TUJUAN KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS R. NETY RUSTIKAYANTI, M.KEP 2017 Mengidentifikasi faktor individu dan lingkungan yang mempengaruhi komunikasi Mendiskusikan perbedaan komunikasi verbal dan non verbal, serta mengidentifikasi contoh komunikasi non verbal Mengidentifikasi perilaku perawat yang berfokus pada peningkatan keterampilan komunikasi PROSES KOMUNIKASI Individu berkomunikasi dengan orang lain untuk mendapatkan informasi, kenyamanan atau saran Individu mengirim pesan (sender) menginisiasi hubungan interpersonal Pesan merupakan informasi yang disampaikan atau diekspresikan Pesan disampaikan melalui media dengar, lihat, raba, cium Penerimaan umpan balik Fx individu Fx emosi: mood, respon terhadap stres, bias personal Fx sosial: pengalaman sebelumnya, perbedaan budaya, perbedaan bahasa Faktor kognitif: kemampuan menyelesaikan masalah, tingkat pengetahuan, penggunaan bahasa Fx lingkungan Fx fisik: kebisingan, kurang privasi, akomodasi ketidaknyamanan Determinan sosial: sosiopolitis, riwayat, fx ekonomi, kehadiran orang lain, harapan orang lain Status sosial Kekuasaan Jenis hubungan Usia dll 1
WAWANCARA KLINIS KETERAMPILAN WAWANCARA Wawancara klinis memiliki tujuan khusus, yang dibatasi waktu, tempat dan lama Perawat harus memiliki kemampuan melakukan wawancara pada pasien Umumnya tehnik wawancara berdasarkan pada keluhan pasien yang melibatkan kognisi dan kemampuan bahasa Klasifikasi keterampilan wawancara Umum Etnografi Panduan KOMUNIKASI NON VERBAL KOMUNIKASI VERBAL Nada suara Tekanan pada tiap kata Penampilan fisik Ekspresi wajah Postur tubuh Gestur tangan Seluruh kata-kata yang diucapkan Mengkomunikasikan: nilai dan keyakinan, persepsi dan makna Menyampaikan Ketertarikan dan pemahaman Ketidaksukaan dan pemutusan Pesan ganda atau mixed TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK TEHNIK KLARIFIKASI Alat untuk meningkatkan komunikasi Penggunaan silence Mendengar aktif Mendengar dengan empati Parafrase Jadi dapat Saya simpulkan. Mengulang Ps: Hidup Saya hampa tidak berarti Pr: Hidup Anda tidak berarti? Refleksi Ps: Ners, apakah Saya memang perlu dirawat? Pr: Bagaimana menurut Anda? Eksplorasi Ps: Tidak seorang pun peduli pada Saya Pr: Bagaimana bentuk ketidakpedulian yang Anda rasakan? 2
MENGAJUKAN PERTANYAAN DAN MENDAPATKAN RESPON PASIEN Open-ended question Closed-ended question TEHNIK KOMUNIKASI NON TERAPEUTIK Pertanyaan berlebihan Memberikan persetujuan atau tidak setuju Memberi saran Mengajukan pertanyaan mengapa? PERTIMBANGAN BUDAYA PERSIAPAN WAWANCARA Gaya komunikasi Sentuh Filter budaya prasangka atau dugaan Langkah-langkah Setting Tempat duduk Perkenalan Inisiasi wawancara MEMPERHATIKAN PERILAKU PROSES PEREKAMAN Dasar wawancara Bahasa tubuh Kualitas vokal Alur verbal Menuliskan segmen dari sesi perawat-pasien yang menunjukan adanya perilaku verbal dan non verbal pasien dan perawat Penggunaan tool dalam mengidentifikasi pola komunikasi 3
WAWANCARA KELOMPOK KHUSUS WAWANCARA ANAK Kelompok khusus: bayi, anak, remaja, pasien dengan kemampuan verbal kurang, pasien dengan penyakit fisik atau mental berdampak pada komunikasi Dipengaruhi tahap perkembangan, penyakit fisik seperti Alzheimer atau demensia seperti halnya penyakit mental ditandai delusi dan halusinasi Bayi dan anak memerlukan waktu yang lama untuk dapat berkomunikasi Mewawancara bayi dan anak melibatkan observasi dan bahasa dengan memperhatikan tahap perkembangan Orang tua dan pengasuh diwawancara sebagai sumber informasi WAWANCARA ANAK WAWANCARA REMAJA Bermain memfasilitasi sosialisasi anak untuk dapat bekerja sama, bercerita, dan kontrol diri Bermain memfasilitasi belajar anak Bermain sebagai hiburan bagi anak Jangan menggunakan istilah sulit Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan disukai remaja Gunakan narasi Hindari pemaksaan enggan bicara WAWANCARA PASIEN GANGGUAN JIWA Perawat harus menyiapkan diri sebelum mewawancara klien gangguan jiwa Memerlukan pengetahuan tentang penyakit mental termasuk manifestasi penyakit yang dapat mempengaruhi proses wawancara Wawancara dipengaruhi adanya halusinasi, delusi, kewaspadaan yang tinggi, keterbatasan kata-kata, dampak kecemasan atau depresi, impulsif, atau perilaku diluar batas WAWANCARA PASIEN GANGGUAN JIWA Perawat harus menyadari gangguan yang serius dan berpotensi mengamuk Perawat harus menyadari efek dari medikasi klien Perawat tidak boleh bereaksi lebih terhadap klien yang berisi kekerasan atau seksualitas Perawat harus mampu mengkaji risiko situasi wawancara dan mengambil tindakan aman 4
WAWANCARA PASIEN DENGAN GANGGUAN ATAU LOW VERBAL Perawat harus memperhatikan seluruh aspek pasien yang hanya dapat berkomunikasi non verbal, low verbal atau pola bicara inkoheren Bahasa ekspresif digunakan pada pasien dengan penyakit fisik (Alzheimer) atau penyakit mental (halusinasi dan delusi) Perawat harus menyadari tujuan wawancara 5