelanggan dapat menghitung dan mengendalikan sendiri penggunaan listrik sesuai kebutuhan dan kemampuannya. Seperti halnya pulsa isi ulang pada telepon selular, maka pada sistem listrik pintar, pelanggan juga terlebih dahulu membeli pulsa ( voucher / token listrik isi ulang) yang terdiri dari 20 digit nomor yang bisa diperoleh melalui gerai ATM sejumlah bank atau melalui loket-loket pembayaran tagihan listrik 2

online. Setelah pelanggan mendapatkan 20 digit nomor yang tercetak pada nota pembelian atau print out ATM, maka pelanggan dapat memasukkan nomor tersebut dengan menekan tombol angka yang terletak pada KWh Meter Prabayar dan kemudian pelanggan dapat menikmati tenaga listrik sesuai dengan nilai nominal pulsa yang dibeli. PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang mulai melakukan uji coba memasarkan listrik prabayar pada pertengahan tahun 2010, atas dasar Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 378.K/DIR/2010 tentang Listrik Prabayar di Lingkungan PT PLN (Persero). Pada tahapan uji coba tersebut, sebanyak 1500 rekening listrik didominasi oleh pelanggan rumah tangga. Layanan pemasangan listrik prabayar pada tahap uji coba tersebut tidak hanya diperuntukan kepada pelanggan baru, pelanggan lama pun dapat mengajukan peralihan (migrasi) dari listrik pascabayar ke listrik prabayar. Dengan dilaksanakannya pemasaran listrik prabayar, tunggakan rekening listrik diharapkan dapat menurun secara signifikan. Tunggakan rekening listrik pelanggan pascabayar di unit kerja PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang dapat mencapai angka 14 milyar rupiah, dan 67% berasal dari golongan tarif rumah tangga. Jika nilai tunggakan listrik tersebut terus meningkat, maka PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang akan mengalami kerugian yang lebih besar. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka pelanggan listrik golongan tarif rumah tangga yang saat ini menggunakan listrik pascabayar sebaiknya segera dialihkan (migrasi) menjadi pela nggan listrik pintar (prabayar). Berdasarkan data jumlah pelanggan listrik periode Januari 2012 hingga Desember 2014, diketahui bahwa dalam kurun waktu 2 tahun, telah terjadi peningkatan jumlah pelanggan listrik pintar (prabayar) yang cukup besar, namun peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penurunan jumlah pelanggan listrik pascabayar. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah 3

pelanggan listrik pintar (prabayar) lebih banyak berasal dari pelanggan baru daripada melalui proses peralihan (migrasi). Dengan kata lain, proses peralihan (migrasi) pelanggan listrik pascabayar ke listrik prabayar masih belum optimal. 450,000 400,000 350,000 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 PERTUMBUHAN JUMLAH PELANGGAN LISTRIK PERIODE JANUARI 2012 S/D DESEMBER 2014 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Listrik Pintar (Prabayar) Listrik Pascabayar Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Jumlah Pelanggan Listrik Pintar (Prabayar) (Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang,2015) Tabel 1.1 Jumlah pelanggan listrik PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang Periode Januari 2012 s/d Desember 2014 NO BULAN JUMLAH PELANGGAN LISTRIK PINTAR LISTRIK PASCABAYAR TOTAL 1 Januari 2012 12.108 384.901 397.009 2 Februari 2012 14.946 384.923 399.869 3 Maret 2012 17.942 384.839 402.781 4 April 2012 21.430 384.691 406.121 5 Mei 2012 25.241 384.478 409.719 6 Juni 2012 28.678 384.063 412.741 7 Juli 2012 32.344 383.912 416.256 8 Agustus 2012 34.954 383.919 418.873 9 September 2012 38.145 383.617 421.762 10 Oktober 2012 41.298 383.320 424.618 11 November 2012 45.138 382.960 428.098 12 Desember 2012 48.415 382.529 430.944 4

Tabel 1.1 Jumlah pelanggan listrik PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang Periode Januari 2012 s/d Desember 2014 (Lanjutan) NO BULAN JUMLAH PELANGGAN LISTRIK PINTAR LISTRIK PASCABAYAR TOTAL 13 Januari 2013 54.880 381.193 436.073 14 Februari 2013 54.974 381.047 436.021 15 Maret 2013 56.424 380.964 437.388 16 April 2013 60.046 380.792 440.838 17 Mei 2013 65.628 380.448 446.076 18 Juni 2013 69.457 380.184 449.641 19 Juli 2013 75.112 379.626 454.738 20 Agustus 2013 78.770 379.293 458.063 21 September 2013 83.420 378.698 462.118 22 Oktober 2013 88.161 378.033 466.194 23 November 2013 92.491 377.446 469.937 24 Desember 2013 97.315 376.808 474.123 25 Januari 2014 102.065 376.444 478.509 26 Februari 2014 105.334 375.863 481.197 27 Maret 2014 108.564 375.424 483.988 28 April 2014 109.349 375.075 484.424 29 Mei 2014 111.063 374.612 485.675 30 Juni 2014 113.456 374.200 487.656 31 Juli 2014 115.941 374.070 490.011 32 Agustus 2014 117.676 373.631 491.307 33 September 2014 119.830 373.283 493.113 34 Oktober 2014 123.981 372.891 496.872 35 November 2014 127.857 372.501 500.358 36 Desember 2014 133.252 371.915 505.167 (Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang, 2015) Tabel 1.2. Jumlah Pelanggan Pascabayar bulan Desember 2014 berdasarkan Golongan Tarif NO GOLONGAN TARIF JUMLAH PELANGGAN 1 Sosial 6.971 2 Rumah Tangga 348.230 3 Bisnis 15.023 4 Industri 326 5 Pemerintahan 1.291 6 Layanan Khusus 74 (Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang, 2015) 5

Dari total 371.915 pelanggan listrik pascabayar, sebesar 348.230 pelanggan berasal dari golongan tarif rumah tangga. Selain memiliki jumlah pelanggan yang lebih besar, golongan tarif rumah tangga listrik pascabayar juga memberikan sumbangan pendapatan paling besar dibandingkan dengan golongan tarif lainnya, yaitu sekitar 42% dari total pendapatan hasil penjualan energi listrik jenis pascabayar. 5% 3% 3% 24% 23% 42% Sosial Rumah Tangga Bisnis Industri Pemerintahan Layanan Khusus Gambar 1.3. Persentase pendapatan bulanan per golongan tarif pelanggan pascabayar (Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang, 2015) Dibalik besarnya jumlah pelanggan dan jumlah pendapatan yang dapat diterima dari pelanggan listrik pascabayar golongan tarif rumah tangga, terdapat potensi kerugian yang akan diterima oleh PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang, apabila pelanggann listrik pintar (pascabayar) golongan tarif rumah tangga tidak mampu menyelesaikan kewajiban membayar tagihan listrik tepat waktu. Adapun langkah proaktif yang dapat dilakukan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang adalah dengan cara mengoptimalkan proses peralihan (migrasi) pelanggan listrik pascabayar ke listrik prabayar. Meskipun pihak PLN telah menggratiskan biaya dalam proses peralihan ( migrasi), namun sebagian besar pelanggan listrik pascabayar golongan tarif rumah tangga masih enggan untuk beralih menjadi pelanggan listrik pintar (prabayar). Banyak hal yang akan menjadi pertimbangan pelanggan sebelum memutuskan beralih ke listrik pintar (prabayar), 6

diantaranya adalah informasi yang diperoleh dari lingkungan sekitar. Bila lingkungan terdekat memberikan informasi negatif, maka pelanggan listrik prabayar akan semakin enggan untuk beralih, begitu pun sebaliknya, apabila lingkungan terdekat memberikan informasi yang positif maka ketertarikan untuk beralih pun semakin besar. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan rasa ketertarikan pelanggan listrik pascabayar, maka PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang perlu membentuk lingkungan dengan informasi yang positif. Lingkungan dengan informasi yang positif dapat dibentuk dengan cara menjaga kepuasan pelanggan listrik pintar (prabayar). Apabila mereka merasa puas terhadap produk dan pelayanan yang diberikan, maka mereka diharapkan akan memberikan informasi yang positif kepada orang lain, dan secara sukarela memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk beralih ke listrik pintar (prabayar). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Bansal et al (2000), diketahui bahwa komunikasi dari mulut ke mulut terbukti lebih efektif dalam menyampaikan informasi, serta memiliki pengaruh lebih besar terhadap minat beli konsumen dibandingkan dengan promosi iklan. Dalam Global Consumer Study yang dilakukan oleh lembaga riset Nielsen, terlihat bahwa Indonesia termasuk dalam jajaran lima besar sebagai negara dimana komunikasi dari mulut ke mulut dianggap sebagai bentuk iklan yang paling kredibel. Mengingat bahwa biaya pemasaran dari mulut kemulut (Word of Mouth) lebih murah dan lebih efektif dibandingkan dengan biaya iklan, maka pemasaran produk listrik pintar (prabayar) dengan menggunakan strategi pemasaran Word of Mouth adalah langkah yang tepat. Menurut Kotler & Keller (200 9:174) Pemasaran dari mulut ke mulut (Word of Mouth) adalah komunikasi lisan, tertulis dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa. Word of Mouth yang diinginkan oleh perusahaan adalah Word of Mouth yang positif atau seluruh informasi yang 7

disampaikan merupakan informasi yang baik. Jika informasi yang disampaikan baik, maka kesan yang diterima oleh konsumen pun baik atau positif. Dan untuk membentuk Word of Mouth yang positif dibutuhkan variable pembentuk atau penyebab yang positif. Oleh karena itu dibutuhkan informasi dan perhitungan yang baik mengenai variable-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi Word of Mouth, sehingga pemasaran listrik pintar (prabayar) melalui Word of Mouth dapat berjalan dengan baik. Dalam hasil riset yang dilakukan oleh Frontier, terungkap bahwa konsumen Indonesia akan bercerita kepada 1-15 orang lainnya mengenai suatu produk apabila telah merasa puas. Konsumen yang merasa puas memiliki keinginan untuk menceritakan bahkan memberikan rekomendasi berdasarkan pengalaman pribadinya. Produk adalah elemen kunci dalam penawaran pasar. Pemimpin pasar biasanya menawarkan produk dan jasa bermutu tinggi yang memberikan nilai pelanggan yang paling unggul. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide Kotler & Keller (2009:3). Konsumen akan lebih menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja dan pelengkap inovatif yang terbaik. Jika kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat memenuhi selera pelanggan, maka produk-produk perusahaan akan selalu diminati dan dicari pelanggan. Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan berkualitas adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan harus memiliki kualitas yang baik agar mampu memberikan kepuasan bagi pelanggannya. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Aflit Nuryulia Praswati (2009) diperoleh bahwa disamping kepuasan, dimensi kualitas layanan secara langsung mempengaruhi Word of Mouth. 8

Apabila PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang telah mampu menunjukkan bahwa produk KWh meter prabayar yang disediakan memiliki kualitas unggul, serta mampu menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan jauh lebih baik, maka diharapkan pelanggan listrik pintar (prabayar) pun akan merasa puas. Dan apabila pelanggan listrik pintar (prabayar) telah merasa puas, maka diharapkan pelanggan listrik pintar (prabayar) akan senang berbagi cerita dan pengalamannya kepada orang lain, sehingga dapat memikat pelanggan listrik pascabayar untuk beralih (migrasi) ke listrik pintar (prabayar). Dengan kata lain, apabila telah diketahui besaran pengaruh faktorfaktor penyebab atau pembentuk Word of Mouth yang positif, maka diharapkan strategi pemasaran listrik pintar (prabayar) melalui Word of Mouth dapat dikembangkan sehingga membantu peningkatan jumlah pengguna listrik pintar (prabayar). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh secara langsung terhadap kepuasan pelanggan 2. Bagaimana kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh secara tidak langsung terhadap Word of Mouth melalui variabel intervening kepuasan pelanggan 3. Bagaimana kepuasan pelanggan berpengaruh secara langsung terhadap Word of Mouth 4. Bagaimana kualitas pelayanan berpengaruh secara langsung terhadap Word of Mouth 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui seberapa besar kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh secara langsung terhadap kepuasan pelanggan 9

2. Untuk mengetahui seberapa besar kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh secara tidak langsung terhadap Word of Mouth melalui variabel intervening kepuasan pelanggan 3. Untuk mengetahui seberapa besar berpengaruh secara langsung terhadap Word of Mouth 4. Untuk mengetahui seberapa besar kualitas pelayanan berpengaruh secara langsung terhadap Word of Mouth 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukkan atau pertimbangan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Area Tanjungkarang dalam kegiatan pemasaran listrik pintar (prabayar). 1.5. Kerangka Pemikiran Penelitian Keberhasilan strategi pemasaran dari mulut ke mulut (Word of Mouth), baik secara langsung maupun secara tidak langsung dipengaruhi oleh beberapa variabel, antara lain : 1. Kualitas Produk Kotler dan Armstrong (2004:347) menyatakan bahwa k ualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsifungsinya. Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsi-nya, maka dapat dikatakan bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agus Irwanto (2013) diketahui bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Adapun beberapa indikator yang dipakai untuk mengukur sejauh mana kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan adalah : Performance (Kinerja Fungsional produk) Features (Karakteristik sekunder atau pelengkap produk) 10

Reliability (Keandalan/probabilitas suatu produk berhasil menjalankan fungsinya) Conformance (Tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang ditetapkan) Durability (Daya tahan / ukuran umur operasi produk) Service Ability (Repairability /kemudahan perbaikan produk) Aesthetic (Estetika/Karakteristik subyektif terkait nilai-nilai estetika produk) Fit and Finish (Kesan produk atau karakteristik yang bersifat subyektif yang berkaitan dengan keadaan produk) 2. Kualitas Pelayanan Menurut Tjiptono (2007: 59) Kualitas pelayanan adalah tingkat kesempurnaan yang diharapkan, dan pengendalian atas kesempurnaan tersebut adalah untuk memenuhi keinginan atau harapan pelanggan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Vivied Vandaliza (2007) diketahui bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aflit Nuryulia Praswati (2009) diketahui bahwa kualitas pelayanan juga berpengaruh terhadap Word of Mouth. Adapun Kotler dan keller (2009:52) membagi lima determinasi kualitas pelayanan sebagai berikut : Reliability (Kehandalan pemberian layanan) Responsiveness (Daya tanggap layanan) Assurance (Jaminan layanan) Emphaty (Empati layanan) Tangibles (Fasilitas fisik kantor) 11

3. Kepuasan Pelanggan Menurut Rangkuti (2006:30), kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agus Irwanto (2013) diperoleh bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap Word of Mouth. beberapa indikator yang dipakai untuk mengukur sejauh mana kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap Word of Mouth adalah : Atributes Related to The Product (kesesuaian mutu produk dengan harapan) Atributes Related to The Service (kesesuaian mutu layanan dengan harapan) Atributes Related to The Purchase (Kemudahan pengaturan biaya) 4. Word of Mouth Komunikasi dari mulut ke mulut tidak hanya sebatas pembicaraan lisan tatap muka dari orang ke orang, namun dapat berupa pembicaraan melalui media sosial, chat room, blog maupun melalui media electronik lainnya. Parameter yang digunakan untuk pengukuran Word of Mouth pada penelitian ini adalah : Frekuensi komunikasi Kesenangan menceritakan pengalaman kepada orang lain Intensitas meyakinkan orang lain menggunakan produk Kesenangan merekomendasikan produk kepada orang lain Dari beberapa penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka kerangka pemikiran yang disusun dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagi berikut : 12

Gambar 1.4 Kerangka Pemikiran Penelitian 1.6. Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis pada penulisan ini adalah : 1. Hipotesis Ke-1 (H1) : Kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. 2. Hipotesis Ke-2 (H2) : Kualitas produk dan kualitas pelayanan berpengaruh secara tidak langsung, positif dan signifikan terhadap Word of Mouth melalui variabel intervening kepuasan pelanggan. 3. Hipotesis Ke-3 (H3) : Kepuasan pelanggan berpengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap Word of Mouth. 4. Hipotesis Ke-4 (H4) : Kualitas Pelayanan berpengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap Word of Mouth. 13