PT HALEYORA POWER KEPUTUSAN DIREKSI PT HALEYORA POWER. NOMOR: 096a.K/DIR-HP/2014 TENTANG PEDOMAN PT HALEYORA POWER BERSIH DIREKSI PT HALEYORA POWER

dokumen-dokumen yang mirip
c. bahwa untuk menciptakan PJB Bersih maka perlu disusun pedoman PJB

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN


P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Lampiran 4 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

P e d o m a n. Pengendalian Gratifikasi

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN

MEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX.

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I

Pedoman Dan Standard Operational Procedure Laporan Harta Kekayaan Pejabat Perusahaan (LHKPP) PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

Lampiran 5 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

PT. PATRA BADAK ARUN SOLUSI PERUBAHAN DOKUMEN

Daftar Isi. 2. Tujuan. 5. Bab III. BATASAN GRATIFIKASI Batasan Penerimaan Hadiah/Cinderamata dan/atau Hiburan 10

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (Conflict of Interest) PT Perkebunan Nusantara IX.

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

BSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem.

KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) KATA PENGANTAR

P e d o m a n. Anti Kecurangan (Fraud )

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)

MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP

PERNYATAAN KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT JASA RAHARJA (PERSERO)

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM (WBS)

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

Pedoman Kerja Dewan Komisaris

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PEMBERIAN GRATIFIKASI KEPADA PIHAK KETIGA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja.

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PT HALEYORA POWER KEPUTUSAN DIREKSI PT HALEYORA POWER NOMOR: 170.K/DIR-HP/2014 TENTANG

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

Transkripsi:

PT HALEYORA POWER KEPUTUSAN DIREKSI PT HALEYORA POWER NOMOR: 096a.K/DIR-HP/2014 TENTANG PEDOMAN PT HALEYORA POWER BERSIH DIREKSI PT HALEYORA POWER Menimbang : a. bahwa PT Haleyora Power (selanjutnya disebut HP) memiliki komitmen yang tinggi untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap proses bisnis Haleyora Power; b. bahwa dalam rangka menerapkan GCG sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, maka perlu melibatkan seluruh pihak baik internal maupun eksternal HP dan seluruh stakeholders HP melaui program HP Bersih ; c. bahwa untuk menciptakan HP Bersih maka perlu disusun pedoman HP Bersih, demi terciptanya HP yang tangguh (professional dan tahan goncangan/godaan), unggul (mengutamakan sistem, mutu dan inovasi) serta bermartabat (bersih dari segala bentuk penyimpangan dan kecurangan termasuk Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)); d. bahwa untuk mewajibkan penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelengara Negara (LHKPN) kepada Komisi Pemberatasan Korupsi maka perlu diatur tata cara berkenaan dengan LHKPN; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, dan d di atas, maka perlu ditetapkan Keputusan Direksi PT Haleyora Power tentang Pedoman HP Bersih. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan; 3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1980 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan PP RI Nomor 3 Tahun 2005 dan PP RI Nomor 26 Tahun 2006; 4. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER- 01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara; 5. Anggaran Dasar PT Haleyora Power; 6. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0734.K/DIR/2013 tentang Pengamanan Layanan Operasi dan Pemeliharaan untuk Bidang Transmisi

2 dan Distribusi Tenaga Listrik; 7. Perjanjian Kerjasama Strategis antara PT PLN (Persero) dan PT Haleyora Power Nomor 0037.PJ/040/DIR/2014 dan 007.PJ/613/DIR-HP/2014 tentang Pengamanan Layanan Operasi dan Pemeliharaan Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik di Lingkungan PT PLN (Persero); 8. Keputusan Direksi PT Haleyora Power Nomor 031.K/DIR-HP/2013 dan Keputusan Dewan Komisaris Nomor 001.K/DEKOM-HP/2013 tentang Pedoman Good Corporate Governance PT Haleyora Power; 9. Keputusan Direksi PT Haleyora Power Nomor 032.K/DIR-HP/2013 tentang Pedoman Perilaku PT Haleyora Power; 10. Keputusan Direksi PT Haleyora Power Nomor 023.K/DIR-HP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT Haleyora Power; 11. Keputusan Direksi PT Haleyora Power Nomor 024.K/DIR-HP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Region PT Haleyora Power; 12. Keputusan Direksi PT Haleyora Power Nomor 025.K/DIR-HP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Proyek PT Haleyora Power; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKSI PT HALEYORA POWER TENTANG PEDOMAN PT HALEYORA POWER BERSIH Pasal 1 Ketentuan Umum Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. HP adalah Perusahaan Perseroan (Persero) Anak Perusahaan PT PLN (Persero) yang salah satu bidang usahanya menyediakan Layanan Operasi dan Pemeliharaan untuk Bidang Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik yang didirikan dengan Akte Notaris Muhammad Hanafi, SH, Nomor 36 Tahun 2011 beserta perubahannya. 2. Organ HP adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. 3. Direksi adalah Organ HP yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan HP untuk kepentingan HP sesuai dengan maksud dan tujuan HP serta mewakili HP baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar yang terdiri dari beberapa orang Direktur dan seorang diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama. 4. Anak Perusahaan adalah Anak Perusahaan HP yang sahamnya lebih dari 90% dimiliki oleh HP. 5. Perusahaan Terafiliasi PT PLN (Persero) adalah Anak Perusahaan HP yang sahamnya lebih dari 50% dimiliki oleh HP. 6. Pegawai adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat, bekerja, dan diberi penghargaan/imbal jasa menurut ketentuan yang berlaku di HP.

3 7. Pejabat adalah pegawai/perorangan bukan pegawai yang diangkat oleh Direksi/ Pejabat yang memiliki kewenangan sesuai ketentuan yang berlaku. 8. Mitra Kerja adalah pihak-pihak yang bekerja sama dengan HP untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari kerja sama yang dibangun. 9. Pemangku Kepentingan (stakeholders) adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan HP yang timbul berdasarkan perjanjian dan/atau peraturan perundang-undangan. 10. Perniagaan adalah selain memiliki saham, menjadi Pengurus atau Direksi atau Komisaris termasuk juga mengendalikan, yaitu memberi peintah kepada Perusahaan walaupun atas nama orang lain. 11. HP Bersih adalah suatu program yang dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme agar meningkatkan budaya perusahaan (corporate culture) yang sehat di lingkungan HP. 12. Tindakan pelanggaran adalah segala tindakan dalam penyelenggaraan kegiatan HP yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, peraturan perusahaan, anggaran dasar, etika serta moral bisnis yang sehat. 13. Kegiatan usaha adalah memiliki saham pada suatu badan usaha, menjadi Pengurus (Direksi) atau Pengawas (Komisaris), termasuk juga mengendalikan kegiatan suatu badan usaha, yaitu memberi perintah kepada HP walaupun atas nama orang lain. 14. Keluarga Inti adalah anggota keluarga pegawai yaitu isti/suami, anak kandung / anak tiri / anak angkat. Pasal 2 Maksud dan Tujuan 1. Maksud ditetapkannya keputusan ini adalah sebagai Pedoman bagi Direksi / Pegawai / Pejabat / Mitra Kerja / Pemangku Kepentingan di lingkungan HP untuk terciptanya HP yang tangguh (profesional dan tahan goncangan/godaan), unggul (mengutamakan sistem, mutu dan inovasi), bermartabat (bersih dari segala bentuk penyimpangan dan kecuranga termasuk Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dan memenuhi pripsip-prinsip Good Corporate Governance yaitu tranparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian dan kewajaran serta meningkatkan Budaya Perusahaan (Corporate Culture) yang sehat di lingkungan HP. 2. Tujuan ditetapkan Keputusan ini adalah untuk : a. Mengupayakan internalisasi HP Bersih yang terus menerus agar semangat HP Bersih benar-benar menjadi Budaya Perusahaan (corporate culture) sehingga membantu meningkatkan tingkat kepercayaan publik terhadap HP. b. Mengoptimalkan nilai-nilai pedoman perilaku agar HP memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya secara berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan didirikannya HP.

4 c. Mendorong agar Direksi / Pegawai / Pejabat / Mitra Kerja / Pemangku Kepentingan melaksanakan tindakannya dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, peraturan perusahaan dan anggaran dasar HP agar terciptanya HP Bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Pasal 3 Ruang Lingkup Ruang Lingkup HP Bersih meliputi : a. Pengaturan terhadap Direksi dan Pegawai HP. b. Kegiatan penunjang HP Bersih. Pasal 4 Kewajiban Penerapan Pedoman HP Bersih RUPS, Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai, Pejabat, Mitra Kerja dan Pemangku Kepentingan wajib menerapkan HP Bersih secara konsisten dan berkelanjutan dengan berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar HP, dan Peraturan Internal HP yang terkait lainnya. Pasal 5 Prinsip HP Bersih Prinsip HP Bersih terdiri dari 4 (empat) pilar utama adalah sebagai berikut : 1. Partisipasi yaitu membangun dukungan dan rasa kepemilikan bersama, meliputi : a. Komitmen Integritas Internal HP, b. Collective Action yang merupakan komitmen bersama (HP, Vendor, dan Publik), c. Multistakeholders forum. 2. Integritas yaitu membangun manusia dan kultur, meliputi : a. Kepatuhan terhadap Code of Ethic (CoE), b. Kepatuhan terhadap Code of Conduct (CoC), c. Peningkatan Integritas Layanan Publik. 3. Tranparansi yaitu membangun sistem yang terbuka, meliputi : a. Responsif terhadap permintaan layanan informasi publik, b. Kemudahan permintaan informasi publik, c. Peningkatan keterbukaan informasi publik. 4. Akuntabilitas yaitu menciptakan mekanisme pertanggungjawaban, meliputi : a. Complaint Handling Mechanism yang responsive, b. Opini/pendapat hasil audit internal dan eksternal yang baik, c. Whistle Blowing System dan Pengelolaan Gratifikasi yang kredibel.

5 Pasal 6 Pelaksanaan HP Bersih 1. HP Bersih dilaksanakan di Lingkungan HP, Anak Perusahaan, dan Perusahaan Terafiliasi. 2. Pelaksanaan HP Bersih melibatkan semua Organ Perusahaan, Pegawai, Pejabat, Mitra Kerja dan Pemangku Kepentingan. Pasal 7 Direksi dan Pegawai yang Menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara 1. Direksi diwajibkan menyampaikan LHKPN kepada KPK. 2. Pegawai yang menduduki jabatan berikut ini diwajibkan menyampaikan LHKPN: a. Kepala Satuan b. Kepala Divisi c. Manager Kantor Pusat d. Manager Region 3. Direksi dan Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) yang belum pernah membuat LHKPN, maka akan membuat LHKPN per 1 Agustus 2014. 4. Direksi dan Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), dalam hal: a. Melaporkan harta kekayaannya untuk pertama kali, maka mengisi formulir LHKPN Model KPK-A. b. Melaporkan harta kekayaannya untuk kali kedua, maka mengisi formulir LHKPN Model KPK-B. 5. Setiap 2 (dua) tahun selama memangku jabatannya Direksi dan Pegawai wajib melaporkan kembali harta kekayaannya kepada KPK, dengan mengisi formulir LHKPN Model KPK-B. 6. Pengelolaan LHKPN di lingkungan HP dikoordinasikan oleh Satuan Audit dan Manajemen Risiko, meliputi: a. Melakukan monitoring dan evaluasi, b. Melakukan koordinasi dengan KPK, c. Melakukan permintaan formulir dengan KPK, d. Melakukan sosialisasi kebijakan LHKPN yang digariskan PT PLN (Persero). 7. Sosialisasi kebijakan LHKPN disampaikan kepada Pegawai di lingkungan Kantor Pusat dan Region dilakukan secara langsung melalui sarana pertemuan (workshop) atau melalui e-mail ke masing-masing Pegawai dengan menyertakan bahan-bahan yang diperlukan. Kegiatan tanya dan jawab dapat dilakukan melalui sarana e-mail yang tersedia.

6 8. Direksi berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Pengelola LHKPN, memberi peringatan dan mengenakan hukuman disiplin sesuai dengan Tata Tertib dan Disiplin Kerja kepada Pegawai yang lalai atau belum menyampaikan laporan harta kekayaan yang dimilikinya sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan. Pasal 8 Pelaporan Gratifikasi 1. Direksi dan Pegawai beserta anggota keluarga inti Direksi dan Pegawai melaporkan penolakan, penerimaan, pemberian dan permintaan Gratifikasi yang Dianggap Suap dan Gratifikasi Kedinasan ke HP terkait dengan hubungan dinas atau jabatan pejabat/pegawai HP. 2. Gratifikasi yang dapat Dianggap Suap adalah gratifikasi yang diperoleh Direksi dan Pegawai beserta anggota keluarga inti atau pejabat yang berkaitan dengan jabatan atau berlawanan dengan tugas dan kewajiban sebagai pejabat, antara lain: a. Karena jabatannya dapat mempengaruhi keputusan. b. Karena jabatannya untuk melakukan perbuatan/ tidak melakukan perbuatan dalam rangka kepentingan HP. c. Karena jabatannya untuk mempengaruhi pihak lain untuk nmelakukan perbuatan/ tidak melakukan perbuatan dalam rangka kepentingan HP. 3. Gratifikasi dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. 4. Gratifikasi dalam Kedinasan adalah Gratifikasi yang diterima oleh Direksi dan Pegawai beserta anggota keluarga inti, pejabat selaku wakil sah dari HP dalam pelaksanaan tugas kedinasannya. Penerimaan Gratifikasi Bukan Suap dan Kedinasan adalah gratifikasi yang diterima Direksi dan Pegawai beserta anggota keluarga inti berdasarkan kontrak yang sah dan atau merupakan kompensasi resmi atas prestasi yang telah dilakukan. 5. Direksi dan Pegawai beserta anggota keluarga inti Direksi dan Pegawai dilarang melakukan Perniagaan dengan HP. 6. Direksi dan Pegawai beserta anggota keluarga inti Direksi dan Pegawai tidak diperkenankan menduduki jabatan eksekutif (Direksi/Manager) di Koperasi HP/Anak Koperasi HP/Yayasan yang mempunyai hubungan Perniagaan dengan HP. 7. Sosialisasi gratifikasi dilakukan kepada seluruh Pegawai di lingkungan Kantor Pusat dan Kantor Region dengan menggunakan sarana efektif seperti e-mail atau pertemuan langsung dalam kegiatan penyuluhan (workshop). Bahan-bahan dalam rangka sosialisasi

7 gratifikasi didistribusikan kepada seluruh Pegawai melalui sarana efektif seperti e-mail atau pemuatan di laman HP. Pasal 8 Kegiatan Penunjang HP Bersih 1. Kegiatan penunjang pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam program HP Bersih antara lain adalah : a. Whistle Blowing System (WBS); b. Complaint Handling Mechanism (CHM); c. Collective Action; d. Multi Stakeholders Forum (MSF); e. Survey on Bribery Perception; f. Survey on Integrity; g. Managing Gratification; h. Transparancy Policies. 2. Whistle Blowing System (WBS); a. Whistle Blowing System (pengaduan pelanggaran) merupakan sarana komunikasi bagi pihak internal perusahaan untuk melaporkan perbuatan/perilaku/kejadian yang berhubungan dengan tindakan fraud, pelanggaran terhadap hukum, peraturan perusahaan, kode etik, dan benturan kepentingan yang dilakukan oleh pelaku di internal perusahaan. Pengaduan harus didasari itikad baik dan bukan merupakan suatu keluhan pribadi ataupun didasari kehendak buruk/fitnah. b. Tujuan WBS adalah sebagai sarana bagi pelapor untuk melaporkan tindakan fraud, pelanggaran terhadap hukum, peraturan perusahaan, kode etik, dan benturan kepentingan tanpa rasa takut atau khawatir karena dijamin kerahasiaannya. Agar pelanggaran yang terjadi dapat dideteksi dan dicegah sedini mungkin. 3. Complaint Handling Mechanism (CHM); a. Complaint Handling Mechanism (CHM) merupakan pedoman bagi penanganan dan tindak lanjut keluhan pelanggan terkait dengan layanan yang diberikan serta mengukur kepuasan pelanggan dengan menggunakan alat ukur yang tervalidasi. b. Media penyampaian adalah perlengkapan baik nyata maupun virtual tempat pelanggan menyampaikan keluhan berupa kotak (drop-box), alamat e-mail khusus, sms, contact centre, dan menu keluhan pelanggan pada laman HP.

8 4. Collective Action; a. Tindakan kolektif merupakan suatu tindakan yang memiliki makna yaitu ketika individu yang berinteraksi dengan individu lain dan hasilnya individu tersebut dapat mempengaruhi perilaku individu lainnya. Tindakan kolektif dilakukan terhadap mitra kerja dan unit terkait. b. Tujuan dari tindakan kolektif adalah dukungan dari mitra kerja atas program HP bersih dengan tidak melakukan praktik suap dan kecurangan berkaitan dengan kerja sama yang dilakukan oleh kedua belah pihak. 5. Multi Stakeholders Forum (MSF); a. Pemetaan yang dilakukan oleh HP meliputi pihak-pihak yang berkepentingan di lingkungan sekitar dan berkaitan dengan aktivitas usaha Perusahaan. b. Tujuan dari MSF adalah dukungan dari pihak-pihak yang berkepentingan atas program HP bersih dimana mendukung terciptanya good corporate governance yang dijalankan Perusahaan. 6. Survei on Bribery Perception dan Survey on Integrity; Survei yang dilakukan oleh pihak independen dalam rangka mendapatkan tanggapan atas pelaksanaan program HP bersih yang secara umum berkaitan dengan integritas pegawai HP. Pasal 9 Sistem Pelaporan 1. Direksi menunjuk Pegawai yang mengelola media penyampaian masyarakat terakit dengan aktivitas HP Bersih dalam perangkat secara nyata maupun virtual berupa kotak (drop-box), alamat e-mail khusus, sms, contact centre, dan menu keluhan pada laman HP. 2. Laporan terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di lingkungan HP meliputi Complaint Handling Mechanism (CHM), Whistle Blowing System (WBS), Gratifikasi serta Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) disampaikan Kepala Satuan, Kepala Divisi dan Manager melalui koordinasi Satuan Audit dan Manajemen Risiko. 3. Kejadian Gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Satuan Audit dan Manajemen Risiko dengan jangka waktu tidak melampaui 7 (tujuh) hari kerja sejak terjadinya Gratifikasi tersebut. 4. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan HP Bersih dilaporkan oleh setiap Pegawai HP kepada Kepala Satuan Audit dan Manajemen Risiko.