KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

A. Mata Kuliah Nursing Theorist

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

KETERAMPILAN PEMIMPIN KELOMPOK S I T I R O H M A H N U R H A Y A T I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. halusinasi. Meskipun bentuk halusinasinya bervariasi tetapi sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengirim pesan kepada penerima. Komunikasi merupakan aspek. pencapaian kesembuhan pasien (Siti Fatmawati, 2009:1)

KETERAMPILAN KONSELING BAGI GURU. 6/14/2010 Anne Hafina PPB UPI Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan (Nurhasanah, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara

TUJUAN WAWANCARA MEDIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

KONSELING REMAJA Putri Marlenny P, S.Psi, M.Psi, Psikolog Rumah Duta Revolusi Mental HP/WA :

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PENINGKATAN HARGA DIRI

KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Usia ini merupakan masa emas atau Golden Age, dimana seluruh. aspek pertumbuhan dan perkembangan sangatlah pesat.

TRIAD OF CONCERN KELOMPOK 3.B. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Sumatera Utara. Jalan Alumni No. 2 Kampus USU Medan PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Keterampilan Komunikasi

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanda-tanda (alamiah atau universal) berupa simbol-simbol (berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

Pengertian Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu, khususnya profesi (konselor, guru, relawan, rohaniawan) dalam membantu & mendampingi klien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Interaksi yang dilakukan perawat menimbulkan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan berkembang.

PERTEMUAN 11: KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN. Jl. Piere Tendean No. 24 Telp , fax Semarang, 50131

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL ABIMANYU RSJD SURAKARTA

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian


RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. (Narendra, 2004). Pembelajaran pada masa golden age merupakan wahana

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan dalam kehidupan dapat memicu seseorang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA SESI I: PENGENALAN ORANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami komunikasi non verbal (Santrock, 2007 cit. Dalimunthe, 2008). interaksi (Eggen, 2004 cit. Dalimunthe, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada fungsi mental, yang meliputi: emosi, pikiran, perilaku,

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.T DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI BANGSAL SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang menentukan gaya personal individu serta mempengaruhi

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

Transkripsi:

TUJUAN KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS R. NETY RUSTIKAYANTI, M.KEP 2017 Mengidentifikasi faktor individu dan lingkungan yang mempengaruhi komunikasi Mendiskusikan perbedaan komunikasi verbal dan non verbal, serta mengidentifikasi contoh komunikasi non verbal Mengidentifikasi perilaku perawat yang berfokus pada peningkatan keterampilan komunikasi PROSES KOMUNIKASI Individu berkomunikasi dengan orang lain untuk mendapatkan informasi, kenyamanan atau saran Individu mengirim pesan (sender) menginisiasi hubungan interpersonal Pesan merupakan informasi yang disampaikan atau diekspresikan Pesan disampaikan melalui media dengar, lihat, raba, cium Penerimaan umpan balik Fx individu Fx emosi: mood, respon terhadap stres, bias personal Fx sosial: pengalaman sebelumnya, perbedaan budaya, perbedaan bahasa Faktor kognitif: kemampuan menyelesaikan masalah, tingkat pengetahuan, penggunaan bahasa Fx lingkungan Fx fisik: kebisingan, kurang privasi, akomodasi ketidaknyamanan Determinan sosial: sosiopolitis, riwayat, fx ekonomi, kehadiran orang lain, harapan orang lain Status sosial Kekuasaan Jenis hubungan Usia dll 1

WAWANCARA KLINIS KETERAMPILAN WAWANCARA Wawancara klinis memiliki tujuan khusus, yang dibatasi waktu, tempat dan lama Perawat harus memiliki kemampuan melakukan wawancara pada pasien Umumnya tehnik wawancara berdasarkan pada keluhan pasien yang melibatkan kognisi dan kemampuan bahasa Klasifikasi keterampilan wawancara Umum Etnografi Panduan KOMUNIKASI NON VERBAL KOMUNIKASI VERBAL Nada suara Tekanan pada tiap kata Penampilan fisik Ekspresi wajah Postur tubuh Gestur tangan Seluruh kata-kata yang diucapkan Mengkomunikasikan: nilai dan keyakinan, persepsi dan makna Menyampaikan Ketertarikan dan pemahaman Ketidaksukaan dan pemutusan Pesan ganda atau mixed TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK TEHNIK KLARIFIKASI Alat untuk meningkatkan komunikasi Penggunaan silence Mendengar aktif Mendengar dengan empati Parafrase Jadi dapat Saya simpulkan. Mengulang Ps: Hidup Saya hampa tidak berarti Pr: Hidup Anda tidak berarti? Refleksi Ps: Ners, apakah Saya memang perlu dirawat? Pr: Bagaimana menurut Anda? Eksplorasi Ps: Tidak seorang pun peduli pada Saya Pr: Bagaimana bentuk ketidakpedulian yang Anda rasakan? 2

MENGAJUKAN PERTANYAAN DAN MENDAPATKAN RESPON PASIEN Open-ended question Closed-ended question TEHNIK KOMUNIKASI NON TERAPEUTIK Pertanyaan berlebihan Memberikan persetujuan atau tidak setuju Memberi saran Mengajukan pertanyaan mengapa? PERTIMBANGAN BUDAYA PERSIAPAN WAWANCARA Gaya komunikasi Sentuh Filter budaya prasangka atau dugaan Langkah-langkah Setting Tempat duduk Perkenalan Inisiasi wawancara MEMPERHATIKAN PERILAKU PROSES PEREKAMAN Dasar wawancara Bahasa tubuh Kualitas vokal Alur verbal Menuliskan segmen dari sesi perawat-pasien yang menunjukan adanya perilaku verbal dan non verbal pasien dan perawat Penggunaan tool dalam mengidentifikasi pola komunikasi 3

WAWANCARA KELOMPOK KHUSUS WAWANCARA ANAK Kelompok khusus: bayi, anak, remaja, pasien dengan kemampuan verbal kurang, pasien dengan penyakit fisik atau mental berdampak pada komunikasi Dipengaruhi tahap perkembangan, penyakit fisik seperti Alzheimer atau demensia seperti halnya penyakit mental ditandai delusi dan halusinasi Bayi dan anak memerlukan waktu yang lama untuk dapat berkomunikasi Mewawancara bayi dan anak melibatkan observasi dan bahasa dengan memperhatikan tahap perkembangan Orang tua dan pengasuh diwawancara sebagai sumber informasi WAWANCARA ANAK WAWANCARA REMAJA Bermain memfasilitasi sosialisasi anak untuk dapat bekerja sama, bercerita, dan kontrol diri Bermain memfasilitasi belajar anak Bermain sebagai hiburan bagi anak Jangan menggunakan istilah sulit Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan disukai remaja Gunakan narasi Hindari pemaksaan enggan bicara WAWANCARA PASIEN GANGGUAN JIWA Perawat harus menyiapkan diri sebelum mewawancara klien gangguan jiwa Memerlukan pengetahuan tentang penyakit mental termasuk manifestasi penyakit yang dapat mempengaruhi proses wawancara Wawancara dipengaruhi adanya halusinasi, delusi, kewaspadaan yang tinggi, keterbatasan kata-kata, dampak kecemasan atau depresi, impulsif, atau perilaku diluar batas WAWANCARA PASIEN GANGGUAN JIWA Perawat harus menyadari gangguan yang serius dan berpotensi mengamuk Perawat harus menyadari efek dari medikasi klien Perawat tidak boleh bereaksi lebih terhadap klien yang berisi kekerasan atau seksualitas Perawat harus mampu mengkaji risiko situasi wawancara dan mengambil tindakan aman 4

WAWANCARA PASIEN DENGAN GANGGUAN ATAU LOW VERBAL Perawat harus memperhatikan seluruh aspek pasien yang hanya dapat berkomunikasi non verbal, low verbal atau pola bicara inkoheren Bahasa ekspresif digunakan pada pasien dengan penyakit fisik (Alzheimer) atau penyakit mental (halusinasi dan delusi) Perawat harus menyadari tujuan wawancara 5